Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Wahyuni
"Campuran ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan herba seledri (Apium graveolens L.) telah diteliti dapat menurunkan tekanan darah (antihipertensi). Senyawa aktif yang diduga memiliki aktifitas sebagai penurun tekanan darah adalah flavonoid yang merupakan senyawa polar. Pemisahan senyawa polar dengan senyawa nonpolar ekstrak etanol dapat dilakukan dengan fraksinasi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai Lethal Dose-50 (LD50) campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan metode Weil dan pengaruhnya terhadap fungsi ginjal berdasarkan kadar kreatinin plasma dan histologis ginjal.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 25 ekor mencit jantan dan 25 ekor mencit betina galur DDY yang terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok I sampai IV diberikan campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan dosis 8,33; 16,67; 33,33 dan 66,67 g/kg bb yang disuspensikan dengan CMC 0,5%. Kelompok V merupakan kelompok kontrol yang hanya diberikan suspensi CMC 0,5%. LD50 ditentukan berdasarkan jumlah kematian dalam kelompok uji selama 24 jam dari satu kali pemberian bahan uji secara oral.
Hasil menunjukkan bahwa bahan uji sampai dosis tertinggi bersifat praktis tidak toksik dengan nilai LD50 sebesar 27,058 g/kg bb untuk kelompok jantan dan 31,081 g/kg bb kelompok betina. Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran kadar kreatinin plasma secara kolorimetri dan pengukuran preparat histologis ginjal yang dibuat dengan metode pewarnaan hematoksilin-eosin. Hasil menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis pemberian menyebabkan peningkatan kadar kreatinin plasma dan penurunan jarak ruang antara kapsula Bowman dengan glomerulus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33142
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Wresdining Tyas
"Herba seledri (Apium graveolens Jacq) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah dikenal masyarakat Indonesia sebagai obat herbal antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tidak dikehendaki dari kedua campuran ekstrak tersebut terhadap volume urin 24 jam, kalium dan natrium di urin dan kadar kreatinin plasma pada tikus putih jantan yang dibuat hipertensi.
Pada penelitian ini digunakan tujuh kelompok tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor. Tikus pada kelompok uji dan kontrol hipertensi diinduksi dengan larutan natrium klorida 2% sebagai air minum selama 52 hari. Campuran ekstrak diberikan pada hari ke-15 sampai 51. Campuran ekstrak herba seledri dan daun tempuyung diberikan dalam dua dosis yang divariasikan, yaitu (0,023 g ekstrak seledri dan 0,114 g tempuyung/200 g BB) dan (0,034 g ekstrak seledri dan 0,171 g tempuyung/200 g BB).
Sebagai pembanding digunakan kelompok kontrol normal, obat herbal pembanding (0,0432 g/200 g BB), ekstrak tunggal herba seledri (0,023 g/200 g BB) dan ekstrak daun tempuyung (0,114 g/200 g BB). Hasil ANOVA satu arah (α=0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna terhadap ekskresi urin 24 jam dan kadar kreatinin plasma tetapi meningkatkan secara bermakna ekskresi natrium dan kalium pada urin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa Jamal
"Daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) telah lama digunakan oleh masyarakat antara lain untuk mengobati reumatik. Pemanfaatan tanaman ini perlu ditunjang oleh data ilmiah dengan melakukan uji keamanan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai potensi toksisitas relatif (LD50) ekstrak etanol daun gandarusa dan mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin.
