Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Astri Ratnasari
"Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan air tawar yang berpotensi dijadikan biofilter padatan tersuspensi dalam air. Eceng gondok termasuk tanaman hiperakumulator karena kemampuannya dalam mengakumulasi logam terlarut dalam perairan. Kemampuan tersebut memungkinkan eceng gondok dijadikan sebagai tanaman fitoremediasi. Penelitian terdiri dari tiga kelompok, yaitu eceng gondok sebagai biofilter padatan tersuspensi, penentuan titik jenuh pengikatan padatan tersuspensi oleh akar eceng gondok dan fitoremediasi logam Cu, Cd, Pb, dan Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok dapat digunakan sebagai biofilter padatan tersuspensi dan agen fitoremediasi Cu, Cd, Pb dan Zn dalam waktu lebih dari 7 hari.

Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is a freshwater plant that has potential as bio-filter of suspended solid in the water. Water hyacinth is one of the hyper-accumulator plants because of its ability to accumulate metals dissolved in water. Such capability can be used as phytoremediation plant. The study consisted of three groups, namely water hyacinth as a bio-filter of suspended solid, determining point of saturation binding suspended solid by its roots and phytoremediation of Cu, Cd, Pb, and Zn. The results showed that water hyacinth can be used as a bio-filter of suspended solid and phytoremediation agent of Cu, Cd, Pb and Zn in more than 7 days."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Usman Sumo Friend
"ABSTRAK
Komposisi utama tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) (Solms) kering adalah. molekul selulosa. sedang komponen lain terdiri dari lignin, lemak, protein, abu dan lain-lain. Kadar selulosa di dalam tumbuhan ini agak tinggi, boleh karenanya mempunyai potensi untuk- digunakan sebagai bahan baku pulp. Tumbuhan eceng gondok yang diambil dari daerah Krawang, waduk Curug dan danau Rawa Pening, dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran—kotoran dan lumpur, kemudian dipotong-potong menjadi 2-4 cm dan selanjutnya dimasukkan kedalam oven pada suhu 1O5 ± 3 derajat C dalam waktu 2 jam Pulp yang diperoXeh ditentukan sifat-sifatnya yaitu : derajat putih, bilangan permanganat, kadar abu dan panjang serat. Rendemen dan sifat-sifat pulp eceng gondok berbeda-beda tergantung pada asal tumbuhan, tinggi eceng gondok, bagian tumbuhan yang dimasak dan cara pemasakan. Ren demen pulp yang paling tinggi dari hasil percobaan adalah 52,8 % dengan sifat sebagai berikut : derajat putih 20,8 GE, bilangan permanganat X2,27, kadar abu 8,78 % dan panjang serat rata-rata X,99 mm. Hasil ini diperoleh dari pemasakan . tangkai eceng gondok dari Curug, yang mempunyai tinggi X0X,5 i 5 cm dengan kadar NaOH X5 % per berat bahan baku kering."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1978
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Elizabeth
"Telah dilakukan penelitian mengenai Kemampuan Tanaman Eceng Gondok Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. sebagai Biofilter di Perairan Situ Agathis, Universitas Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah individu eceng gondok yang efektif per satuan luas sebagai biofilter pada perairan di Situ Agathis, mengetahui efektivitas eceng gondok dalam menurunkan nilai TDS dan TSS air Situ Agathis, dan mengetahui perkiraan jumlah eceng gondok yang diperlukan sebagai biofilter di keseluruhan Situ Agathis. Penelitian dilakukan selama 30 hari pada bulan Juni 2020. Penelitian dilakukan dengan menanam tiga kelompok eceng gondok berdasarkan jumlah individu, yaitu 5 individu, 10 individu, dan 15 individu pada Situ Agathis dengan bantuan keramba apung. Indikator yang diamati adalah perbandingan TDS dan TSS air Situ Agathis sebelum dan setelah peletakkan eceng gondok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelompok dengan 10 individu lebih efektif dalam menurunkan nilai TDS dan TSS di Situ Agathis. Berdasarkan perhitungan menggunakan model penghitungan kebutuhan eceng gondok, jumlah eceng gondok yang dibutuhkan sebagai biofilter Situ Agathis adalah sebanyak ±174.281 individu.

