Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cicilia Aristya Dyah Puspita
"Kayu merupakan salan satu hasil hutan di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak dan beragam Perkembangan dalam bidang pengolanan kayu, menimbulkan peningkatan Iimbah serbuk gergajian yang merupakan Iimbah Iignoselulosa yang mengandung nemiselulosa dan dapat dinidrolisis menjadi xilosa untuk produksi xilitol. Serbuk gergajian kayu yang digunakan adalah serbuk kayu jati dan kayu melinjo Karena kandungan Iignin yang tinggi, sebelum dihidrolisis, dilakukan proses delignifikasi terhadap sampel serbuk kayu dengan menggunakan Iarutan NaOH 1%. Kondisi hidrolisis optimum didapatkan pada sunu 121 °C selama 60 menit, dengan konsentrasi asam HQSO4 0,3 M. Pemekatan hidrolisat dilakukan untuk mendapatkan kadar xilosa yang Iebih besar dengan penguapan pada suhu 70 °C.
Hasil pengukuran kadar xilosa dalam hidrolisat pada kondisi optimum, sebelum dan sesudah penguapan adalah sebesar 4,31 % dan 5,4% (w/w) untuk serbuk kayu jati yang tidak didelignifikasi; 3,18% dan 3,82% (w/w) untuk serbuk kayu jati didelignifikasi; 5,18% dan 6,16% (w/w) untuk serbuk kayu melinjo yang tidak didelignifikasi; dan 4,26% dan 5,3% (w/w) untuk serbuk kayu melinjo didelignifikasi Hidrolisat kemudian digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi oleh khamir Candida fukuyamaensis UICC Y-247. Sebelum proses fermentasi, dilakukan proses detoksifikasi ternadap hidrolisat dengan menggunakan 1 % arang aktif (w/w untuk mengnilangkan innibitor yang dapat mengganggu proses fermentasi olen khamir.
Produk xilitol hasil fermentasi tertinggi, didapatkan pada waktu fermentasi 36 jam yaitu dengan persen konversi xilitol tertinggi sebesar 6,16% untuk sampel serbuk kayu jati yang didetoksifikasi dan 6,35% untuk sampel serbuk kayu melinjo yang didelignifikasi dan didetoksifikasi. Persen yield xilitol tertinggi untuk tiap gram sampel, pada kedua jenis sampel serbuk kayu, terdapat pada substrat yang didetoksifikasi, yaitu sebesar O,32% untuk serbuk kayu jati dan O,47% untuk serbuk kayu melinjo."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30420
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wuryaningrum
"Xilitol merupakan gula alkohol berkarbon lima, yang secara alami terdapat dalam buah-buahan dan sayuran, serta memiliki manfaat kesehatan diantaranya adalah antikariogenik dan memiliki indek glukemik rendah. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses kimiawi ataupun dengan fermentasi. Proses fermentasi dilakukan oleh khamir penghasil enzim xilosa reduktase, Candida fukuyamaensis UICC Y-247. Xilosa dihasilkan melalui proses hidrolisis hemiselulosa yang terkandung dalam limbah lignoselulosa seperti tanaman sorgum.
Dalam penelitian ini dilakukan hidrolisis terhadap tangkai dan malai limbah sorgum untuk menghasilkan xilosa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan xilitol melalui proses fermentasi dengan penambahan D(-) arabinosa sebagai kosubstrat. Sebelum hidrolisis pada sampel dilakukan proses dewax dan delignifikasi untuk menghilangkan senyawa-senyawa ekstraktif dan memecahkan lignin yang dapat menghambat proses hidrolisis ataupun fermentasi. Hidrolisis dilakukan dengan asam sulfat 0,3 molar, suhu 121°C.
Berdasar hasil pengukuran didapatkan waktu optimum hidrolisis tangkai adalah 35 menit dan malai 45 menit, dengan masing-masing menghasilkan 4083,8 ppm atau 20,45% xilosa dari hidrolisat tangkai dan 4690,6 ppm atau 23,5% dari hidrolisat malai. Uji HPLC hasil fermentasi dalam penelitian ini, menunjukkan waktu optimum fermentasi adalah 12 jam. Konversi xilosa menjadi xilitol adalah 12,48%; 8,98% dan 2,66% masing-masing untuk hidrolisat malai, tangkai dan xilosa murni. Penambahan D(-) arabinosa sebagai kosubstrat menurunkan pembentukan xilitol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29067
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Bettivia
"Xilitol merupakan pemanis alami yang bersifat antikariogenik dan memiliki indeks glikemik rendah. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses kimiawi ataupun proses fermentasi. Xilitol dihasilkan melalui proses fermentasi xilosa oleh Candida fukuyamaensis UICC Y-247. Xilosa diperoleh dari hidrolisis hemiselulosa dalam limbah sorgum manis yang telah dihilangkan senyawa ekstraktif dan ligninnya. Hidrolisis dilakukan secara kimiawi dengan katalis asam sulfat 0,3 M. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan kosubstrat terhadap yield xilitol. Yield xilitol tertinggi diperoleh dari fermentasi malai jam ke-12 sebesar 188 ppm dengan konversi xilosa menjadi xilitol 20,29%. Penambahan kosubstrat L-arabinosa 150 ppm menaikkan yield xilitol hingga 347 ppm dengan konversi sebesar 37,37%. Penambahan kosubstrat D-glukosa 150 ppm menghasilkan xilitol 287 ppm dengan konversi 30,93%.

