Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Annisa Jamal
"Daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) telah lama digunakan oleh masyarakat antara lain untuk mengobati reumatik. Pemanfaatan tanaman ini perlu ditunjang oleh data ilmiah dengan melakukan uji keamanan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai potensi toksisitas relatif (LD50) ekstrak etanol daun gandarusa dan mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin.
Sebanyak 50 ekor mencit jantan dan 50 ekor mencit betina dikelompokkan menjadi 5 kelompok mengikuti rancangan acak lengkap. Kelompok II, III, IV dan V merupakan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis berturut-turut 4; 8; 16; dan 32 g/kg bb. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest. Pengamatan jumlah hewan uji yang mati dilakukan setelah 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan LD50 ekstrak etanol daun gandarusa yaitu sebesar 31,99 g/kg bb untuk jantan dan 27,85 g/kg bb untuk betina dengan kategori tidak toksik. Hasil ANAVA satu arah (α = 0,05) terhadap jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin sebelum perlakuan, setelah 24 jam dan setelah 14 hari perlakuan menunjukkan bahwa tidak terdapat erbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun gandarusa tidak mempengaruhi jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, dan kadar hemoglobin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emiyanah
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai LD50 dan fungsi hati berdasarkan aktivitas enzim aminotransferase. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 ekor mencit putih jantan dan 50 ekor mencit putih betina.
Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol diberikan aquadest. Kelompok 2 sampai 5 diberikan ekstrak etanol daun gandarusa dengan dosis 4, 8, 16, dan 32 g/kg bb. Uji LD50 ditentukan oleh jumlah kematian dalam kelompok uji selama 24 jam dari perlakuan berupa satu kali pemberian bahan uji.
Hasilnya menunjukkan bahwa bahan uji sampai dosis tertinggi, bersifat praktis tidak toksik dengan nilai LD50 sebesar 31,99 g/kg bb (kelompok jantan) dan 27,85 g/kg bb (kelompok betina). Pengukuran aktivitas enzim aminotransferase menggunakan metode kolorimetri. Hasil ANAVA terhadap fungsi hati menunjukkan bahwa pemberian bahan uji dengan dosis 4 g/kg bb-16 g/kg bb tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok uji dan kelompok kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32719
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
"Campuran ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan herba seledri (Apium graveolens L.) telah diteliti dapat menurunkan tekanan darah (antihipertensi). Senyawa aktif yang diduga memiliki aktifitas sebagai penurun tekanan darah adalah flavonoid yang merupakan senyawa polar. Pemisahan senyawa polar dengan senyawa nonpolar ekstrak etanol dapat dilakukan dengan fraksinasi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai Lethal Dose-50 (LD50) campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan metode Weil dan pengaruhnya terhadap fungsi ginjal berdasarkan kadar kreatinin plasma dan histologis ginjal.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 25 ekor mencit jantan dan 25 ekor mencit betina galur DDY yang terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok I sampai IV diberikan campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan dosis 8,33; 16,67; 33,33 dan 66,67 g/kg bb yang disuspensikan dengan CMC 0,5%. Kelompok V merupakan kelompok kontrol yang hanya diberikan suspensi CMC 0,5%. LD50 ditentukan berdasarkan jumlah kematian dalam kelompok uji selama 24 jam dari satu kali pemberian bahan uji secara oral.