The study on capability of water hyacinth Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. as biofilter in Agathis Lake, Universitas Indonesia has been carried out for 30 days. The aims of this study were to know the amount of water hyacinth that can be use as biofilter on Agathis Lake per unit area, to know the efectivity of water hyacinth to decrease the amount of TDS and TSS in Agathis Lake, and to estimate the amount of water hyacinth that can be use as biofilter in Agathis Lake. The study was conducted by placing three variations number of water hyacinth (5, 10, and 15 individual plants) on Agathis Lake. The observation was carried out by comparing the total dissolved solids (TDS) and total suspended solids (TSS) of Agathis Lake water before and after treatment. The observations showed that the population of 10 water hyacinth makes water clearer and Agathis Lake needs ±174.281 water hyacinth as its biofilter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuli Hastuti
"ABSTRAK
Eceng gondok (!Eichhornia crassipes (Mart.) Solms:) merupakan salah satu gulmasir yang banyak dijum- pai di perairan indonesia. Tumbuhan ini mempunyai kemampuan berkembang biak dengan cepat, oleh karenanya mempunyai kemampuan menyerap unsur hara, senyawa organik, dan unsur kimia lain dari air limbah dalam jumlah besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan eceng gondok sebagai penyerap unsur N, P, dan CD bahan organik dengan mengadakan pengukuran BOD dari efluen kolam sedimentasil di Instalasi Kolam Oksidasi Pulo Gebang, serta mengetahui pengaruh pencemaran efluen kolam sedimentasi terhadap pertumbuhan eceng gondok. Dari hasil yang diperoleh, ternyata karena tingginya kandungan bahan organik, N total, 'dan P total, maka air limbah yang langsung ditanami eceng-gondok^menyebabkan tumbuhan hanya dapat hidup selama 3-6 hari, tetapi tumbuhan
ini dapat hidup dalam efluen kolam sedimentasi yang telah diendapkan selama 7 hari. Eceng gondok yang ditanam dalam bak berisi efluen kolam sedimentasi selama 15 hari inampu menurunkan kadar N total dan BOD, tetapi tidak mampu tc^rh^-,dap kadar P. Dari hasil penanaman eceng gondok dalam '",ak berisi efluen kolam sedimentasi yang kemudian.diaerasi, d-i-peroleh;- bahwa semakin lama waktu perlakuan aerasi, pertumbuhan makin baik, terlihat dari kenaikan berat basah maupun jumlah daun yang mak-in meningkat walaupun masih jauh di bawah kondisi normal (Hoagland 25 %). Sedangkan dalam. efluen kolam sedimentasi yang diencerkan dengan air sungai kemudian diaerasi, dipproleh kenaikan. berat basah dan,jumlah daun yang lebih tihggi daripada dengan perlakuan aerasi saia. Dari hasil penelitian.ini dapat diambil kesimpulan bahwa e-ceng gondok sangat efektip terhadap penurunan kadar N dan BOD dari efluen kolam sedimentasi, sementara eceng gondok tidak efektip terhadap penurunan kadar P. Makin tinggi kadar unsur-unsur hara terkandung dalam-efluen kolam. Sedimentasi yang menyebabkan makin rendahnya kadar oksigen terlarut, tidak memberikan tambahan herat basah dan jumlah daun, tetapi menekan pertumbuhan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian kandungan sterol dalam bagian-bagian (daun,gondok dan akar) tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solins ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan sterol dalam tanaman eceng gondok, yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bahan baku hormon steroid kontraseptif. Isolasi sampel dilakukan dengan metode standar International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Identifikasi dan penetapan kadar sterol dilakukan secara kromatografi lapisan tipis (KLT) dan metode spektrofotometri berdasarkan reaksi Liebermann-Burchard. Hasil analisa kualitatif menunjukkan bahwa tanaman eceng gondok mengandung sterol, yang diduga sebagai Stiginasterol. Radar sterol terbesar terdapat pada bagian gondok (± 1 mg/9 bobot kering)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghilandy Ramadhan
