Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frans I Budianto
"Berangkat dari pernyataan bahwa "nilai suatu saham dilihat sebagai petunjuk nilai perusahaan", dapat disimpulkan bahwa nilai saham dipengaruhi oleh nilai perusahaan, yang kemudian pada akhirnya juga dipengaruhi oleh performance perusahaan tersebut. Dengan demikian performance perusahaan seharusnya dapat dijadikan petunjuk untuk melakukan investasi dalam saham yang tepat di Pasar Modal. Umumnya yang dijadikan .ukuran performance• perusahaan oleh calon investor adalah Earnings per Share, Return on Investment, dan berbagai perangkat analisa lain yang umumnya menggunakan earnings sebagai dasar perhitungannya. Earnings sendiri mengandung berbagai kelemahan untuk dapat dijadikan sebagai alat analisa. Oleh karenanya penulis mencoba menggunakan pendekatan lain untuk menilai performance perusahaan, yakni Shareholder Value Approach. Untuk itu selain studi pustaka , penulis juga melakukan penelitian terhadap 18 perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Penulis membandingkan secara statistis nilai saham perusahaan dengan performance perusahaan yang dinilai dengan Shareholder Value Approach, untuk periode tertentu (antara 3 - 5 tahun). Kemudian dari data 18 perusahaan sampel tersebut dilakukan pendugaan kondisi pasar. Dari hasil analisa didapatkan 55,56% perusahaan sampel harga sahamnya berbanding lurus dengan performancenya, dan 28,24% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh perubahan dalam performance perusahaan. Pendugaan terhadap pasar dengan tingkat keyakinan 99% menunjukkan maksimal 78% dari seluruh perusahaan di BEJ harga sahamnya berbanding lurus dengan performancenya, dan pengujian dengan tingkat keyakinan 98% menunjukkan angka maksimal 76%. Sementara pengujian koefisien determinasi pasar menunjukkan dengan tingkat keyakinan 99%, 44% perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh perubahan dalam performance perusahaan. Pengujian dengan tingkat keyakinan 98% menunjukkan angka 42%. Dari hasil uji koefisien determinasi terlihat bahwa walaupun performance perusahaan dapat menjOaskan sebagian perubahan dalam harga saham, tetapi pengaruhnya tidak ,dominan, Antara 56% - 58% perubahan dalam harga saham dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dicakup dalam skripsi ini. Dengan demikian nilai perusahaan , yang merupakan cerminan performance perusahaan, tidak dapat dijadikan satu-satunya alat untuk memprediksi trend harga saham. Seorang investor perlu juga memperhitungkan faktor-faktor lain baik intern (keadaan keuangan, rencana pengembangan skala operasi, kinerja, dan lain-lain) maupun ekstern (prospek perekonomian nasional, tingkat persaingan dengan perusahaan sejenis, ekspektasi dan tingkat optimisme investor, dan lain-lain)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayna Jayanti Buana
"Penilaian terhadap kinerja perusahaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam menginformasikan efisiensi perusahaannya. Penilaian terhadap kinerja perusahaan akan memberikan informasi yang digunakan oleh sharholder dalam menilai dan mengambil keputusan dalam melakukan investasi mereka. Metode yang digunakan dalam penilaian perusahaan sangat beragam. Dalam pendekatan secara tradisional, umumnya perusahaan menggunakan instrumen seperti return on investment (ROI), earning per share (EPS), return on equity (ROE) ataupun sustainable growth, untuk memperoleh nilai bagi pengukuran kinerja perusahaan tersebut. Meskipun instrumen tersebutlah yang selama ini digunakan oleh pelaku bisnis dunia, namun masih belum sempurna perhitungan yang disajikan. Terdorong dari adanya ketidakpuasan terhadap hasil tersebut, pakar ekonomi Amerika mulai merumuskan suatu metode baru yang disebut dengan Shareholder Value Approach guna melengkapi kekurangan yang ditimbulkan instrumen pada metode tradisional. Dalam skripsi ini, penulis mencoba mendeskripsikan metode baru tersebut dan mengilustrasikan perhitungan yang digunakan dalam metode tersebut. Meskipun metode ini pun masih jauh dari kesempurnaan, namun dibandingkan dengan metode sebelumnya, metode ini lebih mencerminkan nilai perusahaan yang lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S18878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Defany Muslim
