Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116029 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, Irwando L. J.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S17962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Parlindungan, Walden Jan
"PT Muslim Ratu Tbk merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri jamu dan kosmetika tradisional. Usahanya dimulai dari usaha rumahan (home industry) yang kemudian terus berkembang hingga mampu menjadi pemimpin pasar (market leader) di negara sendiri. Semangat kerja yang tiada kenal lelah senantiasa menimbulkan keinginan untuk memperluas pasar, baik di dalam negeri (domestic market) maupun di pasar luar negeri (international market).
Untuk mamasuki pasar internasional diperlukan pengetahuan yang sangat luas, seperti pengetahuan terhadap kondisi pasar negara sasaran, juga kondisi persaingan industri di negara pasar sasaran. Kondisi negara pasar sasaran dapat diketahui melalui penelitian dan analisis peluang pasar. Artinya perusahaan harus mengetahui peluang yang ada maupun faktor-faktor yang menghambat (faktor-faktor eksternal ). Di samping itu, perusahaan juga harus mengetahui keunggulan sumberdaya (distinctive advantage) yang dimiliki perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan, menetapkan strategi baru pemasaran produk ekspor dan cara memasuki pasar luar negeri. Produksi PT Mustika Ratu Tbk telah masuk ke berbagai negara seperti ke Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, Rusia, Belanda, dan lain-lain. Perusahaan senantiasa berupaya dengan giat untuk mengembangkan pasar ekspor, baik di negara yang sudah dimasuki maupun menambah negara tujuan ekspor. Adapun produk ekspor PT Mustika Ratu Tbk telah mencapai 30 % dan total nilai ekspor produk kosmetika Indonesia.
Ekspor Kosmetika Indonesia cenderung menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Perkembangan ekspor tersebut dapat dilihat dan bertambahnya jumlah preparat kosmetika yang diekspor setiap tahunnya, jumlah negara tujuan ekspor, volume dan nilai ekspor. Laju perkembangan volume ekspor kosmetika Indonesia mencapai 39,59 % pertahun, dan dari nilai ekspor (dolar AS) mampu mencapai sekitar 9,55 % setiap tahun.
Keputusan untuk melaksanakan pemasaran ke luar negeri membutuhkan kemampuan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam upaya suksesnya perusahaan memasuki pasar luar negeri (entry mode for international marker). Dan menghadapi persaingan industri di pasar luar negeri. Perumusan strategi memasuki pasar internasional mengintegrasikan unsur-unsur bauran pemasaran (marketing mix) secara tepat dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (analisis lingkungan internal), dalam menghadapi ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada (analisis lingkungan eksternal). Beberapa variabel yang perlu dianalisis adalah variabel lingkungan eksternal (politik, ekonomi, sosial, teknologi, ekologi dan lima kekuatan persaingan industri model Porter), dan lingkungan internal (sumberdaya manusia, organisasi dan manajemen, proses produksi, dan keuangan perusahaan), variabel peluang pasar (Segmentation, Targeting, dan Positioning), variabel bauran pemasaran, dan variabel cara memasuki pasar internasional.
Penghitungan dan pembobotan dilakukan pada setiap faktor, baik internal maupun eksternal, dengan menggunakan alat bantu software komputer program "expert choice" (EC) version 2000. Penghitungan dilakukan terhadap jawaban responden pada kuesioner yang telah disebar, sehingga diperoleh hasil jumlah nilai faktor-faktor internal dan eksternal. Dari hasil tersebut diketahui bahwa posisi bisnis PT Mustika Ratu Tbk berada pada kuadran I dalam matriks I - E dengan strategi pertumbuhan cepat. Adapun alternatif pilihan strategi adalah : Penetrasi Pasar; 2. Pengembangan Pasar; 3 Pengembangan Produk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affifuddin
"PT. Wahana Citra merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang industri furniture vkayu (fabricated wood furniture) berskala besar dengan investasi sebesar Rp.2.532.568.575. Furniture kayu yang merupakan salah satu produk ekspor non migas Indonesia perlu didukung perkembangannya daiam rangka menghasilkan devisa serta memperluas lapangan kerja karena industri ini merupakan padat karya.
PT. Wahana Citra daiam perkembangannya (dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1998) mengalami peningkatan volume dan nilai ekspor. Namun masalah yang dihadapi oleh perusahaan adaiah masih terbatasnya daerah pemasaran atau negara tujuan ekspor, sehingga perlu untuk lebih ditingkatkan lagi.
