Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajriah Rahmah
"Hasil pembakaran rokok mengandung berbagai senyawa berbahaya, salah satunya adalah toluena. Meskipun menurut IARC toluena belum dapat diklasifikasikan karsinogen terhadap manusia, seseorang yang terpapar toluena dapat mengalami kerusakan fungsi pada ginjal, hati, dan sistem syaraf pusat [ATSDR, 2000] dan adanya toluena dapat menjadi faktor meningkatnya risiko senyawa toksik lainnya [IPCS, 1985]. Oleh karena itu, diperlukan upaya biomonitoring terhadap paparan toluena tersebut agar dapat diketahui besarnya paparan yang terjadi. Pada penelitian ini, penentuan adanya paparan toluena pada perokok dilakukan dengan mendeteksi senyawa biomarker dari toluena dalam urin yaitu asam hippurat (AH). Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen KCKT-detektor UV dengan panjang gelombang 225 nm, pada kolom fasa terbalik C18 dengan komposisi fasa gerak buffer fosfat pH 3,5 : asetonitril (85 : 15) dan laju alir 0,7 mL/menit, terdeteksi asam hippurat pada menit ke-7. Rerata kadar AH pada perokok adalah 0,2336 ± 0,0307 g/g kreatinin, secara signifikan lebih tinggi dari sampel nonperokok yaitu sebesar 0,0524 ± 0,0152 g/g kreatinin. Disimpulkan, terdapat indikasi paparan toluena yang tinggi akibat aktivitas merokok, sehingga meningkatkan risiko kesehatan pada perokok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Maris Karisma
"Sebuah metode LC-MS/MS telah dikembangkan dan divalidasi, untuk penentuan simultan dari asam trans, trans-mukonat, asam hippurat, 2-metil asam hippurat, 3-metil asam hippurat, dan 4 -metil asam hippurat dalam urin manusia sebagai biomarker dari paparan benzena, toluena dan xilena (BTX). Setelah ekstraksi fase padat dan pemisahan LC, sampel dianalisis dengan spektrometer massa triple quadrupole dan dioperasikan dalam mode ion negatif. Metode ini memenuhi kriteria validasi dalam hal linearitas, rentang, presisi, batas deteksi, batas kuantisasi, serta persen perolehan kembali. Diperoleh nilai R2 ≥ 0,996 dengan rentang 0 ppm ? 1 ppm. Nilai presisi yang dinyatakan dengan %RSD berada pada 0,784 % - 3,272 %. Batas deteksi dari lima analit berkisar antara 0,035 ppm - 0,068 ppm. Batas kuantisasi dari lima analit berkisar antara 0,117 ppm - 0,218 ppm. Persen perolehan kembali mampu mencapai kisaran 85%-99% Tingkat sensitivitas yang tinggi membuat metode ini cocok untuk pemantauan biologis rutin untuk paparan BTX baik di wilayah kerja maupun lingkungan sekitar. Metode divalidasi diterapkan untuk menilai paparan BTX dalam tubuh 7 orang petugas lalu lintas perkotaan dengan kadar BTX berkisar 0.04 ppm ? 46,21 ppm.

