Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meiti Ratmanti
"Tugas akhir ini membahas masalah penjadwalan rute pesawat pada PT Garuda Indonesia. Pada PT Garuda Indonesia, kriteria penjadwalan rute pesawat adalah sebagai berikut ; marketing, perawatan pesawat, kemampuan pesawat dan waktu operasi bandara. Jadwal rute pesawat yang sudah berjalan akan dijadwalkan kembali berdasarkan kriteria waktu ground ( waktu pesawat berada di darat menunggu untuk diterbangkan kembali). Peminimuman waktu ground dapat dikategorikan sebagai masalah assignment dan diselesaikan dengan metode Hungary berdasarkan jadwal yang telah ada."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S27024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amperawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesmaro Max Yuda
"Dalam sistem penjadwalan terdapat beberapa klasifikasi yang membedakan sistem penjadwalan yang satu dengan lainnya. Fungsi sasaran sistem penjadwalan dalam penelitian ini adalah ETwr (early-tardy dengan pembobotan) seperti yang sudah diterima pada studi atau penelitian untuk sistem penjadwalan mesin tunggal dengan fungsi sasaran yang bersifat non regular.
Sebelum menentukan due date yang merupakan jumlah waktu/lamanya pesawat mencapai standar jumlah jam terbang pemakaian pesawat untuk tiap interval perawatan dalam penelitian ini, terlebih dahulu ditentukan jumiah pemakaian pesawat persatuan waktu (hari). Sehingga dengan demikian dapat dilakukan perhitungan standar perawatan dalam satuan jam terbang kedalam bentuk satuan hari.
Berdasarkan perhitungan pemakaian pesawat untuk tiap jenis yang berbeda diperoleh jumlah pemakaian yang berbeda, maka untuk due date yang berdekatan atau bersamaan dilakukan aturan prioritas linear heuristic untuk menentukan sequence perawatannya. Dengan aturan prioritas linear heuristic pada penelitian ini didapatkan perawatan yang early serta yang rardy lebih mendekati nilai standar yang ada dibanding dengan sitem penjadwalan perawatan yang dipakai perusahaan, serta diperoleh nilai utilitas pesawat untuk tiap interval perawatan dan pemakaian fasilitas perawatan lebih optimum dengan menggunakan linear heuristic dibanding dengan sistem yang berlaku.

Scheduling system has some classification which differ one scheduling system from the others. In this research the objective function of the scheduling systems is the ETwr (weighted early-tardy objective) that has received by far the most study for single machine scheduling system with non regular objective function.
Before determine the due date that indicate the time or duration of the aircraft to get the standard of the flight hours for every interval maintenance, first have to determine the sum of flight per day. So that can be done converse of maintenance standard unit from flight hours to time (day) unit.
On the basis of calculation in using aircraft for every different type found the different sum of using aircraft, so the due date that closed can be done linear heuristic priority in examination its maintenance sequence. With linear heuristic priority procedure in this research can be found the early and the tardy jobs more closed with the standard value instead of the scheduling system that used by the company, also can be gotten the utility of the aircraft for every interval maintenance and using of the maintenance facilities more optimum then what company used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T10371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Devianna
"Pengiriman produk ke pelanggan sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut kredibilitas dan realibilitas. Pengiriman yang tepat kepada pelanggan dapat memberikan hasil kepada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu diperlukan Penjadwalan rute kunjungan yang tepat ke pelanggan.
Penjadwalan dan rute kunjungan ke pelanggan merupakan permasalahan yang penting pada Distributor Depok produk minuman susu pada PT. X. Penentuan penjadwalan dan rute kunjungan ke setiap pelanggan yang dilakukan selama ini belum memiliki prosedur atau langkah yang baku dan jelas. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan, di antaranya: (1) adanya kunjungan ke pelanggan sedangkan pelanggan tidak membutuhkan kunjungan tersebut, sebaliknya (2) tidak adanya pasokan produk ke pengecer menyebabkan tertundanya kebutuhan pasokan produk ke pengecer. (3) rute yang dilalui belum memperhatikan jarak tempuh. Ketiga permasalahan ini mcmberikan pengaruh terhadap peningkatan ongkos transportasi yang harus dikeluarkan oleh distributor Depok. Penjadwalan dan rute kunjungan yang tepat diharapkan dapat memberikan total ongkos transportasi yang minimal. Permasalahan penjadwalan dan rute kunjungan pada penelitian ini merupakan Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP).