Hasil menunjukkan bahwa bahan uji sampai dosis tertinggi bersifat praktis tidak toksik dengan nilai LD50 sebesar 27,058 g/kg bb untuk kelompok jantan dan 31,081 g/kg bb kelompok betina. Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran kadar kreatinin plasma secara kolorimetri dan pengukuran preparat histologis ginjal yang dibuat dengan metode pewarnaan hematoksilin-eosin. Hasil menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis pemberian menyebabkan peningkatan kadar kreatinin plasma dan penurunan jarak ruang antara kapsula Bowman dengan glomerulus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33142
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fita Dwi Amiria
"Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas akut dengan parameter nilai LD50, fungsi hati yang dinilai dari aktivitas enzim transaminase dan fungsi ginjal yang dinilai dari kadar urea serta kreatinin plasma. Hewan coba yang digunakan berupa mencit putih jantan dan betina galur ddY berumur lebih kurang dua bulan dengan berat badan 20 ? 35 gram masing-masing 50 ekor. Bahan uji yang digunakan adalah bahan obat herbal "X" yang merupakan ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) yang terdiri dari flavonoid sebanyak 30%. Pengujian menggunakan empat kelompok dosis yang diberikan bahan uji berturut-turut adalah 2,08; 4,17; 8,34 dan 16,67 gram ekstrak/kgbb dan sebagai kelompok kontrol yang digunakan adalah larutan CMC 1%. Uji LD50 ditentukan oleh banyaknya kematian dalam kelompok selama 24 jam dari perlakuan berupa satu kali pemberian dalam dosis tinggi.
Hasilnya menunjukkan bahan obat herbal "X" bersifat praktis tidak toksik karena pemberian dosis tertinggi adalah16,67 gram ekstrak/kgbb tidak menimbulkan kematian terhadap hewan uji. Pengambilan darah dilakukan melalui ekor, dan dilakukan pengukuran fungsi hati dan ginjal setelah 24 jam dan 14 hari dari perlakuan. Penilaian fungsi hati dinilai dari aktivitas enzim transaminase yang menggunakan metode kolorimetri, penilaian fungsi ginjal dinilai dari kadar urea yang diukur menggunakan metode fearon dan kadar kreatinin yang diukur menggunakan metode jaffe yang dimodifikasi. Hasil ANAVA terhadap fungsi hati dan ginjal didapatkan kesimpulan bahan obat herbal "X" tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol. Sehingga bahan obat herbal "X" aman untuk fungsi hati dan ginjal mencit.

In this research, acute toxicity test has been done by LD50 while liver function is assessed from transaminase enzyme activity and kidney function assessed from rate urea and creatinin plasma. As animal experimental were 50 female and male white mice of ddY, two month old with body weight was 20-30 gram. Test substance was "X" herbal medicine which is bread-fruit leaf extract (Artocarpus altilis) that consist of 30% flavonoid. Mice were divided into four groups which was given to 2,08; 4,17; 8,34 and 16,67 gram extract /kgbw consecutively and as a group control used CMC 1%. The LD50 test was determined by the number of death in group during 24 hour after giving once high dose.
The result showed "X" herbal medicine was practically non toxic, because the highest dose was given 16,67 gram/kgbw did not generate the death to animal experimental. Blood was collected from tail, measurement of liver and kidney function was done after 24 hours and 14 week from treatment. Liver function is known from transaminase enzyme activity by using colorimetri method. Measurement of kidney is done from urea concentration by using fearon method and creatinin concentration using jaffe modification method. The result of ANAVA for liver and kidney function was concluded that there was no significant differentiation between treatment group and control group, the result was "X" herbal medicine was harmless for the function of liver and kidney mice.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32754
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fitri Testa Nuridayanti
"ABSTRAK
Rambut jagung untuk peluruh air seni, penurun tekanan darah tinggi, dan penurun kadar kolesterol belum diketahui keamanan penggunaannya, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai keamanannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keamanan penggunaan ekstrak air rambut jagung yang ditinjau dari nilai LD50 dan pengaruhnya terhadap fungsi hati dilihat dari dari aktivitas alanin aminotransferase (ALT) dan alkali fosfatase (ALP) plasma serta fungsi ginjal dilihat dari kadar urea dan kreatinin plasma. Hewan uji berupa mencit jantan dan betina galur DDY, sebanyak 50 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1, 2, 3, dan 4 diberi ekstrak air rambut jagung dengan dosis berturut¬turut 3,84; 7,68; 15,36; 30,72 g/kg bb, sedangkan kelompok 5 diberi larutan CMC 0,5%. Nilai LD50 ditentukan dengan menghitung jumlah hewan yang mati selama 24 jam setelah pemberian ekstrak. Pengukuran fungsi hati dan ginjal dilakukan pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan. Penilaian fungsi hati ditinjau dari aktivitas ALT dan ALP menggunakan metode kolorimetri, penilaian fungsi ginjal ditinjau dari kadar urea menggunakan metode Fearon dan kadar kreatinin menggunakan metode Jaffe yang dimodifikasi. Hasilnya menunjukkan pemberian ekstrak air rambut jagung sampai dosis tertinggi 30,72 gram ekstrak/kg bb tidak menimbulkan kematian dan tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal mencit.