"Karbon aktif adalah jenis adsorben yang paling banyak digunakan pada Adosrbed Natural Gas (ANG).. Karbon aktif dapat dibuat dari berbagai bahan baku dan salah satunya Eceng Gondok (Eichornia crassipes). Proses pembuatan karbon aktif berbahan dasar Eceng gondok melalui tahap preparasi, karbonasi, dan aktivasi kimia. Activating agent yang digunakan dalam preparasi karbon aktif adalah ZnCl2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator ZnCl2 yang digunakan untuk pembuatan karbon aktif dari eceng gondok, pengaruh tekanan saat pengisian terhadap kapasitas penyimpanan gas metana pada tabung ANG, serta membandingkan kemampuan adsorpsi dan desorpsi karbon aktif . Variasi konsentrasi ZnCl2 yang digunakan adalah 0,25 N, 1 N, 4 N dan 7 N. Variasi tekanan saat pengiasian gas metana adalah 10 bar, 24 bar dan 35 bar. Metode bilangan Iod dan Uji SEM-EDX digunakan dalam proses karakterisasi. Pada pengujian kapasitas penyimpanan dilakukan pada suhu tetap (isothermal) yaitu 27°C. Karbon aktif komersial jenis EnerG2 digunakan sebagai pembanding. Hasil paling baik didapatkan pada konsentrasi ZnCl2 1 N dengan luas permukaan 365,7 m2/g dan kapasitas penyimpanan gas metana pada 36 bar sebesar 0,29 kg/kg dengan efisiensi 54,9 %.

Activated carbon is a type of adsorbents which most widely used in the Natural Gas (ANG) technology. Activated carbon can be manufactured from a variety of raw materials included water hyacinth (Eichornia crassipes). The process of making an activated carbon from Eichornia crassipe through preparation, carbonation stage, and chemical activation.. This study aims to determine the effect of concentration of Activating agent ZnCl2, effect of pressure of the methane storage , and to compare the ability of activated carbon from water hyacinth and commercial activated carbon. Variations ZnCl2 concentration used was 0.25 N, 1 N, 4 N and 7 N. While variations of gas pressure is 10 bar, 24 bar and 35 bar. Iodine Number test and SEM-EDX is used in the characterization process. In this test, the storage capacity of methane performed at a constant temperature (isothermal) at 27 ° C. EnerG2 types of commercial activated carbon is used as a comparison. The best results obtained at a concentration of ZnCl2 1 N with a surface area of ​​365.7 m2/g and the storage capacity of methane gas at 36 bar of 0.29 kg/kg with an efficiency of 54.9 %."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Eventina Christi
"Penelitian mengenai Struktur Komunitas Epifiton dan Fitoplankton pada Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) sebagai Indikator Pencemaran Perairan di Situ Salam, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat telah dilakukan pada bulan Agustus hingga November 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas epifiton dan fitoplankton yang dapat digunakan sebagai indikator pencemaran perairan di Situ Salam UI. Dua macam sampel yang diambil, yaitu mikroalga epifitik dan planktonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis epifiton yang diambil dari batang eceng gondok ditemukan 11 kelas dari 30 marga dengan kelimpahan berkisar 181-6.716 plankter/ sedangkan komposisi fitoplankton yang hidup di perairan bagian bawah tanaman eceng gondok ditemukan 5 kelas dari 22 marga dengan kelimpahan berkisar 35.519-241.538 plankter/liter. Jenis epifiton dan fitoplankton pada eceng gondok di Situ Salam yang dapat menjadi indikator pencemaran perairan terdiri atas Synedra, Phacus, Gomphonema, Pinnularia, Pediastrum, Oscillatoria, Closterium, Merismopedia, Planktothrix, Tabellaria, Ankistrodesmus, Nitzschia, Spirogyra, Fragillaria, Melosira, Euglena, Scenedesmus, Chlorella, Navicula, Eudorina, Pandorina, Trachelomonas, Cymbella, dan Coelastrum. Mikroalga yang dapat hidup secara epifitik dan planktonik pada eceng gondok di Situ Salam terdiri atas Pediastrum, Planktothrix, Oscillatoria, Merismopedia, Euglena, dan Phacus sebagai indikator pencemaran perairan. Epifiton dan fitoplankton yang hidup pada eceng gondok di Situ Salam memiliki keanekaragaman sedang, tidak ada jenis yang mendominasi, Evenness cukup dan hampir merata, serta Situ Salam tercemar sedang. Parameter fisika-kimia perairan tidak memiliki korelasi yang kuat terhadap kelimpahan epifiton dan fitoplankton pada eceng gondok di Situ Salam.

