Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Rhut Arviyanti
"Pengelolaan sampah di DKI Jakarta menjadi suatu masalah, karena belum semua sampah terangkut, walaupun sudah ada pelayanan dari pemerintah. Aliran Ciliwung yang mengalir di sepanjang DKI tercemar karena sampah rumah tangga. Terdapat kelas permukiman di pinggir Ciliwung, yaitu permukiman teratur, tidak teratur, dan kumuh. Bagaimana mereka mengelola sampah rumah tangganya? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pengelolaan sampah pinggir Ciliwung di tiap kelas pemukiman di segmen atas, tengah, dan bawah yang masing-masing diwakili 15 sampel.
Menggunakan metode analisis deskriptif yang membandingkan berdasarkan mekanisme dan sarana pengelolaan sampah. Hasilnya menunjukan pola pengelolaan sampah sangat baik berada pada semua kelas pemukiman teratur, sedangkan untuk kelas permukiman lainnya kurang baik. Akan tetapi, terdapat pengecualian pada pemukiman tidak teratur di segmen tengah yakni merupakan pilot proyek percontohan untuk zero waste dimana sudah ada pelayanan dari lembaga non-pemerintah.

Management of garbage in DKI Jakarta become a problem, because not all of garbage is carried out even though there is attention from govemment. CiLiwung which flowed along DKI Jakarta is infected by housing garbage. Thereare classifications of housing in Ci Liwung rivulet, such as settlement, non-settlement, and dirty housing. How about their management of housing's garbage? This research’s purpose to analized the garbage management in each classification of housing in top, middle, or bottom segment which representative by 15 samples each.
Using description analysis method which compare based on mechanism and existing of garbage management tools. The result shows the best garbage management pattern is in settlement, and for another class of housing has Worse garbage management. Otherwise, there’s an exception for non-settlement in middle segment. Its an exampling project of zero Waste condition which already has an attention from non-govemment organization.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34081
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devika Sari
"Saat ini, permasalahan sampah sudah menjadi permasalahan besar di Ibu Kota Jakarta. Setiap harinya manusia memproduksi sampah sebanyak 0,8 kg dan sampah rumah tangga-lah yang menjadi penyumbang terbesar sampah yang ada. Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah padat rumah tangga yang tepat dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat di bantaran sungai terhadap perilaku pengelolaan sampah padat rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif sederhana. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakulcan secara acalc teratur/simple random sampling sebanyak 54 warga di wilayah RW. 02 khususnya pada RT yang dilalui sungai Kalisari (RT 07, 09, 10, 12). Data yang sudah terkumpul dianalisa dengan rumus univariat dan a 0,05 dan didapatkan hasil bahwa masyarakat memiliki tingkat persepsi yang positif (61%) terhadap pengelolaan sampah padat rumah tangga.

Currently, the problem of waste has become a major problem in the capital city of Jakarta. Every day people produce as much as 0.8 kg of garbage and household trash that was the largest contributor to the existing waste. Public perception of household solid waste management right can help overcome these problems. This research aims to reveal people's perception along the river to the behavior of household solid waste management. This is a quantitative research with use simple descriptive method. Sampling in this study were randomly regular/ simple random sampling from 54 residents in the area of RW 02 especially on the RT 07, 09, 10 and 12 that impassable of the Kalisari's river impassable. The data have been collected will be analyzed with univariat pattern and ot 0.05 and the result is that people have a positive perception of the level (61%) of household solid waste management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5866
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erniyawati
"Penelitian merupakan studi kebijakan yang bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat kepentingan stakeholders; 2) mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapi; dan 3) membuat rancangan rencana strategis terhadap pengelolaan sumberdaya air guna meningkatkan kualitas air baku khususnya pelaksanaan Prokasih di DKI Jakarta pada Sungai Ciliwung.
Penelitian ini menggunakan Metode Quasi. Analisis deskriptif sebagai langkah awal untuk mengevaluasi pelaksanaan Prokasih, sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats). Kemudian dilakukan Proses Hirarki Analitik (PHA) guna merancang rencana strategis untuk pelaksanaan Prokasih selanjutnya.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan Prokasih ini adalah keterbatasan dana; kurangnya sosialisasi yang lebih intensif dan tepat sasaran dalam pelaksanaan Prokasih menjadi polemik tersendiri; faktor yang paling berpengaruh adalah sumberdaya manusia, terutama dalam hal kualitas, pelaksanaan Prokasih dan penyebarluasannya sangat tergantung pada sikap dan perilaku masyarakat sasaran program. Selain itu, komitmen dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan Prokasih ini menjadi faktor penentu keberhasilan program dan penerapan sanksi yang lemah dan pemberian reward yang tidak nyata juga merupakan kendala yang perlu diatasi.
