Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadilah Rahmawati Wahyudi
"Penelitian tentang kerajaan di sekitar Kota Palembang telah dilakukan oleh beberapa orang ahli arkeologi dan beberapa dari disiplin ilmu lain. Namun demikian belum ada penelitian tentang lokasi pusat pemerintahan yang ditinjau dari sudut pandang ilmu geografi. Skripsi ini membahas tentang pergeseran lokasi pusat pemerintahan di Kota Palembang pada masa Sriwijaya (abad ke-7) hingga masa pemerintahan Kolonial (abad ke-20). Lokasi pusat pemerintahan kerajaan yang berada di sekitar Kota Palembang dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti situs peninggalan masa lampau yang ditelusuri melalui peta dan dan pustaka sejarah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui analisis keruangan dan analisis isi. Analisis keruangan dilakukan terhadap sumber data yang berupa peta sedangkan analisis isi dilakukan untuk data yang berupa deskripsi kesejaraha. Selanjutnya hasil analisis tersebut dideskripsikan dengan menggunakan pendekatan Geografi Regional. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pusat pemerintahan yang di Kota Palembang, berada tidak jauh dari sumber air, bergerak dari arah timur kebarat kemudian bergeser kembali kesebalah barat. Adapun faktor yang mempengaruhi pergeseran lokasi pusat pemerintahan adalah faktor fisik seperti ketinggian, bentuk medan, jarak dengan sungai, serta keadaan geologi wilayah.

The research about the kingdom around the Palembang City was carried out by several people of archeology and some of the discipline of other knowledge of the expert. Nevertheless did not yet have the research about the location of the centre of the government that was inspected from the point of view of geography knowledge. This thesis discussed about the shift in the location of the centre of the government in the Palembang City in the Sriwijaya period (the 7th age) through to the government's Colonial period (the 20th age). The location of the centre of the government of the kingdom that was around the Palembang City was carried out by gathering site proof of the legacy of the past that was investigated through the map and and the history book. This research was carried out with the qualitative approach through the analysis keruangan and the analysis of the contents. The analysis keruangan was carried out towards the source of the data that took the form of the map whereas the analysis of the contents was carried out for the data that took the form of the description kesejaraha. Further results of this analysis were described by using the Regional Geography approach. Results of the research showed that the centre of the government that in the Palembang City, was was not far from the source of water, moving from the east to the west afterwards shifted again kesebalah west. As for the factor that influenced the shift in the location of the centre of the government was the physical factor like the height, the Medan form, the distance with the river, as well as the situation of territory geology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34130
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tresna
Jakarta: Pradnya Paramita, 1978
340.095 98 TRE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tresna
Jakarta: W. Versluys NV, 1957
340.095 98 TRE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Udin Human
"Berangkat dari pengamatan terhadap peta-peta dan data sejarah yang ada, penulis berasumsi bahwa Banten nampaknnya pernah roemiliki sarana pertahanan berupa tembok kota. Penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya melacak keberadaan tembok kota sebagaimana yang pernah tampak pada peta-peta kuna tentang Banten. Mengingat penelitian ini berorientasi untuk memeperoleh kejelasan masalah tembok kota secara khusus, maka penelitian difokuskan pada tembok kota yang pernah diekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PUSLITARKENAS) dan Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ekskavasi tersebut dilakukan tahun 1985-1988. Kecuali itu dalam melengkapi analisisnya, penulis melakukan ekskavasi berupa kotak uji untuk menelusuri bagian struktur tembok kota yang belum terungkap pada penelitian sebelumnya. Landasan hipotetis yang digunakan dalam ekskavasi tersebut adalah deskripsi peta tahun 1659 dan catatan V.I. van de Wall, sedangkan penelitian-penelitian sebelumnya digunakan sebagai landasan operasional dalam menentukan lokasi kotak uji Melalui penelitiannya penulis. membuktikan kebenaran bahwa di Banten Lama terdapat tembok yang berbentuk zig-zag dan lurus dengan masing-masing ciri teknologinya. Perkiraan umur tembok kota tersebut sekitar 115 tahun. Secara lebih pasti umur ini dapat ditentukan dengan merujuk peta tahun 1596, sehingga perkiraan umur menjadi sekitar 89 tahun. Peta tahun 1659 menunjukkan adanya tembok yang berbentuk lurus, berarti umur tembok berbentuk zig-zag di misi Utara sekitar 63 tahun, sedangkan tembok yang berbentuk lurus bertahan selama 28 tahun hingga tahun 1685. Penulis juga mencatat bahwa penyertaan pagar keliling sebagai tembok kota telah dikenal sejak awal-awal Masehi, bahkan lebih awal lagi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa pagar keliling merupakan gejala umum, yang berguna untuk mempersiapkan pertahanan dan perlindungan di berbagai tempat. Dengan membedakan kota-kota di Jawa abad ke 16-19 secara geografis menjadi kota pantai dan kota pedalaman menunjukkan bahwa pagar keliling atau tembok kota selalu terdapat pada kota pantai, sedangkan pada kola pedalaman tembok tersebut mengelilingi istana atau keraton. Terdapatnya tembok kota pada kota pantai merupakan alasan untuk mempersiapkan pertahanan kota yang memadai, karena keletakkan kota yang lebih terbuka dari arah laut"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati Marwoto Johan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Edith Christie
"Skripsi ini membahas bagaimana persebaran dan hubungan pemukiman etnis Cina di Kawasan Medan pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Pada pemukiman dilihat bagaimana persamaan dan perbedaan karakteristik setiap situs pemukiman etnis Cina. Tujuan umum penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu etnis Cina di Medan. Selain itu, penelitian ini bertujuan khusus untuk mengetahui karakteristik setiap situs pemukiman etnis Cina.Penelitian ini menggunakan metode arkeologi pemukiman tingkat makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran situs-situs pemukiman etnis Cina menunjukkan pola linier di mana berkembang dari utara menuju pusat Kota Medan. Sementara itu, hubungan antarsitus berkaitan dengan faktor migrasi dan ekonomi.

