Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.P.C. Agus Supriyanto
1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarni
"Koagulasi terjadi karena adanya interaksi antara produk hidrolisa aluminum dengan kontaminan seperti partikel koloid. Berbagai spesies aluminum yang mungkin hadir pada kondisi tertentu perlu diperhatikan, mengingat bahwa mekanisme penurunan kekeruhan sangat tergantung pada spesies tersebut. PACl terdiri dari produk hidrolisa aluminum yang telah dibuat terlebih dahulu, dimana produk ini stabil pada pH di bawah 6 serta kurang sensitif dibandingkan dengan produk hidrolisa in situ yang dihasilkan dari alum. Keuntungan PACl dibandingkan alum diteliti sebagai fungsi dari pH dan dosis Al. Juga dibahas tentang kondisi spesifik dan spesies aluminum yang hadir dalam mekanisme koagulasi tertentu. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa PACl lebih efektif daripada alum pada rentang pH yang rendah dan pH tinggi, sedangkan penggunaan alum optimum pada kondisi netral.

Alum and PACl Coagulation. Coagulation occurs by interaction of aluminum hydrolysis products with the contaminant such as colloidal particles. It is necessary to consider the different aluminum species that may present during specific conditions, since the mechanism of turbidity removal is dependent upon them. PACl consists of preformed aluminum hydrolysis products, which are stable below pH 6 and less sensitive than in situ hydrolysis product, alum. The benefits of PACl relative to alum have been investigated as a function of pH and Al dosages. Specific conditions and aluminum species that exist during the certain mechanisms of coagulation are discussed. Results suggest that PACl is more effective than alum in lower pH range and high pH range, whereas alum is optimum in the neutral condition."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafirah Hidayatul Maftuhah
"

Pengolahan air bersih menghasilkan lumpur yang membutuhkan lahan besar dalam pengolahannya. Antibiotik amoksisilin dan pewarna brilliant green merupakan polutan bio-refractory-organic yang tidak cukup efektif disisihkan dengan pengolahan air limbah konvensional. Maka, diperlukan alternatif lain untuk mengolah polutan tersebut dengan efisiensi tinggi. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas lumpur alum dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Citayam sebagai adsorben senyawa amoksisilin dan brilliant green dibandingkan dengan menggunakan karbon aktif komersial. Adsorben berbahan dasar lumpur alum tersebut terdiri dari tiga jenis, yaitu lumpur alum non-aktivasi (AS), komposit lumpur alum dan TiO2 (TiO2@AS), serta komposit lumpur alum dan ZnCl2 (ZnCl2@AS) sedangkan karbon aktif komersial yang digunakan berupa Powdered Activated Carbon (PAC). Beberapa variabel adsorpsi seperti dosis adsorben, konsentrasi polutan dan pH dilakukan dalam sistem batch. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan polutan meningkat seiring peningkatan dosis adsorben, dan menurun seiring peningkatan konsentrasi polutan. Sedangkan efek pH pada penyisihan polutan dapat bervariasi tergantung pada pHPZC adsorben dan pKa polutan. Efisiensi penyisihan untuk kedua polutan lebih efektif dengan menggunakan PAC. Akan tetapi, AS juga merupakan adsorben yang efektif untuk menyisihkan brilliant green. Sedangkan amoksisilin tidak efektif disisihkan baik dengan AS, TiO2@AS maupun ZnCl2@AS. Model isoterm Langmuir sesuai untuk adsorpsi brilliant green menggunakan AS (qm 33,33 mg/g), TiO2@AS (qm 21,37 mg/g) dan PAC (qm 256,41 mg/g). Sedangkan model isoterm Freundlich lebih sesuai untuk adsorpsi amoksisilin menggunakan PAC (KF 73,68 (mg/g) (L/mg)1/n)). Model kinetika menunjukkan bahwa adsorpsi brilliant green menggunakan AS, TiO2@AS dan PAC paling sesuai dengan model pseudo second order yang menunjukkan bahwa adsorpsi berlangsung secara kimia.