Xylitol is a natural sweetener that has anti-cariogenic properties and has a low glycemic index. Xylitol can be produced from xylose, either through a chemical process or fermentation process. Xylitol was produced through a process of xylose fermentation by Candida fukuyamaensis UICC Y-247. Xylose derived from hemi-cellulose hydrolysate of sweet sorghum waste in which the lignin and extractive compounds had been removed. The hydrolysis was done chemically with sulfuric acid catalyst 0.3 M. This research was conducted to determine the effect of adding cosubstrate on xylitol yield. The highest xylitol yield obtained from the fermentation tassel at the hour 12 by 188 ppm with the conversion of xylose into xylitol 20.29%. The addition of L-arabinose cosubstrate 150 ppm increased xylitol yield up to 347 ppm by a conversion of 37.37%. The addition of D-glukosa cosubstrate 150 ppm produced xylitol 287 ppm by a conversion of 30,93%. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Ningsih
"Penelitian ini dilakukan untuk membuat xilitol dari limbah batang/malai sorgum manis CTY-33. Xilitol dibuat melalui proses fermentasi xilosa menggunakan Candida fukuyamaensis UICC Y-247 penghasil enzim xilosa reduktase yang mereduksi xilosa menjadi xilitol. Xilosa didapat dari hidrolisis hemiselulosa dalam limbah batang/malai sorgum manis CTY-33 yang telah dilakukan delignifikasi. Hasil xilosa tertinggi dengan 30 ml larutan H2SO4 0,3M dicapai pada waktu hidrolisis 35 menit yaitu 22,71% dalam hidrolisat malai sorgum manis CTY-33, dan 15,30% dalam hidrolisat batang sorgum manis CTY-33. Yield xilitol tertinggi dicapai pada fermentasi jam ke-12 yaitu 191,07 ppm dari malai, dan yield xilitol dari batang 31,48 ppm. Penambahan kosubstrat glukosa menaikkan kadar xilitol, hasil tertinggi dicapai pada jam ke-12. Penambahan kosubstrat glukosa 300 ppm pada malai menghasilkan xilitol sebesar 291,17 ppm (konversi xilosa menjadi xilitol 38,86 %). dan penambahan kosubstrat glukosa 150 ppm pada batang sebesar 173,44 ppm (konversi xilosa mnjadi xilitol 26,20.

Producing xylitol from the straw / panicle of sweet sorghum CTY -33 wastes was done. The xylitol produced through the fermentation process of xylose using Candida fukuyamaensis UICC Y-247 which reduced xylose to xylitol using xylose reductase enzyme. The hemicellulose in the straw/panicle sweet sorghum CTY-33 wastes was hydrolized by 30 mL sulfuric acid 0,3 M after delignification. The highest xylose in the hydrolyzate of panicle during 35 minutes was 22.71 % and from straw was15.30 %. The highest xylitol yield reached in 12-hours fermentation, panicle xylitol yield was 191.07 ppm and straw xylitol yield was 31.48 ppm. When glucose added as co-substrat, the xylitol yield increased. The panicle xylitol yield became 291.170 ppm (the xylose conversion to xylitol was 38,86 %) when it added glucose 300 ppm, and the straw xylitol yield became 173.44 ppm (the xylose conversion to xylitol was 26,20 %) when it added glucose 150 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29023
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riyon Fajarprayogi
"Xilitol merupakan gula poliol berkarbon lima yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, sehingga banyak digunakan dalam makanan, industri farmasi, dan kesehatan. Produksi xilitol secara kimiawi menggunakan tekanan dan temperature yang tinggi serta pemurnian berulang dirasakan kurang ekonomis.
