Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siahaan, Tangkas Arief Manuasar
"lndustri kendaraan bermotor Indonesia dilindungi oleh larangan impor kendaraan dalam bentuk CBU (Completely Built-Up), tarif atas impor kendaraan dalam bentuk CKD (Completely Knocked-Down) dan persyaratan kandungan lokal. Tulisan ini bertujuan melakukan pengukuran atas biaya perekonomian yang ditimbulkan oleh regime proteksi tersebut, serta pengukuran atas besarnya perubahan biaya neto oleh adanya reformasi kebijakan, yaitu dari proteksi yang bersifat hambatan kuantitatif (larangan impor dan persyaratan kandungan lokal) kebentuk proteksi tarif semata. Termasuk di dalam pengukuran adalah besarnya transfer dan biaya diantara kelompok-kelompok masyarakat dalam perekonomian. Sekalipun telah banyak literatur yang memberikan penjelasan teoritis atas biayamanfaat yang ditimbulkan oleh proteksi, namun perhitungan aktualnya, terutama bagi Indonesia, masih jarang dilakukan. Metode perhitungan menggunakan model yang dikembangkan oleh Wendy E. Takacs. Suatu model analisa keseimbangan statis, untuk membandingkan dua skenario kebijaksanaan dalam suatu periode. Dalam hal ini kondisi keseimbangan dalam pasar kendaraan dibawah regime yang protektif dengan pasar kendaraan dibawah regime tarif semata. Dampak dari suatu kebijaksanaan dilihat sebagai dampak perubahan dalam nilai-nilai parameter kebijaksanaannya terhadap perubahan dalam nilai kerugian dan transfer diantara kelompokkelompok dalam masyarakat. Hasil perhitungan menunjukan bahwa regime otomotif yang protektif telah menimbulkan sejumlah transfer kepada industri perakitan dan industri komponen diatas kerugian yang harus dipikul oleh konsumen. Konsumen membayar 18-19 juta rupiah lebih mahal dari yang semestinya dibayar jika pasar dalam persaingan bebas. Penghapusan larangan impor kendaraan dalam bentuk CBU semestinya memberi peluang bagi impor yang tidak terbatas, pada tingkat tarif yang berlaku. Harga yang harus dibayar oleh konsumen juga turun menjadi harga impor plus tarif. Secara keseluruhan, penghapusan proteksi dalam bentuk pembatasan kuantitatif, dan menggantikannya dengan proteksi dalam bentuk tarif semata, semestinya lebih menguntungkan konsumen. Namun tingkat tarif yang demikian tinggi justru menyebabkan kerugian konsumen per unit kendaraan sebesar, berturut-turut, 42 juta rupiah, 23juta rupiah dan 19 juta rupiah, berdasarkan asumsi tarif 200%, 100% dan 80%. Jika pemerintah bersungguh-sungguh dengan komitmennya dalam mendorong industri otomotif agar lebih berdaya saing, maka deregulasi Juni'93 harus dilanjutkan dengan kebijakan penurunan tarif secara berangsur-angsur, hingga tarif atas kendaraan CBU dan CKD hilang sama sekali. Program-program penciutan merek juga perlu dilanjutkan, hingga produksi kendaraan di Indonesia hanya terbatas pada beberapa merek kendaraan. Dan akhirnya, untuk mengantisipasi perdagangan bebas di masa mendatang, kebijakan industri otomotif harus mengubah orientasinya dari substitusi impor ke arah promosi ekspor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finny Fauzana
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S23003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Irpan Syahputri
"Industri otomotif merupakan salah satu industri manufaktur yang paling terdampak globalisasi atau disebut oleh Dicken sebagai the most globalized industry. Dalam bahasan perdagangannya, globalisasi industri otomotif utamanya mengacu pada Structural Adjustment WTO. Sejumlah literatur hubungan internasional banyak membahas globalisasi industri, namun demikian belum adanya pemahaman menyeluruh menggunakan pendekatan sektoral yang spesifik. Tinjauan literatur ini hadir dalam mengisi kesenjangan tersebut, membahas globalisasi industri otomotif dengan berfokus pada relasi dua aktor—bisnis dan negara, fokus yang memperkuat esensi dari kajian Ilmu Hubungan Internasional. Dalam menyusunnya, penulis mengklasifikasikan literatur berdasarkan taksonomi dan mengidentifikasi dua tema umum yakni karakteristik dan perkembangan, serta peristiwa internasional yang mempengaruhi globalisasi industri otomotif. Tinjauan literatur ini memiliki tiga argumen. Pertama, penguatan peran aktor bisnis berada pada aktivitas merger dan akuisisi, karakteristik Producer Driven-Global Value Chain (PD-GVC), dan standardisasi yang lebih kompleks dari lean production. Kedua, penguatan peran aktor negara dalam bentuk regulasi pajak, penunjukan produk unggul, desentralisasi pusat industri, serta subsidi dalam riset dan pengembangan. Ketiga, relasi aktor bisnis dan negara berkaitan dengan penguatan masing-masing aktor. Aktivitas mengenai sistem produksi didominasi oleh aktor bisnis, sebaliknya, aktivitas yang berkaitan dengan kebijakan industri didominasi oleh aktor negara. Kedua aktor memiliki posisi dominannya masing-masing, dan disaat yang bersamaan posisi tersebut membuat pola relasi yang bersifat kontekstual mengikuti aktor yang lebih dominan.

