Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105664 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Safitri
"Fenomena keberadaan penyakit chikungunya di Kecamatan Bogor Tengah
ini menyebabkan timbulnya beberapa permasalahan. Adapun masalah yang akan
dibahas adalah bagaimana pola persebaran penderita penyakit chikungnya dan
faktor-faktor apa yang mempengeruhi pola tersebut. Analisis yang digunakan
adalah dengan menggunakkan korelasi peta persebaran penderita penyakit
chikungunya dengan kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, aksesibilitas,
sumber air, musim, dan jumlah tempat pelayanan kesehatan. Adapun hasil dari
penelitian ini adalah pola wilayah persebaran penderita penyakit chikungunya di
kecamatan bogor tengah pada tahun 2008 tersebar di bagian utara dengan
persebaran penderita tinggi dan sedang. Sedangkan persebaran penderita
chikungunya rendah terdapat di bagian selatan dari wilayah penelitian."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33890
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Venny Getruida Pattinaya
"Penyakit chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Meningkatnya kasus chikungunya dan semakin luasnya wilayah yang terjangkit di
Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Dukuh menimbulkan berbagai macam
permasalahan. Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana pola persebaran penderita penyakit chikungunya berdasarkan
karakteristik wilayah. Variabel yang digunakan adalah kerapatan bangunan,
persentase luas tutupan kanopi, kualitas drainase, tumpukan sampah. Analisis
yang digunakan adalah analisis keruangan dengan matriks kesesuaian wilayah
dalam grid, analisis tetangga terdekat dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian
ini adalah persebaran penderita penyakit chikungunya di Kelurahan Kramat Jati
dan Kelurahan dukuh secara umum membentuk pola cluster (mengelompok) dan
lebih dominan terjadi pada karakteristik wilayah I yang memiliki kriteria
kerapatan bangunan sedang dengan persentase tutupan kanopi tinggi, kualitas
drainase buruk serta memiliki jumlah titik tumpukan sampah sebanyak 9 titik,
meskipun demikian karakteristik wilayah dengan kerapatan bangunan tinggi tidak
selalu diikuti dengan jumlah penderita chikungunya tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Hendrik
"Penyakit Chikungunya merupakan penyakit endemik di Kecamatan Beji Kota Depok dan ditetapkan menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) dari Bulan Desember 2011 - Januari 2012 terdapat 116 kasus penderita chikungunya yang berada di 6 kelurahan. Dengan hal tersebut penelitian dilakukan untuk mengakaji Pola Penyebaran Penderita Chikungunya di Kecamatan Beji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode superimpose dan analisis dari 4 variabel spasial, yaitu kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi, badan air dan kondisi drainase.
Penelitian ini dilakukan atas pengamatan time series dalam suatu kejadian luar biasa penyakit chikungunya yang terjadi dalam rentang waktu 2 bulan di Kecamatan Beji. Teori difusi dalam geografi kesehatan yang diterapkan seperti difusi yang bersifat expansi dan leap frog. Sedangkan variabel spasial yang dipakai bertujuan untuk menjelaskan pola persebarannya.
Hasil dari penelitian ini menyatakan pola penyebaran penderita penyakit chikungunya di Kecamatan Beji mengelompok atau membentuk kluster. Terdapat 3 kluster yaitu di bagian tengah, utara, dan tenggara. Faktor yang paling berpengaruh pada penjalaran penyakit chikungunya adalah kerapatan bangunan dan vegetasi.

Chikungunya disease is endemic in Beji subdistrict, Depok City and is set to be KLB (Extraordinary Events) of the Month December 2011 - January 2012 there were 116 cases of chikungunya patients who are in 6 villages. With this study was to mengakaji Chikungunya Patients Spreading Patterns in Beji subdistrict. Methods used in this study is the method of superimpose and spatial analysis of four variables, there are the density of buildings, density of vegetation, water bodies and drainage conditions.
The research was done on time series observations in an outbreak of Chikungunya disease occurred in a span of 2 months in the District Beji. Diffusion theory in health geography that is applied as diffusion expansion and leap frog. While the spatial variables used aims to explain the spatial diffusion.
The results of this study stated pattern of spread of chikungunya disease in Beji subdistrict or grouped in clusters. There are 3 clusters, namely in the center, north, and southeast. The most influential factor in spreading disease chikungunya is the density of buildings and vegetation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2010
S34172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusuf
"Perkembangan sektor ekonomi informal perkotaan sejalan dengan perkembangan usaha penjualan makanan cepat saji dan jajanan. Perkembangan ekonomi informal perkotaan seperti pengelompokan gerai pedagang makanan kaki lima juga mempengaruhi wujud kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran kelompok pedagang makanan kaki lima berdasarkan wilayah yang berpotensi untuk lokasinya, dan dapat memberi gambaran karakteristik dan perkembangan kelompok pedagang makanan kaki lima di Kota Bogor. Dari penelitian ini diketahui bahwa persebaran kelompok pedagang makanan kaki lima di Kota Bogor sesuai dengan wilayah potensial. Kelompok pedagang terbanyak berada di wilayah sangat potensial sekitar Kebon Raya Bogor. Kelompok pedagang makanan kaki lima di Kota Bogor yang berada di wilayah sangat potensial memiliki karakteristik kelompok pedagang pelengkap dan kelompok pedagang semi mandiri, sedangkan di wilayah kurang potensial memiliki karakteristik kelompok pedagang pendukung dan kelompok pedagang mandiri. Kelompok yang berkembang sebelum tahun 1998 didominasi oleh kelompok pelengkap. Perkembangan antara tahun 1998-2005 juga masih didominasi kelompok pedagang pelengkap tetapi kelompok pedagang mandiri berkembang cukup signifikan. Pada perkembangan tahun 2006-2008 yang sangat berkembang adalah kelompok mandiri.