Tujuan penelitian ini adalah, menghasilkan xilitol dengan metode fermentasi, menggunakan hidrolisat biomassa tandan kosong kelapa sawit yang mengandung xilosa sebagai substrat. Hemiselulosa tandan kosong kelapa sawit dihidrolisis dengan katalis asam sulfat. Skrining terhadap khamir koleksi UICC dilakukan untuk memperoleh galur terbaik penghasil xilitol. Optimasi kondisi fermentasi produksi xilitol meliputi; waktu fermentasi, konsentrasi substrat dan sumber nitrogen, serta kondisi aerasi.
Dari hasil skrinning diperoleh bahwa Debaryomyces hansenii UICC Y-276 merupakan strain khamir yang potensial untuk produksi xilitol. Kondisi optimum fermentasi produksi xilitol menggunakan khamir D. hansenii yaitu pada waktu kultivasi selama tiga hari dengan konsentrasi total xilosa dalam hidrolisat sebesar 7%, sumber nitrogen ammonium sulfat 0,2%, dan pada kondisi aerasi terbatas, menghasilkan yield value sebesar 71% (b/b).

Xylitol is a five-carbon polyol sugar which has many health benefits, so it is widely used in food, pharmaceutical, and healthcare. Chemically xylitol production using high pressure and temperature and repeated purification felt less economical.
The purpose of this research is to produce xylitol with fermentation method, using biomass hydrolyzate from oil palm empty fruit bunches containing xylose as a substrat. Hemicellulose of oil palm empty fruit bunches hidrolyzed with sulfuric acid catalyst. Screening for yeasts collection of UICC is done to obtain the best strains producing xilitol. Optimization of fermentation conditions for the production of xylitol include fermentation time, substrate concentration and nitrogen sources, as well as the conditions of aeration.
From the skrinning process, it was obtained that Debaryomyces hansenii UICC Y-276 is a potential yeast strain for the production of xylitol. The optimum fermentation conditions for xylitol production using yeast D. hansenii is at the time of cultivation for three days, with a total concentration of xylose in the hydrolyzate by 7%, nitrogen source ammonium sulfate 0.2%, and on a limited aeration conditions, resulting in yield value of 71%(w/w).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Triana Zulfia
"Lapisan tipis imobilisasi sel khamir Candida fukuyamaensis UICC-Y247 telah dibuat sebagai modifikasi transduser pada permukaan elektroda sensor oksigen GC-NPAu untuk metode alternatif sensor BOD (Biochemical Oksigen Demand). Lapisan dibuat menggunakan matriks agarose/KCl sebagai biomembran dengan teknik evaporasi, kemudian aktifitasnya didukung dengan adanya tambahan membran Nafion 50 mikron. Sistem sensor ini mempersingkat waktu pengukuran BOD dari 5 hari menjadi 30 menit. Aktivitasnya dibandingkan dengan menggunakan keadaan sel bebas dan terimobilisasi. Deteksi nilai BOD dilakukan dengan menggunakan teknik Multi Pulse Amperometry (MPA) pada potensial 450 mV. Keberhasilan sistem terlihat adanya peningkatan arus dari plot linieritas sistem terhadap larutan uji glukosa dari konsentrasi 0,1 mM sampai 0,5 mM setara dengan nilai BOD (10 mg/L sampai 50 mg/L). Optimalisasi pengukuran BOD dihasilkan waktu optimum BOD sebesar 30 menit, dengan menggunakan sel khamir yang telah diinkubasi selama 30 jam. Scan rate optimum 100 mV/s, dengan memvariasikan ketebalan membran Nafion, 0,25 mL sampai 1 mL campuran imobilisasi, hasil ketebalan optimum adalah 1 mL campuran imobilisasi. Batas deteksi larutan glukosa pada sistem sensor adalah 0,011336 mM atau nilai BOD sebesar 1,1336 mg/L. Pengukuran respon arus terhadap larutan glukosa dilakukan pengulangan sebanyak 15 kali, didapatkan nilai standar deviasi relatif 4,776% untuk elektroda tanpa kehadiran sel khamir dan 2,702% untuk elektroda yang telah dilekatkan dengan lapisan imobilisasi. Hasil pengujian kestabilan, ditemukan bahwa lapisan imobilisasi stabil selama 1-3 hari."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30708
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ria Fatmawati
"Indonesia merupakan negara agraris yang setiap tahunnya mengnasilkan padi dalam jumlah besar, namun di sisi Iain hal ini menyebabkan banyaknya jumlah Iimbah jerami padi. Untuk itu diperlukan penanganan limbah yang tepat guna. Pada penelitian ini dicoba memanfaatkan Iimbah jerami padi yang dibagi menjadi merang dan batang sebagai bahan baku xilitol dengan hidrolisis menggunakan H2304 0,3 M pada suhu 121° C dengan waktu optimum 45 menit. Sebelum hidrolisis, dilakukan delignifikasi menggunakan NaOH 1%, suhu 55° C selama 2 jam. Kadar xilosa pada substrat merang sebesar 4918,6 mg/L dan batang 32863 mg/L. Untuk substrat yang didelignifikasi pada merang 3148,5 mg/L dan 1869,5 mg/L pada batang.