Untuk mengatasi berbagai kendala dasar tersebut, diusulkan berbagai kebijakan yang dapat dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan Prokasih yang berkelanjutan. Berdasarkan PHA yang dilakukan dalam penelitian ini, maka hirarki kebijakan sebagai berikut: Sosialisasi (0,215); Peningkatan SDM (0,193); Menerapkan sanksi & reward (0,186); Monitoring bersama (0,161); Intensifikasi program-program lain (0,130); dan Pemberian akses air bersih (minum) untuk masyarakat setempat (0,115).

The research is policy study which aim for: 1) knowing the level of interested of stakeholders; 2) knowing the constraint or resistance faced during the time on implementation; and 3) making strategic plan for the water resource management to increase the standard water quality, specially the implementation of Prokasih at the River of Ciliwung, DKI Jakarta.
This research used the Quasi Experiment Method. Descriptive analysis as early step to evaluate the implementation of Prokasih, followed by data analysis conducted by using approach the SWOT Analyse (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats). Analytic Hierarchy Process (AHP) was utilized to design the strategic plan for the implementation of Prokasih hereinafter.
This study concluded that problems pursuing this implementation of Prokaÿÿh were fund limitationÿÿÿÿck of more intensive socialization became the separate polemic. The most influenced factor was human resources, especially in the case of quality. And the implementation of Prokasih and its dissemination were very depended on attitude and behavior of target society program. Commitment from interested parties (stakeholders) for Prokasih became the biggest determinant factor, also the weak of sanction applied and unrealized reward.
To overcome various the elementary constraint, proposed by various policy which can be developed to support the sustainable of implementation of Prokasih. Based on AHP performed in this research, hence the following policy hierarchy: Socialization (0.215); Improvement Human Resources (0.193); Applying Sanction & Reward (0.186); Monitoring with (0.161); Other Programs Intensification (0.130); and Gifting access the clean water (drinking water) for the local resident (0.115).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
An`amta Djamhari
"ABSTRAK
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempengaruhi kehidupan hajat hidup orang banyak. Air sungai yang letaknya jauh dari aktivitas manusia umumnya tidak mengalami pencemaran, sedang yang dekat dengan aktivitas manusia cenderung mengalami pencemaran. Sungai di Jakarta cenderung mengalami pencemaran sebagai akibat langsung dari pertambahan jumlah penduduk, laju pembangunan, pertambahan jumlah industri dan kegiatan ekonomi. Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan jumlah limbah yang sebagian dibuang ke sungai sehingga berakibat menurunnya kualitas air sungai.
Untuk menanggulangi masalah tersebut pada tahun 1989 Pemerintah DKI Jakarta mencanangkan Program Kali Bersih (Prokasih) yang mengikutsertakan peranserta industri, salah satu sasaran Prokasih di DKI Jakarta adalah Sungai Ciliwung.
Prokasih juga mendapat dukungan dari Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) suatu gerakan yang beranggotakan Lembaga Swadaya Masyarakat., perguruan tinggi, swasta dan mahasiswa yang peduli terhadap air bersih oleh karena itu GCB merupakan bagian terpadu dalam Prokasih DKI Jakarta.
Prokasih di DKI Jakarta dinilai berhasil oleh Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam mencapai tujuannya yaitu menurunkan atau mengurangi jumlah zat pencemar yang masuk ke sungai yang ditargetkan dalam Prokasih. Keberhasilan tersebut salah satunya berkat adanya peran serta industri sebagai peserta Prokasih.
Tesis ini bertujuan meneliti tentang hasil pera serta industri dalam Prokasih di DAS Ciliwung DKI Jakarta, tingkat peranserta, masalah pokok yang mempengaruhi tingkat peranserta serta perbedaan peranserta dan perbedaan masalah yang mempengaruhi tingkat peranserta antara industri dengan kategori PMA, PMDN dan Non-Fasilitas.
Peranserta industri yang diteliti dibatasi pada keikutsertaan industri dalam : (1) penurunan kadar BOD, COD, SS dan pH air,(2) pemantauan proses produksi dan limbah yang dihasilkan, (3) pendidikan dan penyuluhan bagi karyawan di bidang lingkungan,(4) penghijauan di sekitar lokasi pabrik.
