Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elgodwistra K
"Perubahan tutupan lahan merupakan fenomena yang umum terjadi, namun
memberi dampak yang beragam, seperti erosi, banjir, dan tanah longsor. Dampak
perubahan tutupan lahan pun terjadi di Daerah Tangkapan Waduk Mrica.
Perubahan tutupan lahan di sekitar keberadaan waduk tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang berpengaruh pada pendangkalan
waduk. Penelitian ini mengkaji pendangkalan waduk yang terjadi akibat
perubahan tutupan lahan. Data perubahan tutupan lahan diperoleh dari Citra
Landsat tahun 1996, 2000, dan 2009, sedangkan data pendangkalan waduk
(sedimentasi) diperoleh dari batimetri waduk pada tahun yang sama. Analisis data
dilakukan dengan cara deskriptif dan tumpang-susun peta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendangkalan Waduk Mrica berhubungan erat dengan
bertambahnya muatan sedimen yang masuk. Kenaikan muatan sedimen ini
diakibatkan oleh perubahan tutupan lahan, terutama berkurangnya tutupan
vegetasi dan bertambahnya tutupan lahan kering."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34222
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Ismail
"Penelitian dilakukan di daerah tangkapan air (DTA) Waduk Darma (luas 2903 ha), Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini membahas pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi di lokasi penelitian dalam periode tahun 1991 - 2008. Citra Landsat 5 TM tahun 1991 dan landsat 7 ETM tahun 2008 digunakan untuk mengetahui persebaran jenis penggunaan lahan. Parameter penggunaan lahan, lereng, jenis tanah, dan kerapatan aliran digunakan untuk mengetahui persebaran koefisien aliran dengan menggunakan metode Cook's. Analisis kecenderungan variabel koefisien aliran tahunan, debit aliran langsung, debit aliran dasar, dan koefisien regim sungai, digunakan untuk mengetahui kondisi hidrologi selama periode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis penggunaan lahan yang dominan berubah adalah hutan, tegalan, dan pemukiman. Perubahan penggunaan lahan banyak terjadi pada lereng > 15 %, mengakibatkan kenaikan nilai koefisien hasil perhitungan metode Cook’s. Hasil analisis data hidrologi tahun 1991 - 2008 menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan besarnya nilai koefisien aliran tahunan, debit aliran langsung dan koefisien regim sungai, sedangkan aliran dasar cenderung turun. Hasil simulasi skenario 1a, 1b, 2a, dan 2b menujukkan bahwa terdapat pengaruh variasi perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik hidrologi yang meliputi koefisien aliran, aliran langsung, dan aliran dasar.

The research was conducted in The Darma’s Lake catchment area (2903 ha), Kuningan Regency, West Java Province. This study discusses the influence of land use change on hydrological characteristic in the period 1991 to 2008. Landsat 5 TM years 1991 and Landsat 7 ETM years 2008 were used to determine land use distribution and their changing. Land use, slope, soil type, and drainage density were used to determine distribution of runoff coefficient with Cook's method. Trend analysis on annual runoff coefficient, direct runoff, base flow and river regime coefficient, were done to know actual hydrological condition.
The research results show that the land use has been changed particularly, forest, cultivated, and settlement area. Its changes dominant occurs on the slope > 15 %. Based on the Cook’s methods, land use change causes an increase in the runoff coefficient. Hydrological data analysis in time series 1991 - 2008, indicate a tendency of increase of annual runoff coefficient, direct runoff, and river regime coefficient, while the base flow tends to decrease. The results of scenarios 1a, 1b, 2a, and 2b show the influence, land use changes on hydrological characteristics particularly, run off coefficient, direct run off, and base flow.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T29016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Waduk Jatiluhur merupakan danau buatan yang mempunyai banyak
manfaat atau ‘multifungsi’, terutama sebagai irigasi pertanian.
