Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64543 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ganeca Widyastuti
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku perbankan dalam menentukan besarnya resio excess reserve dihadapkan pada perubahan rasio cadangan wajib dan suku bunga pasar uang antarbank. Selain itu ingin diketahui mekanisme operasi dari masing-masing instrumen moneter dan dampak dari perubahan rasio cadangan wajib 1988 dan 1995. Metode penelitian yang digunakan adalah metode regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan memakai data bulanan periode 1983.01-1996.04. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara rasio cadangan wajib dengan rasio excess reserve. Hal ini menunjukkan konsistensi antara tujuan dari diberlakukannya ketentuan rasio cadangan wajib dengan uang beredar. Sedangkan hubungan antara rasio excess reserve dengan suku bunga call money dipengaruhi oleh deregulasi pemerintah menunjukkan bahwa pada periode 1983.01-1988.10 terdapat hubungan negatif antara keduanya dan untuk periode 1988.11-1996.04 terdapat hubungan positi£ Terjadi perubahan respon perbankan dilihat dari rasio excess reserve- terhadap perubahan suku bunga call money. Kemudian didapatkan bahwa elastisitas rasio excess reserve terhadap suku bunga call money meningkat dengan menurunnya rasio cadangan wajib dan demikian pula sebaliknya. Singkatnya penurunan rasio cadangan wajib mempunyai potensi untuk membuat excess reserve dan uang primer lebih volatile yang berarti melemahkan kendali moneter terhadap uang beredar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiana Prawitasari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto Nugroho
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivano Osmar
"Setelah deregulasi perbankan 1 Juni 1983, kebijaksanaan untuk mengontrol jumlah uang beredar tidak lagi dilakukan otoritas moneter dengan cara langsung terhadap uang primer, tapi dengan cara mempengaruhi money multiplier-nya. oleh sebab itu, menganalisa perilaku komponen money multiplier menjadi menarik diteliti agar otoritas moneter dapat menentukan jumlah uang beredar dengar tepat. Perilaku dari komponen money multiplier dicerminkan oleh perilaku masyarakat, bank komersial dan pemerintah didalam proses penciptaan uang, yang ternyata ketiga pelaku tersebut mempunyai keterkaitan yang erat. Berdasarkan hal itu, metode uji Vector Auto Regression merupakan metode yang tepat saat ini untuk menguji kausalitas antar komponen money multiplier terhadap uang beredar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudha Dharma Prayogo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Doddy Ariefianto
"Tesis ini melakukan penelitian pada keberadaan dan karakteristik ekonomi co-movement mata uang ASEAN 4. Secara lebih spesifik, penelitian ditujukan untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni (1) apakah pergerakan bersama tersebut berarti secara statistik?, (2) jika signifikan, mekanisme fundamental apakah yang melandasinya? Studi literatur lebih lanjut menunjukkan kemungkinan teori Optiumm Currency Area (OCA) berperan sebagai penjelas dan (3) apakah fenomena co-movement ini adalah dampak faktor global (pergerakan JPY).
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, tesis ini menggunakan model Vecfor Error Correction Model (VECM) untuk merangkum dinamika jangka pendek dan jangka panjang co-movement mata uang ASEAN 4 dan variabel karakteristik OCA. Stalistik koefisien yang melebihi nilai kritis merupakan syarat untuk menyatakan bahwa fenomena co-movement mata uang ASEAN 4 adalah berarti dan dapat dijelaskan oleh OCA. Statistik yang dianalisis ini meliputi: koelisien kointegrasi, stabilitas, dan pemenuhan persyaratan asumsi klasik. Variabel karakteristik OCA yang dipilih meliputi jumlah uang bcredar (MI), tingkat bunga deposito, inflasi dan pendapatan riil domestik. Semua variabel diukur terhadap suatu benchmark tertentu, yakni Amerika Serikat, mengingat co-movement mata uang ASEAN 4 diamati terhadap USD. Disamping itu pergerakan nilai tukar USD/JPY juga dimasudkan sebagai variabel kontrol, untuk membuka kemungkinan keberadaan faktor global lain yang berpengaruh pada co-movement ASEAN 4.
lnferensi terhadap hasil estimasi memberikan tiga kesimpulan panting, yakni:
1. Co-movement diantara mata uang ASEAN4 merupakan suatu fenomena yang kurang didukung oleh data. Hal ini bisa dilihat dari tingkat signifikansi yang rendah dari hasil estimasi persamaan jangka pendek dan jangka panjang baik pada OCA bivariat maupun model lengkap. Disamping itu tanda dari koeflsien yang diperoleh juga tidak homogen.
2. Teori OCA tidak terlihat cukup robust didalam menjelaskan fenomena co-movement yang ada. Hal ini berlaku baik pada model Iengkap maupun model bivariat. Indikasi atas hal ini dapat dilihat dari rendahnya signifikansi dari variabel eksogen didalam ECM.