"Penyalahgunaan wewenang oleh pemegang saham yang merangkap sebagai Dewan Komisaris terjadi karena perbedaan jumlah saham yang lebih besar. Tindakan penyalahgunaan wewenang pada kasus ini dilakukan oleh pemegang saham yang merangkap sebagai Dewan Komisaris dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hal demikian mengakibatkan Notaris yang membuatkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat (akta PKR) menjadi pihak tergugat. Penelitian ini menganalisis masalah tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pemegang saham yang merangkap sebagai Dewan Komisaris dalam perseroan terbatas dan mengenai tanggung jawab hukum notaris dalam pembuatan akta PKR yang mengandung unsur perbuatan melawan hukum (PMH). Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan tipologi eksplanatoris analitis dan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian ini adalah tindakan penyalahgunaan wewenang pemegang saham yang merangkap sebagai dewan komisaris dalam menyelenggarakan RUPS telah terbukti melawan hukum karena dengan sengaja telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT) dan berdampak menimbulkan kerugian. Akibatnya, pemegang saham tersebut dikenakan pertanggungjawaban secara pribadi. Notaris SN turut dinyatakan melakukan PMH karena pembuatan akta PKR 63 telah melanggar Undang-Undang Jabatan Notaris dan kode etik Notaris. Dengan demikian, atas kerugian yang ada, Notaris SN bertanggung jawab secara secara perdata, berupa ganti kerugian secara tanggung renteng dan bertanggung jawab secara administratif. Saran yang diberikan, yaitu berupa penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik oleh pemegang saham, Direksi, dan Dewan Komisaris agar tercipta keseimbangan dalam perseroan terbatas. Selain itu, disarankan kepada Notaris dalam pembuatan akta PKR harus memeriksa kesesuaian antara notulen RUPS dengan dokumen lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan RUPS.

Abuse of power by shareholders who doubles as Board of Commissioner occurs because of the difference in number of shares that are larger. The abuse of authority in this case was carried out by the shareholder who also serves as the Board of Commissioners in holding the General Meeting of Shareholders (GMS). This involves the Notary who makes the deed of shareholders resolution from general meeting (SRG) be the defendant. This thesis analyzes the problem of abuse of power by shareholders who also serve as a Board of Commissioner in a limited liability company (Ltd. Company) and the legal responsibilities of a notary in making of SRG which contains elements of unlawful acts. The research method used is normative juridical with analytical explanatory typology and uses secondary data. The result of the research is the act of abuse of rights by shareholders who hold concurrent positions as the Board of Commissioners in holding the EGMS has been proven against the law because it has intentionally violated the provisions of law number 40 of 2007 (Company Law), impact losses. As a result, the concept of piercing the corporate veil can be applied. Notary SN was also declared to have committed an unlawful act because the making of the SRG 63 had violated the Notary Occupation Law and the Notary Code of Ethics. Thus, for the existing losses, the Notary SN is be liable civilly, in the form of compensation for losses jointly and be liable administratively. The advice given is in the form of applying the principles of good corporate governance by shareholders, directors, and board of commissoners in order to create a balance in the Ltd. company. In addition, it is recommended to Notary that in making the SRG must check the suitability between the minutes of the GMS and other documents related to the holding of the GMS.

Keywords: Abuse of Power, Piercing the Corporate Veil, Deed of Shareholders Resolution from General Meeting."