Pembendungan aliran Ci Tarum di Pasir Jatiluhur tahun 1967 mengakibatkan
kecepatan arus air menurun ketika memasuki genangan atau ‘inlet’ waduk,
sehingga sebagian besar material tanah yang masuk ke dalam waduk melalui
proses erosi mengalami sedimentasi atau pengendapan. Sedimentasi yang
terjadi pada permukaan Waduk Jatiluhur, lambat laun dapat mengurangi
kapasitas tampungan waduk dalam beroperasi.
Hasil analisa antara morfologi sebelum Waduk Jatiluhur beroperasi
dengan morfologi dasar Waduk Jatiluhur setelah beroperasi, yaitu tahun 1995
sampai 2000 maka akan diperoleh perubahan morfologi Waduk Jatiluhur.
Pola perubahan morfologi dasar Waduk Jatiluhur sampai tahun 2000
cenderung mengalami pengendapan. Pengendapan yang terjadi di Waduk
Jatiluhur sampai tahun 2000 cenderung menempati bagian tepi waduk
menuju bagian tengah waduk. Hal ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh
kondisi alam yang terdapat pada tepi Waduk Jatiluhur, misalnya terhadap
keberadaan jenis penggunaan tanah kering, yaitu kebun campuran, wilayah
lereng, misalnya antara lereng kurang dari 8 % dan kelas lereng 15 - 25 %,
dan jenis tanah yang mempunyai tingkat erodibilitas sedang yaitu jenis tanah
podsolik."
Universitas Indonesia, 2006
S34028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Oktariza
"ABSTRAK
Peningkatan emisi gas rumah kaca merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi laju emisi gas rumah kaca adalah dengan menjaga stok karbon melalui ekosistem hutan. Kawasan Gunung Patuha di Jawa Barat merupakan kawasan dengan tata guna lahan yang beragam dan memiliki potensi untuk pertanian, wisata alam, dan energi panas bumi sehingga dekat dengan isu deforestasi dan degradasi hutan. Oleh karena itu, stok karbon di kawasan Gunung Patuha perlu diukur sebagai upaya menjaga stok karbon dan kelestarian hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan memetakan perubahan tutupan lahan hutan dari tahun 1990 hingga 2018, nilai dan sebaran spasial cadangan karbon serta menganalisis pengaruh perubahan tersebut terhadap nilai cadangan karbon. Perubahan tutupan lahan hutan dipantau melalui interpretasi visual citra satelit Landsat-5 TM dan Landsat-8 OLI. Nilai stok karbon diperoleh dari konversi nilai biomassa. Nilai biomassa diestimasi dan dianalisis melalui kerapatan vegetasi menggunakan algoritma Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) pada citra satelit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai stok karbon cenderung berfluktuasi pada jarak 0,5 km sampai 4 km dari tepi batas hutan. Perubahan tutupan lahan hutan di kawasan Gunung Patuha cenderung menurun luasnya

ABSTRACT
The increase in greenhouse gas emissions is the cause of climate change. One of the efforts that can be done to reduce the rate of greenhouse gas emissions is to maintain carbon stocks through forest ecosystems. The Mount Patuha area in West Java is an area with diverse land uses and has the potential for agriculture, nature tourism, and geothermal energy so that it is close to the issue of deforestation and forest degradation. Therefore, the carbon stock in the Mount Patuha area needs to be measured as an effort to maintain carbon stocks and forest sustainability. This study aims to study and map changes in forest land cover from 1990 to 2018, the value and spatial distribution of carbon stocks and analyze the effect of these changes on the value of carbon stocks. Changes in forest land cover were monitored through visual interpretation of Landsat-5 TM and Landsat-8 OLI satellite imagery. The carbon stock value is obtained from the conversion of the biomass value. The biomass value was estimated and analyzed through vegetation density using the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) algorithm on satellite imagery. The results showed that the value of carbon stock tends to fluctuate at a distance of 0.5 km to 4 km from the edge of the forest boundary. Changes in forest land cover in the area of ​​Mount Patuha tend to decrease in extent"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Fajar Irawan
"Daerah penelitian mencakup DA Ci Danau yang memiliki luas 13.491 Ha. DA Ci Danau mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan ekonomi, dalam bentuk penyediaan air baku serta satu-satunya reservoir air dengan debit yang cukup diwilayah tersebut. DA Ci Danau merupakan salah satu DAS penting di Wilayah Barat Propinsi Banten. Sebagian besar perubahan tutupan lahan yang terjadi menuju wilayah terbangun, dimana luasnya bertambah dari tahun ke tahun. Untuk vegetasi (hutan) sebagian besar berubah menjadi vegetasi (non hutan). Berdasarkan hasil analisis antara perubahan tutupan lahan dengan kondisi hidrologi, ternyata perubahan tutupan lahan mempengaruhi kondisi hidrologi. Dalam hal ini berpengaruh terhadap rasio persentase MNQ terhadap curah hujan dan juga koefisien runoff. Perubahan kondisi tutupan lahan, dimana terjadi penambahan luas wilayah terbangun dan juga pengurangan luas vegetasi hutan. Hubungan yang terjadi antara wilayah terbangun dengan kondisi hidrologi yaitu semakin besar luas wilayah terbangun maka semakin besar pula koefisien runoff dan juga semakin besar luas wilayah terbangun maka semakin kecil rasio persentase MNQ terhadap curah hujan.

