Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Riswiyanto
"Pencemaran air oleh zat organik banyak terjadi dewasa ini. Zat-zat organik ini dapai mengubah sifat fisika air seperti kenaikan suhu. kekeruhan, warna. bau dan pH air yang tercemar tersebut. Alizarin red dan direct red-81 adalah contoh zat organik yang mencemari badan air. Keduanya berwarna merah dan digunakan dalam proses pencelupan (dyes) dalam indusiri tekstil. Pada penelitian ini dilakukan percobaan unluk mengurangi intensitas warna kedua zal warna dalam air, baik dalam kondisi berdiri sendiri maupun scbagai campuran. Menggunakan metode fotokatalisis dengan katalis 'suspensi TiO2. Proses fotokatalisis yang melibaikan molekul-molekul semikondukior TiO2 di bawah iluminasi sinar UV menghasilkan radikal hidroksil OH yang dapat mendegradasi zal warna. Setelah proses fotokatalisis. kadar warna keduanya menurun. Besarnya untuk masing-masing larutan adalah; laralizarin red 50 ppm =22 %,[TiC>2 ] 50 ppm, t radiasi 5 jam. laralizarin red 50 ppm =13,83 %.[TiQ;] 30 ppm, t radiasi 1jam"
Depok: Sains Indonesia, 2005
SAIN-10-2-2005-14
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Sutanto
"Suatu pencemaran air dapat terjadi karena adanya tambahan zat organik atau anorganik ke dalam badan air dengan cara terlarut, terendap, atau membentuk koloid. Pencemaran tersebut dapat merubah sifat fisika seperti kenaikan temperatur, kekeruhan, warna, bau, dan pH air tersebut. Alizarin red merupakan suatu zat warna yang banyak digunakan untuk pewarnaan tekstil. Dalam industri tekstil, zat ini sering menjadi limbah proses pencelupan. Senyawa ini benwarna merah dan bersifat raoun sehingga mengganggu keseimbangan dan estetika perairan. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengurangi intensitas warna alizarin red dalSatumd ia Dire gmreandagsgi.u..n, Haekrayn S umteatntood, eFM foIPtoAk aUtIa, l2i0s0i4s dengan katalis suspensi Ti02 (UV-TiOa). Proses fotokatalisis yang melibatkan pertikel-partikel semikonduktor Ti02 di bawah iluminasi sinar UV akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi zat warna. Setelah proses fotokatalisis UV-Ti02 kadar warna alizarin mehurun dan konsentrasi H" bertambah sesuai dengan perubahan waktu. Setelah 5 jam, jumlah Ti02 (mg/L) minimum yang digunakan untuk mendegradasi 500 mL 10 ppm larutan alizarin red dengan lampu UV 10 Watt, 30 Watt, 36 Watt, dan matahari berturut-turut: 600 mg, 280 mg, 250 mg, dan 50 mg. Untuk f keempat sumber sinar, yang paling efektif adalah sinar matahari karena hanya membutuhkan 50 mg Ti02 untuk jumlah alizarin yang sama. Kemungkinan senyawa intermediet yang terbentuk adalah asam ftalat dan hidroksi fenol (katekol)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Prawira R.
"Kadar warna alizarin red, direct red-81 dan campuran keduanya menurun seiring penambahan konsentrasi TiO2 dan waktu radiasi dengan sinar UV. Besarnya penurunan optimum pada masing-masing sampel adalah : o Larutan alizarin red 50 ppm = 22 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan direct red-81 50 ppm = 13,83 % untuk konsentrasi TiO2 30 ppm dan waktu radiasi 1 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (1:1) = 11,4 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (1:2) = 12,9 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam. o Larutan campuran alizarin red dan direct red-81 (2:1) = 16,64 % untuk konsentrasi TiO2 50 ppm dan waktu radiasi 5 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S30282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Widiyanto
"Alizarin merupakan bahan pewarna yang digunakan pada industri
tekstil. Penggunaan zat ini mengakibatkan limbah industri yang dapat
mencemari lingkungan. Upaya untuk menanggulangi masalah pencemaran
ini sudah banyak dilakukan, diantaranya dengan adsorpsi karbon aktif dan
penggunaan mikroorganisme. Namun cara-cara tersebut masih kurang efektif
di dalam penggunaannya.