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadapdap, Binoto
Jakarta: Jala Permata Aksara, 2022
332.6 NAD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Annida
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh kinerja perusahaan terhadap imbal hasil saham di pasar modal Indonesia. Sampel yang digunakan yaitu saham ? saham LQ 45 (45 saham yang termasuk 60 saham berkapitalisasi pasar dan memiliki nilai dan frekuensi transaksi terbesar, memiliki kinerja keuangan dan prospek pertumbuhan yang bagus, yang dirilis oleh divisi riset dan engembangan bursa efek Indonesia) yang terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2007 dalam terminologi imbal hasil saham tahunan. Dengan menggunakan beberapa ukuran sebagai proxy untuk kinerja perusahaan, regresi sederhana dan berganda digunakan untuk menentukan, pada tingkat perusahaan, analisis pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap imbal hasil saham. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa beberapa ukuran kinerja perusahaan memiliki sebagian kemampuan untuk menjelaskan imbal hasil saham selama periode pengujian. Disamping imbal hasil saham tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor selain kinerja nya.

This study attempts to analyze relationship between firms performance with stocks return in the Indonesia stock market. Sample that used is LQ 45 stocks (top 45 stocks that include top 60 biggest market capitalization and highest transaction value and frequency, have a good financial performance and growth prospect that released by research and development division of Indonesia stock exchange) listed in the Indonesia Stock Exchange from 2005 to 2007 in terms of annual stock returns. Using several measures to proxy for the firms performance. Simple and multiple regressions are performed to determine, at the firm level, analysis of relationship these variables with stock return. The results indicate that some firm performance measures had some explanatory power of the stock return during our testing period. Instead, they were driven by several non-performance factors."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
6582
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yusuf
"Stock Market Crash yang terjadi di pasar modal membuat regulator berpikir untuk menemukan sistem perdagangan yang dapat mencegah terjadinya crash. Shiller (1984) dan De Long, Shleifer, Summers, dan Waldmann (1989, 1990) berpendapat harga saham dapat melenceng dari nilai fundamentalnya karena aktivitas perdagangan uninformed serta terdapat penelitian yang membuktikan pada 19 Oktober 1987 terjadi aktivitas pembelian yang signifikan oleh insider serta perusahaan yang dibeli dalam jumlah lebih banyak oleh insider pada periode crash juga menunjukkan pemulihan signifikan harga secara lebih besar pada periode pasca crash.1 Uniformed trading terjadi karena terdapt asymmetrid information. Maka regulator pun menerapkan mekanisme circuit breaker untuk mengatasi aktivitas perdagangan uninformed yang menyebabkan terjadinya crash. Penerapan sistem ini memicu perdebatan di kalangan akademisi maupun praktisi tentang kinerja sesungguhnya dalam mengatasi permasalah asymmetric information. Pendukung circuit breaker meyakini bahwa circuit breaker dapat menurunkan volatilitas harga saham, melawan reaksi berlebihan, dan tidak mengganggu aktivitas perdagangan sementara kritikus circuit breaker menyatakan cicuit breaker dapat meningkatkan volatilitas, mencegah harga mencapai titik equilibriumnya, dan mengganggu aktivitas perdagangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi terhadap volatilitas harga saham, pergerakan harga saham, dan volume perdagangan saham serta kinerjanya dalam mengatasi masalah asymmetric information. Dari hasil penelitian yang menggunakan data saham pada periode 2003 ? 2005 diperoleh kesimpulan supensi meningkatkan aktivitas uninformed trading, terbukti dari periode volume perdagangan tertinggi sama dengan periode volatilitas saham tertinggi, yakni di hari-hari pasca suspensi. Dan di saat perbedaan harga dengan nilai fundamental saham mulai mengecil (karena walaupun volatilitas turun namun arah pergerakan harganya masih menjauhi nilai fundamental saham) aktivitas perdagangan justru berkurang. Sehingga manfaat suspensi di BEJ dipertanyakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Kurniawati
"Likuiditas merupakan suatu tingkat dimana transaksi dalam jumlah yang besar dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, biaya yang rendah, dan memberikan dampak yang minimal terhadap harga. Pada pasar likuid, memungkinkan para pemain pasar modal untuk membeli atau menjual sekuritas dalam jumlah yang tidak terbatas dan dalam waktu yang singkat, biaya yang rendah, serta pada harga yang mendekati harga yang telah diperhitungkan. Sedangkan, pada pasar yang tidak likuid para pemain membeli atau menjual sekuritas pada harga yang berbeda dengan harga terakhir sekuritas tersebut diperdagangkan dan transaksi tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat (ada time lag). Melihat terdapatnya dampak likuiditas terhadap harga maka pengukuran likuiditas menjadi penting.