ABSTRACT
Corn silk for diuretic, antihypertension, and antihyperlipidemia is unknown its safety of use, so that research was needed to find out its safety of use. This study was intended to find out the safety of use of aqueous extract of corn silk reviewed from LD50 and its effect on liver function in terms of alanin aminotransferase (ALT) and alkali phosphatase (ALP) activity and renal function in terms of urea and creatinine level. Fifty DDY male and female mice were used and divided into 5 groups. First to fourth groups were given the aqueous extract of corn silk with dose respectively 3.84; 7.68; 15.36; 30.72 g/kg bw, while fifth group was given 0.5% of CMC solution. LD50 value was determined by calculating dead mice for 24 hours of administration of extract. Measurements of liver and renal function were carried out in 24 hours and 14 days after treatment. Assessment of liver function in terms of ALT and ALP was using colorimetry method, assessment of renal function in terms of urea level was using Fearon method and creatinine level was using modified Jaffe method. Results showed that administration of aqueous extract of corn silk until dose of 30.72 g/kg bw did not cause death and did not affect liver and renal function of mice."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Permawati
"Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dapat menyebabkan keadaan patologis seperti gout. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak air daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) secara oral terhadap penurunan kadar asam urat plasma tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague-Dawley yang telah dibuat hiperurisemia dengan induksi kalium oksonat. Mutu ekstrak diperiksa dengan melakukan karakterisasi ekstrak yang meliputi karakteristik ekstrak spesifik dan non-spesifik. Tiga puluh lima ekor tikus dibagi secara acak dalam tujuh kelompok. Pemberian sediaan uji dilakukan satu kali dalam sehari secara oral selama delapan hari. Terdapat tiga kelompok variasi dosis ekstrak air daun gandarusa yaitu berturut-turut 0,345 g/200 g bb; 0,69 g/200 g bb; dan 1,38 g/200 g bb, dua kelompok pembanding yaitu alopurinol 36 mg/200 g bb dan herbal "X" 170 mg/200 g bb, serta kelompok kontrol induksi dan kontrol normal CMC 0,5%. Induksi kalium oksonat 50 mg/200 g bb secara intra peritoneal dilakukan satu jam sebelum diberikan sediaan uji terakhir pada hari ke delapan dan satu jam kemudian dilakukan pengambilan darah. Pengukuran kadar asam urat menggunakan metode enzimatik dengan urikase yang hasilnya diukur secara kolorimetri pada panjang gelombang 520 nm. Ekstrak air daun gandarusa memiliki efek hipourisemik setelah dua jam induksi kalium oksonat. Efektivitas penurunan kadar asam urat variasi dosis ekstrak berturut-turut adalah 80,00%; 80,41%; dan 95,51%. Hasil ini menunjukkan penggunaan secara kontinyu ekstrak air daun gandarusa efektif dalam menurunkan kadar asam urat pada penyakit gout.