Kriteria performansi yang digunakan adalah total ongkos transportasi dalam satu periode. Penentuan rute kunjungan menggunakan algoritma Saving dengan versi paralel sebagai metode konstruksi dan menggunakan Local-Search sebagai metode perbaikan dari metode konstruksi.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan total ongkos transportasi pada sistem aktual terhadap metode konstruksi sebesar 25.8 %, dan terhadap metode perbaikan sebesar 46.2 % sedangkan penurunan total ongkos transportasi metode konstruksi terhadap metode perbaikan sebesar 28.3 %.

Product shipment to customers is very important for the company since it has a very close relationship with credibility give a good result to customers satisfaction.
The scheduling and visit route to the customers is an important problem in Milk Drink Product in PT. X. The scheduling and visit route decision to every customer that is made still does not have a standard and clear procedure or step yet. This case causes some problems among others: (1) there is visit to the customer but the customer does not need the visit, (2) there is no product supply to retailer that causes the product supply need to retailer is delayed, (3) the route that is passed does not pay attention to the radius get, These three problems give an influence to the increase of transportation charges that has been given by Depok distribution. An exact scheduling and visit route is hoped to give a minimum transportation charges. The problem of scheduling and visit route in this research is Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP).
Performance criterion that is used is a total transportation charges in a period. The visit route decision by using Saving Algorithm with parallel version as a construction method and using Local-Search as a preparation method from construction method.
The result of this research shows a discharges in total transportation charges in the actual system toward construction method as large as 25,8 % and toward the improvement method as large as 46,2 %, but there is a discharges in total Transportation charges of construction method toward the improvement method as large as 28,3 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prim Kemal S. Suparta
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nasrianti
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membahas mengenai transaksi leasing yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia dalam pengadaan enam buah pesawat tipe X, sehingga dapat diperoleh suatu gambaran yang jelas mengenai transaksi leasing tersebut. Kemudian tujuan selanjutnya adalah untuk mengklasifikasikan transaksi leasing tersebut ke dalam operating lease atau financing lease, baik berdasarkan PSAK No.30 maupun SFAS 13. Metode-metode penelitian yang digunakan oleh penulis terdiri dari: 1. Library Riset 2. Field Riset Melalui analisa yang dilakukan terhadap transaksi leasing tersebut, maka penulis menemukan bahwa dalam transksi leasing tersebut: 1. Tidak terdapat transfer kepemilikan dari Lessor kepada Lessee pada akhir periode leasing. 2. Tidak terdapat bargain purchase options. 3. Transaksi leasing tersebut merupakan full payout lease, artinya seluruh pembayaran sewa berkala yang dilakukan oleh Lessee ditambah nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan pesawat serta bunganya, sebagai keuntungan Lessor. 4. Lamanya periode leasing adalah 12 tahun, yang berarti lebih besar dari 75% perkiraan umur manfaat ekonomis pesawat. 5. Bila menggunakan fixed rate, maka nilai sekarang dari pembayaran leasing minimum lebih besar dari 90% nilai pasar wajar pesawat pada permulaan leasing, yaitu sebesar 91,729%. Sedangkan bila menggunakan floating rate maka nilai sekarang dari pembayaran leasing minimum adalah sebesar 88,508% dari nilai pasar wajar pesawat pada permulaan leasing. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa transaksi leasing tersebut dapat diklasifikasikan sebagai operating lease apabila standar akuntansi leasing yang digunakan adalah PSAK No.30. Tetapi apabila standar akuntansi leasing yang digunakan adalah SFAS 13, maka transaksi leasing tersebut dildasifikasikan sebagai financing lease."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I. Heru Dripatmanto
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruri Suhada Budiastyo
"PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara adalah sebagai perusahaan maskapai penerbangan tertua di Indonesia dan the Airline of Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline. Pada program magang ini, penulis ditempatkan di divisi Commercial Research (CMR) pada bagian Marketing. Jabatan penulis adalah karyawan magang di divisi Commercial Research. Penulis diberikan pekerjaan yaitu updating competitor profile, yakni mencari dan memperbaharui informasi terbaru perkembangan dari para pesaing pada rute internasional. Penulisan laporan magang ini menganalisis strategi pemasaran pesaing pada rute internasional yang mencakup analisis Segmenting, Targeting, Positioning, dan Marketing Mix.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk is one of the State-Owned Enterprises as the company is the oldest airline in Indonesia and the Airline of Indonesia has its own concept as a full service airline. In the internship program, the author placed in the Commercial Research (CMR) division of the marketing. The author title is an intern position. The author's job work is to update competitor profiles which is searching and updating the latest information and development of the competitors on the international route. This report analyzes the competitor marketing strategy on the international route that includes segmenting, targeting, positioning, and marketing mix analysis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Widyanti
"Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada PT Garuda Indonesia dalam melakukan pengelolaan demand khususnya untuk penumpang group untuk kemudian d iaplikasikan pada Yield Management System sehingga dapat membantu mengoptimalkan pendapatan.