Hasil hidrolisis ini kemudian difermentasi dengan khamir penghasil enzim xy/ose reductase, yaitu Candida fukuyamaensis Sampel diberi perlakuan detoksifikasi untuk mehgnilangkan senyawa yang menghambat pertumbuhan khamir, yaitu diberi arang aktif 1% dan dikocok dengan shaker selama setengan jam. Konsentrasi xilitol optimum dihasilkan dengan perlakuan detoksifikasi yaitu untuk substrat merang sebesar 545,6 mg/L dan pada batang 226,7 mg/L, sedangkan persen konversi terhadap substrat awal paling tinggi juga dihasilkan oleh substrat jerami dengan perlakuan detoksifikasi, yaitu sebesar 1,6 % pada merang dan O,7% pada batang. Persen konversi terhadap xilosa awal paling tinggi dihasilkan oleh substrat dengan perlakuan dellgnifikasi-detoksifikasi, yaitu merang besar 17,104% dan batang 7,49%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30355
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Sindu Sakti
"Iradiasi gamma dapat mengeliminasi jamur berfilamen tanpa hilangnya senyawa fitokimia yang terkandung dalam bahan alam. Resveratrol adalah senyawa yang terkandung dalam biji Melinjo Gnetum gnemon Linn. , dilaporkan memiliki menguntungkan terhadap diabetes melitus.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek iradiasi gamma terhadap biji melinjo yang dilaporkan berkhasiat untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2 DMT2 terkait dengan penghambatan DPP-4. Biji melinjo diiradiasi pada dosis 0.0; 2.5; 5.0; 7.5; dan 10.0 kGy, kemudian ditentukan angka kapang-khamir AKK dengan menggunakan 3M trade; Petrifilm Rapid Yeast and Mold Count Plates. Penetapan kadar air dilakukan dengan metode oven kering, serbuk biji melinjo dipanaskan pada suhu 105 C hingga perbedaan antar penimbangan kurang dari 2.5 . Biji melinjo kemudian diekstraksi menggunakan refluks dengan pelarut etanol, ekstrak yang diperoleh diuji aktivitas penghambatan DPP-4 menggunakan Biovision trade; DPP-4 Inhibitor Screening Assay Kit.
Diperoleh hasil bahwa pada dosis iradiasi 2.5 kGy hingga 10.0 kGy tidak terjadi pertumbuhan kapang dan khamir. Diperoleh data bahwa biji melinjo memiliki kadar air sejumlah 13.48 . Iradiasi gamma tidak memberikan efek yang signifikan terhadap aktivitas DPP-4, namun demikian dosis iradiasi gamma mulai dari 2.5 kGy memberikan peningkatan profil persen penghambatan DPP-4 jika dibandingkan dengan dosis 0.0; 2.5; 5.0; dan 10.0 kGy.

Gamma irradiation capable to eliminate filamentous fungi without of increasing temperature, moreover certain doses of gamma irradiation prevented the loss of phytochemical compounds in irradiated materials. Resveratrol is a polyphenol compound that can be found in Melinjo Gnetum gnemon Linn. seeds.
This study investigated effect of gamma irradiation on Melinjo which have beneficial effects for diabetes mellitus type 2 DMT2 related to inhibition of dipeptidyl peptidase 4 DPP 4 activity. The seeds irradiated at doses of 0.0 2.5 5.0 7.5 and 10.0 kGy, then enumerate total yeast and mold count test by using 3M trade Petrifilm Rapid Yeast and Mold Count Plates. Seeds were extracted using reflux with ethanol as solvent, the the extract was tested for its inhibitory activity to DPP 4 using Biovision trade DPP 4 Inhibitor Screening Assay Kit.
The results reveal that Melinjo seeds treated with at irradiation doses of 2.5 kGy to 10.0 kGy there is no yeast and mold growth. It was found that melinjo seeds had a moisture content of 13.48 . We conclude that gamma irradiation has no significant effect on the inhibitory activity of DPP 4, however irradiation dose of 2.5 kGy show an increase in percent inhibition profile of DPP 4 compared with treatment at doses 0.0 2.5 5.0 7.5 and 10.0 kGy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>