Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budiariani Dwiwulandari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S27771
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam suatu pengiriman pesan melalui media komputer, dapat terjadi gangguan yang menyebabkan adanya error dalam pesan yang diterima. Untuk mengatasi error tersebut, digunakan suatu kode yang disebut errorcorrecting code. Salah satu contoh error-correcting code yang sederhana adalah kode Hamming.
Kode Hamming merupakan himpunan error-correcting code yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengoreksi bit error yang dapat terjadi saat data komputer dipindahkan atau disimpan. Kode Hamming yang paling sering digunakan adalah kode Hamming (7,4) dan kode Hamming (8,4). Kode Hamming (7,4) adalah kode yang menyandikan 4 data bit menjadi 7 bit dengan menambahkan 3 parity bits. Dan kode Hamming (8,4) merupakan perluasan dari kode Hamming (7,4), yaitu dengan menambahkan satu parity bit lagi, sehingga kode ini menyandikan 4 data bit menjadi 8 bit dengan menambahkan 4 parity bits.
Kode Hamming (7,4) hanya dapat digunakan untuk mengoreksi 1-error, sementara kode Hamming (8,4) dapat digunakan untuk mengoreksi 1-error dan mendeteksi 2-error."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Rummi
"Untuk kerja sistem komunikasi bergerak dapat mengalami penumnan akibal pengaruh fading. Untuk mengurangi cfek fading metode yang biasa digunakan diantaranya adalah channel coding dan teknik diversitas. Penelilian ini akan menganalisa unjuk kerja direct sequence code division multiple access (DS-CDMA) dengan RS-code yang dikombinasi dengan teknik diversitas maximal ratio combining (MRC) pada kanal fading Nakagami. Unjuk kerja dianalisa dinyatakan sebagai bit error rate (BER), yang diperoleh dengan analisa matematika. Perhitungan BER sistem CDMA dengan menggunakan model kanal fading Nakagam`i, dimana distribusi Nakagami dapat memperkirakan distribusi Rician dan Lognormal dengan balk, serta distribusi Nakagami dapat juga memodelkan kondisi fading yang lebih lemah maupun yang lebih besar dibandingkan distribusi Rayleigh. Analisa matematika dilakukan untuk menurunkan persamaan BER sistern DS-CDMA dengan RS-cod dan diversitas MRC pada kanal fading Nakagami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unjuk kerja BER sistem kombinasi DS-CDMA dengan RS-code dan diversitas MRC pada kana! fading Nakagami akan semakin baik bila parameter fading Nakagami (rn), panjang code (n), gold sequence length (N) dan jumlah cabang diversitas (L) semakin besar. Jika jumlah user semakin besar BER dari sistem akan semakin buruk. Unjuk kerja sistem kombinasi DS-CDMA dengan RS-code dan diversitas MRC menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sistem DS-CDMA dengan RS-code maupun sistem DS-CDMA dengan divcrsitas MRC.

The performance of communications suffers from multipath fading. Method to improve the performance which commonly using is channel coding and diversity technique. This research will analyse perfonrlance of direct sequence code divisionmultiple access (DS-CDMA) combine with RS-code and maximal ratio combining (MRC) diversity in Nakagami fading channel. In here, the performance analysed to be expressed as bit error rate ( BER), which obtained using mathematics analysis. Calculation of BER CDMA system by using model of Nakagami fading channel, where distribution of Nakagami can estimate distribution of Rician and Lognormal better, and also distribution of Nakagami eam also model condition of feebler fading and also the larger ones compared to a Rayleigh distribution Mathematics analyse conducted to obtain equation of BER DS-CDMA combine with RS-Code and MRC in Nakagami fading channel.Result of the research indicate that BER performance of DS-CDMA combine with RS-code and MRC diversity in Nakagami fading channel is improved by increasing Nakagami fading (rn), long code (rr), gold sequence lenght (N) and branch diversity (L). If the number of users increase, BER of system will be decrease. BER performance of DS-CDMA combine with RS-code and MRC diversity is better than DS-CDMA with RS-code and also DS-CDMA with MRC diversity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santarelli, Firginio
"Pada saat ini perkembangan telekomunikasi mengarah kepada konsep NGN, dimana semua proses pemanggilan akan berbasis IP. Oleh karenanya layanan yang sudah ada berbasis sirkuit switch akan diintegrasikan dengan layanan berbasis paket switch. Solusi untuk menggabungkan dua platform yang berbeda ini adalah dengan menggunakan Electronic Number Mapping atau ENUM.