Yield Management Sys tem ( MS) a dalah s i stem manajemen pendapatan yang digunakan untuk melakukan opti masi pendapatan dari s uatu r ute penerbangan melalui penerapan peragaman harga, penetapan alokasi kursi p e sawat dan penetapan restr iksi pada masing-masing tingkat harga. I mp lementasi YMS ini semakin penting pada rute-rute pene rbangan yang tidak t eregulasi dimana terjadi persaingan yang ketat. St rategi bersaing melalui kualitas pelayanan dan kebijakan harga biasanya sangat mudah diikuti oleh pesaing s ehingg a peran da n k emampuan dalam melakukan kontrol terhadap inventaris kursi, yang merupakan bagian dari YMS, menjadi faktor yang sangat menentukan.
Pada rute-rute penerbangan yang didominasi oleh wisatawan, keberadaan penumpang dalam group-group dapat menjadi signifikan disebabkan karena jumlah dan besarnya. Perlakuan terhadap penumpang group tidak dapat disamakan dengan penumpang individual dikarenakan adanya karakteristik-karakteristik yang menjadi ciri khas penumpang group yaitu:
- proses booking dilakukan jauh-jauh hari dan biasanya dilakukan oleh pihak ketiga
- harga tiket ditentukan berdasarkan kesepakatan
- pemesanan dilakukan terhadap sekelompok kursi sehingga terjadi pergeser an penumpang individual yang dapat member ikan kontribusi pendapatan lebiht inggi
- penumpang group dalam mengisi kursi lebih tinggi kepastiannya daripada penumpang individual Karena itulah perlakuan dan perhatian khusus terhadap penumpang group tidak dapat diabaikan.
Pasar Jakarta-Tokxo di pilih sebagai bahan kajian dalam karya akhir i ni disebabkan karena load factor, s eat factor dan pangsa pasar Garuda relatif terhadap JAL sebagai pesaing utama, cenderung menurun dalam dua tahun terakhir ini . Padahal data pasar mengindikasikan adanya kecender ungan untuk terus naik dengan l aju pertumbuhan penumpang yang cukup baik. Hal ini menunjukkan adanya peluang bagi Garuda untuk meningkatkan pendapatan melalui serangkaian kebijakan yang melibatkan unsur-unsur pemasaran dan YMS. Disamping hal di atas, segmen rute ini khususnya dan Indonesia-Jepang umumnya, proporsi penumpang yang mengguna kan moda perjalanan dalam bentuk group juga cukup tinggi. Dengan deniikian pengelolaan group mi juga menjadi faktor penentu keberhasilan YMS yang diterapkan.
Metode yang digunakan dalam melakukan peranalan penumpang group ini adalah dengan inenggunakan transformasi diskrit (transforivasi z) dan teori konvolusi dengan inenggunakan data historis penerbangan Jakarta-Tokyo bulan Mel 1994 s/d Mei 1995. Hasil perainalan yang diperoleh keinudian diaplikasikan pada YMS yang uinuxn digunakan bagi penulupang individual. Untuk mendukung impleinentasi YMS, pada karya akhir mi juga dilakukan tinjauan terhadap kondisi eksternal dan internal perusahaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T10125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pimanih
"Pesawat terbang adalah hasil teknologi tinggi, selain memberikan dampak positif juga menimbulkan dampak negative. Dampak positif pesawat terbang yaitu dapat menempuh jarak yang jauh dalam waktu singkat, namun dampak negatif yang ditimbulkan cukup banyak, baik fisik, maupun mental dan juga pencemaran lingkungan. Gangguan kesehatan yang dialami oleh awak pesawat diantaranya hipoksia, gangguan mata, telinga, sinus-sinus di sekitar hidung, gigi, saluran pernapasan dan penyakit-penyakit dekompresi serta masalah lain yang diakibatkan oleh stress yang berkepanjangan berkaitan dengan fisik, faal dan kejiwaan. Menurut sebuah studi mengenai dekompresi terhadap 62.160 orang peserta latihan (tahun 1943 dan 1945), reaksi berupa rasa sakit yang paling banyak dirasakan oleh personel terbang selama mereka mengangkasa, gangguan pada sinus(1,17%), kemudian dilakukan penelitian pada tahun 1964 terhadap 52.113 aircrew Aerasinusitis (1,59%). Dan pada tahun 1965, aircrew 49.603 orang Aerosinusitis (1,86%). Data diatas menunjukan bahwa gangguan sinus (Aerosnusitis) pada awak pesawat semakin meningkat. Kenyataan yang ada, awak pesawat PT. Garuda Indonesia ± 3% mengalami gangguan sinus, namun data secara formal/secara tertulis berupa laporan belum kami dapatkan. Berdasarkan hal tersebut perlu diketahui faktor yang mempengaruhi gangguan sinus pada awak pesawat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan penurunan tekanan udara