Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Debora Juliati
"Biji petai telah digunakan secara luas di masyarakat baik sebagai makanan maupun pengobatan tradisional. Senyawa aktif yang terkandung dalam biji petai adalah polisulfida bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif jus biji petai (Parkia speciosa Hassk.) pada tikus putih jantan yang diberi karbon tetraklorida melalui pengamatan aktivitas alanin aminotransferase plasma dan peroksida lipid. Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok kontrol normal, kelompok kontrol induksi dan tiga kelompok variasi dosis ( 600 mg/200 gr bb, 1200 mg/200 gr bb, 2400 mg/200 gr bb ). Pemberian jus biji petai dilakukan selama delapan hari dan pada hari ke delapan kelompok kontrol induksi dan kelompok dosis diberi karbon tetraklorida dengan dosis 0,45 mg per gram berat badan secara oral. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jus biji petai memberikan efek hepatoprotektif pada variasi dosis tersebut dan memberikan efek optimal pada dosis 1200 mg/ 200 gr bb ditinjau dari aktivitas ALT plasma dan peroksida lipid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33181
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmarina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33205
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ariani
"Tapak liman (Elephantopus scaber Linn) telah lama dikenal sebagai tanaman obat tradisional. Penelitian ini dilakukan sebagai lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan dan bertujuan untuk mengetahui dosis efektif dari rebusan akar tapak liman sebagai hepatoprotektor. Dua puluh empat ekor tikus dibagi secara acak dalam enam kelompok. Kelompok I kontrol normal, dan kelompok II kontrol positif. Kelompok III, IV, V, kelompok perlakuan yaitu masing-masing mendapat rebusan akar tapak liman dengan dosis 0,1 g/200 g bb, 0,2 g/200 g bb, 0,4 g/200 g bb. Kelompok VI kontrol pembanding yang diberikan obat HepasilĀ® dengan dosis 0,19 g/200 g bb. Tiap kelompok mendapatkan perlakuan selama 8 hari, kemudian diberi karbon tetraklorida dengan dosis 0,40 mg/g bb dan 48 jam berikutnya dibedah. Pengamatan dilakukan melalui aktivitas ALT plasma dengan metode kolorimetri Reitman-Frankle dan kadar peroksida lipid plasma serta hati dengan metode kolorimetri Placer-Cushman-Johnson. Berdasarkan pengamatan aktivitas ALT plasma dan kadar peroksida lipid plasma serta hati diketahui bahwa rebusan akar tapak liman dengan dosis 0,4 g/200 g bb memiliki efek hepatoprotektif paling baik.

Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) has been known as traditional drug plants. The research is continuity from previous research and the purpose of this research is to give primary information about effective dose of Tapak Liman root decoction as a hepatoprotector. Twenty-four rats were divided randomly into 6 groups. Group I was normal group and group II was control group. Group III, IV, and V were treatment group of Tapak liman root decoction, each of them got doses 0,1 g/200g BW; 0,2 g/200 g BW; 0,4 g/200 g BW. Group VI was compared group got HepasilĀ® doses 0,19 g/200 g BW. Each of them got the treatment for 8 days, then they got carbon tetrachloride doses 0,40 g/200 g BW, and sacrificed 48 hours later. Examination is based on the activity of ALT plasma using Reitman-Frankle colorimetric method and the quantity of lipid peroxida using Placer-Cushman-Johnson colorimetric method. Based on examination the activity of ALT plasma and quantity of lipid peroxida plasma also liver were found that Tapak liman root decoction are having hepatoprotective effect at doses 0,1 g/200 g BW; 0,2 g/200 g BW; 0,4 g/200 g BW. Tapak liman root decoction have the best hepatoprotective effect at dose 0,4 g/200 g BW."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Wahyu Puspitasari
"Jamu "D" merupakan salah satu obat tradisional yang mengandung ekstrak herba pegagan dan ekstrak herba seledri. Jamu ini digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi. Untuk mendapatkan efek hipotensi, jamu "D" biasanya dikonsumsi secara berulang dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga dapat berpengaruh terhadap organ tubuh. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji keamanan dengan melihat pengaruh pemberian jamu "D" secara oral terhadap fungsi hati tikus ditinjau dari aktivitas alanin amino transferase (ALT) dan alkali fosfatase (ALP) plasma serta histologis hati selama 90 hari.
Uji ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan dan 24 ekor tikus putih betina galur Sprague-Dawley yang dibagi dalam empat kelompok perlakuan secara acak. Kelompok I, II, dan III adalah kelompok uji yang diberi suspensi jamu "D" dengan dosis 1980, 3960, dan 7920 mg/ kg bb per hari, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Pada hari ke-91, aktivitas ALT dan ALP plasma tikus putih diukur dengan metode kolorimetri serta dilakukan pemeriksaan histologis hati.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah (a = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan secara bermakna antara aktivitas ALT dan ALP plasma serta histologis hati pada kelompok uji dengan kelompok kontrol. Dengan demikian, pemberian suspensi jamu "D" secara oral selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi dan organ hati tikus putih."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Sophia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Fajarwati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Adi Cahyaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33114
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alef Festiawati
"LS drug is a synthetic of statin group that has been used as an antihyperlipidemia. The LS drug has been used long-term repeated administration must be assessing especially for liver function of rat through alanine aminotransferase (ALT) activity plasma and histological structure. This study used Sprague Dawley rats that is divided into 4 groups, each one consist of 10 male and female rats. Group I, II, III were given statin with 1,8; 3,6; 7,2mg/ 200g bw dosage as a study groups, while group IV was given CMC 0,5% orally as a control group. The studies have been finished for 90 days and 91st day, the blood samples were taken from orbital sinus of eye, and the liver was taken to observe its histology. The ALT plasma activities were measured with colorimetric method (Reitman-Frankel) and histological structure were colored by paraffin method and Haematoxylin-Eosin stain by further central vein diameters was measured. One way varian analysis of ALT plasma activities and central vein diameter (α = 0,05) showed that there was no significant differences between studies groups and control group. The result was indicated that given LS drug for 90 days did not have sigificant effect on the liver function.