Terdapat empat dimensi likuiditas yaitu immediacy, width, depth, dan resiliency. Penelitian ini terfokus pada pengukuran resiliency tujuh saham perbankan sebagai salah satu dimensi likuiditas yang akan dipaparkan secara eksploratif/deskriptif dengan menggunakan kejadian empat ledakan bom yang terjadi di Indonesia (bom Bali I, Hotel JW Marriot, Kedubes Australia, dan Bali II) sebagai suatu shock yang menyebabkan ketidakseimbangan arus order di pasar modal. Pengukuran resiliency dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan agar harga bid dan ask suatu saham kembali ke posisi semula (restored) setelah terjadinya suatu shock dimana semakin cepat waktu yang dibutuhkan maka semakin resilient (kenyal) saham tersebut.
Setelah dilakukan analisis data, tiga saham perbankan dikeluarkan dari sampel penelitian ini sebab dianggap tidak likuid berdasarkan konsep resiliency. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa dari empat saham yang diamati, ternyata saham Bank Permata Tbk. (BNLI) secara rata-rata membutuhkan waktu yang paling cepat agar harga bid dan ask kembali ke posisi semula, sehingga dapat dikatakan bahwa saham BNLI paling resilient yang berarti bahwa kejadian ledakan empat bom tersebut memberikan efek yang singkat terhadap saham BNLI yang ditandai dengan kembalinya posisi harga dalam waktu yang singkat yang mencerminkan nilai fundamentalnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Christiana A. Andyono
"Tujuan dari skripsi ini adalah meneliti mengenai pengaruh dari faktor fundamental perusahaan yang digambarkan dengan book-to-market ratio, kebijakan pendanaan perusahaan, dan ukuran perusahaan, serta kondisi makroekonomi yang digambarkan oleh inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang terhadap imbal hasil saham perusahaan pertambangan pada periode 2004-2008 dengan rentang data tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa book-to-market ratio, ukuran perusahaan, tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB sektor tambang memiliki pengaruh yang signifikan.. Sedangkan kebijakan pendanaan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat imbal hasil saham pertambangan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi investor dalam mengambil keputusan-keputusan berinvestasi terutama pada saham-saham pertambangan.

The purpose of this thesis is to analyze the effects of book-to-market ratio, corporate financing decision, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and the growth of Mining Sector GDP for the period of 2004-2008. The range of data used in this research paper is yearly data. The result shows that book-to-market ratio, size, inflation rate, risk-free rate (SBI rate), and growth of Mining sector GDP have a significant effect on the mining companies stock return. Nevertheless, corporate financing decision don?t have a significant effect on mining companies? stock return. This result can be utilized as a reference for investors in order to determine the best investment decisions especially in mining sector stocks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ponco T. Widagdo
"Shin and Stulz (2000) menentang dogma hubungan antara risiko dan return (imbal hasil) saham dengan membuktikan adanya hubungan terbalik antara risiko perusahaan dengan imbal hasil saham perusahaan itu (volatilitas asimetrik). Penelitian ini melengkapi seri penelitian tentang perilaku tingkat pengembalian saham yang dimulai oleh Pratt (1966) pada disertasinya yang mengambil sample di New York Stock Exchange tahun 1926 sampai 1959. Solfdosky dan Miller (1969) melanjutkan penelitian Pratt dengan mengambil sampel antara tahun 1951 sampai 1966 dan menemukan hal yang serupa dengan Pratt.