Research on the Structure of Epiphyton and Phytoplankton Communities on Water Hyacinth (Eichhornia crassipes) as Indicators of Water Pollution in Situ Salam, Universitas Indonesia, Depok, West Java has been carried out from August to November 2021. This study aims to determine the structure of epiphyton and phytoplankton communities that can be used as indicators of water pollution in Situ Salam UI. Two kinds of samples were taken namely epiphytic and planktonic microalgae. The results showed that the composition of the epiphyton species in water hyacinth were found in 11 classes from 30 genera with abundances ranged from 181-6.716 plankter/ , while the composition of phytoplankton lived in the lower waters of the water hyacinth plant were found in 5 classes from 22 generas with abundances ranged from 35.519-241.538 plankter/liter. Types of epiphyton and phytoplankton on water hyacinth in Situ Salam that were tolerant of polluted waters consisted of Synedra, Phacus, Gomphonema, Pinnularia, Pediastrum, Oscillatoria, Closterium, Merismopedia, Planktothrix, Tabellaria, Ankistrodesmus, Nitzschia, Spirogyra, Fragillaria, Melosira, Scenedesmus, Chlorella, Navicula, Eudorina, Pandorina, Trachelomonas, Cymbella, and Coelastrum. Microalgae that can lived epiphytically and planktonically on water hyacinth in Situ Salam consisted of Pediastrum, Planktothrix, Oscillatoria, Merismopedia, Euglena, and Phacus as indicators of water pollution. Epiphyton and phytoplankton that lived on water hyacinth in Situ Salam have moderate diversity, no species dominates, Evenness were sufficient and almost evenly distributed, and Situ Salam was moderately polluted. Water physico-chemical parameters did not have a strong correlation with the abundance of epiphyton and phytoplankton on water hyacinth in Situ Salam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Thariq
"Persediaan kayu yang terus menipis namun permintaan yang tinggi membuat dunia beralih kepada papan partikel. Eceng gondok dikenal sebagai gulma perairan merupakan serat alam yang berpotensi sebagai bahan dasar papan partikel. Sifat mekanik yang tinggi dan ketersediaan yang melimpah dapat menjadikan eceng gondok sebagai serat dalam komposit papan partikel. Fly ash merupakan hasil pembakaran batubara yang terbukti dapat meningkatkan sifat pada komposit papan semen partikel. Pada penelitian ini eceng gondok diberi tambahan fly ash dan dibuat menjadi papan partikel dengan mencampurkannya dengan resin urea formaldehid. Papan partikel 30% eceng gondok dan 70% resin urea formaldehid merupakan papan partikel yang memiliki kekuatan patah yang paling baik. Sedangkan penambahan fly ash menurunkan sifat mekanis pada papan partikel eceng gondok dengan urea formaldehid.

Supply of wood is constantly decreases but the demand is increase, makes people move from wood to particle board. Water hyacinth is an aquatic weed which has potential of natural fiber as raw material particle board composite. High mechanical properties and availability are the reason water hyacinth can be natural fiber in particle board composite. Fly ash from coal combustion can be used to increase mechanical characteristics of particle cement board composites. Water hyacinth is added with fly ash and mix with urea formaldehyde to be particle board. 30% water hyacinth and 70% urea formaldehyde particle board shows the best characteristics. Besides adding fly ash decrease the mechanics characteristics of water hyacinth with urea formaldehyde particle board."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>