A liquid chromatography?tandem mass spectrometry (LC?MS/MS) method was developed and fully validated, for the simultaneous determination of trans, transmuconic acid, hippuric acid, 2-methyl hippuric acid, 3-methyl hippuric acid, and 4-methyl hippuric acid in human urine as biomarkers of exposure to benzene, toluene and xylenes (BTX). After solid phase extraction and LC separation, samples were analyzed by a triple?quadrupole mass spectrometer operated in negative ion mode. This method of validation criteria in terms of linearity, range, precision, detection limits, quantitation limits, and percent recovery. Obtained values R2 ≥ 0.996 in the range 0 ppm - 1 ppm. Precision values are expressed as % RSD was at 0.784% - 3.272%. Detection limit of five analytes ranged from 0.02 ppm - 0.038 ppm. Quantitation limit of five analytes ranged from 0.035 ppm - 0.068 ppm. Percent recoveries are able to achieve the range of 85% -99%. Levels of high sensitivity makes this method suitable for routine biological monitoring for exposure to BTX both in the workplace or the environment. Validated method is applied to assess exposure to BTX in the body 7 of urban traffic officer with BTX levels ranging from 0:04 ppm - 46.21 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42065
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Metafisika
"Benzena dikenal sebagai salah satu senyawa karsinogen. IARC telah menggolongkan benzena sebagai senyawa karsinogenik golongan 1 yang menunjukkan paparan benzena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Paparan dari aktivitas merokok dan emisi kendaraan bermotor pada polisi lalu lintas secara terus menerus akan mengakibatkan tingginya resiko paparan benzena sehingga perlu dilakukan kajian resiko paparan benzena terhadap polisi lalu lintas khususnya di wilayah Depok yang merupakan kota penyangga ibukota Jakarta. Asam s-fenilmerkapturat (SPMA) dalam urin merupakan metabolit spesifik terhadap paparan benzena sehingga representatif sebagai biomarker paparan benzena. Rata-rata konsentrasi SPMA pada polisi lalu lintas yang merokok, polisi lalu lintas yang tidak merokok, dan kontrol memberikan hasil 150,44 + 75,13 μg /g kreatinin, 70,44 + 64,21 μg /g kreatinin, dan 14,3 + 19,61 μg /g kreatinin. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor emisi kendaraan bermotor, lama bekerja serta merokok meningkatkan resiko paparan benzena polisi lalu lintas.

Benzene has been known as one of the carcinogen agent. IARC had been categorized benzene as carcinogen compound in group 1 that indicates benzene exposure very harmful to human health. Exposure over and over from smoking activities and automobile emission to traffic policemen, will resulting a high risk benzene exposure, as a result, risk study of benzene exposure need to be done toward traffic policemen, specially in Depok area as Jakarta’s buffer zone. Sphenylmercapturic acid (SPMA) in urine is specific metabolite to benzene exposure, so it represents as biomarker benzene exposure. SPMA concentration average in smoking traffic policemen, nonsmoking traffic policemen and control respectively, give a result 150,44 + 75,13 μg /g creatinine, 70,44 + 64,21 μg /g creatinine, dan 14,3 + 19,61 μg /g creatinine. The statistical test result, show that automobile emission, working duration as traffic policemen, and smoking habit factor can increase traffic policemen benzene exposure risk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30693
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ainaya Ayu Cahyani
"Asap kebakaran hutan mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menghasilkan spesi oksigen reaktif melalui proses metabolisme di dalam tubuh. Spesi oksigen reaktif yang terbentuk dapat berinteraksi dengan makromolekul seperti DNA, sehingga menyebabkan kerusakan oksidatif DNA. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh paparan asap kebakaran hutan terhadap pembentukan senyawa DNA adduct 8-OHdG menggunakan HPLC fase terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Fase gerak yang digunakan berupa campuran natrium fosfat 0,1 mol/L pH 6,7 dan metanol (85:15, v/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap kebakaran hutan meningkatkan konsentrasi 8-OHdG dalam urin korban kebakaran hutan dengan konsentrasi sebesar 2,76 ± 1,94 ppm. Penelitian ini juga dilakukan untuk menganalisis senyawa S-PMA dalam urin korban kebakaran hutan sebagai biomarker spesifik paparan benzena. Senyawa S-PMA dianalisis menggunakan LC-MS/MS dengan fase gerak berupa diklorometana yang mengandung asam asetat 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa S-PMA terdeteksi di dalam urin korban kebakaran hutan dengan konsentrasi sebesar 0,011 ± 0,01 ppb, sehingga mengindikasikan adanya benzena di dalam asap kebakaran hutan tersebut.