Urban economic development, especially informal sector, can be seen from the distribution and growth of informal food stalls. This distribution such as clustering can influence a city form. The Research objectives are to find out informal food stall?s distribution based on its potential service area and also to describe the characteristics and growth in Bogor City. The distributions of informal food stalls in Bogor City are appropriate with its potential service area. Most of them which located in very potential service area (around Kebun Raya Bogor) are complementary food stalls and partially self-sufficient food stalls. Whereas the sustain food stalls and self-sufficient food stalls are located in less potential service area. Complementary food stalls are mostly developed before 1998. Informal food stalls growth between year 1998 ? 2005 are dominated by Complementary food stalls, but self-sufficient food stalls growth are also significant in this year. Informal food stalls growth between year 2006 ? 2008 are dominated by self-sufficient food stalls."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34152
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aulia
"Saat ini frequensi timbulnya penyakit menular (re-emerging diseases), yang dibawa oleh nyamuk sebagai vektornya (seperti malaria, DBD, dan Chikungunya) semakin meningkat. Salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian adalah perkembangan Chikungunya yang jumlah kasusnya cenderung meningkat serta penyebarannya semakin luas. Kabupaten Ciamis bagian Selatan merupakan wilayah pertama yang terjangkit virus chikungunya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pola spasial penderita chikungunya di Kabupaten Ciamis Bagian Selatan dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, penggunaan tanah, ketinggian, dimana persebaran terbanyak yang terjadi pada wilayah bagian tengah daerah penelitian. Berdasarkan pola spasial yang terjadi dapat terlihat arah pergerakan persebaran penderita secara timeseries dari bulan Januari hingga Desember 2009, dimana arah persebarannya berawal dari bagian selatan menuju wilayah bagian utara daerah penelitian."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34187
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Effitriana Ramadhiyanty
"Kecamatan Bogor Tengah merupakan ‘jantung’ Kota Bogor. Aktivitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Bogor Tengah termasuk yang terbesar di Kota Bogor maka disebut sebagai magnet perekonomian. Munculnya bisnis ritel modern membuat adanya persaingan terhadap keberadaan pasar tradisional di Kota Bogor semakin tak terkendali. Kemudian kegiatan berbelanja dengan kehadiran secara fisik seperti pasar tradisional menjadi pilihan utama masyarakat. Dengan menggunakan metode Buffer dan analisis Crosstab, dilakukan penelitian untuk mengetahui jangkauan pelayanan pasar tradisional di Kecamatan Bogor Tengah dan bagaimana hubungannya dengan karakteristik konsumen. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Pasar Kebon Kembang dan Pasar Bogor merupakan Pasar Regional dengan aksesibilitas strategis (penggunaan lahan) dan mudah (kelas jalan). Kemudian Pasar Merdeka termasuk Pasar Sub Kota dengan aksesibilitas cukup strategis (penggunaan lahan) dan cukup mudah (kelas jalan), sedangkan Pasar Padasuka adalah Pasar Lokal dengan aksesibilitas cukup strategis (penggunaan lahan) dan kurang mudah (kelas jalan). Pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Regional memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja sangat jarang dengan pengeluaran berbelanja sedang dan sangat tinggi dalam sekali berbelanja, lama berbelanja sebentar, serta waktu tempuh yang cukup sesuai pada jarak dekat dan sedang menggunakan angkot, dan jarak jauh waktu tempuh yang tidak sesuai menggunakan motor. Barang yang dibeli oleh konsumen Pasar Regional lebih beranekaragam seperti pakaian, sembako, sayuran, dan lain-lain. Selanjutnya pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Sub Kota memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja jarang dengan pengeluaran berbelanja sedang, lama berbelanja sebentar, serta waktu tempuh yang cukup sesuai dengan kendaraan bermotor. Barang yang dibeli oleh Pasar Sub Kota lebih berfokus membeli aneka pangan. Sedangkan pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Lokal memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja sangat sering dengan pengeluaran berbelanja rendah, lama berbelanja sebentarm serta waktu tempuh yang sesuai dengan berjalan kaki. Barang yang dibeli oleh konsumen Pasar Lokal sama dengan Pasar Sub Kota yaitu hanya berfokus terhadap aneka pangan.

