Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pembuatan kopolimer (Vinil asetat / Veova 10) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi monomer dan jenis surfaktan menggunakan teknik semikontinyu. Surfaktan yang digunakan adalah alkohol ethoxylate 30 EO dan alkil eter sulfat 7 EO. Inisiator yang digunakan adalah ammonium persulfat. Variasi monomer veova 10 yang dilakukan yaitu: 15%; 20%; 30%; 40%; dan 50%. Proses polimerisasi menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO tetap sebesar 29,10 g, sedangkan untuk alkil eter sulfat 7 EO sebesar 29,10 g; 43,65 g; dan 58,2 g. Kopolimer vinil asetat dengan veova 10 yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, pH, viskositas, Tg, FTIR, dan ukuran partikel. Hasil kopolimerisasi emulsi optimal pada variasi 15% veova 10 baik yang menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO atau alkil eter sulfat 7 EO. Pada 15% veova 10 menggunakan alkohol ethoxylate 30 EO dihasilkan nilai kandungan padatan 51,58%, nilai Tg 25,82°C, dan nilai viskositas 22,1 cPs. Pada 15% veova 10 menggunakan alkil eter sulfat 7 EO pada konsentrasi 1,5 X dihasilkan nilai kandungan padatan 49,84%, nilai Tg 25,33°C, dan nilai viskositas 403,2 cPs, sedangkan untuk konsentrasi 2 X dihasilkan kandungan padatan 50,69%, nilai Tg 21,02°C, dan nilai viskositas 813,6 cPs. Penggunaan alkil eter sulfat 7 EO lebih stabil daripada alkohol ethoxylate 30 EO, terlihat dari grid yang dihasilkan berkurang. Ukuran partikel yang dihasilkan bimodal dengan ukuran partikel yang besar, ini terjadi karena terbentuknya secondary nucleation."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S30664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ariyanti Sarwono
"Pembuatan kopolimer (stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi inisiator dan teknik polimerisasi terhadap ukuran partikel pada kopolimerisasi emulsi stirena-butil akrilat-metil metakrilat. Inisiator yang digunakan adalah inisiator anorganik dan organik, yaitu ammonium persulfat (APS), hidrogen peroksida (H2O2), ters-butil hidroperoksida (TBHP), serta inisiator redoks (H2O2/asam askorbat). Teknik polimerisasi yang dilakukan adalah teknik batch dan semi kontinu. Kopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Hasil kopolimerisasi emulsi bila menggunakan inisiator TBHP dan H2O2 kurang sempurna, oleh karena itu digunakan pasangan inisiator redoks H2O2/asam askorbat. Asam askorbat berfungsi sebagai pemicu dalam pembentukan radikal OH, sehingga polimer emulsi yang dihasilkan lebih sempurna. Semakin banyak inisiator yang ditambahkan, ukuran partikelnya pun akan semakin besar. Ukuran partikel yang dihasilkan akan mempengaruhi sifat-sifat polimer yang dihasilkan. Kata kunci : polimerisasi emulsi, inisiator, surfaktan, teknik polimerisasi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Gde Rai Supartha
Depok: Universitas Indonesia, 2005
TA1289
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Puspitasari
"[ABSTRAK
Sifat karet alam dapat ditingkatkan melalui modifikasi kimiawi secara reaksi
kopolimerisasi cangkok emulsi karet alam terdeproteinisasi (DPNR) dengan
monomer vinil (MV) tunggal maupun paduannya menggunakan inisiator
ammonium peroksidisulfat dan surfaktan sodium dodesil sulfat menghasilkan
karet alam termoplastik (TPNR). Reaksi dijalankan secara eksitu pada suhu 65ºC
selama 5 jam dilanjutkan pada 70ºC selama 1 jam dengan teknik batch pada
berbagai komposisi DPNR terhadap MV dan rasio paduan MV (stirena (ST)
terhadap metil metakrilat (MMA)). Hasil penelitian secara umum menunjukkan
bahwa TPNR yang disintesis dari DPNR dengan paduan MV menggabungkan
sifat unggul TPNR yang diperoleh dari hasil reaksi DPNR dengan MV tunggal.