Forest fire wood smoke contains carcinogenic compounds that can produce reactive oxygen species through metabolic processes in the human body. The reactive oxygen species formed can interact with macromolecules such as DNA, thus causing oxidative damage to DNA. This study was conducted to analyze the effect of forest fire wood smoke exposure on the DNA adduct 8-OHdG formation using reverse-phase HPLC with a UV detector at a wavelength of 254 nm. The mobile phase used was a mixture of 0.1 M sodium phosphate pH 6.7 and methanol (85:15, v/v). The result showed that forest fire wood smoke exposure increased the concentration of 8-OHdG in the urine of forest fire victims with a concentration of 2.76 ± 1.94 ppm. This study was also conducted to analyze S-PMA compounds in the urine of forest fire victims as a specific biomarker of benzene exposure. S-PMA compound was analyzed using LC/MS-MS with dichloromethane containing acetic acid 1% as a mobile phase. The result found that the S-PMA compound was detected in the urine of forest fire victims with a concentration of 0.011 ± 0.01 ppb that indicating the presence of benzene in forest fire wood smoke."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainaya Ayu Cahyani
"Asap kebakaran hutan mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menghasilkan spesi oksigen reaktif melalui proses metabolisme di dalam tubuh. Spesi oksigen reaktif yang terbentuk dapat berinteraksi dengan makromolekul seperti DNA, sehingga menyebabkan kerusakan oksidatif DNA. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh paparan asap kebakaran hutan terhadap pembentukan senyawa DNA adduct 8-OHdG menggunakan HPLC fase terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Fase gerak yang digunakan berupa campuran natrium fosfat 0,1 mol/L pH 6,7 dan metanol (85:15, v/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan asap kebakaran hutan meningkatkan konsentrasi 8-OHdG dalam urin korban kebakaran hutan dengan konsentrasi sebesar 2,76 ± 1,94 ppm. Penelitian ini juga dilakukan untuk menganalisis senyawa S-PMA dalam urin korban kebakaran hutan sebagai biomarker spesifik paparan benzena. Senyawa S-PMA dianalisis menggunakan LC-MS/MS dengan fase gerak berupa diklorometana yang mengandung asam asetat 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa S-PMA terdeteksi di dalam urin korban kebakaran hutan dengan konsentrasi sebesar 0,011 ± 0,01 ppb, sehingga mengindikasikan adanya benzena di dalam asap kebakaran hutan tersebut.

Forest fire wood smoke contains carcinogenic compounds that can produce reactive oxygen species through metabolic processes in the human body. The reactive oxygen species formed can interact with macromolecules such as DNA, thus causing oxidative damage to DNA. This study was conducted to analyze the effect of forest fire wood smoke exposure on the DNA adduct 8-OHdG formation using reverse-phase HPLC with a UV detector at a wavelength of 254 nm. The mobile phase used was a mixture of 0.1 M sodium phosphate pH 6.7 and methanol (85:15, v/v). The result showed that forest fire wood smoke exposure increased the concentration of 8-OHdG in the urine of forest fire victims with a concentration of 2.76 ± 1.94 ppm. This study was also conducted to analyze S-PMA compounds in the urine of forest fire victims as a specific biomarker of benzene exposure. S-PMA compound was analyzed using LC/MS-MS with dichloromethane containing acetic acid 1% as a mobile phase. The result found that the S-PMA compound was detected in the urine of forest fire victims with a concentration of 0.011 ± 0.01 ppb that indicating the presence of benzene in forest fire wood smoke."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Dwi Puspasari
"Dengan digantikannya fungsi timbal pada banan bakar bensin dengan poli aromatik nidrokarbon, maka ancaman paparan benzena akibat penguapan Iangsung maupun emisi kendaraan bermotor semakin meningkat Benzena telah diklasifikasikan sebagai penyebab kanker pada manusia grup 1 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) karena sifatnya yang karsinogenik. Semakin sering individu berinteraksi dengan senyawa tersebut, semakin tinggi risiko paparannya, salah satunya adalah petugas SPBU. Pada penelitian ini dilakukan deteksi ada atau tidaknya paparan dengan metode human biomonitoring terhadap metabolit benzena yaitu asam S-fenil merkapturat yang terdapat pada urin.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan High Performance Liquid Chromatography, kolom C-18, Iaju alir1 mL/menit, dan komposisi eluen metanol 1 asam perklorat 0,001 N (40:80). Nilai kuantitatif yang diperoleh olibandingkan dengan nilai kreatinin pada masing-masing individu.