Penelitian menggunakan metode survai dengan alat bantu kuesioner, jumlah industri yang disurvai direncanakan 75% dari seluruh peserta Prokasih tahun 1989 dan 1990 yang seluruhnya berjumlah 53 industri.
Berdasarkan penelitian awal jumlah industri yang menghasilkan limbah cair hanya 38 buah, sehingga jumlah sampel ditetapkan 27 buah industri yang dikelompokan berdasarkan kategori perusahaan: Penanaman Modal Asing (PMA) 6 buah, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 16 buah dan Non Fasilitas 5 buah. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak distratifikasi (stratified random sampling).
Hasil peranserta perusahaan industri dalam Prokasih selama dua tahun, pada penelitian ini dibagi menjadi 4 bidang yaitu :(1) Untuk menurunkan SOD, COD, SS dan pH air, telah dibangun Unit Pengolahan Limbah sebanyak 26 buah atau 96,3% dari seluruh responden, (2) Pemantauan proses produksi dan limbah yang dibasilkan telah dilakukan oleh 88,8% dari seluruh industri yang disurvai, (3) Pendidikan dan penyuluhan bagi karyawan di bidang lingkungan, telah dilakukan oleh semua industri, (4) Penghijauan di sekitar lokasi pabrik dilakukan oleh hampir semua industri, satu industri tidak melaksanakan karena tidak tersedianya lahan.
Hasil penelitian menunjukkan 22,2 % dari seluruh industri tingkat peransertanya tinggi, 70,4 % industri tingkat peransertanya sedang dan 7,4 % tingkat peransertanya rendah. Kondisi peranserta perusahaan industri tersebut dapat dinilai cukup baik.
Dari penelitian terungkap bahwa tidak terdapat hubungan yang kuat antara tingkat peranserta dengan kategori perusahaan (PMA, PMDN dan Non-Fasilitas). Hal ini ditunjukkan dengan angka tingkat hubungan yaitu r = 0,31 atau sangat lemah. Juga tidak terdapat perbedaan tingkat peranserta antara PMA, PMDN dan Non-Fasilitas yang ditunjukkan dengan Khi Kuadrat hitung < dari Khi Kuadrat tabel (X 2 (0,05) 4= 2,472 < 9,488)
Masalah pokok yang mempengaruhi tingkat peranserta tidak dapat terungkap secara jelas, namun jumlah industri yang merasa ada masalah dalam melaksanakan kegiatan Prokasih adalah sebagai berikut: (1) Kesulitan dalam cara penurunan HOD, COD, SS dan pH air dialami satu industri, (2) Masalah pemilihan teknologi yang tepat dan ekonomis dalam pemantauan proses produksi dan limbah yang dihasilkan dialami 7 industri, (3) Pendidikan dan penyuluhan bagi karyawan di bidang lingkungan tidak ada masalah, (4) Dalam penghijauan di sekitar pabrik ada 15 industri mengalami kesulitan diantaranya dalam penyediaan lahan, perawatan dan pemilihan jenis pohon.
Untuk tingkat peranserta sedang dan tinggi terdapat perbedaan jumlah perusahaan industri dengan status PMA, PMDN dan Non-Fasilitas, sedangkan pada tingkat peranserta rendah tidak terjadi perbedaan jumlah karena seluruhnya PMDN.
Ada perbedaan banyaknya masalah dan permasalahan yang dihadapi oleh industri dengan kategori perusahaan PMA, PMDN dan Non-Fasilitas.

ABSTRACT
Water is one of the natural resources influencing the lives of many people. The river water one located far away from people's activities usually is not so much polluted, but those located near them is. Rivers in Jakarta mostly directly polluted as a direct impact of rapid population growth, development effort, an increasing number of industries and economic activities. This condition resulting in the increase of the amount of waste with partially dumped into the rivers which causes the decrease of the quality of the river water.
To overcome this problem, the Government of the Capital City of Jakarta at 1989 has launched redundant Program Kali Bersih or Clean River Program, includes the participation of industrial, one of the purpose DKI Jakarta's Prokasih is Ciliwung river..
