Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryeke Medliyeni Rufyedi
"Mikonazol nitrat merupakan salah satu senyawa yang digunakan sebagai antijamur di dalam sediaan topikal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang valid untuk penetapan kadar mikonazol nitrat dalam sediaan krim secara kromatografi lapis tipis-densitometri. Pemisahan zat dilakukan dengan menggunakan lempeng HPTLC silika gel 60 F254 (Merck). Fase gerak yang digunakan adalah n-heksan-kloroform-metanoldietilamin (70:25:5:1). Sampel diekstraksi menggunakan metanol 12 mL pada suhu 50oC dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 RPM selama sepuluh menit. Lempeng dianalisis dengan TLC scanner 3 (CAMAG), menggunakan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 203 nm. Penelitian ini menghasilkan nilai linieritas yang cukup baik sebesar 0,9993 pada rentang konsentrasi 0,753-2,008 μg dengan batas deteksi 0,0595 μg; dan batas kuantitasi 0,1982 μg. Rata-rata perolehan kembali yang dihasilkan adalah 98,32% dengan simpangan baku relatif <2%. Kadar mikonazol nitrat dalam tiga sediaan krim ditetapkan dengan menggunakan metode ini menunjukkan bahwa kadar yang terdapat pada sampel 1, 2, dan 3 sesuai dengan etiket, yaitu 2,09%, 2,06%, dan 2,16% atau 104,5%, 103,0%, dan 108,0%, dihitung dari kadar yang tertera pada etiket (2%).

Miconazole nitrate is one of substance used as antifungal agent in topical product. The purpose of this research was acquiring the method of determination of miconazole nitrate in cream by densitometry using Thin Layer Chromatography-Densitometry, which was validated. The separation was done on HPTLC plate silica gel 60 F254 (Merck). The chosen mobile phase was n-hexane-chloroform-methanol-diethylamine (70:25:5:1). Samples was extracted with 12 mL methanol at the temperature 50oC and it was centrifugated at 4000 RPM for ten minute. The plates were scanned by TLC scanner 3 (CAMAG) using UV-Vis detector at 203 nm. This research resulting good linearity value of the method 0.9993 in calibration range 0.753-2.008 μg; limit of detection and limit quantitation were 0.0595 and 0.1982 μg respectively. The average of recovery study was 98.32%, with relative standard deviation less than 2%. The application of this method on three samples of miconazole nitrate creams showed that the concentration of miconazole nitrate in sample number 1, 2, and 3 match with each labels, namely 2.09%, 2.06%, and 2,16% or 104,5%, 103,0% and 108,0% counted from the concentration showed on the label (2%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33074
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Hestiningrum
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32766
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Hidrokinon merupakan salah satu senyawa yang digunakan sebagai
bahan pemutih dalam sediaan topikal seperti krim, yang memiliki sifat mudah
teroksidasi. Oksidasi menyebabkan hidrokinon kehilangan potensinya dan
menghasilkan senyawa kinon yang memiliki toksisitas lebih tinggi. Penelitian
ini bertujuan memperoleh metode penetapan kadar hidrokinon dalam sediaan
krim secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Pemisahan dilakukan
menggunakan lempeng silika gel 60 F254 (Merck) dengan ketebalan 0,25 mm.
Fase gerak terpilih adalah toluen-kloroform-aseton (40:25:35). Lempeng
dianalisis dengan densitometer (TLC Scanner 3, Camag) menggunakan
detektor uv-vis pada panjang gelombang 224 nm. Nilai linearitas metode ini
yaitu 0,9999 dalam rentang 0,2505-1,503 μg; batas deteksi dan batas
kuantitasi adalah 0,0114 μg dan 0,0381 μg. Rata-rata dari uji perolehan
kembali adalah 99,89% dengan relatif standar deviasi untuk pengukuran <
2%. Penerapan metode ini untuk tiga sediaan krim hidrokinon menunjukkan
bahwa kadar hidrokinon dalam masing-masing sampel sesuai dengan
etiketnya yaitu pada sampel 1 kadar rata-ratanya adalah 2,00 ± 0,03%; kadar
rata-rata hidrokinon pada sampel 2 adalah 2,02 ± 0,03%; dan pada sampel 3,
kadar hidrokinon rata-rata sebesar 4,99 ± 0,04%."