Komposisi DPNR terhadap MV sebesar 60 : 40 dengan rasio ST terhadap MMA
sebesar 2 : 1 ditetapkan sebagai kondisi teroptimum dalam reaksi kopolimerisasi
cangkok emulsi pembentukan TPNR.

ABSTRACT
Natural rubber properties can be improved by chemical modification such
emulsion graft copolymerization of deproteinized natural rubber (DPNR) with
either single or combination of vinyl monomers (MV) by using ammonium
peroxydisulfate as initiator and sodium dodecyl sulfate as surfactant to produce
thermoplastic natural rubber (TPNR). The reaction was run at 65ºC for 5 hours
continued at 70ºC for an hour by exitu ? batch procedure at various proportion of
DPNR to single MV and combination of MV ratio (styrene (ST) to metyl
methacrylate (MMA)). Generally, the result showed that TPNR synthesized from
DPNR and combination of MV integrated the prior properties of TPNR
synthesized from DPNR and single MV. The proportion of DPNR to MV as 60 :
40 and ratio of ST to MMA as 2 : 1 were regarded as the best condition on
emulsion graft copolymerization in the formation of TPNR., Natural rubber properties can be improved by chemical modification such
emulsion graft copolymerization of deproteinized natural rubber (DPNR) with
either single or combination of vinyl monomers (MV) by using ammonium
peroxydisulfate as initiator and sodium dodecyl sulfate as surfactant to produce
thermoplastic natural rubber (TPNR). The reaction was run at 65ºC for 5 hours
continued at 70ºC for an hour by exitu – batch procedure at various proportion of
DPNR to single MV and combination of MV ratio (styrene (ST) to metyl
methacrylate (MMA)). Generally, the result showed that TPNR synthesized from
DPNR and combination of MV integrated the prior properties of TPNR
synthesized from DPNR and single MV. The proportion of DPNR to MV as 60 :
40 and ratio of ST to MMA as 2 : 1 were regarded as the best condition on
emulsion graft copolymerization in the formation of TPNR.]"
2015
T43654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Jaya
"Serangkaian percobaan mengenai teknik pembentukan material polimer adhesive, yaitu Poli(vinil) asetat (PVAc) melalui tahapan-tahapan reaksi sintesis mengunakan teknik polimerisasi emulsi semi kontinu telah dilakukan. PVAc disintesis dari vinil asetat monomer (VAM) dengan Ammonium Peroxydisulphate (APS) sebagai inisiator dalam medium air dengan suhu reaksi dijaga pada 70 ± 5 °C dan kecepatan pengadukan masingmasing 300 rpm selama 4 jam waktu reaksi. Zat koloid pelindung berupa Poli(vinil) alkohol (PVOH) parsial hidrolisis, surfaktan anionik (SLS) dan surfaktan nonionik (NP- 10) ditambahkan untuk meningkatkan kinerja emulsi PVAc. Semua produk hasil sintesis belum memenuhi target yield teoretis berdasarkan pengukuran solid content dengan kadar residual monomer > 29%. Pengukuran pH dan konduktivitas dengan Hanna Instrument pada proses reaksi menunjukan semua produk memiliki pH akhir 2,8 dan konduktivitas > 700 μS. pengukuran kekentalan menggunakan Viscometer Ostwald menunjukan semua sampel memiliki nilai < 3 Cp. Pengukuran bobot jenis menggunakan Pycnometer menunjukan semua sampel memiliki nilai > 1.03 g/ml. Pembentukan polimer PVAc yang terbentuk berdasarkan gugus fungsi menggunakan FTIR menunjukan karakteristik molekul pada bilangan gelombang 3310-3444 cm-1, 2935 cm-1 dan 1756 cm-1. Pola pemutusan rantai yang khas dengan menganalisis komponen menggunakan GC-MS, didapatkan pola pemutusan pada m/z 86 dan 43.