Prokasih is also supported by Gerakan Ciliwung Bersib (GCB) a movement whose members are Non Government Organization, colleges, private sector, student who care about clean water, therefore GCB is an integrated part in DKI Jakarta 's Prokasih﷓
The Prokasih program of the Jakarta special province considered as a success by the Minister of State for Population and the Environment, in achieving the target, though the decrease and in reducing the total amount of pollutant dumped into the rivers, as it has been targeted in Prokasih. The success has been achieved particularly because of the participations industrial in this program.
This thesis was written to analyze the results of the industrial participation in the program in DAS Ciliwung DKI Jakarta, the rates of participation and the primary issues facing the companies which influence the rate of participation among the 3 categories: Foreign Investment, Domestic Investment and Non-Facilitated.
The industrial participation is observed limited to their participations in implementing: (1) The decrease in the amount of 9OD, COD, SS and the pH of the water, (2) The monitoring of production process and the waste production, (3) The education and counseling on environmental science for employees, (4) The a forestation program around the plant area.
The study has required the survey method using questionnaires. The total industrial plants observed covered about 75* of all 1989 and 1990 Prokasih program participants the totality 53 industries.
From 38 industries producing liquid waste according to the pre-study, only 27 industries were observed as samples within 3 categories: 6 Foreign Investments, 16 Domestic Investments and 5 Non-Facilitated. Sample was chosen using the stratified random sampling.
The results of the participation in Prokasih program in 27year time, in this study the provided 4: (1) There are 26 or 96,3% of all respondents have waste treatment plants to decrease BOD, COD, 5S and the pH of the water, (2) The monitoring of production process and the waste produced have been done by 80,8* of all surveyed industrial companies, (3) Education and counseling of environmental science for the employees has been done by all surveyed industrial companies, (4) The a forestation program around the plant area has been done by all participants, only one has not done it because of the lack of space.
Considering that 22,2* of all companies categorized good participation, 70,4* of all companies are categorized having average and 7,4* categorized lower participation. The participation condition companies in the Prokasih program have proven a success.
From the study it is understood that there is no correlation between the rate of participation and the company's category. This is proven by the weak correlation, r = 0.31. The differences in the rate of participation among those companies are not proven, since the value of the computed Khi Square is less than the value found in the Khi Square table.
The primary issues which influence the rate of participation cannot be found clearly, however, some companies feel that problems facing them subjectively in Prokasih program are: (I) The difficulties to decrease system BCD, COD, SS and pH of the water was felt by one industrial, (2) The problem in choosing the right technology and economically on monitoring the production process and the waste produced was felt by 7 industries, (3) All participants had no problem in education and counseling on environmental science for the employees, (4) The difficulty in a forestation around the plant area was felt by 15 industries such as in space supply, maintenance and choice of trees.
Foreign Investment, Domestic Investment and Non-Facilitated showed differences in the rate of participation (good and average), while for poor participation there was no differences since all were Domestic Investment.
There are differences in the number variety of problems facing those companies within each category.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathif Mujahidin
"[Skripsi ini membahas penyebab terjadinya perilaku membuang sampah ke sungai dan apa yang melanggengkannya. Studi sebelumnya menyimpulkan bahwa perilaku membuang sampah ke sungai erat kaitannya dengan keberadaan dan keterjangkauan fasilitas pembuangan sampah. Padahal, perilaku membuang sampah ke sungai tidak bisa disederhanakan sebagai konsekuensi dari tidak adanya fasilitas pembuangan sampah. Pendekatan yang memfokuskan diri pada ketiadaan infrastruktur ini tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa tetap ada masyarakat yang tetap membuang sampah meskipun tersedia tempat sampah. Dalam rangka melengkapi kelemahan studi dengan pandangan struktural tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai lima orang informan yang terdiri dari satu orang aparat lokal dan empat orang ibu rumah tangga. Fenomena yang diangkat dalam penelitian ini adalah perilaku membuang sampah ke sungai oleh ibu rumah tangga di bantaran Sungai Ciliwung. Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku membuang sampah ke sungai oleh ibu rumah tangga di Sungai Ciliwung disebabkan oleh adanya konformitas dari ibu rumah tangga melalui interaksi yang intens dengan kelompok di sekitarnya yang juga melakukan hal serupa. Kemudian, perilaku tersebut dilanggengkan oleh persepsi dan pengetahuan masyarakat tentang sampah, sungai, penegakkan hukum, dan kebersihan lingkungan.