Areas of research include the Ci Danau Cathcment Area which has an area 13,491 ha. Ci Danau Cathcment Area has a function and a very important role in supporting economic development, in the form of raw water supply and only one water reservoir with a sufficient flow area. Ci Danau Cathcment Area is one of the important watershed in the Western Province of Banten. Most of the land cover changes that occurred toward the wake region, where the extent of increase from year to year. For vegetation (forest) is largely converted into vegetation (non-forest). Based on the analysis of land cover changes in hydrologic conditions, it turns out land cover changes affect the hydrological conditions. In this case affect the percentage ratio MNQ on rainfall and runoff coefficient. Changes in land cover conditions, the addition of an area where there has been awakened and also reduction of the forest vegetation. The relationship between the region woke up to the hydrologic conditions of the greater area woke up the greater runoff coefficient and also the greater the area woke up, the smaller the ratio of percentage MNQ on rainfall."
2010
S635
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhandy Septian Wiratama
"Estuari adalah wilayah yang berproduktivitas tinggi pada wilayah perairan karena merupakan wilayah pertemuan perairan laut dan sungai yang dapat membawa banyak material dari daerah aliran sungai disekitarnya. Produktivitas tinggi di wilayah estuaria disebabkan adanya organisme produsen seperti fitoplankton yang dapat mempengaruhi produktivitas primer dalam wilayah perairan. Estuari Cimandiri merupakan wilayah estuari terbesar dan memiliki produktifitas pada perairannya yang tinggi di Kabupaten Sukabumi. Maka dari itu perlu diperhatikannya faktor yang berpengaruh terhadap ekosistem estuari disekitarnya. Faktor oseanografis perlu juga diperhatikan seperti salinitas, padatan tersuspensi dan arus pasang surut permukaan serta nilai konsentrasi klorofil-a untuk indikasi keberadaan fitoplankton. Kondisi daeah aliran juga perlu diperhatikan seperti tutupan lahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh faktor oseanografis perairan estuari cimandiri dan perubahan tutupan lahan di daerah aliran sungai cimandiri terhadap kondisi produktivitas perairannya seperti persebaran fitoplankton di estuari cimandiri. Metode yang digunakan menggunakan metode analisis spasial melalui pengolahan data pengindraan jauh dengan citra Sentinel2 pada tahun 2016 - 2020 yang didukung dengan data hasil validasi lapangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebaran fitoplankton lebih dipengaruhi oleh faktor oseanografis seperti salinitas, muatan padatan tersuspensi dan arus pasang surut permukaan laut sedangkan untuk perubahan tutupan lahan yang terjadi tidak terlalu signifikan di D.A Cimandiri membuat faktor dari perubahan lahan tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap sebaran fitoplankton yang terdapat pada estuari cimandiri.