The automotive industry is one of the most impacted industries for globalization or what Dicken calls as the ‘most globalized industry’. In international trade discussion, the globalization of the automotive industry mainly refers to the WTO's Structural Adjustment. Many international relations literatures discuss industrial globalization, however, there is no comprehensive understanding of using a specific sectoral approach. This literature review is present in filling that niche, examine globalization of the automotive industry by focusing on the relations between the two main actors—state and business, a focus that reinforces the essence of the study of IR. In compiling it, the author uses a taxonomic method and identifies two general themes, namely characteristics and developments, also international events that affect the globalization of the automotive industry. This literature review argues that: First, the role of business actors strengthening in merger and acquisition activities, characteristics of Producer Driven-Global Value Chain (PD-GVC), and more complex standardization of lean production. Second, the role of state actors strengthening in the form of tax regulations, the appointment of product champion, industrial center decentralization, and subsidies in research and development. Third, the relations between business and state actors are related to the strengthening of each of the actors previously. Activities related to the production system are dominated by business actors, in contrast, activities related to industrial policies are dominated by state actors. Both actors have their respective dominant positions, and at the same time, these positions create a contextual relationship pattern that follows which more dominant actor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sharmila Erizaputri
"Sebagai salah satu industri yang kokoh di Indonesia, sektor otomotif memiliki peranan yang penting di dalam industri manufaktur Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, ada peningkatan dalam penanaman modal asing PMA dan ekspor yang mengindikasikan bahwa industri otomotif terintegrasi dalam jaringan produksi global. Tulisan ini bertujuan untuk melihat implikasi dari jaringan produksi global ke perkembangan industri dan kesejahteraan sosial dalam bentuk perbaikan ekonomi dan sosial dalam industri otomotif Indonesia. Menggunakan pendekatan pengukuran parsimonious, set dari indikator digunakan untuk merepresentasikan bagaimanakah keadaan di dimensi ekonomi dan sosial dari industri otomotif Indonesia, dari tahun 2000 sampai tahun 2014. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa mengikuti pertumbuhan industri otomotif yang impresif, ternyata selama 14 tahun tersebut, sektor otomotif mengalami perbaikan di kedua dimensi, yatu ekonomi dan sosial.

One of the most robust industries in Indonesia, the automotive sector plays an important role in Indonesian manufacturing industry. Over the past years, there has been an increase in foreign direct investment FDI and export which indicate that automotive industry is well integrated in a global production network. This study attempts to clarify the implication of global production network GPN to industrial development and social well being in the form of economic and social upgrading within the Indonesia automotive industry. Using parsimonious measurement approach, set of indicators are created to represent to what extent is the condition of economic and social realms in Indonesian automotive industry during the year of 2000 until 2014. It found that follow up the impressive growth over the past years, the Indonesian automotive sector underwent both upgrading in economic and social realms."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Murtiwi Widyastuti
"Kemajuan teknologi dalam industri otomotif dan kebutuhan pasar otomotif yang potensial, memaksa para ATPM untuk mengembangkan produknya. Namun pasar potensial tersebut berubah cepat, sebagai akibat adanya krisis ekonomi. Situasi pasar otomotif semakin tidak pasti dan sulit untuk diprediksi. Biaya produksi naik tiga kali lipat dari kondisi sebelumnya, ditandai dengan nilai dollar terhadap nilai rupiah sebelumnya Rp 2.400,- per dollar, kini Rp 8.400,- per dollar.