 


Drinking water treatment plants produce sludge that require large space for its treatment. An antibiotic compound amoxicillin and brilliant green dye are bio-refractory-organic pollutant which are not effectively removed by conventional sewage treatment plant. Therefore, it is needed to find another alternative for treating those pollutants with high efficiency. This study is aimed to evaluate the effectiveness of alum sludge from Citayam Water Treatment Plant (WTP) as adsorbent for amoxicillin and brilliant green, compare to commercial activated carbon. Alum-sludge based adsorbent consists of three types, alum sludge without activation (AS), composite of alum sludge with TiO2 (TiO2@AS) and composite of alum sludge with ZnCl2 (ZnCl2@AS), while commercial activated carbon used is Powdered Activated Carbon (PAC). Some adsorption variables such as adsorbent dosage, pollutant concentration and pH were conducted in batch system. Experiment results showed that removal efficiency of pollutant increases with increasing adsorbent dosage, and decreases with increasing pollutant concentration. Effect of pH on pollutant removal depends on pHPZC of adsorbent and pKa of pollutant. Removal efficiency for both pollutant are higher for PAC. However, AS is also an effective adsorbent for removing brilliant green. Meanwhile, amoxicillin is not effectively removed by AS, TiO2@AS or ZnCl2@AS. Langmuir isotherm model fitted well for Brilliant green adsorption using AS, (qm 33,33 mg/g), TiO2@AS (qm 21,37 mg/g) dan PAC (qm 256,41 mg/g). Meanwhile Freundlich isotherm model fitted well for amoxicillin adsorption using PAC (KF 73,68 (mg/g) (L/mg)1/n)). The kinetics data showed that brilliant green adsorption using AS, TiO2@AS and PAC followed pseudo second order model indicating chemisorption process.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Juliana
"Sebagian besar PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) di Indonesia membuang lumpur hasil produksi langsung ke badan air. Pembuangan lumpur langsung ke badan air dapat menyebabkan kontaminasi biota air akibat zat kimia yang terkandung dalam lumpur. Selain itu, hal tersebut dapat memperburuk kualitas air baku PDAM yang menyebabkan masalah lain bagi PDAM, diantaranya adalah fluktuasi kekeruhan dan tingginya kandungan senyawa organik pada air baku. Guan, Chen, & Shang (2005) menyatakan bahwa lumpur IPAM yang dapat digunakan sebagai koagulan dan memberikan peningkatan penyisihan SS dan COD. Pemanfaatan kembali lumpur IPAM sebagai koagulan pendukung menjadi salah satu solusi aplikatif bagi PDAM yang belum memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur. Metode yang digunakan adalah jartest menggunakan koagulan alum (Al2(SO4)3) dengan matriks air baku Sungai Ciliwung dan air sintetis metilen biru. Pada matriks air baku terdapat 4 variasi, yaitu efek konsentrasi koagulan alum, konsentrasi lumpur alum, kombinasi koagulan alum dan lumpur alum, serta konsentrasi kekeruhan inisial. Setelah seluruh variasi dilakukan dilanjutkan identifikasi variabel bebas yang signifikan dengan desain full faktorial. Sedangkan pada matriks air sintetis biru metilen dilakukan efek konsentrasi koagulan alum, konsentrasi lumpur alum, dan konsentrasi lumpur alum kering. Hasil karakterisasi lumpur IPAM dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No 82/2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran, hasilnya nilai TSS, BOD, COD, Fe, dan Total koliform melebihi baku mutu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lumpur IPAM Citayam harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air. Kombinasi antara koagulan alum dan lumpur alum dapat menyisihkan kekeruhan sampai 94%, dengan nilai kekeruhan akhir 6,98 NTU. Nilai tersebut melebihi kriteria effluen sedimentasi di IPA Citayam, yaitu 2,52 NTU. Pada matriks air sintetis metilen biru, lumpur IPAM dapat menyisihkan COD sebesar 94% dengan konsentrasi lumpur alum 2%.

Most of Drinking Water Treatment Plant (DWTP) in Indonesia discharge their sludge directly to water body without any treatment. Chemicals that contained in sludge can affect aquatic life. It worsen raw water quality which causes other problems, including turbidity fluctuations and high content of organic compounds in raw water. It has been found that both SS and COD removal efficiencies could be improved by addition of alum sludge (Guan, Chen, & Shang, 2005). Reuse of alum sludge as a coagulant aid can be one of a solution for sludge treatment and disposal. Jar test were performed with alumunium sulphate as a coagulant (Al2(SO4)3) with Ciliwung River raw water and methylene blue synthetic water. There are 4 variations for the raw water, the effect of alum coagulant concentration, alum sludge concentration, combination alum coagulant and alum sludge, and  initial turbidity concentration. After all variations are carried out, the identification of significant independent variables is followed by a full factorial design. Whereas in the methylene blue synthetic water, only the effects of alum coagulant concentration, alum sludge concentration, and dry alum sludge concentration were carried out. The results of the characterization of IPAM sludge were compared with Government Regulation (PP No.82/2001). TSS, BOD, COD, Fe, and Total Coliform in alum sludge exceeded the quality standards. Thus, it can be concluded that the Citayam DWTP sludge must be processed first before being discharged into the water body. The combination of alum coagulant and alum sludge can remove turbidity to 94%, with turbidity value of 6.98 NTU. This value exceeds the sedimentation effluent criteria at Citayam DWTP, which is 2.52 NTU. In methylene blue synthetic water, alum sludge can remove COD by 94% with 2% alum sludge concentration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Ratnawati
"ABSTRAK
Perkembangan industri mempunyai pengaruh besar kepada lingkungan, karena unit produksi mengubah sumber alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah yang bisa mencemarkan bahkan merusak lingkungan. Karena itu perlu diusahakan teknik dan cara produksi yang memperkecil bahkan meniadakan dampak negatif terhadap lingkungan.