Subjek dari penelitian ini adalah petugas wanita di beberapa SPBU di Jakarta sebanyak 15 orang dan kontrol sebanyak 5 orang. Konsentrasi asam S-fenil merkapturat pada sampel paling tinggi adalah 0,8078 mg/g kreatinin dan paling rendah adalah 0,0795 mg/g kreatinin Rentang kaolar asam S-fenil merkapturat paola kontrol adalah 0,0015 - 0,0582 mg/g kreatinin. Dapat terlihat banwa paparan benzena pada petugas beberapa stasiun pengisisan bahan bakar umum di Jakarta Iebih tinggi dibandingkan kontrolnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30512
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djeanisa Firdaus
"Pada penelitian ini telah dilakukan uji ketahanan sampel urin terhadap waktu dan kondisi penyimpanan dalam penentuan kadar senyawa asam trans, trans-mukonat, asam S-fenil merkapturat, asam hippurat, asam 2-metil hippurat, asam 3-metil hippurat, serta asam 4-metil hippurat menggunakan instrument HPLC. Setelah sampel urin dan standar melalui proses ekstraksi, dilakukan uji pemisahan dan analisis dengan instrument HPLC menggunakan detektor UV. Metode yang digunakan memenuhi beberapa kriteria validasi dalam hal linearitas, presisi, batas deteksi, batas kuantifikasi, serta persen perolehan kembali. Diperoleh nilai R2 rentang 0.85 ppm 175 ppm. Nilai presisi yang dinyatakan dengan %RSD berada pada 0,331 % - 0.888 %. Batas deteksi dari lima analit berkisar antara 0,255 ppm 􀂱 6.327 ppm dan batas kuantifikasi dari lima analit berkisar antara 0.849 ppm 􀂱 21.091 ppm. Persen perolehan kembali mampu mencapai kisaran 94.37%-100.46%. Kemudian metode ini digunakan dalam menganalisis sampel urin terhadap waktu dan kondisi penyimpanan dalam penentuan kadar senyawa asam trans, trans-mukonat, asam s-fenil merkapturat, asam hippurat, asam 2-metil hippurat, asam 3-metil hippurat, dan asam 4 -metil hippurat. Didapat kondisi penyimpanan yang paling baik adalah dengan penambahan pengawet timol dan disimpan pada suhu 50C. Hasil analisis senyawa metabolit BTX pada urin dengan kondisi penyimpanan tersebut menunjukkan kadar yang stabil selama kurang lebih 30 hari.

In this research, the resistance of urine sample against storage time and condition for the determination of compounds tt-MA, SPMA, HA, 2-MHA, 3-MHA, and 4-MHA by High Performance Liquid Chromatography has been investigated. After urine samples and standards have been extracted, they were then analyzed by HPLC instrument using a UV detector. The method used had met several criteria in terms of validation of linearity, precision, detection limit, quantification limit, and percent recovery. The result showed that the value of R2 exceeded 0.996 with range of 0.85 ppm - 175 ppm. The value of precision showed by % RSD is at 0.331% - 0.888%. Limit of detection of five analytes ranged from 0.255 ppm 6.327 ppm and limit of quantification of five analytes ranged from 0.849 ppm-21.091 ppm. Percent recovery has been to reach a range of 94.37% - 100.46%. This method then used to analyze the resistance of urine sample against storage time and condition for the determination of compound trans, transmuconic acid, s-phenyl mercapturic acid, hippuric acid, 2-methylhippuric acid, 3-methylhippuric acid, and 4-methylhippuric acid. We can conclude that the best storage conditions are at 50C with addition of thymol as preservatives. The analysis results of BTX metabolites in urine with this storage conditions showed a stable amount for approximately 30 days."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neera Khairani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Andra Sari