An elevation of blood uric acid (hyperuricemia) can cause pathologies condition such as gout. The aim of the research is to know the influence of oral administration of the gandarusa leaf water extract (Justicia gendarussa Burm.F.) as a hypouricemic agent in white male Sprague-Dawley strain rats (Rattus novergicus) model pre-treated by potassium oxonate. The quality of extract was tested with extract characterization which consisted of specific and non-specific characteristics. Thirty five rats were taken randomly into seven groups and oral administration of all test drugs were given once a day for eight days. There were three doses variation groups of gandarusa leaf water extract insequence 0.345 g/200 g bw; 0.69 g/200 g bw; and 1.38 g/200 g bw; two compare groups of allopurinol 36 mg/200 g bw and herb "X" 170 mg/200 g bw; and two control groups were induction control and normal control of 0.5% CMC. Intraperitoneal administration of potassium oxonate 50 mg/200 g bw was given an hour before the last administration of test drugs in the eighth day, and the blood of rats were collected an hour later. The measurement of plasma uric acid used enzymatic method with uricase which the result was measured in colorimetri at 520 nm. The gandarusa leaf water extract has a hypouricemic effect after 2 h its administration to potassium oxonate-pretreated rats. The effectivity of lowering uric acid level from doses variation are 80.00%; 80.41%; and 95.51% respectively. These results showed that a continuous intake of the gandarusa leaf water extract effective for lowering the uric acid level in gout disease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32773
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Yusrina Agustina
"Obat herbal telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia dan secara empiris terbukti berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit. Pengujian keamanan obat herbal sangat penting dan pada penelitian ini akan di uji toksisitas akut dari obat herbal 'FAD'. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai LD50, mengetahui gambaran histologi ginjal dan hati serta pengaruh obat herbal 'FAD' terhadap hematologi.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan menggunakan 50 ekor mencit putih masing-masing 25 ekor mencit jantan dan betina yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan. Kelompok I diberi dosis uji 813,3 mg/kg bb, kelompok II diberi dosis uji 2033,3 mg/kg bb, kelompok III diberi dosis uji 5083,2 mg/kg bb, kelompok IV diberi dosis uji 12.708 mg/kg bb, dan kelompok V merupakan kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Pengamatan jumlah kematian dilakukan 24 jam setelah pemberian larutan uji dan didapati bahwa tidak ada hewan uji yang mati sehingga nilai LD50 tidak dapat ditentukan.
Pada pemeriksaan hematologi penghitungan jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan hemoglobin, pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan secara statistik (one way ANAVA) tidak menunjukkan perbedaan secara bermakna antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol (C = 0,05). Demikian pula pada pemeriksaan histologi ginjal dan hati 14 hari setelah perlakuan secara statistik (one way ANAVA) tidak menunjukkan perbedaan secara bermakna antara kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol (C = 0,05).
Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian obat herbal 'FAD' secara oral pada dosis 813,3 mg/kg bb - 12.708 mg/kg bb tidak menimbulkan kematian, tidak berpengaruh terhadap histologi ginjal dan hati serta tidak mempengaruhi hematologi.

Herbal medicine was being used for a long time by Indonesian people and empirically proven for many disease treatment. Toxicity study of herbal medicine is very important and in this research will be studied about acute toxicity testing of 'FAD' herbal medicine. The aim of this research was to observe toxic effect of 'FAD' herbal medicine, LD50 value, find out the effect of 'FAD' herbal medicine to kidney and liver histology, also to hematology. The research uses 50 white mice each male and female consisting of 25 and divided into 5 groups.
Design of this research is Complete Random Design. Group I, II, III, IV are given dosage of 'FAD' herbal medicine with 813,3 mg/kg bw, 2033,3 mg/kg bw, 5083,2 mg/kg bw, 12.708 mg/kg bw. While group V are given CMC 0,5% as control group. Number of death observation were done in 24 hours after giving 'FAD' herbal medicine and eventually there are none the mice death so LD50 value can not be established.
Hematology investigation of erythrocyte, leucocyte, thrombocyte and haemoglobin count, in 24 hours and 14 days after experiment, based on statistic test (one way ANAVA) there is no significant difference between experiment and control group (C = 0,05). Kidney and liver histology investigation in 14 days after experiment, based on statistic test (one way ANAVA) also showing no significant difference between experiment and control group (C = 0,05).
The results indicate the usage "FAD" herbal medicine with oral administered at dosage 813,3 mg/kg bb - 12.708 mg/kg bb did not cause death in mice, did not influence kidney and liver histology, also did not influence mice hematology.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Julian R.P.P.