Obat LS merupakan obat sintesis golongan statin yang digunakan sebagai antihiperlipidemia. Obat LS digunakan berulang dan dalam jangka panjang sehingga perlu diketahui pengaruhnya terhadap fungsi hati, dengan menilai aktivitas Alanin aminotransferase (ALT) plasma dan gambaran histologi hati. Penelitian menggunakan tikus putih jantan dan betina galur Sprague Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok masing-masing 10 ekor. Kelompok I, II, III adalah kelompok perlakuan yang diberi larutan uji dengan dosis berturut-turut 1,8; 3,6; dan 7,2mg/ 200g bb perhari. Kelompok IV adalah kelompok kontrol yang diberikan larutan CMC 0,5%. Penelitian dilakukan selama 90 hari dan pada hari ke-91 sampel darah tikus diambil melalui sinus orbital mata kemudian dibedah untuk diambil hatinya. Pengukuran aktivitas ALT plasma menggunakan metode kolorimetri (Reitman-Frankel) serta histologi hati dengan metode parafin dan pewarnaan hematoksilin-eosin kemudian dilakukan pengukuran terhadap diameter vena sentralis. Hasil ANAVA (α=0,05) terhadap ALT plasma dan pengukuran diameter vena sentralis tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Hasil menunjukkan bahwa pemberian obat LS selama 90 hari tidak mempengaruhi fungsi hati."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33080
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ardiansyah S.
"Jahe (Zingiber 0fficinale Rosc) merupakan salah satu tanaman Indonesia yang banyak digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional. Bagian dari jahe yang digunakan adalah rimpangnya. Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangya jahe dibedakan menjadi tiga varietas, yaitu; Jahe emprit (Zingiber officinale Rosc var amarum), jahe gajah (Zingiber officinale Rosc var sp) dan jahe merah (Zingiber officinale Rosc var rubrum). Ketiga jahe tersebut mengandung senyawa-senyawa aktif yang sama, seperti; shogaol, gingerol dan zingeron yang bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif pemberian jus ketiga varietas jahe tersebut, pada tikus putih jantan yang diberi karbon tetraklorida melalui pengamatan aktivitas GPT dan histologi jaringan hati. Tikus dibagi menjadi enam kelompok yaitu; kelompok kontrol normal, kelompok kontrol karbon tetraklorida, kelompok kontrol positif dan tiga kelompok uji dengan pemberian jus jahe dengan dosis 2,25g/200g bb. Pemberian jus jahe dilakukan selama delapan hari dan pada hari ke delapan seluruh kelompok, kecuali kelompok kontrol normal diberi larutan karbon tetraklorida dengan dosis 0,45 mg/200g bb. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa ketiga jus jahe tersebut memberikan efek hepatoprotektif. Efektifitas hepatoprotektif tertinggi dimiliki oleh jahe merah dengan persentase sebesar 62,88 %, sedangkan jahe emprit sebesar 41,96 % dan jahe gajah sebesar 22,76 %.

Ginger (Zingiber officinale Rosc) has been widely used as traditional medicine in Indonesia. Part of ginger has been usually is used is rhizome. Based on the size, shape and colour of rhizome, ginger was classified into three varieties. I.e: zingiber officinale Rosc var amarum, Zingiber officinale Rosc var sp and Zingiber officinale Rosc var rubrum. Those gingers have same active components such as shogaol, gingerol and gingerone which have antioxidant activity. The aim of this researchis to find out the hepatoprotective effect of those gingers juice treatments,of male white rats which treatened by carbon tetrachloride through observation of GPT activity and heart tissue histology. The male white rats were divided into six groups. I.e; normal control group, carbon tetrachloride kontrol group, positive control group and three groups which treatened by three kinds of ginger juices with dose 2,25g/200g body weight for eight days. In the 8th day, all groups except positive control group treatened with carbon tetrachloride of dose 0,45 mg/g body weight. The result showed that those gingers juices had hepatoprotective effect. The highest efect gained by zingiber officinale Rosc var rubrum with hepatoprotective activity 62,88 %, zingiber officinale Rosc var amarum 41,96 % and zingiber officinale Rosc var sp 22,76 %."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>