dengan gangguan sinus pada awak pesawat. Rancangan penelitian adalah kasus kontrol, kasus yaitu awak pesawat yang mengalami gangguan sinus, sedangkan kontrol adalah awak pesawat yang tidak mengalami gangguan sinus. Populasi penelitian adalah awak pesawat PT. Garuda Indonesia. Pengumpulan data selain menggunakan data primer juga menggunakan data sekunder. Data yang terkumpul diolah secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 79,7% awak pesawat mengalami gangguan sinus setelah bekerja sebagai awak pesawat, hanya 20,3% awak pesawat mengalami gangguan sinus sebelum bekerja sebagai awak pesawat. Hasil analisis bivariat, dari 8 variabel independen hanya 4 variabel yang berhubungan dengan gangguan sinus yaitu variabel jam terbang, jabatan, alergi dan influenza. Hasil analisis mulivariat dengan uji regresi logistik diperoleh jam terbang (p-Value 0,039 dan OR 2,334), jabatan (p-Value 0,010 dan OR 3,811), algergi (p-Value 0,008 dan OR 2,938) dan influenza (p-Value 0,002 dan OR 3,941). Dan variabel yang paling berhubungan dengan gangguan sinus pada awak pesawat adalah influenza.
Penulis menyarankan, awak pesawat yang diterima tidak alergi terhadap sesuatu, dan awak pesawat yang sedang influenza tidak diizinkan terbang. Disamping itu awak pesawat yang jam terbangnya telah melebihi 6000 jam diberikan cuti panjang, agar tercapai kesehatan dan keselamatan dalam penerbangan.

Airplane is out come of high technology that possesses not merely positive impact but also negative one. The positive impact is that it could cover long distance in short time, but the negative side of it is also considerably a lot either physic or mental as well as environmental pollution. Medical ailments the crews usually experienced are such as hypoxia, ailment in eyes, ear, sinuses around nose, teeth, respiration system, and decompression illness as well as other problems resulted from ongoing stress connected with physic, faal (action and function of body), and psychological aspect. According to study on decompression at 62.160 training participants (1943 and -1945) the reaction in form of pain that was commonly felt by airplane personnel during flying was aero sinusitis (1,17%), and the research conducted in 1964 of 52.113 crews, aero sinusitis (1,59%) and in 1965 of 49.603 personnel, aero sinusitis (1,86%). The data above indicated that aero sinusitis at air plane crews gradually increased. The fact in the field shows the crews of PT. Garuda Indonesia, + 3% of them suffered from aero sinusitis; yet, we could not attain the formal 1 written data. Based on that case, it was urgent to know factors-influencing aero sinusitis on the air plane crews.
The aim of this research was to see whether there was relation between air pressure declination and aero sinusitis at the crews. The plan of the research was control cases, the case was airplane crews who suffered from aero sinusitis, and control was the crews who did not suffer from aero sinusitis. Population of this research was the crew of PT. Garuda Indonesia. Data collecting used not only primer data but also secondary one.
The collected data was processed in univariat, bivariat, and multivariat way with logistic regression test.
The results indicated that 79,7% of the crews experienced aero sinusitis after having job as airplane crews, but 20,3% of them had suffered from aero sinusitis before getting job as airplane crews. The out put of bivariat analysis implied that only 4 of 8 independent variables were correlated with aero sinusitis, and they are: flying our, position, allergy and influenza. The result of multivariat analysis with logistic regression test indicated that flying hour gained (p- Value 0.039 and OR 2.334), position gained (p-Value=0.010 and OR 3.811) Allergy got (p-Value 0.008 and OR 2.938) and influenza attained (p-Value 0.002 and OR 3,941), and the most correlated with aero sinusitis at airplane crews was influenza.
The writer recommended that the accepted airplane crews should not have allergy ailment of everything and the crew who is suffering from influenza is not permitted to fly. Besides, the crews whose flying hour is more than 6000 hours should be granted long vacation so that the safety and health could be achieved.;"
2001
T5495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>