Sampai dengan saat ini ENUM masih dalam tahap pengembangan, maka akan timbul beberapa kendala pada saat akan diimplementasikan di Indonesia. Beberapa kendala yang mungkin timbul adalah belum adanya peraturan baku mengenai penyelenggraan ENUM, penentuan waktu untuk uji coba, pemilihan model arsitektur Tier2 yang tepat, format dan alokasi nomor untuk free-phone services, financial dan system security. Tesis ini disusun untuk rnencari solusi atau usulan dalam mengatasi kendala yang terjadi dengan cara melakukan konsultasi, studi literature dan melakukan benchmarking.
Dari hasil analisis didapat beberapa solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi, diantaranya adalah usulan mengenai pembuatan peraturan ENUM, model Tier2 yang tepat, untuk free Phone number services diperlukan dua server tambahan DNS-based, menggunakan prinsip self-financing untuk masalah financial, dan solusi teknis untuk kendala system security.
Formulasi strategi yang ditawarkan adalah mengenai pembuatan regulasi ENUM, proses autentikasi dan regislrasi untuk pelanggan ENUM yang tepat dan beberapa pengaturan teknis mengenai ENUM.

Nowadays, the development of technology is direct to the NGN concept, where the calling process will be based on IP. Therefore, the existence services which base on circuit switch will integrate with packet switch. The solution to consolidate those different platforms is Electronic Number Mapping or ENUM.
At the present time ENUM is still in the development phase, accordingly some problems will appear when EN UM is implementing in Indonesia. The problems are: there is no standard policy regarding the ENUM implementation, determine the right time to conduct testing, how to select tiers architecture model appropriately, format and number allocation for free-phone services, financial and system security. The aim of this thesis is to find out the solution in order to mitigate the problems through consultation, literature study and benchmarking.
From the analysis results some solutions to minimize the problems, which are: suggestions concerning the creation of ENUM policy, the appropriate Tiers2 model, use two additional servers based on DNS for free phone numbers, the use self-financing principle, and use technique solution regarding the system security problem.
The proposed strategic formulation are regarding to ENUM regulation, authentification process and proper registration of ENUM subscriber and also ENUM techniques policies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinno Yuono
"Layanan dan fitur yang dimiliki WCDMA dapat membuka peluang bisnis baru bagi operator. Jasa layanan yang secara terus-menerus dikembangkan sesuai tuntutan kebutuhan pasar, akan memperkuat eksistensi dan keberlanjutan suatu perusahaan. Kebutuhan pasar (masyarakat umum) akan komunikasi selular tidak hanya sebagai komunikasi suara dan data, tapi juga sebagai komunikasi multimedia dengan tingkat mobilitas yang tinggi, kecepatan tranfer data yang tinggi, dan bandwidth yang lebar. Tapi, rencana bisnis tersebut membutuhkan biaya investasi seperti biaya lisensi dan penyediaan perangkat jaringan WCDMA dirasa cukup mahal oleh operator di Indonesia, padahal perkembangan jumlah pelanggan WCDMA di dunia terus meningkat pesat.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis layak atau tidak layak bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA diterapkan di Indonesia (Studi Kasus PT. Indosat, Tbk). Aspek studi kelayakan bisnis ditekankan pada aspek pasar, aspek teknologi, aspek finansial, aspek ekonomi dan sosial, aspek lingkungan industri, dan aspek regulasi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA layak diterapkan di Indonesia, apabila PT. Indosat, Tbk memiliki izin lisensi untuk mengoperasikan layanan generasi ketiga dari Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia; (2) Berdasarkan analisis aspek sosial, bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA layak diterapkan di Indonesia dalam hal ini PT. lndosat, Tbk dapat melakukan edukasi kepada pelanggan dalam berkomunikasi selular khususnya komunikasi data; (3) WCDMA merupakan teknologi yang relatif baru di Indonesia, sehingga dalam penelitian ini PT. Indosat, Tbk memproyeksikan jumlah pelanggan WCDMA secara moderat.