Sebanyak 50 ekor mencit jantan dan 50 ekor mencit betina dikelompokkan menjadi 5 kelompok mengikuti rancangan acak lengkap. Kelompok II, III, IV dan V merupakan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis berturut-turut 4; 8; 16; dan 32 g/kg bb. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest. Pengamatan jumlah hewan uji yang mati dilakukan setelah 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan LD50 ekstrak etanol daun gandarusa yaitu sebesar 31,99 g/kg bb untuk jantan dan 27,85 g/kg bb untuk betina dengan kategori tidak toksik. Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin sebelum perlakuan, setelah 24 jam dan setelah 14 hari perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat erbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun gandarusa tidak mempengaruhi jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joned Agung W.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia P. Rahmah
"Ekstrak herba seledri (Apium graveolens L) dan ekstrak daun tempuyung (Sonchus arvensis L) diketahui mempunyai khasiat antihipertensi. Campuran kedua ekstrak dibuat dalam bentuk granul effervescent karena bentuk sediaan granul effervescent lebih stabil, praktis, dan disukai. Ekstrak herba seledri dan daun tempuyung didapatkan dengan cara maserasi selama sembilan hari, hingga filtrat tidak berwarna. Herba seledri menggunakan pelarut etanol 30% dan daun tempuyung menggunakan pelarut etanol 50%. Ekstrak kental dibuat menjadi ekstrak kering dengan penambahan laktosa. Granul effervescent dibuat dengan metode kering dalam tiga formula yang mempunyai kadar effervescent mix yang berbeda. Kadar effervescent mix yang berbeda mempengaruhi waktu larut dan pH, semakin banyak kadar effervescent mix semakin cepat waktu larutnya dan semakin asam pH yang dihasilkan. Uji kesukaan menunjukan ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan rasa dari granul effervescent, tapi tidak ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan warna, aroma, dan kesukaan secara total terhadap warna, rasa dan aroma granul effervescent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yulia Wiendarlina
"[ABSTRAK
Tanaman seledri sudah lama dikenal sebagai obat tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah di masyarakat Indonesia demikian pula halnya dengan kumis kucing Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihipertensi dari kombinasi ekstrak herba seledri EHS dan ekstrak daun temuyung EDT sebelum dan sesudah purifikasi 32 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley dibagi menjadi 8 yaitu Kelompok 1 sebagai kontrol normal larutan CMC 0 5 kelompok 2 sebagai kontrol induksi larutan NaCl 2 kelompok 3 20 mg EHB dan 150 mg EDT kelompok 4 36 mg EHS dan 206 mg EDT kelompok 5 45 mg EHS dan 250 mg EDT kelompok 6 purifikasi kelompok 4 kelompok 7 purifikasi kelompok 5 kelompok 8 sebagai herbal pembanding 141 mg Tensigard Parameter yang diukur adalah berat badan volume urin tekanan darah sistolik arteri dan diastolik tikus Tidak ada perbedaan pengaruh antara campuran ekstrak etanol herba seledri Apium graveolens L dan daun tempuyung Sonchus arvensis L sebelum dan setelah purifikasi terhadap bobot badan dan eksresi urin akan tetapi ada perbedaan pengaruh aktivitas antihipertensi campuran ekstrak etanol herba seledri Apium graveolens L dan daun tempuyung Sonchus arvensis L sebelum dan setelah purifikasi akan dan Kelompok 3 memiliki efek paling besar terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan arteri dengan potensi lebih besar dibandingkan dengan Tensigard akan tetapi Kelompok 4 dan 5 memiliki pengaruh yang sama dengan Tensigard dan diperkirakan memiliki mekanisme kerja yang sama dengan Tensigard.

ABSTRACT
Celery herbs Apium graveolens L and Sonchi folium Sonchus arvensis L were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done used eight groups of Sprague Dawley strain mail rats each group containing four rats Group 1 as normal control were given 0 5 CMC solution group 2 were given 2 NaCl solution group 3 0 02 g of celery herbs extract and 0 15 g of sonchi folium extract group 4 0 036 g of celery herbs extract and 0 206 g of sonchi folium extract group 5 0 045 g of celery herbs extract and 0 25 g of sonchi folium extract group 6 group 4 after purification group 7 group 5 after purification and group 8 as the comparison 0 141 g of Tensigard The mixture of extract were given on 15th until 30th The parameter are urine excretion and the blood pressure of rats including arteri systolic and diastolic The result showed group 3 has a higher effect to decrease systolic blood pressure and artery with higher potential than Tensigard but group 4 and 5 has same effect with Tensigard and estimated that group 4 and 5 has same mechanism with Tensigard ;Celery herbs Apium graveolens L and Sonchi folium Sonchus arvensis L were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done used eight groups of Sprague Dawley strain mail rats each group containing four rats Group 1 as normal control were given 0 5 CMC solution group 2 were given 2 NaCl solution group 3 0 02 g of celery herbs extract and 0 15 g of sonchi folium extract group 4 0 036 g of celery herbs extract and 0 206 g of sonchi folium extract group 5 0 045 g of celery herbs