Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156455 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Rosalina Putri
"Dalam setiap rumah susun terdapat bagian-bagian yang merupakan hak milik bersama, yaitu bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Penggunaan dan pengelolaan bagian-bagian yang merupakan Milik bersama harus diatur dan dilakukan oleh suatu organisasi yang diberi wewenang dan tanggung jawab yaitu Perhimpunan Penghuni. Perhimpunan penghuni merupakan organisasi yang ditentukan oleh undang-undang untuk mengatur penggunaan dan pengelolaan hak bersama (tanah bersama, bagian bersama, dan benda bersama). Pengembang wajib bertindak sebagai perhimpunan penghuni sementara sebelum terbentuknya perhimpunan penghuni yang sebenarnya, dan wajib mewujudkan perhimpunan penghuni yang sebenarnya dalam waktu secepatnya. Pengembang wajib mengelola rumah susun dalam waktu minimal tiga bulan, paling lama setahun. Dalam pengelolaannya pengembang seringkali menyalahgunakan kewenangannya sehingga menyebabkan kerugian di pihak lain.

In each apartment there are parts that are common propoerty, that section together, piece together and land together. Use and management of parts that is owned together should be arranged and conducted by an organization that was given the authority and responsibility of Tenant Association. Tenant Association is an organization that is determined by law to regulate the use and management of common rights (land together, parts together, and shared objects). Development shall act as the tenant association before the the formation tenant association while the truth and the truth shall make tenant association in time as soon as possible. Development shall manage the towers in time minimal three months, the longest one year. Development in managing apartement often abuse their authority thus causing losses on the other party."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T27445
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Dermawan Wintarto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Safarini
"Tingginya kebutuhan akan sarana perumahan dan terbatasnya lahan yang tersedia serta gaya hidup masyarakat perkotaan yang sudah menyamai masyarakat di kota-kota besar lainnya di dunia menyebabkan bisnis apartemen/kondominium merupakan lahan bare dalam bisnis properti yang mempunyai pangsa pasar yang baik. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan analisa terhadap harga pokok dan harga jual unit kondominium dari sudut pandang developer untuk mengetahui apakah harga jual yang ditetapkan dapat memberikan laba dan menciptakan insentif bagi para pembeli. Dalam melakukan pembahasan penulis menggunakan pendekatan studi kasus terhadap proyek kondominium Fr. XYZ, dan studi kepustakaan untuk mendapatkan dasar pemikiran dari topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga jual unit apartemen/kondominium adalah antara lain: fasilitas yang ditawarkan, lokasi, capital gain yang diharapkaan dapat diraih dari investasi dalam bentuk unit apartemen/kondominium, dan status sosial yang melekat pada pemilik unit apartemen/kondominium. Dari hasil penelitian oleh suatu badan periset pasar dapat dilihat bahwa dalam kondisi pasar yang stabil tingkat pengembalian investasi (ROI) yang dapat diraih dari bisnis properti ini adalah cukup tinggi (sekitar 15-40 persen). Harga pokok apartemen/kondomimium PT XYZ ini terdiri dari biaya perizinan, biaya konstruksi gedung, biaya pembuatan fasilitas-fasilitas rekreasi, biaya tenaga ahli, pengeluaran pra konstruksi, biaya perolehan dan pematangan tanah, biaya pembuatan prasarana pendukung dan biaya pemasaran. Sedangkan sumber pendanaan proyek tersebut berasal dari beimacam sumber, yaitu : pinjaman dari bank, modal kerja dari penanam modal dan uang muka serta cicilannya dari para calon penghuni. ROI yang didapatkan dari proyek ini adalah sebesar 30,2 persen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan topik ini adalah bahwa bisnis properti dalam bidang apartemen/kondominium ini berbeda dengan bisnis properti dalam bentuk perumahan (real estate) karena