"Kebakaran hutan dan lahan menghasilkan asap yang diketahui mengandung Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH). Efek adanya kerusakan oksidatif pada DNA akibat paparan asap kebakaran hutan dan lahan terhadap risiko kanker diselidiki melalui deteksi biomarker 8-Hidroksi-2’-Deoksiguanosin (8-OHdG) dan 1-Hidroksipiren (1- OHP), metabolit utama piren, sebagai indikator paparan PAH dalam urin. Analisis biomarker paparan PAH dalam urin 24 jam dilakukan secara acak dalam suatu populasi di Kota Dumai, Provinsi Riau. Kandungan 8-OHdG dalam sampel urin dianalisis menggunakan HPLC detektor UV dengan fasa gerak buffer natrium fosfat 0,1 M pH 6,7 dan metanol (85:15, v/v). Sementara, kandungan 1-OHP dalam urin dideteksi menggunakan HPLC detektor flourosens dengan eluen metanol dan air (60:40, v/v). Analisis kedua senyawa tersebut dilakukan dengan kromatografi fasa terbalik mode isokratik. Hasil pengujian menunjukan bahwa 8-OHdG terdeteksi pada seluruh sampel dalam rentang konsentrasi 25,29 g/L hingga 2,16 mg/L urin (n = 11), lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 8-OHdG dalam urin individu sehat (1,42 μg/L – 4,25 μg/L). 1-OHP dalam urin juga terdeteksi dalam empat dari lima sampel yang diuji, menandakan bahwa terdapat potensi besar kerusakan oksidatif DNA akibat paparan PAH
orest fires generate woodsmoke that contain Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH). The effect of DNA oxidative damage due to woodsmoke exposure on cancer risk can be investigated through the detection of urinary 8-Hydroxy-2’-Deoxyguanosin (8-OHdG) and 1-Hydroxypyrene, main metabolite of pyrene, as indicators of PAH exposure. Analysis biomarkers of PAH exposure in 24 hours urine was performed within a population randomized in Dumai City, Riau Province. The 8-OHdG levels in urine samples were analyzed by using HPLC with UV detector using sodium phosphate buffer 0.1 M pH 6.7 and methanol (85:15, v/v) as mobile phase. Meanwhile, 1-OHP levels in urine was detected by using a HPLC with fluorosens detector using methanol and water (60:40, v/v) eluent. Analysis of both compounds was performed by reverse phase chromatography with isoratic mode. The results showed that 8-OHdG was detected in all samples with concentration range of 25.29 μg/L to 2.16 mg/L urine (n = 11), higher than urinary 8-OHdG of health person (1,42 μg/L – 4,25 μg/L). Urinary 1- OHP was also detected in four of five samples. It indicates that there was a high potential of DNA damage caused by PAH exposure"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Parah Bararah
"Sakarin merupakan pemanis buatan yang masih banyak digunakan masyarakat, karena sakarin mudah didapat dan harganya murah. Sakarin diisolasi dari sampel pangan dengan menggunakan Carrez dan cartridge C-18, sedangkan isolasi sakarin dalam urin menggunakan cartridge C-18. Berdasarkan hasil penelitian didapat kondisi optimum untuk pengukuran sakarin dengan HPLC detektor UV-Vis adalah dengan komposisi eluen metanol : buffer phosphat 10mM pH 4 perbandingan 10:90 dan panjang gelombang 220 nm. Recovery yang didapatkan dengan menggunakan cartridge C-18 sebesar 95,96%. Batas deteksi (LOD) dalam penelitian ini mencapai 0,193 ppm sedangkan batas kuantifikasi (LOQ) mencapai 0,644 ppm.
Hasil penelitian membuktikan sakarin teridentifikasi pada sampel pangan yang dijual bebas tanpa izin produksi dan juga teridentifikasi dalam sampel urin siswa SDN Sukamaju 1 Depok dan siswa SDIT Al-Mughni Jakarta. Kadar sakarin tertinggi dalam sampel urin responden SDN Sukamaju 1 Depok adalah 93,37 mg/L dan untuk kadar sakarin tertinggi dalam sampel urin responen SDIT Al-Mughni Jakarta adalah 62,47 mg/L. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>