;This study discusses the causes of the behavior of throwing garbage into the river and how it is perpetuated. Previous studies concluded that the behavior of throwing garbage into the river is closely related to the availability and affordability of waste disposal facilities. In fact, the behavior of throwing garbage into the river can not be simplified as a consequence of the lack of waste disposal facilities. The approach focuses on the lack of infrastructure is not able to answer the question why still there are people who still throw trash in spite of available bins. In order to complete the weeaknesses of structural studies, this study uses a qualitative method by interviewing five informants, consisting of one local authority officer and four housewives. A phenomenon that raised in this study is the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung river bank. The study found that the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung caused by the conformity of housewives through intense interaction with the surrounding group is also doing the same. Then, the behavior is perpetuated by perceptions and public knowledge about the garbage, river, law enforcement, and environmental hygiene., This study discusses the causes of the behavior of throwing garbage into the river and how it is perpetuated. Previous studies concluded that the behavior of throwing garbage into the river is closely related to the availability and affordability of waste disposal facilities. In fact, the behavior of throwing garbage into the river can not be simplified as a consequence of the lack of waste disposal facilities. The approach focuses on the lack of infrastructure is not able to answer the question why still there are people who still throw trash in spite of available bins. In order to complete the weeaknesses of structural studies, this study uses a qualitative method by interviewing five informants, consisting of one local authority officer and four housewives. A phenomenon that raised in this study is the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung river bank. The study found that the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung caused by the conformity of housewives through intense interaction with the surrounding group is also doing the same. Then, the behavior is perpetuated by perceptions and public knowledge about the garbage, river, law enforcement, and environmental hygiene.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Mukhlis
"Daerah bantaran sungai Ciliwung tidak pernah lepas dari masa1ah banjir yang melanda apabiia hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Selama bertahun-tahun masyarakatnya hidup dengan kondisi demikian, dan fenomena banjir menjadi sesuatu yang dimaklumi oleh warga yang bermukim di bantaran sungai tersebut. Pemerintah beranggapan babwa solusi terbaik bagi permsalahan ini adalah pemindahan seluruh warga dari wilayah banjir ke tempat yang lebih baik dan permanen yaitu Rumah Susun (Rusun). Untuk itu, pemerintah merencanakan program relokasi masyarakat agar penertiban permukiman di bantaran sungai Ciliwung dapat terlaksana dengan baik. Hal ini diperlukan, agar kegiatan nonnalisasi DAS Ciliwung dapat dilaksanakan untuk mengatasi banjir yang sering kali melanda wilayah DKI Jakarta. Tidak mudah merelokasi warga hunian bantaran sungai Ciliwung yang diyakini menjadl sa1ah satu penyebab terjadinya banjir di Jakarta, karena para penghuni pemukiman tersebut sudah lama menetap disana. Rencana relokasi sebagai upaya penertiban permukiman di bantaran sungai Ciliwung.. menjadi isu yang kurang menarik bagi warganya karena kebanyakan dari mereka merasa kurang mampu untuk membayar biaya sewa Rusun. Kondisi itu menjadi hal yang melatarbelakangi pcmikiran rnasyarakat bantaran sungai Ciliwung untuk tetap tinggal dilokasi tersebut Disamping itu rencana penggantian terhadap aset yang dimiliki masyarakat tidak didasarkan pada nilai jual, sehingga membawa kekhawatiran bahwa masyarakat akan menanggung kerugian. Hal ini membuat masyarakat bantaran sungai Ciliwung kurang memberikan respons positif terhadap rencana pemerintah untuk merelokasi rnereka. ke Rusun, sebagai tempat yang dinilai layak huni Dengan adanya sikap masyarakat yang skeptis seperti itu, menjadi penghambat pelaksanaan upaya penertiban DAS Ciliwung dalam rangka penanggulangan banjir di Jakarta Terhambatnya pembangunan infrastruktur untuk mewujudkan normalisasi DAS disebabkan oleh belum terlaksananya pcnertiban bangunan liar di sepanjang bantaran sungai Ciliwung. Hal ini merupakan kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam melaksanakan rencana...