Central Bogor Sub-district is the 'heart' of Bogor City. Trade and service activities in Central Bogor Sub-district are among the largest in Bogor City, hence the name 'economic magnet'. The emergence of modern retail businesses makes competition for the existence of traditional markets in Bogor City increasingly uncontrollable. Then shopping activities with physical presence such as traditional markets become the main choice of the community. Using the Buffer method and Crosstab analysis, research was conducted to determine the range of traditional market services in Central Bogor District and how it relates to consumer characteristics. The results of the study found that Kebon Kembang Market and Bogor Market are Regional Markets with strategic (land use) and easy (road class) accessibility. Then Pasar Merdeka is a Sub-City Market with strategic accessibility (land use) and fairly easy (road class), while Pasar Padasuka is a Local Market with strategic accessibility (land use) and less easy (road class). Markets with a service range of Regional Markets have the characteristics of consumers who shop very rarely with moderate and very high shopping expenditures in one shopping trip, shopping time is short, and travel time is quite suitable at close and medium distances using angkot, and long distances with inappropriate travel time using motorbikes. Goods purchased by Regional Market consumers are more diverse such as clothing, groceries, vegetables, and others. Furthermore, markets with a range of Sub-City Market services have the characteristics of consumers who shop infrequently with moderate shopping expenses, short shopping time, and travel time that is quite suitable for motorized vehicles. Goods purchased by the Sub-City Market are more focused on buying various foods. Meanwhile, markets with a range of Local Market services have the characteristics of consumers who shop very often with low shopping expenditures, short shopping times and travel times that are suitable for walking. Goods purchased by Local Market consumers are the same as Sub-City Markets, which only focus on various foods."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Aqmarina
"ABSTRACT
Sebagian besar kasus kematian akibat diare terjadi karena makanan atau minuman yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Makanan jajanan berisiko tinggi terkontaminasi mikroorganisme karena diolah dan disajikan dalam keadaan tidak higiene. Escherichia coli merupakan organisme indikator adanya pencemaran fekal di makanan. Faktor makanan, penjamah makanan, dan TPM merupakan sumber-sumber yang harus dikendalikan agar tidak terjadinya kontaminasi bakteri E. coli di makanan/minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar bakteri Escherichia coli pada makanan jajanan sekolah di Kelurahan Paledang Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi kros-seksional dengan metode kuesioner, observasi, dan pengambilan sampel makanan/minuman. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 42 sampel makanan/minuman. Sebesar 64,3% makanan/minuman terkontaminasi bakteri E.coli. Namun, faktor penjamah makanan (pelatihan higiene sanitasi, pengetahuan terkait higiene sanitasi, perilaku mencuci tangan) dan faktor TPM (sarana air bersih, kualitas fisik air cuci peralatan, sarana pembuangan sampah, dan pencucian alat) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kontaminasi bakteri Escherichia coli.

ABSTRACT
Most death cases of diarrhea is a result of food/water that contaminated by pathogenic microorganism. Street food has high risk of contamination because they often cook and serve in unhygienic condition. Escherichia coli is considered as an indicator organism for fecal contamination in water and foods. The food, food handler, and sanitation facility are the sources that should be controlled in order to prevent Escherichia coli contamination in food or water. The purpose of the present study is to know the difference of Escherichia coli’s presence in street food near school in Paledang year 2014. This research is using a cross-sectional study. Researcher collect data by using queastionnair, observation method, and food sampling. The data is conducted on May 2014 with the total sample of food/drink is 42. This study found 64,3% food/drinks are contaminated with Escherichia coli bacteria. But, food handler’s factor (food training, knowledge about food hygiene and sanitation, and hand washing habit) and sanitation facility factor (clean water for preparing food, water’s macroscopic quality for washing kitchen utensils, solid waste disposal, and method of washing kitchen utensils are not statistically correlated with Escherichia coli contamination."
2014
S56127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nengsih Hikmah Sensiawati
"Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan hipertensi setelah dikontrol oleh variabel: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, riwayat penyakit jantung keluarga, obesitas, kurang aktifitas fisik dan konsumsi alkohol. Penelitian menggunakan rancangan potong lintang, dengan analisis data sekunder kohor pengendalian penyakit tidak menular tahun 2011 di Kota Bogor. Hasil analisis multivariat didapatkan OR (OR adjusted) = 1,155 (95% CI: 0,495- 2,695).

Hypertension (high blood pressure) is a condition in where the systolic blood pressure ≥ 140 mmHg pressure ≥ 90 mmHg. The purpose of the study was to determine realtionship cigarette smoking with hypertensin after konfonding by variabel : age, sex, education, occupation, status marital, family history of heart diseasese, obesity, physical actifity and alcohol consumption. This study design using secondary data from kohort study control of non communicable diseases 2011 Bogor City. Results multivariate analysis showed OR (OR adjusted) = 1,155 (95% CI: 0,495- 2,695)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>