Keadaan ini memaksa para pemegang ATPM untuk mengembangkan strategi bersaing agar unggul dibanding pemegang ATPM lainnya, paling tidak dapat bertahan hidup di masa krisis ini. Untuk mengetahui upaya pemegang ATPM dalam menanggapi krisis ekonomi, penulis mengadakan penelitian dengan metode diskripsi analistik dan bersifat studi kasus pada PT Indomobil Suzuki Internasional, yaitu untuk mengetahui strategi bersaing dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan ini hingga mengantarkannya masuk ke papan atas dalam industri otomotif Indonesia.
Perusahaan ini dapat unggul bersaing dibanding pemegang ATPM lain di Indonesia ternyata dengan menerapkan strategi bersaing berdasarkan pendekatan "Market Based". Hal ini sesuai dengan latar belakang PT Indomobil Suzuki Internasional yang semula sebagai agen penjualan produk otomotif. Disamping itu perusahaan ini dapat pula mengatasi permasalahan sumber daya manusianya, dengan tidak mem-PHK secara besar-besaran, meskipun biaya gaji terus meningkat.
Perusahaan ini dapat menekan biaya produksinya melalui pengawasan pada setiap tahap proses produksi. Strategi keunggulan bersaing dengan pendekatan market based, didukung penerapan strategi pemasaran dengan istilah Pull and Push Strategy. Selain itu juga melakukan pelayanan terpadu, dan layanan purna jual, yang menyediakan kesempatan bagi pemilik produk Indomobil lama sebagai uang muka bagi pembelian produk baru. Namun dalam perencanaan produksi perusahaan ini kurang sensitif terhadap kehendak pasar, sehingga dalam produk mobil niaga tidak dapat menduduki peringkat satu di pasar otomotif Indonesia.
Rekomendasi yang penulis ajukan adalah mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk mempengaruhi opini masyarakat terhadap produk-produknya, dan untuk mempersiapkan diri memasuki era globalisasi dan tetap bertahan di kelas sedan 1600 cc yang telah terbukti merupakan keunggulan PT Indomobil Suzuki Internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Zaki Azizi
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji peran mediasi kemampuan pembelajaran strategi dan kapasitas daya serap serta hubungannya orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar terhadap kinerja perusahaan di industri komponen otomotif. Penelitian tentang konsep pembelajaran strategi dan kapasitas daya serap memediasi orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar terhadap kinerja sebagai sarana perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis masih belum banyak dilakukan. Menanggapi hal tersebut penelitian ini dilakukan di lingkungan industri komponen otomotif di Indonesia dimana gambaran rantai   pasok  dalam industri otomotif adalah seperti piramida, di mana perusahaan ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai puncaknya, selanjutnya ditopang perusahaan-perusahaan  pembuat komponen otomotif pada tingkatan yang disebut Tier-1, Tier-2, dan Tier-3. Penelitian ini menggunakan 118 sampel perusahaan komponen otomotif Tier1 atau perusahaan komponen inti. Dengan menggunakan analisis partial least squares (PLS), hasilnya menunjukkan bahwa terdapat full mediating dari kemampuan pembelajaran strategi dan kapasitas daya serap terhadap kinerja perusahaan. Orientasi kewirausahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja dan kemampuan pembelajaran strategi tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada kapasitas daya serap. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa orientasi pasar mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan pembelajaran strategi dan kapasitas daya serap.

The main objective of this study is to examine the mediating role of strategy learning capabilities and absorptive capacity and the relationship of entrepreneurial orientation and market orientation to firm performance in the automotive component industry. Research about the concepts of of strategy learning capabilities and absorptive capacity mediates entrepreneurial orientation and market orientation towards firm performance to adapt dynamic environment has received less research attention. Responding to this research was conducted in the Automotive Component Industry environment in Indonesia where the supply chain picture in the automotive industry is like a pyramid, where the Automotive company is at its peak, then supported by automotive component manufacturing companies at a level called Tier-1, Tier-2, and Tier-3. This study uses 118 samples of Tier1 automotive component companies or core component companies. By using partial least squares (PLS) analysis, the results showed that there is full mediating of strategy learning cability and absorptive capacity on firm performance. Entrepreneurial orientation has a significant positive effect on the firm performance and strategic learning capability however does not have a significant effect on absorptive capacity. The results of this study also showed that market orientation has a positive influence on the strategic learning cability and absorptive capacity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugel Siswanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Aryanto Waspodo
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui hubungan pengaruh antara pertumbuhan variable -- variable makro Produk domestic Bruto, Inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dan variable -- variable falctor khusus perusahaan Net Profit Margin, nilai pasar dari perusahaan terhadap pertumbuhan Return On Equity ( ROE ) balk secara parsial maupun simuttan di perusahaan - perusahaan dalam industri otomotiv di Indonesia dalam kurun waktu 1996 sampi 2005_ Perumusan masalah tersebut dituangkan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan pengujian hipotesis nol yang secara garis besar menguji tidak adanya pengaruh dari variable - variable independent seperti tersebut di atas terhadap variable dependen pertumbuhan return on equity.