Ciliwung riverbank area is never separated from the problem of flooding that hit when heavy rains flushed the area. Over the years the people living with such conditions, and the phenomenon of flooding into something understandable by citizens who live along the river is. The government thought that the best solution for this problem is to transfer all its citizens from flooding into the region a better place and that is permanent Flats (Flat). For that, the government is planning programs for regulating residential relocation communities along the river Ciliwung to performing well. This is necessary so that activities can be carried out Ciliwung normalization to overcome the floods that often hit parts of Jakarta. Not easy to relocate residents Ciliwung riverbank occupancy is believed to be one of the causes of flooding in Jakarta, because the inhabitants of these settlements have long settled there. Relocation plan as an effort to control the Ciliwung settlements along the river. an issue which is less attractive to residents because most of them feel less able to pay the rental fee Flat. The condition is a matter of thinking underlying the Ciliwung riverbank communities to remain at the site. Besides, the replacement plan to the community-owned assets is not based on the sale price, thus bringing the concerns that people will bear the loss. This makes poople less Clliwung riverbanks give positive response to the government's plan to relocate them to the Flat, as a place that is considered suitable for habitation. With the public skeptical attitude like that, be obstacles to the implementation of efforts to control the Ciliwung river in line with flood in Jakarta. Inhibition of development of infrastructure to reallze the oonnalization of the watershed caused by the wild has not been the implementation of the control building along the banks of the river Ciliwung. This is a constraint faced by the government in implementing the relocation plan on the banks of the river community. What effect as a result of this condition is?"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33678
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariq Avriyandi
"Timbulan sampah di Provinsi DKI Jakarta terus meningkat, sektor rumah tangga sebagai sumber sampah terbesar dari timbulan tersebut belum dikenakan tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan hingga tahun 2017 melalui Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2017 yang mengenakan tarif atas pelayanan pengangkutan sampah dari rumah tinggal. Sementara timbulan sampah terus meningkat, kebijakan tersebut kemudian dicabut melalui Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2021, mengembalikan tarif pelayanan persampahan/kebersihan untuk sektor rumah tangga menjadi nol rupiah. Padahal, pengenaan tarif dapat menjadi alat untuk mengendalikan timbulan sampah dan perilaku di sektor rumah tangga sehubungan dengan ini. Penelitian bertujuan untuk menganalisis latar belakang kebijakan, tantangan yang dihadapi dalam mengenakan tarif retribusi pada sektor rumah tangga di DKI Jakarta, dan alternatif pengenaan tarif retribusi pada sektor rumah tangga yang memberikan disinsentif timbulan sampah dan memerhatikan prinsip-prinsip kebijakan lingkungan. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data studi kepustakaan serta studi lapangan berupa wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat beberapa hal yang melatar belakangi perubahan kebijakan, tantangan yang dihadapi dalam mengenakan retribusi di rumah tangga, serta alternatif yang dapat dilakukan. Latar belakang Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2021 adalah amanat penyesuaian tarif dalam Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, penolakan dari Wajib Retribusi dan anggota dewan terkait, serta adanya persepsi pengenaan tarif ganda di masyarakat. Tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam mengenakan tarif retribusi pada sektor rumah tangga adalah berupa resistensi masyarakat di sektor rumah tangga, basis data pemungutan yang belum memadai, dan Sumber Daya Manusia terkait yang belum mendukung berjalannya kebijakan. Sementara itu alternatif pengaturan retribusi yang memberikan disinsentif timbulan sampah dan lebih memerhatikan prinsip-prinsip kebijakan lingkungan adalah berupa implementasi Permendagri Nomor 7 Tahun 2021 yang memberikan panduan perhitungan kalkulator pengenaan tarif retribusi, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memberikan paksaan dan kesadaran akan diperlukannya pembiayaan dalam pengelolaan sampah, pengaturan tarif berdasarkan prinsip Pay As You Throw, dan peningkatan pemahaman SDM terkait untuk memupuk kesadaran dan kepatuhan dalam pengenaan tarif retribusi yang akan dilakukan.