3. Keberadaan OCA juga merupakan fenomena global. Hal ini terindikasi dari homogenitas tanda koefisien dan juga signifikansi parameter yangcukup baik dari variabel pengaruh JPY."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu tujuan kebijakan moneter dapat ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan investasi di sektor rill. Perkembangan kegiatan di sektor riil tersebut pada dasarnya sangat tergantung pada perkembangan likuiditas dan suku bunga di pasar keuangan. Skripsi ini mencoba untuk mempelajari pendekatan moneter terhadap tingkat suku bunga yang terjadi khususnya suku bunga PUAB dengan menggunakan model dasar yang dipergunakan oleh Bambang Hermanto (2002) dalam studi empirisnya, digunakan dalam skripsi ini dengan data time series bulanan yang terdiri suku bunga PUAB, suku bunga SBI, volume lelang / OPT, dan jumlah uang beredar. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan menggunakan model ekonometrikan dan diuji oleh beberapa alat analisis regresi. Perhitungan statistiknya menggunakan formulasi koefisien determinasi, uji t, uji f, uji autokorelasi (Durbin-Watson) dan uji multikolinearitas dengan menggunakan alat bantuan perhitungan SPSS. Hasil studi ini menunjukkan terdapat dugaan yang kuat berlakunya pengaruh variabel pasar uang antar bank (PUAB) terhadap tingkat suku bunga PUAB yang terjadi di Indonesia. Hasil pengujian t statistik menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yan signifikan dari variabel PUAB (suku bunga SBI, volume lelang / OPT, dan jumlah uang beredar) terhadap tingkat suku bunga PUAB. Hasil pengujian F statistik menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel PUAB (suku bunga SBI, volume lelang / OPT, dan jumlah uang beredar) terhadap tingkat suku bungan PUAB."
JEKOBIS 6:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu tujuan kebijakan moneter dapat ditunjukkan oleh tingkat pertumbuhan investasi di sektor rill. Perkembangan kegiatan di sektor riil tersebut pada dasarnya sangat tergantung pada perkembangan likuiditas dan suku bunga di pasar keuangan. Skripsi ini mencoba untuk mempelajari pendekatan moneter terhadap tingkat suku bunga yang terjadi khususnya suku bunga PUAB dengan menggunakan model dasar yang dipergunakan oleh Bambang Hermanto (2002) dalam studi empirisnya, digunakan dalam skripsi ini dengan data time series bulanan yang terdiri suku bunga PUAB, suku bunga SBI, volume lelang / OPT, dan jumlah uang beredar. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan menggunakan model ekonometrikan dan diuji oleh beberapa alat analisis regresi. Perhitungan statistiknya menggunakan formulasi koefisien determinasi, uji t, uji f, uji autokorelasi (Durbin-Watson) dan uji multikolinearitas dengan menggunakan alat bantuan perhitungan SPSS. Hasil studi ini menunjukkan terdapat dugaan yang kuat berlakunya pengaruh variabel pasar uang antar bank (PUAB) terhadap tingkat suku bunga PUAB yang terjadi di Indonesia. Hasil pengujian t statistik menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yan signifikan dari variabel PUAB (suku bunga SBI, volume lelang / OPT, dan jumlah uang beredar) terhadap tingkat suku bunga PUAB. Hasil pengujian F statistik menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel PUAB (suku bunga SBI, volume lelang / OPT, dan jumlah uang beredar) terhadap tingkat suku bungan PUAB."
JEKOBIS 6:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amrullah
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27340
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Muhammad Nasim
"Banyak sasaran yang ingin dicapai secara serentak serta tidak berfungsinya mekanisme transmisi secara efisien akibat disintermediasi dalam sistem keuangan menyebabkan pengendalian moneter secara tidak langsung menjadi kurang efektif. Di satu sisi, perkembangan nilai tukar yang belum stabil dan inflasi yang masih tinggi memaksa Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk mempertahankan kebijakan uang ketat, yang berakibat tingginya suku bunga di dalam negeri. Di sisi lain, tingginya suku bunga telah berdampak negatif terhadap dunia usaha karena membengkaknya kewajiban pembayaran bunga dan terhentinya pemberian kredit barn oleh perbankan, akibatnya nonperforming loan (NPL) meningkat dan bank-bank beroperasi dengan negative spread.
Penelitian ini mengevaluasi kembali apakah mekanisme transmisi yang selama ini dipergunakan masih relevan dijalankan dan mencari alternatif mekanisme lainnya yang lebih mengakomodasi terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terbuka. Dengan menggunakan indeks kondisi moneter (IKM) sebagai sasaran antara pada mekanisme transmisi kebijakan moneter akan diketahui ketat atau tidaknya stance dari kebijakan moneter yang ditempuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks kondisi moneter (1KM) dapat memberikan informasi tentang akan dilakukannya pengetatan atau pelonggaran moneter di Indonesia. Pergerakan indeks kondisi moneter (IKM) ditentukan oleh gejolak dari komponen yang membentuk indeks kondisi moneter (1KM) yaitu suku bunga dan nilai tukar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>