pangsa pasar untuk penjualan unit-unit apartemen ini masih terbatas pada kalangan-kalangan tertentu seperti tenaga kerja asing atau penduduk lokal yang ingin menjadikannya sebagai sarana investasi, sehingga para developer sebelumnya harus melakukan studi pasar dengan cermat mengenai lokasi, fasilitas dan harga yang memang sesuai dengan keinginan target market. Penetapan harga jual yang umumnya ditetapkan per meter persegi memudahkan pengalokasian biaya-biaya konstruksi yang merupakan gabungan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung yang masing-masing terdiri dari upah langsung, bahan langsung dan subkontraktor untuk biaya langsung, dan untuk biaya tidak langsung mencakup bahan bakar, transportasi, personalia, umum dan lainnya. Sedangkan saran yang diajukan adalah melakukan penetapan harga jual unit apartemen/kondominium dengan berdasarkan pada tipe unit-unit yang ditawarkan, dimana biaya konstruksi bangunan apartemen dialokasikan berdasarkan luas unit-unit yang ada. Sedangkan untuk bagian-bagian apartemen yang dimiliki bersama, total biaya konstruksi dan biaya-biaya dikapitalisasikan atas bagian tersebut dibagi dengan jumlah unit yang ditawarkan. Dengan demikian pengalokasian biaya dapat lebih akurat dan dapat menghasilkan penghitungan biaya yang benar-benar mencerminkan harga pokok dari masing-masing tipe unit apartemen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Setiawati
"Tujuan penelitian ilmiah ini adalah untuk mempelajari hubungan antara kompetensi yang dimiliki oleh sales konsultan dan produktivitas penjualannya. Penelitian ini merupakan studi kasus di PT. XYZ, Jakarta. Populasi penelitian ini adalah para sales konsultan yang bekerja di jaringan penjualan PT. XYZ di wilayah Jakarta yang berjumlah 81 orang. Kriteria populasi adalah sales konsultan yang mempunyai masa kerja lebih dari enam bulan serta karakteristik pekerjaan yang sama yaitu tidak hanya bekerja dengan menjaga showroom saja.
Pengumpulan data primer, yaitu data kompetensi penjualan dalam penelitian ini dilakukan melalui pengamatan perilaku responden dalam beberapa simulasi penjualan yaitu dalam aktivitas assessment centre. Dimensi kompetensi penjualan yang diamati ada empat kelompok besar yaitu ketrampilan bersosialisasi, ketrampilan metodikal, kemampuan personal dan pengetahuan umum. Sedangkan data sekunder berupa data produktivitas penjualan diperoleh dari data perusahaan. Data produktivitas penjualan ini diperoleh dari basil bagi antara total basil penjualan setiap orang dengan masa kerja total sejak bulan Januari 2002 sampai Mei 2003 dengan satuan unit mobil/bulan.
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 11,5 digunakan untuk menganalisis data. Hubungan antara dua variabel yang sedang diteliti (produktivitas penjualan dan kompetensi penjualan) dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Kendal Tau (τ). Sedangkan analisis kesenjangan produktivitas penjualan dan kompetensi penjualan dilakukan dengan cara memadukan kedua data dalam sebuah matriks yang terdiri dari sumbu X (data produktivitas penjualan) dan sumbu Y (data kompetensi penjualan). Matriks ini dibagi menjadi empat kuadran oleh angka rata-rata produktivitas penjualan serta angka batas bawah kompetensi penjualan.
Karakteristik sosio demografis responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja serta latar belakang pendidikan. Komposisi karakteristik jenis kelamin responden adalah 86,4 % laki-laki dan 13,6 % perempuan. Karakteristik usia responden adalah 3,7% berusia kurang dari 25 tahun; 56,8 % berusia antara 25 sampai 30 tahun; 23,5 % berusia antara 31 sampai 35 tahun; 14,8 % berusia antara 36 sampai 40 tahun; dan 1,2 % yang berusia lebih dari 41 tahun. Karakteristik mass kerja responden adalah 38,3% kurang dari satu tahun; 21% bermasa kerja antara 1 sampai 2 tahun; 27,2% dengan masa kerja 2 sampai 3 tahun; 6,2 % dengan masa kerja 3 sampai 4 tahun; serta 7,4 % dengan masa kerja lebih dari 4 tahun. Sedangkan karakteristik pendidikan responden adalah 13,6 % berpendidikan SLTA; 21 % berpendidikan setingkat diploma; dan 65,4% berpendidikan setingkat Sarjana (S1).