Universitas Indonesia, 2006
S32548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayun
"The determination of pseudoephedrine hydrochloride and triprolidine hydrochloride in influenza syrup medicine has been performed using TLC densitometric method. Pseudoephedrine hydrochloride and triprolidine hydrochloride were extracted using chloroform at pH 12 from the syrup, and separated using HPTLC silica Kieselguhr glass plates 60 F 254, 20x10 cm2 as stationary phase, and a mixture of methanol, ammonia and chloroform (40:2:30) as mobile phase. The plates were analyzed using Camag TLC Scanner 3 with UV-detector at 257 nm for pseudoephedrine hydrochloride and at 290 nm for triprolidine hydrochloride.
The results showed that the linearity, limit of detection, and limit of quantitation of the method for pseudoephedrine hydrochloride were 0.9999, 0.0064 ìg, and 0.2124 ìg respectively; while for triprolidine hydrochloride were 0.9999, 0.0076 ìg, and 0.0254 ìg respectively. The coefficient of variance (CV) of repeatability for the two substances were less than 2.0%; and the recovery values for pseudoepherine hydrochloride and triprolidine hydrochloride were 99.98 + 1.05% and 99.73 + 1,54% respectively. The result showed that the samples analysed contained pseudoephedrine hydrochloride 94.36% of the labeled ammount, and triprolidine hydrochloride 94.44% of the labeled ammount."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Bunawan
Universitas Indonesia, 1995
S32014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfhi Zarkasyi
"Hidrokortison asetat dan kloramfenikol merupakan zat aktif yang banyak digunakan dalam sediaan krim sebagai anti infeksi kulit yang disertai peradangan. Untuk menjamin mutu dari suatu sediaan diperlukan metode anal isis yang mempunyai akurasi dan 'presisi yang tinggi, namun jika memungkinkan mudah dan murah di dalam pelaksanaannya. Salah satu metode analisis yang dapat digunakan adalah spektrofotomeri derivatif, melalui pengukuran serapan masing-masing komponen pada panjang gelombang zero crossing komponen lainnya yang terdapat dalam campuran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode penetapan kadar hidrokortison asetat, kloramfenikol dan campuran keduanya dalam sediaan krim dengan adanya pengawet nipagin secara spektrofotometri derivatif dan menguji validitasnya. Pad a sediaan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol, masing-masing zat diukur serapannya pad a panjang gelombang 276,8 nm dan 286,0 nm (derivat pertama); sediaan tunggal hidrokortison asetat yang mengandung pengawet nipagin, diukur pada panjang gelombang 257,0 nm (derivat pertama) dan sediaan tunggal kloramfenikol yang mengandung pengawet nipagin diukur pada panjang gelombang 294,6 nm ( derivat pertama ). Dari hasil uji perolehan kembali, metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk menetapkan kadar kloramfenikol dalam sediaan krim simulasi yang mengandung hidrokortison asetat, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk menetapkan kadar hidrokortison asetat dalam krim simulasi. Metode ini juga dapat digunakan untuk menetapkan kadar hidrokortison asetat dalam sediaan krim simulasi dan merek dagang yang mengandung nipagin dan menetapkan kadar kloramfenikol dalam sediaan krim simulasi yang mengandung pengawet nipagin.

Hydrocortisone acetate and chloramphenicol are active ingredients mostly used in cream as local anti-infection and anti-inflamatory. The analytical method with high aqquracy and precision is needed to guarantee the quality, but if possible, it is low cost and easily implemented. One of the analytical method can be used is derivative spectrophotometry, by determining each compound at zero crossing wavelength of another compound in mixture. The purpose of this research is to find a new method to determine the concentration of hydrocortisone acetate, chloramphenicol and both of them in cream which contains nipagin as preservative by using derivative spectrophotometry and to examine the validity. In the mixture containing hydrocortisone acetate and chloramphenicol, each compound is determined at 276.8 nm and 286.0 nm (first derivative), In the mixture containing hydrocortisone acetate with nipagin as preservative, this compound is determined at 257.0 nm (first derivative), In the mixture containing chloramphenicol with nipagin as preservative, this compound is determined at 294.6 nm (first derivative). The result of recovery test shows that derivative spectrophotometry method can be used to determining chloramphenicol in cream simulation with hydrocortisone acetate, but can not be used in determining hydrocortisone acetate in this simulation cream with chloramphenicol. This method can also be used for determining the concentration hydrocortisone acetate in simulation cream with nipagin as preservative and market product and also determining chloramphenicol in simulation cream with nipagin as preservative."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koba Leonard Arnold Paul