Penelitian lanjutan di bidang ini telah menemukan beragam hasil, sebagian mendukung seluruhnya, dan ada juga yang menolak pembuktian Pratt, Solfdosky, dan Miller. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya perbedaan rentang waktu dan jenis sampel yang diambil, metodologi penelitian yang digunakan, dan sampel bursa yang diambil. Dalam skripsi ini, model utama yang digunakan adalah model dari Shin dan Stulz yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Mereka mengggunakan perubahan volatilitas pada tahun t sampai t+1 sebagai proksi dari kepemilikan opsi riil perusahaan. Eksekusi opsi riil dinilai akan mempengaruhi volatilitas arus kas perusahaan, yang lalu akan tercermin dalam perubahan volatilitas imbal hasil saham di bursa. Shin dan Stulz (2000) menyebut penerapan aplikasi manajemen risiko perusahaan yang kurang baik sebagai salah satu penyebab hubungan negatif antara imbal hasil dan volatilitas. Kelemahan utama penelitian ini adalah periode waktu dan jumlah sampel yang tidak sebanyak Shin dan Stulz.

Shin and Stulz (2000) argues the traditional tenets of risk and return relationship. They proved that the relation between risk and return is negative. This research is complementary to previous research on return behaviour started by Pratt (1966) on his dissertation that took sample in New York Stock Exchange from 1926 to 1959. Pratt?s work is continued by Solfdosky dan Miller (1969) by taking sample in another year, 1951 untill 1966 and they found similar conclusion with Pratt (1966). Many other scholars have continued this subject and they have found variety of conclusion. The differences mainly caused by the differences in time range, market where they took their sample, and the methodology they used.
This research derived it?s methodology from Shin and Stulz (2000). Volatility is measured with variant and they used the volatility change (variant change) in year t until t+1 as a proxy for real option exercise from the company. Real option exercise will change the volatility of firm cash flow that will be reflected in their return?s variant. Shin and Stulz (2000) blaming the firm risk?s management as one of the factor that causing negative relation between volatility change and shareholder return. The main weakness of this research is time period and firm sample that considerably far more fewer than Shin and Stulz (2000).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Kamseno
"Banyak pihak yang telah memuji penggunaan model indeks tunggal yang dimodelkan melalui Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam menjelaskan return pada sebuah sekuritas. Kelihatannya masalah kepraktisan dalam penggunaan menjadi kunci dalam penggunaan model ini secara luas di kalangan akademisi maupun para praktisi. Penggunaan sebuah model dengan alasan kepraktisan bukan berarti tidak menyimpan cacat. Berbagai kelemahan pun akhirnya ditemukan seiring dengan semakin berkembangnya teori-teori keuangan baru dan semakin kompleksnya beragam jenis investasi. Model indeks ganda ditawarkan sebagai pilihan lain dari model indeks tunggal yang dirasa kurang begitu baik menjelaskan return sebuah saham. Penggunaan peubah bebas dari kelompok saham yang residual returnnya saling berkorelasi dilakukan untuk dapat membuat indeks yang secara adil benar-benar mewakili return saham tersebut. Hal ini dikarenakan penggunaan indeks pasar yang dalam hal ini adalah indeks LQ45 hanya didominasi oleh segelintir saham saja. Hanya saham yang memiliki tingkat kapitalisasi paling besar yang mempunyai banyak pengaruh dalam pergerakan indeks tersebut. Akhirnya saham-saham yang tingkat kapitalisasi pasarnya relatif lebih kecil tidak benarbenar terwakili dalam indeks. Untuk itulah penggunaan indeks lebih dari satu melalui persamaan model indeks ganda dapat menjadi alternatif dalam menjelaskan return saham secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
5584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>