Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Agustini
"Tanaman AcalyphaindicaLinn dan tanaman Peperomiapellucida[L]. H.B.K. secara empiris telah digunakan untuk pengobatanpenyakit Gout. Dalam penggunaan obat tradisional perlu dilakukan uji keamanan sebagaimana yang dilakukan pada obatmodern atau sintetis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran ekstrak akar AcalyphaindicaLinn dan ekstrak herba Peperomiapellucida[L].H.B.K. terhadap organ vital yaitu jantung, berdasarkan pemeriksaan aktivitas enzim AST dan Kreatininkinase plasma serta gambaranh istologi jantung. Dalam penelitian ini digunakan 36 ekor tikus putih jantan dan 36 ekor tikus putih betina, yang masing-masing dibagi menjadi lima kelompok dosis dan satu kelompok kontrol.
Bahan uji diberikan secara oral satu kali sehari, selama 30 hari. Dosis yang digunakan secara berturut dari dosis 1-3 untuk ekstrak akar AcalyphaindicaLinn adalah 2,7g; 5,4g; 10,8g/200gbb tikus dan ekstrak herba Peperomiapellucida[L]H.B.K0, 1g; 0,2g; 0,4g/200gbb tikus. Dosis 4, yaitu ekstrak akar AcalyphaindicaLinn5, 4g/200gbb tikus. Dosis5, yaitu ekstrak herba Peperomiapellucida[L]H.B.K0, 2g/200gbb tikus dan kelompok kontrol diberi larutan CMC0,5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada aktivitas AST dan Kreatininkinase plasma serta gambaran hitologi jantung antara kelompok dosis satu sampai dengan dosis lima yang dibandingkan terhadap kelompok kontrol.
Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian campuran ekstrak akar Acaly indicaLinn dan ekstrak herba Peperomiapellucida[L].H.B.K. selama 30 hari tidak mempengaruhi organ jantung tikus putih jantan dan betina."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2008
S33031
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliearti
"Tanaman Acalypha indica Linn dan Peperomia pellucida [L] H.B.K digunakan secara empiris untuk mengobati penyakit gout. Penelitian tentang kombinasi kedua tanaman ini sangat penting mengingat obat herbal yang tersedia adalah dalam bentuk campuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian campuran ekstrak akar Acalypha indica Linn dan ekstrak herba Peperomia pellucida [L] H.B.K secara oral selama 30 hari terhadap eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin tikus putih. Pada penelitian ini digunakan 72 ekor tikus yang dibagi dalam enam kelompok dosis uji. Dosis I, II, III yaitu ekstrak Acalypha indica dan Peperomia pellucida, masing-masing berupa suspensi campuran ekstrak 2,7 g/200 g bb dan 0,1 g/200 g bb; 5,4 g/200 g bb dan 0,2 g/200 g bb; serta 10,8 g/200 g bb dan 0,4 g/200 g bb tikus . Dosis IV dan V merupakan dosis tunggal ekstrak 5,4 g/200 g bb akar Acalypha indica dan ekstrak 0,2 g/200 gram bb herba Peperomia pellucida. Dosis VI yaitu kontrol normal yang diberi larutan CMC 0,5 %. Pemeriksaan jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke 0 dan 31. Berdasarkan hasil uji statistik (ANAVA) satu arah diperoleh bahwa pemberian campuran kedua ekstrak tersebut tidak berpengaruh terhadap hematologi tikus putih (p≥0,05).