Waste generation in DKI Jakarta Province continues to increase, the household sector as the largest source of waste generation has not been charged a user charge rate for waste/cleanup services until 2017 through DKI Jakarta Provincial Regulation Number 4 of 2017 which charges a tariff for waste collection services from residential homes. While waste generation continued to increase, the policy was later revoked through DKI Jakarta Governor Regulation Number 8 of 2021, returning the waste/cleanup service tariff for the household sector to zero rupiah. In fact, the imposition of tariffs can be a tool to control waste generation and behavior in the household sector in relation to this. The research aims to analyze the policy background, challenges faced in imposing retribution rates on the household sector in DKI Jakarta, and alternatives to imposing retribution rates on the household sector that provide disincentives for waste generation and have more consideration to environmental policy principles. The research is descriptive research with a qualitative approach and data collection of literature studies and field studies in the form of in-depth interviews. The research found that there are several reasons behind the policy change, challenges faced in imposing retribution on households, and alternatives that can be done. The background of DKI Jakarta Provincial Regulation Number 8 of 2021 is the tariff adjustment mandate in the Regional Tax and Retribution Law (UU PDRD), rejection from retribution payers and relevant council members, and the perception of double tariff imposition in the community. The challenges that must be faced by the government in imposing retribution rates on the household sector are in the form of community resistance in the household sector, an inadequate collection database, and related Human Resources that do not support the implementation of the policy. Meanwhile, alternative user charges imposition that provide disincentives for waste generation and give more consideration to the principles of environmental policy are the implementation of Permendagri No. 7/2021 that provides guidance on the calculation calculator for imposing user charge rates, improving the quality of waste management facilities and infrastructure that provide coercion and awareness of the need for financing in waste management, setting rates based on the Pay As You Throw principle, and increasing the understanding of relevant human resources to foster awareness and compliance in the imposition of retribution rates that will be carried out."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Diliana
"Semakin tingginya interaksi sosial yang dilakukan oleh antar manusia yang tinggal didalam suatu kota secara tidak langsung telah berpengaruh pada kualitas lingkungan kota. Salah satu ciri diantaranya adalah semakin meningkatnya volume Sampah yang Jumlah sampah yang terus meningkat dan diikuti menurunnya ketersediaan luas lahan kosong sehingga menuntut manusia umtuk mampu memanfaat kembali setelah dihasilkan. Berdasarkan data Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur (2007) menunjukkan bahwa produksi sampah pasar yang tidak terangkut ke TPS sebesar 117 m3/hari. Melihat kondisi tersebut tentunya harus ada upaya baik dari pemerintah dan masyarakat khususnya pedagang di pasar untuk ikutserta dalam usaha mengurangi timbunan sampah.
Untuk pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui metode SR, akan tetapi belum tentu semua pedagang mengenal metode tersebut. Hal itu karena pedagang yang berada dalam satu pasar memiliki banyak perbedaan antara lain; umur, pendidikan dan lama berdagang yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasinya dalam pengelolaan sampah pasar. Permasalahan lainya yaitu seberapa besar peran pengelola pasar dalam menyampaikan pengetahuan tentang kebersihan dilingkungan pasar dan penyediaan fasilitas kebersihan.
Dari permasalahan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah Partisipasi Pedagang untuk melakukan 3R dipengaruhi oleh adanya tempat sampah dan pengawasan manajer pasar. Semakin muda usia pedagang dan tinggi pendidikannya, semakin tinggi pemahamannya terhadap metode 3R. Semakin lama dia berdagang dan semakjn jarang hadir dalarn sosialisasi konsep 3R, maka semakin rendah pemahaman 3Rnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sampah pada pasar. Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Studi kasus pads penelitian ini adalah Pasar Perumnas Klender yang berada di Jakarta Timur.
Metode penelitian adalah kuantitatif untuk mengetahui profil pedagang dan pemahaman terhadap 3R yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Analisa meuggunakan SPSS Ver 16.0 yang dilakukan dengan menganalisa regresi pemahaman pedagang terhadap 3R dan tindakan pedagang terhadap pengelolaan sampah. Selanjutnya dilakukan uji hipotesa dengan uji Anova (uji F). Analisa ini perlu dilakukan supaya dapat diketahui faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah.
Hasil analisa dan pembahasan penlitian ini adalah kesadaran tentang kebersihan lingkungan pasar dan cara pengolahan sampah merupakan faktor yang pengaruhnya paling kuat untuk partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Selain itu dari pengujian hipotesis menunjukan umur pedagang tidak berpengaruh terhadap pemahaman 3 K Hal itu menunjukan bahwa partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah tidak dipengaruhi oleh usia pedagang. Pengelolaan sampah pasar merupakan upaya melestarikan lingkungan, sehingga dapat tercapai kota ekologis ( kota sehat).

Increasingly height of interaction of social done by between humans which ready to be in a town indirectly has had an in with town enviromnental quality. One of characteristic between it is growing of garbage volume yielded. Sum up garbage which increasing and followed downhill the wide availability empty farm so that claim human being for the benefit able to retum after yielded. Data of Sub-Service of Hygiene of Jakarta East ( 2007) indicating that production of garbage of market which is not transported to TPS of equal to 117 m3/hari. See the condition perhaps the e&`ort there must be be good fiom government and specially merchant in market to join in in effort lessen to arise garbage.