Negara tujuan ekspor utama adaiah Singapura melalui pemasaran tidak langsung, dan produk yang dihasilkan berdasarkan pesanan dan palanggan (buyer) tetap. Disamping masih terbatasnya wilayah pemasaran, keanekaragaman produk yang dihasilkan juga masih terbatas hanya untuk perlengkapan rumah tangga.
Penelitian ini diawali dengan melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan. Penilaian dengan menggunakan analisis SWOT dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang obyektif tentang peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dimiiiki perusahaan.
Berdasarkan evaluasi dari beberapa faktor lingkungan diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan terletak pada ketepatan waktu pengiriman, utilitas kapasitas produksi dan lokasi pabrik. Sedangkan keragaman produk, kebijaksanaan harga, kegiatan promosi dan inovasi merupakan faktor kelemahan yang paling tinggi.
Dari hasil analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa posisi bisnis perusahaan pada matrik lnternal - Eksternal berada pada kuadran I. Posisi ini berarti perusahaan berada pada tahap dapat melakukan pertumbuhan agar bisa meraih peluang yang cukup menarik seperti semakin terbukanya perdagangan antar negara atau kawasan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Gelora Wijayanto
"Di Indonesia, industri kosmetika mulai marak tahun 1980-an bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat pada pemeliharaan kesehatan dan kecantikan akibat membaiknya perekonomian dengan dukungan kebijakan pemerintah. Perkembangan kosmetika tradisional dipengaruhi oleh kecenderungan back to nature, tradisi pemakaian ramuan dari alam, keindahan kecantikan tradisional (exotic oriental beauty), peningkatan kualitas melalui penggunaan bahan baku kimia, mesin-mesin dan R&D, pemanfaatan teknologi pemasaran (direct marketing, professional distributor, teknologi informasi, advertising, sponsorship) dan penyesuaian gaya hidup.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan diperburuk dengan tragedi World Trade Centre menyebabkan kondisi perekonomian dan dunia usaha di dalam negeri tidak lebih baik, namun PT. Mustika Ratu Tbk. yang telah menekuni bisnis selama 24 tahun (1978-2002) mencatat pertumbuhan dan likuiditas yang baik pada awal krisis tahun 1997 sampai tahun 2001, dimana pada tahun 2001 total penjualan naik sebesar 17,5% dan laba bersih naik 15,9%. Hal tersebut tercermin dari posisi perusahaan berdasarkan analisis SWOT yang dipetakan ke matriks I-E, bahwa perusahaan memiliki lebih banyak kekuatan dibanding kelemahan dan menghadapi lebih banyak ancaman dibanding peluang. Hal ini mencerminkan kondisi bahwa perusahaan yang telah menjalani masa awal pertumbuhan, masa pertumbuhan agresif dan sekarang masa kematangan akan menghadapi masa devensive di masa depan. Perusahaan perlu terns meremajakan diri dengan meneiptakan peluang, misalnya jasa perawatan SPA (Saute Par Aqua), bias nekawarna trend 2002 atau make up crayon 3 in 1 pearly shimmer trend 2001. General strategy alternatives yang dianjurkan berdasarkan posisi perusahaan adalah strategi pertumbuhan yang mendukung diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat dan joint venture. Untuk mengantisipasi masa depan, diperlukan strategi pengembangan berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Berdasarkan matriks analisis SWOT, strategi pengembangan untuk meningkatkan penjualan adalah akuisisi distributor independen, mempertahankan citra dengan memanfaatkan bangsawan dan lingkungan keraton, meningkatkan aktifitas direct marketing, mengintensifkan aktifitas product positioning khas, meningkatkan advertising produk toiletries, pengembangan dan penetrasi pasar ekspor, penetrasi dan pengembangan pasar SPA, meraih market leader kosmetika tradisional dan proaktif meningkatkan sosialisasi seluruh produk. Untuk pengembangan produk dilakukan pengembangan toiletries dalam kemasan sachet, adopsi strategi pesaing utama, peningkatan diferensiasi produk toiletries khususnya untuk segmen remaja, penyediaan produk dengan kemasan murah, peningkatan kerjasama dengan pemasok serta menawarkan produk yang tidak menonjolkan kesan tradisional untuk konsumen tertentu. Untuk mengembangkan organisasi dan manajemen, keuangan dan SDM dilakukan peningkatan aliansi pengembangan produk dan pasar, penataan organisasi dan manajemen, antisipasi penyerobotan nama oleh pesaing utama, meningkatkan bargaining power produsen secara kolektif terhadap pemerintah, memfokuskan kegiatan dan mengefektifkan alokasi dana serta mempersiapkan penerus yang bercitra sama."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T9828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmudah Rahmatunnisa
"Perkembangan bisnis yang semakin kompleks dan dinamis harus
disadari oleh semua organisasi bisnis yang terlibat di dalamnya. Setiap
perubahan mungkin saja merubah keadaan yang sebelumnya tampak stabil,
oleh karena ilu kemampuan setiap perusahaan dalam menghadapi setiap
perubahan sangat menenlukan. Untuk dapat berlahan hidup dan
berkembang, suatu organisasi perlu membangun organisasi pembelajar.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan PT. Mustika
Ratu dalam membangun organisasi pembelajar, dengan melakukan penilaian
terhadap tingkat penerapan subsistem organisasi pembelajar secara parsial
yang telah dicapainya_ melalui instrumen Leaming Organization Profile yang
dituangkan dalam bentuk kuesioner sebagaimana dijelaskan oleh Michael J. Peneiitian ini merupakan studi kasus dan sampel diambil secara
random sebanyak 50 orang dari 850 orang karyawan PT. Mustika Ratu.