The plants of Acalypha indica Linn and Peperomia pellucida [L] H.B.K was used empirically to cure gout. The research about combination of both plant is very significant as a lot of traditional medicine in market is usually blending formulation. The aim of this research is to investigate the effect of disposing extract of the Acalypha indica Linn roots and Peperomia pellucida [L] H.B.K herbs combination orally during 30 days towards erythrocyte, leucocyte, thrombocyte, and haemoglobin levels of white rats. In this research, 72 rats were divided into six groups of experimental doses. Doses I, II, III were Acalypha indica and Peperomia pellucida extracts, each of them was extract mixture suspension 2,7 g/200 g bw and 0,1 g/200 g bw; 5,4 g/200 g bw and 0,2 g/200 g bw; also 10,8 g/200 g bw and 0,4 g/200 g bw of rats. Doses IV and V were single dose of 5,4 g/200 g bw Acalypha indica roots extract and 0,2 g/200 g bw Peperomia pellucida herb extract. Normal control group which was given 0,5 % CMC solution as doses VI. Determination of total erythrocyte, leucocyte, thrombocyte, and haemoglobin level were done on day-0 and day-31. Based on statistic test one-way (ANAVA), the result showed that the disposing of the combination from both of the extract have no effect towards white rats haematologic ( p > 0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33062
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Lina Nadhilah
"Jamu K yang mengandung ekstrak rimpang temu putih (Curcuma
zedoaria) dan daun mimba (Azadirachta indica) secara empiris digunakan
untuk terapi kanker. Oleh karena obat antikanker umumnya digunakan
dalam jangka waktu panjang, maka penelitian tentang keamanannya
terhadap organ vital tubuh perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh pemberian jamu ?K? peroral selama 90 hari terhadap
organ jantung tikus putih dilihat dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST)
dan kreatin kinase (CK) plasma serta gambaran histologis jantung. Hewan uji
yang digunakan adalah 48 ekor tikus putih (Ratus novergicus L) galur
Sprague Dawley yang dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan. Kelompok
I sampai III diberi bahan uji dengan dosis sebesar 1980 mg/kg bb, 3960
mg/kg bb, dan 7920 mg/kg bb. Kelompok IV, sebagai kontrol, diberi larutan
CMC 0,5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna
pada aktivitas AST dan CK plasma serta gambaran histologis jantung antara
kelompok dosis dengan kelompok kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Utami Ningrum
"Masyarakat Indonesia secara empiris menggunakan tanaman obat
untuk mengobati penyakit atau meningkatkan kesehatan. Jamu ?D? adalah
obat tradisional yang mengandung ekstrak tanaman obat Centella asiatica
(L.) Urban dan Apium graveolens L. yang digunakan untuk mengobati
hipertensi. Kebanyakan orang biasanya menggunakan obat tradisional ini
secara berulang dan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, obat
tradisional harus tidak memiliki efek toksik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian jamu ?D? selama 90 hari terhadap organ
jantung tikus putih ditinjau dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST) dan
kreatin kinase (CK) plasma serta gambaran histologis jantung. Jamu ?D?
diberikan secara oral pada 24 ekor tikus jantan dan 24 ekor tikus betina, yang
masing-masing dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I, II, dan III masingmasing
diberikan dosis 1980; 3960; 7920 mg/kg bb tikus, sedangkan
kelompok IV merupakan kelompok kontrol yang hanya diberikan larutan CMC
0,5 %. Pada hari ke-91 dilakukan pengambilan darah dan organ jantung
untuk mengetahui aktivitas AST dan CK plasma serta gambaran histologis
jantung. Hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah (α =
0,05) dan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan bermakna aktivitas
AST dan CK serta gambaran histologis jantung antara kelompok perlakuan
dengan kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengunaan jamu ?D?
selama 90 hari tidak mempengaruhi organ jantung tikus putih."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S32704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Martini
"Akar tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn.) telah banyak digunakan masyarakat sebagai obat yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah, tetapi belum banyak percobaan ilmiah yang membuktikan toksisitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan akar tanaman akar kucing (A. indica) terhadap organ jantung tikus putih jantan ditinjau dari aktivitas GOT, kreatin kinase plasma serta gambaran histologis jantung. Penelitian ini menggunakan empat puluh ekor tikus yang dipilih secara acak menjadi empat kelompok, setiap kelompok terdiri dari sepuluh ekor tikus. Kelompok I sebagai kontrol normal yang diberi air 2 ml/200 g bb. Kelompok II, III dan IV diberi perlakuan rebusan akar A. indica dengan dosis 13,5 g/kg bb, 27 g/kg bb, dan 54 g/kg bb. Frekuensi pemberian sekali sehari selama 90 hari. Pengamatan yang dilakukan meliputi kimia darah (aktivitas GOT, kreatin kinase plasma) dan histologis organ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada gejala toksik pada tikus yang diberi rebusan akar A. indica ditinjau dari aktivitas GOT, kreatin kinase plasma serta gambaran histologis jantung.