This undergraduate thesis is talk about distribution and relationship chinese settlement in Medan from the end of 19th century until early 20th century. This research is look at the similarities and differences between each site. General purpose is to reconstruction the culture of chinese in the past. Besides, the special purpose is to understand the characteristics of each site. Method that had been used is the archaeology of settlement in macro scale. The result is the distribution of chinese settlement in Medan shows that the pattern is linear. Meanwhile, the relationships between each site cause of migration and economy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"Studi ini menjelaskan ciri-ciri Masjid Kerajaan di Indonesia dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20 Masehi melalui kajian arsitektural dan arkeologis terhadap komponen bangunannya. Masjid Kerajaan adalah sebuah konsep yang bermakna bangunan tempat ibadah sultan shalat berjamaah bersama rakyatnya yang berlokasi di ibukota kerajaan Islam yang merupakan representasi sultan dan sekaligus menjadi identitas kerajaan yang bercorak Islam di masa lalu.
Melalui kajian arsitektural dan arkeologis, beberapa masjid kerajaan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, dikaji dengan memperhatikan konteks ruang (spatial) dengan pusat pemerintahan (istana), alun-alun, pasar, makam dan bangunan lainnya. Disamping itu, dikaji juga aspek relasi kuasa masjid dengan kraton sebagai pusat kuasa, untuk mengungkapkan representasi kuasa di dalam masjid, dengan memperhatikan gaya bangunan dan ritual.
Hasil yang diperoleh memperlihatkan masjid-masjid kerajaan di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus yang ditampilkan (display) dalam bangunannya dan praktik ritual lokalnya yang berbeda dengan masjid non kerajaan dan masjid di luar Indonesia sebagai suatu strategi dan resistensi terhadap relasi kuasa Islam global di masa lalu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2120
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitra Widinanda
"Menara mesjid merupakan sebuah bangunan sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan pada awal perkembangannya. Seiring perkembangannya, terdapat pula fungsi-fungsi lainnya. Terdapat berbagai istilah untuk menyebutkan menara yang berasal dari bahasa Arab. Ma'dhana dan Mi'dhana yang berarti tempat menyerukan adzan dan Sawma'a yang berarti ruangan. Dalam bangunan mesjid sendiri bangunan menara bukan sesuatu hal yang wajib ada. Agam Islam sendiri tidak memberikan aturan khusus dalam pembangunan menara. Namun, di pulau Jawa beberapa mesjid memiliki bangunan yang bentuknya beragam. Pada menara-menara mesjid di pulau Jawa abad ke 15-19 M terdapat gaya-gaya yang di pengaruhi oleh budaya asing. Berdasarkan peiode waktunya maka pengaruh-pengaruh tersebut berasal dari Belanda, Arab, dan Hindu-Buddha.

The mosque's minaret have a lot of functions, one of them is for adzan. Originally the term minaret (menara) is from Arabic language: Ma'dhana, Mi'dhana and Sawma'a. Ma'dhana and Mi'dhana mean a place for adzan, while Sawma'a means a chamber. It is not essential for a minaret to be part of a mosque, as Islam doesn't have specific rules about minaret. However, in Java there are minarets in many forms from the 16-19th century. The styles of those minarets were influenced from the Hindu-Buddhist culture, Arabic countries and the Netherlands."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12044
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
992.5 IND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Loekman Soetrisno
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 1998
R 630 LOE p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>