PT. Nlustika Ratu merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam bidang jamu dan kosmetika tradisional, dimiliki oleh Ibu BRA Mooryati
Soedibyo, salah seorang keluarga Keraton Surakarta.
Melalui analisis yang disarankan oleh Dr. Michael J. Marquardt,
diketahui bahwa pada PT. Mustika Ralu tingkat penerapan subsistem
pemberdayaan pembelajaran dan subsislem pemberdayaan pengetahuan,
perusahaan bam menerapkan bagian-bagian tertentu saja dari selumh
strategi yang dianjurkan Marquardt, sedangkan tingkat penerapan subsistem
pemberdayaan organisasi, pemberdayaan manusia dan pemberdayaan
teknologi, perusahaan telah menerapkan sebagian besar.
Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata 500 organisasi di dunia yang
menerapkan hal serupa menurut hasi! analisis Marquardt, kecuali untuk
pemberdayaan proses beiajar, seluruh nilai/score rata-rata qan keempat
subsistem Iainnya memiliki nilai di atas rata-rata 500 organisasi di dunia"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wellyanto Herry Kuswantono
"ABSTRAK
Karya akhir yang berjudul Peningkatan Pangsa Pasar Melalui Strategi Pemasaran Komponen Bangunan: Studi Kasus Pada PT Bakrie Building Industries, Jakarta dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Pada akhir tahun 1971 James Hardie, investor dan Australia, bersama dengan investor dalam negeri, yaitu Tandiono Manoe dan Santoso Harsokusumo, mengambil alih PT Kriya Jaya, suatu perusahaan asbes semen milik pemerintah Daerah DKI yang terletak di Kebayoran Lama, dan kemudian mengubah namanya menjadi PT Hartlex Asbes Semen (HAS). Selanjutnya, pada tahun 1973 investor yang sama mendirikan pabrik asbes semen di Jalan Daan Mogot, Tangerang dengan nama PT James Hardie Indonesia (JHI). Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1976. Pada akhir tahun 1984 pabrik dan karvawan dan RAS dipindahkan ke JHI.
Pada tanggal 30 November 1985 seluruh saham IHI dijual kepada PT Bakrie & Brothers (BB). Pada tanggal 7 Januari 1988 dilakukan perubahan nama perusahaan PT James Hardie Indonesia (JHI) menjadi PT Jaya Harfiex Indonesia (JHI). Pada tanggal 5 April 1991 nama perusahaan diubah menjadi PT Bakrie Building Industries (PT BBI), berdasarkan akta dan Notaris Muhani Salim, S.H., Nomor 24 tanggal 5 April 1991, dan mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Rl Nomor C2-2715 HT.01.04.Th.91 tanggal 3 Juil 1991.
PT BBI memproduksi berbagai jenis produk asbes semen dan arcon panel (architecture concrete panel). Produk asbes semen, adalah asbes gelombang besar dan kecil, asbes rata, sirap asbes, plafonarium, haiflex prima, septick tank-harflex, AC pipe (asbes cement pipe) untuk saluran air minum, drainase, saluran pengairan, saluran tambak udang, dan komponen bangunan lainnya.
Posisi terakhir permodalan perusahaan adalah sebanyak 21.677 lembar saham milik PT Bakrie & Brothers @ Rp 500.000,00 dengan total sebesar Rp 10.838.500.000,00. Kepengurusan perusahaan pada saat ini adalah sebagai berikut.