Latar belakang serta landasan penelitian ini didasarkan pada formula Du-Pont tentang ratio financial dan teori Arbitrage Pricing Theory ( APT' ) yang dikembangkan oleh Roll dan Ross ( 1986 )_ Menurut teori APT, rate of return merupakan fungsi dari faktor -- faktor eksternal dan internal perusahaan yang mempengaruhi keuntungan perusahaan.. Faktor eksternal adalah factor ekonomi micro di Negara dimana perusahaan tersebut berada Faktor internal adalah factor tertentu dari perusahaan yang Iangsung mempengaruhi tingkat keunt mgan.
Populasi penelitian adalah semua perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Jakarta sedangkan sample penelitian dipilih sembilan perusahaan yang bergerak di industri otomotive dan komponennya, terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1996 hingga tahun 2005. Data yang diambil dari Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik dan Bursa Efek Jakarta adalah data kwartal ( quarterly data) time series yang diolah dalam ben uk Data Panel ( Pooled Data ). Sedang pengujian statistrk dilakukan melalui metode Ordinary Least Square, Generalized Least Square dan Fixed Effect Model. Uji klasik statistik yang meliputi evaluasi outliers, stationeritas, multikolinearitas, heteroskedatisitas dan otokorelasi digunakan untuk mengetahui validitas data
Dan hasil analisa uji t maupun uji F disimpulkan bahwa pertumbuhan net profit margin, nilai pasar perusahaan, produk domestic bruto, inflasi dan nilai tukar Rupiah I USD baik secara individu maupun secara bersama - sama mempengaruhi pertumbuhan return on equity. Hasil uji tersebut menunjukan bahwa variabel mikro pertumbuhan net profit margin berpengaruh positive sedang nilai pasar perusahaan berpengaruh negative, dan variabel makro pertumbuhan produk domestic bruto serta nilai tukar Rupiah 1 USD berpengaruh positive sedang inflasi berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ROE. Dari variabel - variabel tersebut variabel mikro pertumbuhan net profit margin mempunyai pengaruh terbesar_ Nilai Pasar Perusahaan mempunyai koefisien negative tidak seperti yang diharapkan berkoebisien positi£ Hal ini disebabkan Debt to Equity Ratio dari perusahaan yang tergabung dalam penelitian lebih dari satu dan membesar seiring dengan melemahnya Rupiah dan naiknya rate SBI, Dengan membesamya hutang saat rupiah melemah diperkirakan hutang dalam mata uang asing, menaikan Nilai Pasar Perusahaan. Beban bunga yang tinggi terutama periode 1997 - 2000 menyebabkan menurunnya Net Profit Margin (setelah interest dan tax ) sehingga menununkan ROE.

The objective of this thesis is to evaluate the influence of macro-economic variables i.e Gross Domestic Product, Inflation, Rupiah to US Dollar Exchange Rate and the firm specific factors i.e net profit margin, market value of the firm to the growth of company's return on equity ( ROE) individually and simultaneously in publicly Listed Otomotive Companies in Indonesia within 1996 to 2005. Research objectives are represented in the research hypothesis of null hypothesis. The null hypothesis tests that independent variables do not influence dependent variable of return on equity.
Research is based on empirical data and derived from Du-Pont formula for financial ratios and Arbritrage Pricing Theory ( APT) proposed by Roll and Ross in 1986. APT says rate of return is a function of external and internal factors of the firm. The external factors arethe country's macro-economic factors where the firms are. The internal factors are the specific factors of the firm which affecting the profit of the firm.
The population of the research is publicly companies listed in Jakarta Stock Exchange, the samples are nine companies in otomotive and otomotive's component industry sector listed in Bursa effect Jakarta from 1996 till 2005. Data sources are Bank of Indonesia, Biro Pusat Statistic and Jakarta Stock Exchange. Data is quarterly data and compiled in Panel or Pooled Data. Data are balanced meaning that data were available for all firms and all years. Three statistical methods are applied -- Ordinary Least Squares, Generalized Least Square and Fixed Effect Model to analyze the influence of country and firm specific effects on ROE within and across firms and time. The classical statistic test is used to evaluate the validity of data from the existence of outliers, stationarity, multicollinearity, heterskedasticity and autocorellation.