extract and 0 25 g of sonchi folium extract group 6 group 4 after purification group 7 group 5 after purification and group 8 as the comparison 0 141 g of Tensigard The mixture of extract were given on 15th until 30th The parameter are urine excretion and the blood pressure of rats including arteri systolic and diastolic The result showed group 3 has a higher effect to decrease systolic blood pressure and artery with higher potential than Tensigard but group 4 and 5 has same effect with Tensigard and estimated that group 4 and 5 has same mechanism with Tensigard , Celery herbs Apium graveolens L and Sonchi folium Sonchus arvensis L were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done used eight groups of Sprague Dawley strain mail rats each group containing four rats Group 1 as normal control were given 0 5 CMC solution group 2 were given 2 NaCl solution group 3 0 02 g of celery herbs extract and 0 15 g of sonchi folium extract group 4 0 036 g of celery herbs extract and 0 206 g of sonchi folium extract group 5 0 045 g of celery herbs extract and 0 25 g of sonchi folium extract group 6 group 4 after purification group 7 group 5 after purification and group 8 as the comparison 0 141 g of Tensigard The mixture of extract were given on 15th until 30th The parameter are urine excretion and the blood pressure of rats including arteri systolic and diastolic The result showed group 3 has a higher effect to decrease systolic blood pressure and artery with higher potential than Tensigard but group 4 and 5 has same effect with Tensigard and estimated that group 4 and 5 has same mechanism with Tensigard ]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fitri Testa Nuridayanti
"ABSTRAK
Rambut jagung untuk peluruh air seni, penurun tekanan darah tinggi, dan penurun kadar kolesterol belum diketahui keamanan penggunaannya, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai keamanannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keamanan penggunaan ekstrak air rambut jagung yang ditinjau dari nilai LD50 dan pengaruhnya terhadap fungsi hati dilihat dari dari aktivitas alanin aminotransferase (ALT) dan alkali fosfatase (ALP) plasma serta fungsi ginjal dilihat dari kadar urea dan kreatinin plasma. Hewan uji berupa mencit jantan dan betina galur DDY, sebanyak 50 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1, 2, 3, dan 4 diberi ekstrak air rambut jagung dengan dosis berturut¬turut 3,84; 7,68; 15,36; 30,72 g/kg bb, sedangkan kelompok 5 diberi larutan CMC 0,5%. Nilai LD50 ditentukan dengan menghitung jumlah hewan yang mati selama 24 jam setelah pemberian ekstrak. Pengukuran fungsi hati dan ginjal dilakukan pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan. Penilaian fungsi hati ditinjau dari aktivitas ALT dan ALP menggunakan metode kolorimetri, penilaian fungsi ginjal ditinjau dari kadar urea menggunakan metode Fearon dan kadar kreatinin menggunakan metode Jaffe yang dimodifikasi. Hasilnya menunjukkan pemberian ekstrak air rambut jagung sampai dosis tertinggi 30,72 gram ekstrak/kg bb tidak menimbulkan kematian dan tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal mencit.

ABSTRACT
Corn silk for diuretic, antihypertension, and antihyperlipidemia is unknown its safety of use, so that research was needed to find out its safety of use. This study was intended to find out the safety of use of aqueous extract of corn silk reviewed from LD50 and its effect on liver function in terms of alanin aminotransferase (ALT) and alkali phosphatase (ALP) activity and renal function in terms of urea and creatinine level. Fifty DDY male and female mice were used and divided into 5 groups. First to fourth groups were given the aqueous extract of corn silk with dose respectively 3.84; 7.68; 15.36; 30.72 g/kg bw, while fifth group was given 0.5% of CMC solution. LD50 value was determined by calculating dead mice for 24 hours of administration of extract. Measurements of liver and renal function were carried out in 24 hours and 14 days after treatment. Assessment of liver function in terms of ALT and ALP was using colorimetry method, assessment of renal function in terms of urea level was using Fearon method and creatinine level was using modified Jaffe method. Results showed that administration of aqueous extract of corn silk until dose of 30.72 g/kg bw did not cause death and did not affect liver and renal function of mice."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Wulandari
"Penelitian untuk menetapkan nilai LD50 jamu pelangsing SF dan mengetahui pengaruhnya terhadap fungsi ginjal telah dilakukan baru-baru ini. Jamu pelangsing SF terdiri dari beberapa simplisia yaitu daun teh (Camellia sinensis), buah asam Malabar (Garcinia cambogia), daun Jati blanda (Guazuma ulmifolia), dan buncis (Phaseolus vulgaris). Hewan uji dibagi ke dalam 5 kelompok dosis, masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor mencit jantan dan 10 ekor mencit betina. Kelompok dosis tersebut adalah kelompok kontrol yang hanya diberikan larutan CMC 0,5%, kemudian kelompok yang diberikan suspensi zat uji dengan dosis berturut-turut 2812,5 mg/kg bb, 5625 mg/kg bb, 11250 mg/kg bb, dan 22500 mg/kg bb. Nilai LD50 ditentukan dari jumlah kematian hewan coba yang terjadi setelah 24 jam perlakuan.