Angka probabilitas signifikansi pada uji Kendal Tau menunjukkan nilai + 0,251. Nilai ini menunjukkan bahwa korelasi antara kompetensi dengan produktivitas kurang begitu kuat. Tanda korelasi yang positif menunjukkan arah yang sama, yaitu semakin tinggi kompetensi penjualan maka produktivitas penjualan akan semakin besar. Sedangkan hasil pemetaan posisi responden dalam matriks produktivitas penjualan di sumbu X (rata-rata = 0,82 unit mobil/bulan) dan kompetensi penjualan di sumbu Y (angka minimal = 60%) adalah 19% responden dalam kelompok STAR (produktivitas tinggi, kompetensi tinggi); 15% dalam kelompok Problem Employee / Potential Candidate (produktivitas rendah, kompetensi tinggi); 38% Deadwood (produktivitas rendah, kompetensi rendah); dan 28% Common Sales Person (produktivitas tinggi, kompetensi rendah).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang kuat antara kompetensi penjualan dan produktivitas penjualan. Tetapi tanda korelasi yang positif menunjukkan arah yang sama, yaitu semakin tinggi kompetensi penjualan maka produktivitas penjualan akan semalan besar. Altematif tindakan untuk rreningkatkan produktivitas penjualan perlu didasarkan pada analisis pemetaan posisi responden dalam matriks yang menghubungkan produktivitas penjualan dan kompetensi penjualan agar diperoleh solusi yang tepat dan efektif. Responden kelompok STAR perlu disediakan pelatihan dan pengembangan tingkat advance serta program insentif yang lebih memotivasi. Kelompok Problem Employee / Potential Candidate perlu diberi motivasi, coaching dan counselling yang tepat. Kelompok Deadwood perlu dicarikan posisi yang tepat dalam perusahaan sesuai dengan kompetensinya. Kelompok Common Sales Person perlu disediakan program pelatihan dan pengembangan dari dasar. Dengan memberikan altematif solusi yang tepat, diharapkan efektivitas dan produktivitas kerj a akan meningkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sembodo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mas Waris
"Pengidentifikasian bahaya secaira kualitatif merupakan salah satu tahapan dalam meiakukan analisa keselamatan pada sebuah industri proses kimia. Hazop merupakan metode sisternatik terbaik -Lmtuk melakukan identifikasi potensi bahaya dan penyimpangan open-msi dalam suatu sistem serta menentukan cara (relcornendasi tindakan) agar kemungkinan terjadinya kejadian tersebut dapat dicegah atau dilcurangi.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengiclentitikasi potensi bahaya dan penyimpangan Operasi dari satu instalasi Warm Separator di PT.XYZ. Metode yang digunakan adalah optl-Iazop dengan bersumber dari PFD, P&fD, Serta infoimasi para narasumber yang terdiri dari omng-orang yang berlcompeten (SGf8ly engineer, projec! design engineer, process engineer, production engineer, corrosion engineer).
Hasil penelitian ini berupa identifikasi bahaya dan penyimpangan operasi beserta tindakan korektif yang mesti diiakukan untuk meningkatkan kineija dan keselamatan pada instalasi Warm Separator tersebut Temuan tersebut dikelompokkan 5 kategori, yaitu tindakan wajib untuk keselamatan sebanyak 8 item, kategori tindakan yang dianjurkan sebanyak ll item, kategori tindakan untuk mengkaji ulang proses sebanyak I8 item, kategori kesalahan gambar atau dokumen sebzmyak I item serta kategori temuan yang tidak memerlukan tindak Ianjut sebanyak 4 item.

Qualitative hazard identyication is a part of steps in safety analysis at a chemical process industries. HAZOP is the best systematic tool to carry out hazard identification and operabiiity deviations within the system, together with specijj/ing the means by which either the probability of their occurrence can be prevented or reduced.
In this research, writer identify potential hazards and operability deviations in a P71 XI/Z’s Warm Separator. The method used is opt HAZOP, by using information _#om PFD, P&lDs, and the experts information base by the competent people in that plant (ie a safety engineer, project design engineer, process engineer. production engineer, corrosion engineer).
The result of this research are hazards identification and operability deviations together with recommended action for increased performance and safety in the instalation system (warm separator). The findings is clasw in five classes, that is compulsory action for safety are 8 items, recommend class that supposed are ll items, review or resubmitled class are I8 items, class for document or drawing error is l item, and class that is no comment or hllow up are 4 items.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>