P.T HENKEL - INDONESIA (HI), merupakan perusahaan yang memproduksi bahan kimia baik organik maupun anorganlk dengan status Penanaman Modal Asing (PIMA). Limbah yang dihasilkan berupa Limbah cair, gas maupun padat, namun limbah utama yang menjadi masalah berupa Limbah cair (volume : 80 m 3 per hall). Limbah cair dari PT. HI dibuang ke Sungai Kalibaru. Berdasarkan SK Gub. KDKI No. 582 Tahun 1995 dan SK. Gub. K.D. Tingkat I Jawa Barat, Sungai Kalibaru termasuk dalam golongan D (peruntukan usaha perkotaan ).
Pengolahan limbah yang telah dilakukan adalah secara fisik, kimia dan biologis (secara aerob dengan lumpur aktif). Meskipun sudah dilakukan pengolahan, ada beberapa parameter belum memenuhi Baku Mutu yaitu COD (Chemical Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen Demand), dan padatan terlarut atau OS (Dissolved Solid). Berdasarkan data swa-pantau selama 2 tahun, efektifitas penurunan COD melalui proses koagulasi dalam rangkaian sistem pengolahan limbah hanya 60%, sedangkan DS yang seharusnya juga berkurang kenyataanya tidak berkurang bahkan semakin meningkat.
Tujuan dari peneiitian ini adalah menyelldki Idnerja dare variasi penggunan Alum yang dicampur dengan karbon aktif dalam meningkatkan efektifitas proses koagulasi serta mencari kondisi optimum dan percampuran Alum dan Karbon Aktif. Selain itu juga untuk melihat karakteristik dari Lumpur yang dihasilkan dalam rangka untuk menghindari terjadinya transfer limbah antar media.
Metode yang digunakan adalah True Experimental, pengolahan data stasistik digunakan dalam melihat hubungan sebab akibat serta menyatakan seberapa besar hubungan sebab aklbat tersebut yaitu penurunan COD, padatan terlarut (OS), padatan tersuspensi (5S), Kekeruhan. Pengambilan sampel dilakukan dari berbagai Bak Penampungan yang menampung limbah dan berbagal proses sebelum masuk ke Bak Ekuafisasi. Percobaan dilakukan di labor atom Teknik Penyehatan - Fakultas Sipil dan Perencanaan Universitas Indonesia, Depok. Data hasil percobaan dianalisa dengan menggunakan metode statistik ANAVA (Analysis of Varians) melalui penggunaan program SPSS for MS Windows release 6.0 dan dilanjutkan dengan Uji Bella Nyata Terkecil (BNT) atau Least Significant Difference (LSD).
Hasil percobaan menyimpulkan hal - hal sebagai benkut :
1. Pemakaian Alum dicampur dengan Karbon Aktif secara efektif dapat meningkatkan kinerja proses koagulasi dalam pengolahan kimia.
2. Pemakaian Alum yang dicampur dengan Karbon Aktif dapat menurunkan kadar COD dari 4.725 mg/l menjadi 187 mg/l (96%), kadar DS dari 8.950 mg/l menjadi 5.579 mg/l (55%), kadar SS dan 16,5 mg/l menjadi 1,5 mg/I (99,8%) dan kekeruhan dan 28,5 FTU menjadi 4 FTU (99,6%). Sementara itu sebagai pembanding, koagulasi dengan Alum saja tanpa penambahan Karbon Aktif hanya menurunkan kadar COD dari 4.725 mg/l menjadi 510 mg/l (89%), kadar DS dari 12.450 mg/l menjadi 8.950 mg/l (28%), 55 dad 1.430 mg/1 menjadi 16,5 mg/l (98,8%) dan kekeruhan dari 1.080 FTU menjadi 28,5 FM (97,4%).