Perubahan fungsi ginjal diperiksa pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan dengan mengukur kadar kreatinin dan urea plasma. Pemeriksaan histologis organ ginjal dilakukan 14 hari setelah perlakuan, dengan mengukur diameter glomerulus dan jarak ruang antara glomerulus dan kapsula Bowman. Pada dosis tertinggi yang dapat diberikan (22,5 g/kg bb) ternyata tidak menimbulkan kematian pada hewan uji, sehingga nilai LD50 tidak perlu ditentukan. Potensi ketoksikan jamu pelangsing berdasarkan tabel potensi toksisitas relatif adalah Praktis Tidak Toksik, karena dosis 22,5 g/kg bb lebih tinggi dari 15 g/kg bb. Peningkatan kadar kreatinin dan urea plasma hewan uji terjadi pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan, bila dibandingkan dengan kontrol. Pemberian jamu pelangsing tidak berpengaruh terhadap fungsi ginjal hewan uji."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Rinna M.
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang memerlukan penanganan yang baik. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa campuran ekstrak herba seledri (Apium graveolens Linn) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn) dapat menurunkan tekanan darah tikus yang dibuat hipertensi. Terapi kombinasi obat dapat meningkatkan resiko terjadinya efek yang tidak dikehendaki dari obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang tidak dikehendaki dari campuran ekstrak herba A. graveolens dan daun S. arvensis terhadap jumlah leukosit dan granulosit tikus.
Pada penelitian ini digunakan tujuh kelompok tikus putih jantan yang masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus. Induksi hipertensi dilakukan dengan memberikan larutan natrium klorida 2% sebagai air minum selama 52 hari. Pada hari ke-15 sampai 51 diberi dosis campuran ekstrak. Hitung leukosit dan granulosit dilakukan dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan metode pewarnaan Giemsa sediaan apus darah. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada hitung leukosit dan tidak ada perbedaan bermakna pada hitung granulosit tikus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yulia Wiendarlina
"Herba seledri (Apium graveolens[Jacq.] Lag) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah lama digunakan sebagai obat antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihipertensi dari campuran kedua ekstrak tersebut sebelum dan sesudah purifikasi. Pada penelitian ini digunakan 8 kelompok tikus jantan galur Sprague-Dawley, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok 1 sebagai kontrol normal diberi larutan CMC 0,5 %, kelompok 2 diberi larutan NaCl 2 %, kelompok 3 (0,02 g ekstrak herba seledri dan 0,15 g ekstrak daun tempuyung), kelompok 4 (0,036 g ekstrak herba seledri dan 0,206 g esktrak daun tempuyung), kelompok 5 (0,045 g ekstrak herba seledri dan 0,25 g ekstrak daun tempuyung), kelompok 6 (purifikasi kelompok 4), kelompok 7 (purifikasi kelompok 5), kelompok 8 sebagai herbal pembanding (0,141 g Tensigard) Parameter yang diukur adalah volume urin, tekanan darah, arteri, sistolik dan diastolik tikus, campuran ekstrak diberikan pada hari ke 15 sampai hari ke 30.
Hasil penelitian menunjukkan kelompok 7 mengalami penurunan aktivitas hipertensi, mendekati aktivitas kelompok 4 dan kelompok 8, pemberian sediaan uji tidak mempengaruhi sekresi urin tikus.

Celery herbs (Apium graveolens[Jacq.] lag) and Sonchi folium (Sonchus arvensis L.) were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago. Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done, used eight groups of Sprague-Dawley strain mail rats, each group containing four rats.Group 1 as normal control were given 0,5 % CMC solution, group 2 were given 2 % NaCl solution, group 3 (0,02 g of celery herbs extract and 0,15 g of sonchi folium extract), group 4 (0,036 g of celery herbs extract and 0,206 g of sonchi folium extract), group 5 (0,045 g of celery herbs extract and 0,25 g of sonchi folium extract), group 6 (group 4 after purification), group 7 (group 5 after purification) and group 8 as the comparison (0,141 g of Tensigard).The mixture of extract were given on 15th until 30th. The parameter are, urine excretion and the blood pressure of rats including arteri, systolic, and diastolic.
The result showed group 7 has decreased antihypertension effect nearly group 4 and group 8, the mixtured of extract did not have the significant activity on urine excretion."
2010
T45504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>