Berdasarkan hasil analisis aspek pasar, teknologi, lingkungan industri, dan finansial menurut proyeksi jumlah pelanggan secara moderat diperoleh NPV sebesar 349,785,829.86 USD, IRR sebesar 39%, Profitability index sebesar 7.34, dan Payback Period selama 6 tahun 6 bulan. Ini menunjukkan bisnis komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCDMA layak diterapkan di Indonesia.

WCDMA services and features can open a new business opportunities for operators. Consistently developed services according to customer demand will strengthen the company position in the market. Customer needs not only voice and data communication but also high mobility multimedia communication, high-speed data transfer and wide bandwidth. Unfortunately such business plan will need considerable amount of investment. WCDMA operators regard license and hardware availability in Indonesia as very expensive, although the number of subscription is increasing rapidly.
The objective of this research is to analyze the feasibility of establishing WCDMA based third generation cellular communication in Indonesia. (Case study of PT Indosat, Tbk). The characteristics of the feasibility study will be concentrated on market, technological, financial, economical and soda!, industrial environment and regulatory.
The study shows that (1) WCDMA based third generation cellular business is applicable in Indonesia, if PT Indosat, Tbk can get the license from the government in this case from Directorate General of Post and Telecommunication Republic of Indonesia; (2) According to the social aspect analysis, WCDMA based third generation cellular business is applicable in Indonesia, if PT Indosat, Tbk should educate the society concerning cellular communication, especially on data communication, and (3) WCDMA technology is relatively new in Indonesia so during the research PT Indosat, 7bk's view the number of customer moderately.
According to market, technology, and industrial environment and financial aspect analysis according to the moderate projection, the NPV is 349,785,629.86 USD; the IRR is 39%, profitability index of 7.34 and payback period of 6 years 6 month. That shows WCDMA based third generation cellular business is applicable in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayub Khalid
"Pelanggan atau pemakai Internet sebagai media komunikasi dan transaksi di Indonesia masih rendah sekali jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasific. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan telekomunikasi Indonesia yang masih memprihatinkan, misalnya kurangnya infrastruktur di bidang telekomunikasi, kurangnya kerangka regulasi untuk dunia maya, kurang memadainya sistem keamanan di Internet dan rendahnya tingkat sosial budaya masyarakat akan penggunaan Internet.
Untuk meningkatkan kemajuan pemakaian Internet sebagai media komunikasi dan transaksi perlu strategi yang tepat dalam rangka pengembangan lingkungan telekomunikasi Indonesia. Dimana alat bantu yang digunakan untuk menentukan strategi tersebut adalah berupa matrik EFAS/IFAS dan SWOT Analysis serta metric grand strategic.
Startegi yang seharusnya diterapkan untuk kemajuan pemakain Internet sebagai media komunikasi dan transaksi adalah meningkatkan sosial budaya masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas Internet di tempat umum (perpustakaan sekolah, mesjid, gereja, dll) dan meningkatkan keyakinan masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menggunakan sistem security yang memadai (bisa menjamin kerahasiaan, keotentikan dan keabsahan pesan pihak yang melakukan komunikasi dan transaksi misalnya dengan menggunakan tanda tangan digital). Selain itu strategi yang lain adalah membuat badan regulator yang independen untuk menjamin perlakuan yang tidak fair terhadap operator-operator swasta dan ISP-ISP yang ada.

Subscribers or users of Internet as media communication and e-transaction are currently still much lower than other countries within Asia-Pacific region. They are due to lack of telecommunication infrastructure, lack of frame regulation, lack of secure system for Internet and lack of socio-culture of community to use the Internet.
It is imperative that the strategy is designed to enhance users/subscribers of Internet. The exact strategy is determined by metric EFAS/IFAS, SWOT Analysis and Metric Grand Strategy.