Root of akar kucing (Acalypha indica Linn.) has been widely used to reduce uric acid consentration, but the toxicityity has not been proven scientifically. The aim of this research was to examine the effect of water extract of A. indica roots to the heart of male white rats seen from GOT, creatin kinase plasma activity and heart histology. This research used fourty rats which divided into four groups, each group contains ten rats. Group I as normal control which were given water 2 ml/200 g body weight. Group II, III, IV were given water extract of A.indica roots doses 13,5/kg body weight, 27g/kg body weight, and 54 g/kg body weight. Frequency of exposure A. indica was once a day during 90 days with the oral route administration. Data observation involves blood chemistry (GOT, creatin kinase plasma activity) and heart histology. The result show no toxic effect of A. indica to white rats seen from GOT, creatin kinase plasma activity and heart histology."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Sari, Author
"ABSTRAK
Obat antihiperkolesterolemia merupakan obat yang di konsumsi dalam jangka waktu yang lama, untuk itu dilakukan penelitian yang membuktikan keamanan penggunaan obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keamanan penggunaan obat LS yang merupakan obat antihiperkolesterolemia hasil sintesis golongan statin, terhadap organ jantung ditinjau dari aktivitas aspartat aminotransferase (AST) dan kreatin kinase (CK) pada plasma. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus novergicus L), galur Sprague Dawley, berumur 2 bulan dengan berat badan kuranglebih 200 gram, berjumlah masing-masing 40 ekor tikus jantan dan betina. Setelah itu, hewan coba dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan, yaitu: 3 kelompok diberikan dosis yang berbeda, dan 1 kelompok merupakan kelompok kontrol. Dosis yang diberikan yaitu: 1,8 mg/200 g bb tikus/hari; 3,6 mg/200 g bb tikus/hari dan 7,2 mg/200 g bb tikus/hari; sedangkan kelompok kontrol diberikan CMC 0,5%. Pemberian obat LS dilakukan secara oral dengan alat sonde lambung, sekali sehari, selama 90 hari. Pemeriksaan pengaruh pemberian Obat LS terhadap organ jantung dilakukan dengan mengukur aktivitas AST dan CK plasma. Data yang diperoleh menunjukkan tidak ada perbedaan aktivitas AST dan CK yang bermakna antar kelompok I, II dan III dibandingkan terhadap kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan Obat LS aman terhadap organ jantung.
ABSTRACT
The cholesterol lowering drugs, is consumed for several months. It’s necessary to prove its toxic effect if using that drug in a long term. The research was carried out to prove the toxic effect of LS as cholesterol lowering drug, to the heart by measuring the activities of aspartic aminotransferase and creatine kinase. The research had done on albino rats of 2 month old with body weight about of 200 gram. There was each 40 male and female rats and divided into four groups. Group I, II, and III were treated by giving LS drug with dosage: 1,8 mg/200 g of rat’s weight /day; 3,6 mg/200 g of rat’s weight/day; and 7,2 mg/200 g of rat’s weight/day. Group IV was treated as negative control by giving CMC 0,5%. The whole treatment was given orally, once a day for 90 days. The heart examination had done by measuring the enzymes activities of AST and CK plasm. The report had analysed by ANAVA test if significant difference found, the analysis was continued by LSD test. The result showed that was no significant differences of the activity of AST and CK plasm between group I, II, III compared with group IV as the control. The conclusion of LS drug had tested that wasn’t effect to the heart."
2008
S33034
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Obesitas adalah keadaan patologis dimana terdapat penimbunan lemak
yang berlebihan di dalam jaringan tubuh. Saat ini telah ada obat tradisional
pelangsing tubuh berupa sediaan jamu dalam bentuk kapsul dengan
komposisi ekstrak simplisia yang terdiri dari: kacang buncis (Phaseolus
vulgaris L), daun jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk), buah gambogee
(Garcinia cambogia), dan daun teh hijau (Camellia sinensis (L) Kuntze). Jamu
ini dipakai lama dan terus menerus sehingga perlu dilakukan penelitian
toksisitas untuk melihat pengaruh komposisi bahan-bahan tersebut terhadap
organ dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, dilakukan penelitian subkronik
pada tikus putih jantan dan betina (Rattus novergicus) dengan memberikan
jamu setiap hari selama 90 hari, kemudian dilihat aktivitas AST dan kreatin
kinase plasma sebagai parameter. Digunakan 40 ekor tikus putih jantan dan
40 ekor tikus putih betina yang masing-masing dibagi menjadi tiga kelompok
perlakuan dosis dan satu kelompok kontrol. Setiap hari tikus diberi suspensi
uji dengan dosis berturut-turut 1350 mg/kg bb, 2700 mg/kg bb, dan 5400
mg/kg bb untuk kelompok I, II, dan III, sedangkan kelompok IV adalah
kelompok kontrol yang diberi larutan CMC 0,5%. Hasil pengukuran plasma
tikus pada hari ke-91 dianalisa menggunakan uji ANAVA satu arah dan
menunjukkan tidak adanya perbedaan secara bermakna (p>0,05) aktivitas
AST dan kreatin kinase plasma antara kelompok I, II, dan III maupun kelompok IV. Dengan demikian penggunaan jamu pelangsing selama 90 hari
tidak mempengaruhi organ jantung."
Universitas Indonesia, 2007
S32951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Prihandini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>