For management of garbage can be conducted to through method 3R, however not yet of course all merchant recognize the method 'That matter because merchant staying in one market own a lot of difference for example; age, education and old trade which can influence storey; level of partisipasinya in management of market garbage. problems of Lainya that is how big role of organizer of market in submitting knowledge to about environmental hygiene of market and ready to hygiene facility.
From above problems, hence this research hypothesis Merchants Participation to conduct SR influenced by existence to ash can of market manager observation and Young progressively the merchant age and high education, understanding excelsior to method 3R. Longer he/she trade and progressively seldom attend in socialization conception 3R, hence progressively lower rmderstanding 3K.
This research aim to to know management of garbage of market. specificly goals which wish reached this research knows factors influencing participation of merchant in management of garbage. Studi of case this research of market Pemmnas Klender residing in Jakarta East.
Method of Research quantitatives to know proiile of merchant and understanding to 3R influencing participation of merchant in garbage management. Analyse to use SPSS Ver 16.0 conducted with analysing regresi understandings of merchant to 3R and action of merchant to garbage management, Hereinafter conducted by test of hypothesizing with test Anova ( test F). Analyse this require to be done knowable so that the factor intluencing participation of merchant in garbage management.
Result of this research solution and awareness to about environmental hygiene of market and way of garbage processing represent factor which his influence strongests to participate merchant in garbage manag cnt Others from hypothesis mcnunjukan examination old age merchant does not have an etfect on to understanding 3 R. That matter showings that merchant participation in garbage rnanag ent is not influenced by merchant age. management of Garbage of market represent etfort preserve environment, so that can be reached the ecological tovm (healthy town).
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32349
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Hotman Hamdansyah
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki fokus pada Komuniti Peduli Ciliwung (KPC)
Tanjung Barat serta model pengelolaan sampah di kawasan ekosistem
Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Tanjung Barat yang masyarakatnya
mayoritas berasal dari komuniti sukubangsa etnik Betawi . Masalah
Penelitian adalah Pemulihan Lingkungan hidup dan pemeliharaan ekosistem
DAS Ciliwungyang dipengaruhi / didasari oleh Faktor Kebudayaan Lokal (
Local Knowledge dan Local wisdom )yang dimiliki oleh komuniti
sukubangsa Betawi dalam membentuk Jaringan sosial sebagai Landasan
Pembangunan Berbasis Komuiti .
Sebagai Penelitian kuallitatif, Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
seperti metode etnografi, yang mendeskripsikan tentang sukubangsa atau
kelompok masyarakat berbasis etnik Betawi Ora. Dari hasil analisis
diperoleh bahwa : 1).Peran strata sosial dan Personal network ( Ketokohan)
yang dimiliki dalam struktur masyarakat komuniti suku bangsa/etnik Betawi
berpengaruh terhadap proses Pemberdayaan masyarakat (Community
Development) yang di selenggarakan oleh Komunitas Pencinta Ciliwung
Tanjung Barat, serta 2). Faktor Kearifan Lokal dari mitos, tabu serta tradisi
dari komuniti sukubangsa Betawi harus tetap dipertahankan karena dengan
nilai tradisi turun temurun tersebut berpengaruh signifikan dalam menjaga
dan memelihara kebersihan dan kelestarian ekosistem DAS Ciliwung.

ABSTRAK
This research has focused on the Ciliwung Community Care (KPC) and the
Tanjung Barat regional waste management model ecosystem Watershed
(DAS) Ciliwung the Tanjung Barat where people mostly from ethnic Betawi
ethnic local community. The research problem is the Environmental
Restoration and maintenance of Ciliwung watershed ecosystem that is
influenced / based on the Local Cultural Factors (Local Knowledge and
Local wisdom) are in, iliki by ethnic Betawi local community in shaping the
social network as a Platform of Community based development..
As a qualitatif Research, this research was conducted with approaches such
as ethnography method, which describes the ethnic or ethnic-based groups
of Betawi Ora. From the analysis found that: 1). Role of social strata and
personal networks (Prominent) owned by the local community community
structure tribes / ethnic Betawi influence on the process of community
empowerment (Community Development) organized by the Community of
Kelompok Pencinta Tanjung Barat, as well as 2 ). Local Wisdom factor of
myths, taboos and traditions of local community from Betawi ethnic must
be maintained because the value of the traditions handed down a significant
effect in protecting and maintaining the cleanliness and preservation of
ecosystems of Ciliwung river."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>