There are some strategies to increase subscribers/users of Internet for communication and e-transaction. The first strategy is to develop socio-culture of Indonesia community using the Internet within preparing Internet facility in the public place (ex: library, mosque, church and etc). The second strategy is to increase community confident using the Internet within implementation of the best secure system for Internet (ex: use digital signature). The last strategic is to build the Independent Regulator Body (IRB) that avoid or protect the private operators and others ISPs from treat or unfair action.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Purwanto
"Tesis ini bertujukan untuk mengimplementasikan dan menganalisa aplikasi "transcoder" dengan kemampuan penyeimbang beban (load balancing). Transcoder adalah sebuah aplikasi yang dapat mengubah aplikasi-apliaksi multimedia dari format yang memiliki bandwidth lebar menjadi format yang memiliki bandwidth kecil. Penyeimbang beban adalah sebuah proses atau mekanisme untuk mendistribusikan beban kerja secara seimbang kepada dua atau lebih aplikasi transcoder untuk meningkatkan throughput. Bahasa pemrograman yang digunakan pada implementasi aplikasi transcoder ini adalah Java 2 Standard Edition (J2SE) dan Java Media Framework (JMF). Aplikasi transcoder dapat mengubah format video cinepak - 320 x 240, 24 fps dan audio PCM - 44,1 KHz, 16 bits, stereo ke bentuk format video JPEG - 320 x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; RGB - 320 x x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; dan H.263 - 176 x 144, 24 fps audio PCM - 11.025 KHz, 8 bits, mono.
Pengujian dilakukan dengan mengirimkan format video kepada alamat tujuan yang berbeda. Kualitas video yang diterima pengguna akan dilihat berdasarkan besarnya paket loss dan delay jitter dalam jaringan. Kualitas video pada saat pengiriman video kepada satu alamat tujuan terlihat mulus karena paket loss dan delay jitter dibawah toleransi, yaitu: paket loss 0,00% dan delay jitter 0,324 ms. Tetapi pada pengiriman video kepada dua atau lebih alamat tujuan kualitas video tidak mulus untuk beberapa saat. Penyebabnya adalah prosesor membutuhkan banyak waktu untuk melaksanakan proses transcoding, sehingga paket tidak dapat dikirimkan secara konstan ke jaringan.

The aim of this thesis is to implement and to analyze a "transcoder" application, which is equipped with load balancing ability. Transcoder is a device that can transform high bandwidth multimedia format into small bandwidth format. Load balancing is a mechanism or process to distribute workload to two or more application transcoders to increase throughput. Java 2 Standard Edition (J2SE) and Java Media Framework (JMF) are used to implement of this application. Application transcoder can alter video cinepak-320 x 240, 24 fps audio PCM - 44,1 KHz, 16 bits, stereo to video JPEG - 320 x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; RGB - 320 x 240, 24 fps audio PCM - 8 KHz, 8 bits, mono; and H..263 - 176 x 144, 24 fps audio PCM - 11.025 KHz, 8 bits, mono.
Simulation is performed by delivering video format to the different target addresses. Video quality received by consumer will be analyzed based on level of packet loss and delay jitter in the network Video quality in delivering video process to one target address is smooth because packet loss and delay jitter are below tolerance, which are: 0.00% packet loss and 0.324 ms delay jitter. However in delivering video to two or more target addresses the quality of video is not smooth for a few moments. This occurs because the processor requires a lot of time to execute the process of transcoding, so that the packets cannot be delivered constantly and consistently to the network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Semakin bertambah banyaknya aplikasi yang berjalan di internet menambah kompleksitas jaringan. Aplikasi yang ada sekarang bukan hanya aplikasi yang berupa transfer data saja, akan terapi sudah menunju pada aplikasi-aplikasi yang bersifat real-time dan membutuhkan kesatuan data, suara dan gambar. Untuk aplikasi-apiiksi semacam ini pemenuhan parameter Quality of Service (QoS) seperti delay, jitter, throughput, dan packet Koss merupakan sesuatu yang sangat penting.
Kongesti dapar membuar performa jaringan menurun yang mengakibatkan pemenuran QoS menjadi terganggu. Metode active -queue management seperti RED dan BLUE membantu memperbaiki kineja dari jaringan yang sangar padat.
Implementasi active queue management yang tepat dapat mempertahankan delay dan jitter yang kecil serta memperkecil jumlah packer loss. Tujuan penulisan skripsi ini adalan untuk mengetahui unjuk keja dari RED dan BLUE dalam pemenuhan parameler QoS terutama pada aplikasi-aplikast berbasis multimedia. Dengan menggunakan simulator jaringan ns-2, diketahui bahwa RED dapat mempertahankan delay dan jitter yang kecil serta throughput yang terjaga.