3. Kondisi optimum dari percampuran Alum dan Karbon Aktif adalah Alum I A00 mg/I dan Karbon afktff = 8.000 mg/I.
4. Untuk menghindari transfer Iimbah antar media, disarankan lumpur yang dihasilkan dari proses kimia tidak dibuang namun dimanfaatkan karena masih mengandung logam Ni dan Zn. Hai ini perlu peneiltian lebih lanjut.
5. Selain karena kurang efektifnya proses koagulasi apabila memakai hanya Alum saja, faktor manusia juga menyebabkan kadar limbah yang keluar dan (PAL melebihi Baku Mutu. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia yang menangani limbah. Hal ini bisa dilakukan melalui penyuluhan atau memberikan pengetahuan praktis mengenai penanganan limbah.
Daftar Kepustakaan : 35 (1956 -1995 )

ABSTRACT
Chemical Treatment of Waste Water Using Alum - Active CarbonIndustrial development has strong impact on environment. This is due to the fact that most production units always change natural resources into new product and waste material which, in turn tend to ruin life ecosystem, resulting in either short or long term impacts. Therefore, it is necessary to find a production technology, which is able to minimize or even eliminate negative impact on the environment.
PT. HENKEL INDONESIA (H I), - is a private company producing various organic and inorganic chemicals. The plant consists of several production units and release some solid, liquid, and gaseous wastes. The liquid waste is drained from the Washing Tank and liquid from the production unit floor are the main problem so far (80 m3/ day). The liquid waste is discharged into Kalibaru river where, according to Jakarta Governor's Decree (SK Gub. KDKI No. 582 Tahun 1995) and West Java Governor's Decree (5K. Gub. KD Tingkat I Jawa Barat No.660.311SK1694-BKPMD182), the river is classified as class for municipal usage. Actually HI treated the waste, particularly liquid waste, by was of physical, chemical and activated sludge biological treatment respectively. However, there still some waste parameters exceeding the threshold e.g. COD, BOD and DS while up to now the waste is continuously poured into the body water of Kalibaru river. Based on the statistical data collected by Hl staff during the last 2 years, the effectively of COD treatment by chemical coagulation method is only approximately 60 %, while DS cannot be decreased but it has even increased instead.
The aim of this experiment are to figure out the performance of chemical coagulation where Alum and Active Carbon chemicals are introduced to the treatment process in order to enhance the effectively as well as to find out the optimum condition of the combination. In addition the experiment also to analyze the sludge characteristics to prevent waste transfer between two media that may occur.
The method used in the experiment is True Experimental, a statistical approach to find out the cause and effect relationship and the method will state how close the relationship is. The sample was taken on November, 14, 1996 and the experiments were undertaken at The Civil Engineering & Planning Laboratory, University Of Indonesia, Depok.The data obtained are analyzed by statistical method namely the ANAVA (Analysis of Varians ) by using SPSS program for Windows release 6.0 and followed by LSD ( Least Significant Difference ).
The results of the experiments lead to the following conclusions:
1. In general, introducing a combination of Active Carbon and Alum can effectively increase the performance of Chemical Coagulation as a whole
2. The combination has decreased COD from 4,725 mg/l to 187 mg/l (96%), DS from 12,450 mg/l to 5,579 mg/l (55%), SS from 16.5 mg/l to 1.5 mg/l (99.8%) and turbidity from 28,5 FTU to 4 FTU (99.6%), respectively. Compared to coagulation with Alum without Active Carbon the decrease in COD was from 4,725 mg/l to 510 mg/l (89%), DS from 12,450 mg/l to 8,950 mg/l (28%), SS from 1,430 mg/l to 16.5 mg/l (98.8%) and turbidity from 1,080 FTU to 28.5 FTU (97.4%).
3. The optimum condition is reached when the composition of Alum is 1,400 mg/l and Active Carbon is 8,000 mg/l.
4. In order to avoid waste transfer between two media, it is not recommended to dispose it on soil, but should be used for other beneficial purposes, instead of its Zn and Ni content. For this purpose further research is needed.
5. In addition to the ineffective coagulation process, the human factor also plays a role towards the parameter level of waste. Therefore, the treatment unit personnel needs upgrading by organizing practical training to increase knowledge and skill in the treatment process.