"Gout merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di masyarakat. Satu tanaman yang diduga mampu mengatasi gout adalah gandarusa (Justicia gendarussa Burm.) dengan bagian yang dimanfaatkan adalah daun. Namun, data farmakologinya belum ada. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun gandarusa terhadap kadar asam urat tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia dengan kalium oksonat. Sebanyak 35 ekor hewan uji dibagi ke dalam 7 kelompok. Sediaan uji dibagi dalam tiga kelompok variasi dosis: 0,26 g ekstrak/200 g bb; 0,52 g/200 g bb; dan 1,04 g/200 g bb. Sebagai pembanding, yaitu kelompok alopurinol (36 mg/200 g bb) dan herbal "X" (170 mg/200g bb). Sebagai kontrol, yaitu kelompok normal (CMC 0,5% 3 ml/200 g bb) dan kelompok induksi (kalium oksonat 50 mg/200 g bb). Pengukuran kadar asam urat dalam plasma dilakukan dengan metode kolorimetrik enzimatik pada panjang gelombang 520 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun gandarusa dapat menurunkan kadar asam urat tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia dengan kalium oksonat.

Gout is one of the illnesses which is high prevalence happen. A plant which is estimated could be dealt with gout is gandarusa (Justicia gendarussa Burm.), and the part of the plant which is used is the leaves. Nevertheless, its pharmacologic data hasn`t existed yet. Therefore, this research is done in order to know the influence from ethanol extract of gandarusa leaves administration toward uric acid level in male white mouse which is induced with oxonic potassium. There are 35 tested animals which are separated into 7 groups. Tested materials which are given peroral into three groups with various dosage: 0,26 g extract/200 g bw; 0,52 g/200 g bw; 1,04 g/200 g bw. As the comparison is allopurinol group (36 g/200 g bw) and "X" herbal (170 mg/200 g bw). As the controller is normal group (CMC 0,5% 3 ml/200 g bw) and induction group (oxonic potassium 50 mg/200 g bw). The measurement of uric acid level in plasm is done with enzymatic colorimetric method at the wavelength 520 nm. The result of the research shows that ethanol extract of gandarusa leaves can decrease the uric acid level of male white mouse which is made hiperurisemia with oxonic potassium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32771
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Kusumawati
"ABSTRAK
Serbuk "DF" merupakan suplemen, dengan komposisi berupa D-ribosa, L-karnitin fumarat, koenzim Q10, dan magnesium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk "DF" terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit, dan laju endap darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan anilin. Serbuk "DF" diberikan secara oral pada 35 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan lebih kurang 150 gram yang dibagi ke dalam lima kelompok. Kelompok I sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 0,5% dan tidak diinduksi dengan anilin. Kelompok II sebagai kontrol anemia diinduksi dengan anilin kemudian diberikan CMC 0,5% selama 6 hari, kelompok III, IV, dan V masing-masing diberi bahan uji dengan dosis sebesar 5,4 g/kg bb tikus (dosis 1), 10,8 g/kg bb tikus (dosis 2), dan 21,6 g/kg bb tikus (dosis 3) selama 6 hari setelah diinduksi. Pemeriksaan dilakukan terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan laju endap darah setelah diinduksi dengan anilin dan setelah hari ke-6 pemberian bahan uji. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemberian serbuk "DF" dengan dosis 2, dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit lebih baik daripada dosis 1 dan dosis 3 jika dibandingkan dengan kontrol normal, namun tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah leukosit dan laju endap darah tiap kelompok tikus selama pengujian.