An estuary is a region with high waters productivity because it is a confluence between sea and river waters that can carry a lot of material from the surrounding watersheds. High productivity in the estuary region is due to the presence of organisms producer such as phytoplankton that can affect primary productivity in water areas. Cimandiri Estuary is the largest and more productive estuary region in Sukabumi Regency. According to it, the factor can influence the ecosystem of Cimandiri estuary it is necessary to pay attention to the surrounding ecosystems. The oceanographic factors need to be considered, such as salinity, suspended solids, tidal currents, and the value of chlorophyll-a concentration to indicate the presence of phytoplankton and also physical factors such as land cover around the watershed.
This study aims to detect the effect of land cover changes in cimandiri watershed toward oceanographic conditions that affected the distribution of phytoplankton. The method used spatial analysis method through processing remote sensing data with Sentinel-2 imagery in 2016 - 2020 which is supported by data field validation. The results showed that the distribution of phytoplankton was more influenced by oceanographic factors such as salinity, suspended solids, and tidal currents. Land cover changes are not too significant to occur in Cimandiri watershed this makes the factor of land changes not too significantly affected the distribution of phytoplankton contained in the cimandiri estuary.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Safu Aji Dharma Kusuma
"Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan penutup lahan tahun 2005 hingga 2020 terhadap estimasi laju erosi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Samin yang merupakan salah satu Sub-DAS prioritas di Bengawan Solo Hulu. Perubahan penutup lahan dianalisis menggunakan teknik klasifikasi terbimbing menggunakan citra satelit, sedangkan estimasi laju erosi dimodelkan menggunakan SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool Plus). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan luas permukiman dan pertanian lahan kering yang dikonversi dari sawah dan kebun campuran. Laju erosi tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan rata - rata 5.03 ton/ha/tahun diakselerasi oleh peristiwa La Nina, sedangkan laju erosi terendah terjadi pada tahun 2015 dengan rata – rata 1.91 ton/ha/tahun karena pengaruh dari peristiwa El Nino. Secara spasial, laju erosi dengan kategori bahaya berat hingga sangat berat dominan tersebar di wilayah hulu DAS Samin pada pertanian lahan kering dengan unit respon hidrologi dominan jenis penutup lahan kebun campuran dan hutan pada jenis tanah andosol di kemiringan lereng sedang hingga curam yang tersebar pada Sub-DAS Gembong, Ngablak, Blumbang, dan Gentong.

This research analyzes the effect of changes in land cover from 2005 to 2020 on the estimated rate of erosion in the Samin River Watershed (DAS), which is one of the priority sub-watersheds in Bengawan Solo Hulu. Land cover changes are explained using guided classification techniques using satellite imagery, while estimates of erosion rates are modeled using SWAT+ (Soil and Water Assessment Tool Plus). The results of the research show an increase in the area of ​​agricultural organizations and dry land which has been converted from rice fields and mixed gardens. The highest erosion rate occurred in 2010 with an average of 5.03 tonnes/ha/year accelerated by the La Niña event, while the lowest erosion rate occurred in 2015 with an average of 1.91 tonnes/ha/year due to the influence of the El Nino event. Spatially, the rate of erosion in the severe to very severe hazard category is dominantly distributed in the upstream region of the Samin watershed on dry agricultural land with the dominant hydrological response unit being mixed plantation and forest land cover types on andosol soil types on medium to steep slopes distributed in Sub-DAS Gembong, Ngablak, Blumbang, dan Gentong."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
An Hye, Sung
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap perubahan debit banjir di Sub-DAS Cisangkuy, dengan fokus pada debit banjir di outlet hilir, yaitu Kelurahan Andir, selama periode 2010- 2022. Model hidrologi HEC-HMS digunakan untuk memodelkan debit banjir dengan mengintegrasikan faktorfaktor hidrologi seperti curah hujan dan periode ulangnya (2, 5, 10, dan 25 tahun). Selain itu, dilakukan identifikasi pola perubahan tutupan lahan dan perhitungan perubahan nilai curve number yang berdampak pada perubahan debit banjir. Analisis data dilakukan menggunakan analisis komparatif deskriptif dan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan debit banjir pada tahun 2010-2014, namun pada tahun 2014- 2018 dan 2018-2022 terjadi penurunan debit banjir. Perubahan debit banjir ini diiringi dengan kenaikan dan penurunan nilai kurva aliran, dengan perubahan tutupan lahan yang menjadi faktor penting dalam mempengaruhi perubahan debit banjir di Sub-DAS Cisangkuy.