"Kacang polong (Pisum sativum L.) yang dikenal masyarakat sebagai salah satu bahan pangan yang bergizi, kini digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Kacang polong berkhasiat sebagai anti aging, anti iritasi, body care, moisturizing care, elastifyng, dan pemutih kulit. Salah satu kandungan dalam kacang polong yaitu vitamin C memiliki kemampuan menghambat pembentukan melanin dan melindungi kulit dari sinar UV yang dapat menyebabkan kerusakan kulit. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan kadar vitamin C dalam kacang polong dan ekstrak kacang polong secara KLTKT Densitometri. Vitamin C dioksidasi terlebih dahulu menjadi asam dehidroaskorbat dan selanjutnya menjadi asam 2,3-diketogulonat dimana masing-masing akan bereaksi dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin membentuk senyawa bis 2,4-dinitrofenilhidrazon. Kondisi analisis menggunakan lempeng KLTKT silika gel 60 F254 sebagai fase diam, campuran kloroform-etil asetat (1:1) sebagai fase gerak, dan dianalisis pada λ 505 nm. Hasil validasi metode analisis menunjukkan koefisien variasi kurang dari 2%; akurasi 95,42% +1,63. Kurva kalibrasi menghasilkan linearitas 0,9993; batas deteksi (LOD) 12,52 ng dan batas kuantitasi (LOQ) 41,72 ng. Kadar vitamin C pada kacang polong snap pea dan kacang polong snow pea masing-masing 35,79 mg/100 g dan 38,96 mg/100 g. Sedangkan konsentrasi vitamin C dalam ekstrak kacang polong yang diperoleh dari Cognis yaitu 7,23 μg/g."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32992
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Rahmadhanti
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian penetapan kadar dekstrometorfan hidrobromida dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan kondisi KLT densitometri optimal untuk penetapan kadar dekstrometorfan hidrobromida dan klorfeniramin maleat dalam sirup obat batuk. Kondisi optimal dari penelitian ini adalah dengan menggunakan fase diam lempeng KLT silika gel 60 F254 (Merck), dan sikloheksan-toluen-dietilamin (65:25:10) sebagai fase gerak. Lempeng dianalisa dengan TLC scanner 3 (Camag), menggunakan detektor uv pada panjang gelombang 262 nm. Hasil pengujian menunjukkan pada rentang konsentrasi 912-2102 ppm untuk dekstrometorfan hidrobromida dan 238-562 ppm untuk klorfeniramin maleat menunjukkan hubungan yang linier, dengan koefisien korelasi masing-masing r=0,9996 dan r=0,9997, batas deteksi dan batas kuantitasi dekstrometorfan hidrobromida 47,58 dan 158,59 ppm, 11,40 dan 38,00 ppm untuk klorfeniramin maleat. Kadar perolehan kembali 94,13-97,91% untuk dekstrometorfan hidrobromida dan 91,22-97,15% untuk klorfeniramin maleat. Hasil analisis satu sampel sirup obat batuk menunjukkan bahwa kadar dekstrometorfan hidrobromida 100,91% dan klorfeniramin maleat 102,81% dihitung dari jumlah yang tertera pada etiket.

ABSTRACT
The quantitative analysis of dextromethorphan hydrobromide and chlorpheniramine maleate in cough syrup had been performed using thin layer chromatograpic (TLC) densitometry. The purpose of this sudy was to find optimal TLC densitometry condition for quantitative analysis both components in cough syrup. The optimum condition was using TLC plates silica gel 60 F254 (Merck) as stationary phase and cyclohexan-toluenediethylamine (65:25:10) as mobile phase. The plate was analyzed using TLC scanner 3 (Camag) with uv-detector at 262 nm. The result of this study showed that was linearity at concentration range 912-2102 ppm for dextromethorphan hydrobromide and 238-562 ppm for chlorpheniramine maleate, with coefficient correlation r=0,9996 and r=0,9997 respectively, the limit of detection and the limit of quantitation for dextromethorphan hydrobromide 47,58 and 158,59 ppm, 11,40 and 38,00 ppm for chlorpheniramine maleate. The recovery value for dextromethorphan hydrobromide 94,13-97,91% and 91,22-97,15% for chlorpheniramine maleate. The analysis result of one sample cough syrup showed that assay value for dextromethorphan hydrobromide 100,91% and 102,81% for chlorpheniramine maleate of the labelled amount of the compound."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Indonesia, 2007
S32933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rosleni
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S32126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>