Total of references : 35 (1956 - 1995 )
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Danastri Parimitha Ruziqna
"Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Citayam, Depok menghasilkan lumpur residu yang dibuang langsung ke badan air. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 122 Tahun 2015, sistem penyedia air minum harus dilengkapi dengan sarana pengolahan lumpur. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan koagulan pemulihan yang didapatkan dari pemulihan aluminium pada lumpur IPAM Citayam. Pemulihan aluminium dilakukan dengan metode asidifikasi, dengan memvariasikan kecepatan pengadukan asidifikasi dari 240 hingga 720 rpm. Kemudian dilakukan uji jar test untuk mengetahui kinerja koagulan yang didapatkan dari percobaan asidifikasi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan variasi kecepatan pengadukan asidifikasi yang optimal untuk proses pemulihan koagulan adalah 540 rpm. Berdasarkan variasi koagulan pemulihan tersebut, didapatkan dosis optimal sebesar 25 ppm, dengan kemampuan mereduksi kekeruhan 93,38%; total koliform 76,73%; dan angka permanganat 42,49%. Kinerja koagulan pemulihan tersebut sebanding dengan koagulan alum sulfat murni pada dosis 20 ppm, dimana penurunan kekeruhan sebesar 93,26%; total koliform 76,30%; dan angka permanganat 44,88%. Pemanfaatan koagulan pemulihan ini dapat mengurangi penggunaan koagulan alum sulfat murni hingga 30,94%.

Citayam Water Treatment Plant (WTP), Depok produces residual sludge that is discharged directly into the river. Based on Government Regulation Number 122 of 2015, residuals from water treatment system must be treated before discharged. This study is conducted to review the use of recovered coagulants from aluminum recovery that is recovered from Citayam WTP sludge. Coagulant recovery was done by acidification method, with variation of acidification stirring speed from 240 to 720 rpm. The experiment was followed by jar test to determine the performance of recovered coagulant.
The results showed that the optimum acidification mixing speed for coagulant recovery was 540 rpm. Based on the variation of the recovery coagulant experiment, the optimum dose was obtained at 25 ppm, with the ability to reduce turbidity up to 93.38%; total coliform 76.73%; and permanganate 42.49%. This recovered coagulant performance is equivalent to commercial alum coagulant at 20 ppm dose, where turbidity reduction is 93.26%; total coliform 76.30%; and permanganate 44.88%. By applying coagulant recovery, the use of commercial alum can be reduced up to 30.94%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Tri Jayadi
"Pada kondensasi tetes, sifat dari jatuhnya tetesan sangat mempengaruhi perpindahan kalor. Sangat diharapkan bahwa perpindahan kalor selama proses kondensasi tetes dapat ditingkatkan jika frekuensi jatuh tetesan lebih sering dan lebar alur tempat jatuhnya tetesan diatur. Penelitian yang akan dibahas pada tesis ini bersifat eksperimental yang bertujuan untuk menghitung fluks kalor dan koefisien perpindahan kalor kondensasi tetes pada plat kondenser datar dengan sudut kemiringan 450 dan 600 permukaan rata dan beralur. Pada plat kondenser permukaan beralur, bentuk alur setengah lingkaran dengan jari jari 1.5 mm dan posisi alur vertikal. Kedua plat kondenser tersebut terbuat dari tembaga murni dengan permukaan berbentuk lingkaran berdiameter 70 mm dan permukaannya dilapisi dengan lapisan tipis emas. Dari grafik hasil penelitian ini menunjukan terjadinya peningkatan koefisien perpindahan kalor pada plat kondenser dengan permukaan beralur, dan didapat pula bahwa pada plat kondenser dengan kemiringan 450 lebih besar koefisien perpindahan kalomya dibandingkan dengan kemiringan 600. Juga ditunjukan bahwa semakin besar temperatur masuk fluida pendingin maka semakin besar pula koefisien perpindahan kalornya.

At dropwise condensation, nature of falling it is drops very influencing of heat transfer. Very expected that heat transfer during condense process the drops can be improved if frequency falling of the drops a more regular and wide groove the place fall the drops arranged Research which studied at this handing out have the character of experimental which aim to calculate the heat flux and coefficient heat transfer condense the drops at liquefier plat level off with the inclination angle 45° and 600 surface flatten and grooved At grooved surface condenser plate, form the semicircle path with the radius 1.5 mm and vertical path position. Both condenser plate are made of native cooper with the surface is in form of circle with diameter 70 mm and its surface is arranged in layers with the flimsy surface of gold From graph result of this research show the increasement of coefficient heat transfer at condenser plate with the groove surface, and got also that heat transfer coefficient at condenser plate with inclination 450 is bigger compared to inclination 60°. Also show that is ever greater of temperature enter cooler fluid hence ever greater also heat transfer coefficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>