The conclution from 1-statistic test and F-statistic test is the growth of net profit margin, market value of the firm, gross domestic product ( GDP ), inflation and Rupiah to US Dollar Exchange Rate individually and simultaneously influence the growth of return on equity (ROE ). Micro-economic variable Net Profit Margin Growth has positive influence while Market Value of the Firm variable gives negative influence. Macro-economic variables GDP and Exchange rate Rp/USD have positive influence, Inflation variable has negative influence to ROE growth. Net Profit Margin growth variable contributes highest impact than other variables. Market Value of Firm has unexpected result Le negative coefficient due to observed firms had Debt to Equity Ratio ( DER) higher than I. Their DER grew following Rupiah drop and increasemeni of Bank of Indonesia rate. The increasement of debt increased the Value of Firms. High interest rate burden in 1997 - 2000 impacted the Net Profit Margin and decreased the ROE."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Andry
"Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa bagaimana struktur, perilaku dan kinerja industri mobil di Indonesia pada periode 1983 hingga 2012 dan juga pengaruh besarnya nilai CR4, MES, tingkat efisiensi perusahaan, pertumbuhan output, produktivitas, krisis ekonomi serta variabel gabungan antara CR4 dan MSE terhadap nilai PCM industri mobil di Indonesia. Dari hasil didapati bahwa industri mobil di Indonesia termasuk dalam oligopoli dengan tingkat konsentrasi sedang. Pada industri ini terjadi perilaku differensiasi produk dan juga kerjasama yang dilakukan beberapa produsen dengan cara mengeluarkan produk kolaborasi. Kinerja industri cenderung stabil dan tinggi dengan nilai PCM yang selalu di atas 50 . Selain itu berdasarkan persamaan regresi, terbukti bahwa tingkat efisiensi perusahaan, pertumbuhan output dan produktivitas secara signifikan memberikan pengaruh yang positif terhadap besarnya PCM industri mobil di Indonesia, sedangkan krisis ekonomi yang terjadi secara signifikan memberikan pengaruh yang negatif terhadap besarnya nilai PCM. Namun untuk variabel CR4 dan MES tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya nilai PCM.

The purpose of this study is to analyze how the structure, behavior and performance of Indonesian automobile industry in the period 1983 to 2012 and also the impact of CR4, MES, efficiency, output growth, productivity, economic crisis and also combination variabel of CR4 and MSE on PCM value of Indonesian automobile industry. The result shows that automobile industry in Indonesia in the middle oligopoly level. There are product differentiation behavior and also the cooperation of some manufacturers with their product of collaboration. Industry Performance stable and with high PCM values that above 50 . On the other side, based on regression equation, it is found that efficiency, output and productivity growth significantly give positive effect on the amount of PCM automobile industry in Indonesia, while the economic crisis that significantly give negative influence on the value of PCM. But for the variable CR4 and MES does not give a significant influence on the value of PCM. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Osian Ayu Pramita
"Pemerintah Indonesia mengeluarkan Inpres No. 2 Tahun 1996 tentang Proyek Mobil Nasional untuk meningkatkan kemandirian industri mobil dalam negeri. PT Timor Putra Nasional dipilih menjadi satu-satunya perusahaan yang mendapat fasilitas keringanan pajak oleh pemerintah sebagai pemegang merk mobil nasional. Mobil Timor dijual dengan harga separuh lebih murah dari harga mobil sedan di pasaran. Hal ini dianggap merugikan bagi Jepang dan Amerika Serikat, sehingga membawa permasalahan ini ke WTO. Lalu saat krisis ekonomi, Presiden Soeharto menandatangani kesepakatan peminjaman hutang dengan IMF dengan salah satu syaratnya yaitu mencabut kebijakan mobil nasional. Setelah itu, keluarlah Keppres No. 20 Tahun 1998 Tentang Pembuatan Mobil Nasional.

Indonesian Government pass the President's Order (Inpres) No. 2/1996 about the National Car Project to push the nation's independency in the domestic car industries and manufacture. Timor Putra Nasional, Ltd. had been chosen to be the only corporate that is subsidized by the government as the only brand for the national car project. Timor's car was sold publicy with the price half cheaper than any other sedan class car during that time. This was considered as a profit-killing situation for Japan and US, so that makes both countries sent a report to WTO. Then, during the economy crisis, president Soeharto signed a letter of intent with IMF in a certain condition: The Withdrawal of National Car Project's Policy. Later on, the President's Decision (Keppres) No. 20/1998 policy about the Cancellation of National Car Project."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>