This study aims to analyze the influence of land cover change on changes in flood discharge in the Cisangkuy Sub-watershed, with a focus on flood discharge at the downstream outlet, namely Andir Village, during the period 2010-2022. The HEC-HMS hydrological model was used to model flood discharge by integrating hydrological factors such as rainfall and its return period (2, 5, 10, and 25 years). In addition, identification of land cover change patterns and calculation of changes in curve number values that have an impact on changes in flood discharge were conducted. Data analysis was conducted using descriptive comparative analysis and descriptive statistical analysis. The results showed an increase in flood discharge in 2010-2014, but in 2014-2018 and 2018- 2022 there was a decrease in flood discharge. This change in flood discharge is accompanied by an increase and decrease in the value of the flow curve, with changes in land cover being an important factor in influencing changes in flood discharge in the Cisangkuy Sub-watershed."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abi Fajar
"Hutan mangrove atau yang biasa disebut bakau merupakan hutan yang mempunyai khasnya tersendiri karena jenis tumbuhan yang hanya bisa hidup di kawasan hutan yang merupakan daerah perbatasan antara daratan dan lautan. Pada sepanjang pesisir Indonesia terdapat berbagai tipe dari vegetasi seperti bakau atau mangrove. Dilansir dari media antara news, kondisi Mangrove di pesisir utara pulau jawa mengalami kerusakan diakibatkan oleh cuaca dan banjir rob. Pada tahun 2015 kawasan hutan mangrove di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang dilansir oleh medcom.id mengalami kerusakan yang cukup parah akibat abrasi dan ulah manusia. Kerusakan hutan terjadi hampir merata di lima kecamatan yang ada di wilayah pantai utara (Pantura) barat. Untuk mengetahui perubahan luasan tutupan lahan mangrove di Pesisir Utara Kabupaten Brebes selama periode 1990 – 2020 yang diketahui melalui citra satelit Landsat dan mengidentifikasi penyebab dari pada perubahan luasan tutupan lahan mangrove di Pesisir Utara Kabupaten Brebes. Hasil dari penelitian perubahan dari luasan mangrove sangat fluktuatif perubahannya, Pada tahun 1990 luas keseluruhan tutupan lahan mangrove seluas 1763,42 ha, sedangkan penurunan signifikan terjadi pada tahun 2000 yang mana luas dari mangrove hanya 1125,73 ha. Pada dekade selanjutnya Kembali mengalami penurunan di tahun 2010 hanya seluas 1028,32 ha. Perubahan berbeda terjadi di tahun 2020 karena luas dari tutupan lahan mangrove naik signifikan dari tahun 2010, yaitu naik seluas 1466,57 ha.

Mangrove forests or commonly called mangroves are forests that have their own characteristics because of the types of plants that can only live in forest areas which are border areas between land and sea. Along the Indonesian coast there are various types of vegetation such as mangroves or mangroves. Reporting from the media, Antara News, the condition of mangroves on the north coast of Java Island was damaged due to weather and tidal flooding. In 2015, the mangrove forest area in Brebes Regency, Central Java, which was reported by medcom.id, suffered quite severe damage due to abrasion and human activities. Forest damage occurs almost evenly in five sub-districts in the western north coast (Pantura) region. To determine changes in the area of mangrove land cover on the North Coast of Brebes Regency during the period 1990 - 2020 which is known through Landsat satellite imagery and identify the causes of changes in the area of mangrove land cover on the North Coast of Brebes Regency. The results of research on changes in the area of mangroves were very volatile. In 1990 the total area of mangrove land cover was 1763,42 ha, while a significant decrease occurred in 2000 where the area of mangroves was only 1125,73 ha. In the following decades, Return experienced a decline in 2010, only covering an area of 1028,32 ha. Different changes occurred in 2020 because the area of mangrove land cover increased significantly from 2010, which was an increase of 1466,57 ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>