Sedangkan BLUE dapat membuat jumlah packet loss yang kecil serta memiliki kendali terhadap aliran trafik.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muis
"Kemajuan teknologi komunikasi yang pesat dewasa ini mengakibatkan informasi yang harus ditransmisikan semakin besar dengan kecepatan transmisi yang juga semakin tinggi sehingga membutuhkan media transmisi yang mampu menyalurkan informasi (data, suara, gambar) dengan kapasitas besar dan berkecepatan tinggi, serta fleksibel terhadap perubahan teknologi.
Salah satu pilihan yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memfaatkan kabel serat optik sebagai media transmisi yang salah satu penerapannya adalah menggantikan jaringan terestial untuk aplikasi multimedia. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam SKSO adalah timbulnya dispersi yang secara teknis berpengaruh terhadap kecepatan transmisi dan lebar pita frekuensi serat optik, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas dan kapasitas sinyal informasi yang ditransmisikan.
Dispersi yang terjadi dalam SKSO diakibatkan oleh beberapa parameter seperti panjang gelombang, jarak transmisi, frekuensi serta profil indeks terutama bila mempergunakan serat dengan aplikasi multimode. Pada tugas akhir ini akan dihitung dan dianalisa dispersi yang diakibatkan oleh parameter tersebut diatas serta pengaruhnya dalam kecepatan transmisi dan lebar pita serat optik, khususnya serat jenis graded indeks dan step indeks multimode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Fortunata
"Kebutuhan akses Internet terus meningkat terutama dari kalangan pelaku bisnis untuk memperlancar aktifitas bisnis sehari-hari. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan akan tersedianya layanan akses Internet berkecepatan tinggi (broadband Internet) dengan biaya yang murah di gedung-gedung bertingkat (tenants) di Jakarta.
Banyak pilihan teknologi akses broadband Internet yang tersedia, tetapi untuk membangun infrastruktur baru membutuhkan biaya yang mahal serta waktu yang lama. Sehingga berdampak pada besarnya biaya Iangganan yang harus dikeluarkan pelanggan (tenants). Saat ini untuk koneksi ke broadband Internet membutuhkan biaya yang mahal.
Home Phoneline Networking Alliance (HPNA) dan Power Line Communication (PLC) dapat dijadikan alternatif solusi memenuhi kebutuhan pelanggan di gedung-gedung bertingkat untuk akses broadband Internet dengan biaya yang murah instalasinya serta mempunyai kecepatan transmisi yang tinggi (saat ini hingga 10 Mbps). Kedua teknologi ini menggunakan kabel eksisting, sehingga tidak perlu tambahan biaya untuk pemasangan kabel baru. HPNA menggunakan kabel telepon eksisting, sedangkan PLC menggunakan kabel listrik eksisting.
Untuk menentukan teknologi mana yang Iayak diimplementasikan, dilakukan kajian teknis, ekonomis dan bisnis dari data yang ada serta literatur pendukung dan hasil diskusi dengan pihak yang menangani uji coba teknologi ini.
Hasil studi perbandingan menunjukkan teknologi HPNA lebih handal serta mempunyai nilai kelayakan investasi yang lebih baik dibandingkan dengan PLC. Lagi pula triwulan pertama tahun depan akan dipasarkan HPNA generasi berikut (HPNA 3.0) yang mampu mentransmisikan data hingga 100 Mbps.

Requirement access Internet increasing especially from circle of business perpetrator for everyday. This matter seen from to the number of request will be made available the service access High-Speed Internet broadband Internet) with cheap expense in high rise building (tenants) especially in Jakarta.
A lot of technological choice access available broadband Internet, but to build new infrastructure require costly expense and also the time old ones. So that affect at level of expense subscribe which must be released by subscriber (tenants). In this time for connect to broadband Internet require costly expense.
Home Phone line Networking Alliance (HPNA) and Power Line Communication (PLC) can be made by a solution alternative fulfill subscriber requirement in high rise building to access broadband Internet with cheap expense, easy to installation and also have high transmission speed (in this time until 10 Mbps). Both of this technology uses cable existing, so that the expense addition needn't for the new cable 'installation. HPNA use cable phone existing, while PLC use power cable existing.
To determine competent technology of implementation, done by a technical study, economic and business from existing data and also the supporter literature and result of discussion with party which handle this technological test-drive.
Result of comparison study show more technology HPNA rely on and also have value of compared to by better investment eligibility of PLC. Moreover quarterly first of next year will be marketed by HPNA Generation of following ( HPNA 3.0) data transmission capable to reach 100 Mbps.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>