Direktur : Joseph W. Inkiriwang
Komisaris Utama : Hamizar Hamid
Komisaris : Rizal Irwan
Misi korporat yang pertama adalah penumbuhan dan pengembangan grup ke sektor pertanian, industri, dan informasi. Kedua adalah penyediaan lapangan kerja sebanyak 25.000 orang pada tahun 2000. Berkenaan dengan itu, misi PT BBI mendukung misi korporat, yakni pertama, menjadikan PT BBI sebagai Unit Usaha Strategis (SBU) untuk pengembangan building product. Kedua adalah memberikan kontribusi penyediaan lapangan pekerjaan sebanyak 200 orang.
Analisis terhadap Lingkungan Usaha PT BBI.
Usaha yang berpengaruh terhadap usaba PT BBI terbagi dua, yaitu lingkungan makro yang terdiri atas demografi, teknologi, ekonomi, pemerintah, politik dan sosial- budaya serta lingkungan mikro, yang meliputi publik, pesaing, pemasok, jaringan distribusi, dan pembeli.
Analisis internal PT BBI dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan kinerja perusahaan dengan memperlihatkan kekuatan (strength) dan prestasi atas pekerjaan yang telah dicapai. PT BBI telah melakukan analisis kekuatan (strengthness) dan analisis kelemahan (weakness) yang dicantumkan dalam rencana operasi (operadonal plan); sedangkan prestasi kerjanya antara lain, berupa proyek yang dicantumkan dalam laporan manajemen.
Analisis terhadap industri asbes semen. Di dalam industri asbes semen, PT BBI menduduki posisi ke dua dengan pangsa pasar sebesar 25 % setelah Djabesmen yang menduduki posisi pertama dengan pangsa pasar sebesar 50 %. Dalam industri ini ada empat perusahaan besar yaitu Djabesmen, Bakrie Building Industries, Etemit (resik, dan Atrisco. Kesemuanya itu bernaung dalam asosiasi asbes semen FICMA (Fibre Cement Manufacturer Association) Terhadap kondisi perusahaan perlu dilakukan analisis kekuatan (strengthnes), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peluang yang dapat diraih serta ancaman yang dapat dihindari atau diminimalisasi berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang ada dalam faktor produksi perusahaan.
Pemangsaan pasar dan target pasar. Langkah yang dilakukan meliputi pemangsaan pasar dengan cara memilah pasar menurut golongan pendapatan (lower, middle dan upper), besar bangunan (proyek dan perorangan), saluran distribusi (toko dan penyedia barang), pelaksana pembangunan (Perum Perumnas, developer dan Real Estate Indónesia) serta tujuan (lokal dan ekspor). Kemudian ditentukan target pasar, yaitu untuk produk ashes semen yang ditujukan kepada golongan kelas menengah kebawah (lower-middle), sedangkan arcon panel ditujukan kepada golongan kelas menengah keatas (middle-upper).
Dalam pemposisian produk, PT BBI akan mengarah kepada produk berkualitas tinggi (high-quality pro duct). Berdasarkan analisis-analisis di atas, PT BBI akan memilih Grand Strategy Concentric Diversification, maksudnya adalah perusahaan memfokuskan usahanya pada industri komponen bangunan dengan diversifikasi tidak hanya pada produk yang menggunakan bahan baku asbes semen, tetapi juga pada produk semen dan kayu (cement and wood base).
Program pemasaran yang dilakukan PT BBI adalah program penjualan produk, program rancang bangun dan rekayasa, program subkontrak, dan manajemen proyek.
Strategi fungsional bagi pemasaran produk adalah bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi strategi produk strategi saluran distribusi, promosi penjualan, strategi advertensi, dan strategi harga. Organisasi departemen pemasaran PT BBI masih belum mendukung operasional departemen tersebut karena beberapa kelemahan, antara lain, belum ada subbagian departemen yang menangani permintaan produk yang disenangi pelanggan, belum dilaksanakan riset pemasaran dan market intelligence. Adapun tugas yang telah dilaksanakan adalah melayani penjualan produk secara sistem.
Evaluasi dan pengendalian pemasaran dilakukan melalui pengendalian rencana tahunan (annual plan control), pengendalian profitabilitas (profitability control), pengendahan efisiensi (efficiency control), dan pengendalian strategis (strategic control). Upaya meningkatkan pangsa pasar yang perlu diperhatikan adalah keunggulan produk, harga yang relatif murah, pelayanan yang baik dan ketepatan"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>