ABSTARCT
DF pulvis is a supplement, consists of D-ribose, L-carnitin fumarate, coenzyme Q10 and magnesium. This research aimed to investigate the influence of "DF" pulvis distribution towards of hemoglobin level, erythrocyte counts, leucocytes counts, and erythrocyte sedimentation rate in white male rats induced with aniline. "DF" pulvis was given orally to each 35 male Sprague Dawley rats with weight about 150 g that had been classified into 5 groups. Group I as a normal control, was given 0.5% CMC suspension and not inducted with aniline. Group II as an anemia control, was inducted with aniline followed by 0.5% CMC suspension for 6 days, group III, IV, V were given the test material with dosage of 5,4 g/kg body weight of rat (dose 1), 10,8 g/kg body weight of rat (dose 2), and 21,6 g/kg body weight of rat (dose 3) for 6 days respectively, after being inducted. Cross-examination was done by monitoring the hemoglobin level, erythrocyte counts, leucocytes counts, and erythrocyte sedimentation rate in white male rats after being inducted with aniline and after the 6'h day were given the test material. Result findings showed that "DF" pulvis with dose 2 could increase the level of hemoglobin and erythrocyte counts higher than dose 1 and dose 3 after comparing with normal control, but there was no significant difference between the leucocytes counts and erythrocyte sedimentation rate among the experiment groups during the testing. "
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S32723
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Aprilia
"The "FAD" is one of herbal medicine that can be used for diabetes mellitus. Because It will be used for long term repeated administration, so the "FAD" must be assessed especially for liver and renal function.
The purpose of this study is to know the acute toxicity effect of the "FAD" before used by people through determining LD50, alanine aminotransferase (ALT) and aspartate aminotransferase (AST) plasma activities; and the level of urea and creatinine plasma of mice.
This study used the Deutshe Yoken mices (25 male and 25 female) as an experimental animal. Each sex divided into five groups and each groups consist of five mices. Group I, II, III, and IV were given "FAD" with 0,813; 2,033; 5,083; and 12,708 g/kgbw dosage as a study group, while group V was given 0,5% CMC orally as a control group. Twentyfour hours after administration the test solution, the number of the mice died was counted, and there were none of the mice died so the LD50 value cannot be determined. One way varian analysis of ALT and AST plasma activities; and the level of urea and creatine plasma was done at 24 hours and 14 days after the test solution was given (=0,05) showed that there was no significant differences between study groups and control group.
The result was indicated that given "FAD" with maximum concentration of 12,708 g/kgbw did not have significant effect on the liver and renal function through parameter ALT and AST plasma activities; and the level of urea and creatinine plasma.

Obat herbal "FAD" adalah salah satu obat herbal yang memiliki khasiat sebagai antidiabetes. Oleh karena penggunaannya akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama maka perlu diketahui pengaruhnya terhadap fungsi hati dan ginjal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek toksisitas akut obat herbal antidiabetes "FAD" terhadap fungsi hati dan ginjal dengan parameter nilai LD50, aktivitas Alanin Aminotransferase (ALT) dan Aspartat Aminotransferase (AST), serta kadar urea dan kreatinin plasma pada mencit putih jantan dan betina.
Pada penelitian digunakan 50 ekor mencit putih galur DDY (Deutshe Yoken) yaitu 25 ekor mencit jantan dan 25 ekor mencit betina. Masing-masing jenis kelamin dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 mencit di setiap kelompoknya. Kelompok I, II, III, IV adalah kelompok perlakuan yang diberikan sediaan uji dengan dosis berturut-turut adalah 0,813; 2,033; 5,083; dan 12,708 g/kgbb. Kelompok V adalah kelompok kontrol yang diberikan larutan CMC 0,5%. Pengamatan jumlah kematian hewan uji dilakukan pada 24 jam setelah pemberian larutan uji dan didapatkan bahwa tidak ada hewan uji yang mati sehingga nilai LD50 tidak dapat ditentukan.
Hasil uji statistik ANOVA satu arah (=0,05) terhadap hasil pengukuran aktivitas ALT dan AST, serta kadar urea dan kreatinin setelah 24 jam dan 14 hari dari perlakuan menunjukkan tidak terjadi perbedaan secara bermakna baik antar kelompok maupun dengan kelompok kontrol.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan uji obat herbal "FAD" dengan konsentrasi maksimum 12,708 g/kgbb tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal mencit putih jantan dan betina dengan parameter aktivitas ALT dan AST, serta kadar urea dan kreatinin plasma."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2008
S32996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>