A series of experiments on the technique of forming adhesive polymer materials, namely Poly(vinyl) Acetate/PVAc through stages of a synthesis reaction using a semicontinuous emulsion polymerization technique have been carried out. PVAc was synthesized from Vinyl Acetate Monomer (VAM) with Ammonium Peroxydisulphate (APS) as an initiator in water medium with the reaction temperature being maintained at 70 ± 5 °C and stirring speed of 300 rpm for 4 hours of reaction time. A protective colloid in the form of partial hydrolysis Poly(vinyl) Alcohol (PVOH), anionic surfactant (SLS) and nonionic surfactant (NP-10) was added to improve the performance of the PVAc emulsion. All synthesized products have not met the theoretical yield target based on solid content measurement with monomer residual content > 29%. Measurement of pH and conductivity using Hanna Instrument in the reaction process showed that all products had a final pH of 2,8 and conductivity > 700 μS. Viscosity measurement using the Ostwald Viscometer shows all samples have a value < 3 Cp. Measurement of specific gravity using a Pycnometer shows that all samples have a value > 1.03 g/ml. The formation of the PVAc based on structural characteristics in the form of functional groups using FTIR showed molecular characteristics shows at wavenumber of 3310-3444 cm-1, 2935 cm-1 and 1756 cm-1. A typical chain breaking pattern by analyzing the components using GCMS, the breaking patterns were obtained at m/z 86 and 43."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janti Octavia
"Pembuatan homopolimer polistirena dilakukan dengan metoda polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi konsentrasi monomer, surfaktan dan inisiator terhadap ukuran partikel pada polimerisasi stirena sehingga bisa didapatkan kondisi optimum dari monomer stirena yang nantinya dapat digunakan untuk sintesis core-shell. Inisiator yang digunakan adalah ammonium persulfat (APS), surfaktan yang digunakan adalah sodium lauril sulfat (SLS) sedangkan teknik polimerisasi yang digunakan adalah seeding. Homopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Telah diperoleh kondisi optimum pada formula 35% monomer, APS 1%, SLS 2 CMC dengan nilai persen konversi 99,54%, indeks polidispersitas 0,005 dengan ukuran partikel yang dihasilkan sebesar 133,5 nm dan bersifat monodispers. Proses terjadinya polimerisasi dari monomer stirena menjadi homopolimer polistirena didukung oleh data spektrum IR dan temperatur transisi gelas (Tg)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
KIM.026/08 Oct p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Citra Andika Putri
"Polimer emulsi banyak digunakan sebagai coating, yang dapat memberikan efek warna. Efek warna opal diperoleh dengan membuat polimer core-shell yang berukuran 200 ? 300 nm. Pada penelitian ini dilakukan polimerisasi core stirena menggunakan teknik seeding. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi monomer stirena dan konsentrasi surfaktan SLS pada seeding. Variasi konsentrasi monomer dan konsentrasi surfaktan di seeding dilakukan agar dapat dihasilkan polimer core stirena yang berukuran optimal atau lebih dari 100 nm. Polimer core stirena dianalisis menggunakan beberapa variabel, diantaranya persen konversi, ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, berat molekul, viskositas dan pH. Karakterisasi polimer core stirena yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan IR dan DSC. Pada konsentrasi monomer di seeding sebesar 6 % dan konsentrasi surfaktan di seeding sebesar 15% memberikan hasil optimum yaitu polimer emulsi core stirena dengan ukuran partikel 112,6 nm, persen konversi sebesar 82,64 %, dan PDI sebesar 0,089 serta pada konsentrasi monomer di seeding sebesar 12% dan konsentrasi surfaktan di seeding sebesar 25 % memberikan hasil optimum polimer emulsi core stirena dengan ukuran partikel 103,8 nm, persen konversi sebesar 82,17%, dan PDI sebesar 0,089."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30400
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>