Salah satu metode yang dapat dipakai adalah dengan proses
fotokatalitik menggunakan katalis TiO2 dan sinar UV sebagai sumber energi.
Proses fotokatalitik ini memanfaatkan spesi radikal bebas reaktif yang
dihasilkan pada permukaan semikonduktor setelah dikenai energi foton. Pada
penelitian ini digunakan sumber energi berupa lampu UV 36 watt dan sinar
matahari. Kedua sumber energi tersebut kemudian dibandingkan untuk mencari
kondisi degradasi alizarin yang paling efektif, dengan membandingkan
parameter-parameter seperti; nilai absorbansi, konsentrasi TiO2 yang
dibutuhkan, pH, COD, TSS, dan TDS.
Pengukuran absorbansi dilakukan dengan spektrofotometer UV/Vis,
penetapan pH dilakukan dengan pH-meter, COD dengan titrimetri, sementara
TSS danTDS dengan metode gravimetri.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini, yaitu kondisi radiasi yang
efektif dan efisien untuk mendegradasikan larutan alizarin 50 ppm adalah
penggunaan sumber radiasi sinar matahari, yaitu dengan konsentrasi TiO2
sebanyak 20 ppm dan waktu radiasi selama 3 jam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sholehudin
"Kadar sulfur yang tinggi didalam bahan bakar minyak solar, dapat mempengaruhi pencemaran udara, karena gas buangnya mengandung SO2 sebagai hasil oksidasi senyawa sulfur. Untuk itu perlu dilakukan proses pengurangan kandungan sulfur. Salah satu cara untuk pengurangan kandungan sulfur dalam minyak solar ialah dengan reaksi fotokimia dan ekstraksi cair-cair.
Dalam larutan molekul-molekul berantraksi membentuk gugusan (agregat). Zat yang bersifat polar akan berantraksi dengan pelarut polar. Senyawa sulfur mempunyai pasangan elektron yang tidak berikatan, akan membentuk gugusan dengan atom hidrogen dari larutan H2O2- Pembentukan gugusan tersebut, menyebabkan senyawa sulfur dalam solar, akan terdistribusi pada larutan H2O2 yang bersifat polar.
Bila molekul menyerap sinar ultraviolet maka akan mengalami perubahan energi dari energi tingkat dasar ke energi tereksitasi. Hidrogen peroksida akan mengalami fotoeksitasi sehingga terbentuk gugus hidroksi radikal. Senyawa sulfur dalam solar, mengalami foto dekomposisi, yang disebabkan oleh penyinaran sinar ultra violet dan adanya gugus hidroksi radikal yang terbentuk dari larutan hidrogen peroksida. Senyawa sulfur mengalami perubahan menjadi SO42' dan masuk kedalam larutan hidrogen peroksida. Penurunan kandungan total sulfur dalam minyak solar, secara fotokimia dan ekstraksi dengan pelarut H2O2 (30 %) dan lama penyinaran 12 jam sebesar 39,76 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arita
"Chtomnyi fellow, merupakan zat wama yang digynakan dalam pros^ ^ncelupan pada industri tekstil PT. Malatex yang terietek. di Jalan Raya Bogor. Zat warna ini mempunyai sifat larut dalam air dan resisten terhadap degradasi mikroorganisme aerob, sehingga proses pengolahan limtehnya dengan metode konvensional menggunakan mikroorganisme dan nigtaie koagylasi menjadl tidak efisien. Metode altemaif seperfi met^e oksidasi fotokimia (H2O2/UV) dlperlukan untuk menghilangkan kadar wama laruten iM WBMB tekstil chlorsnyl yellow. Metode ini berda^rtcan pada proses d^radasi molekul zat wama oleh radikal hidroksil yang dihasBkan dari disosiasi hidrogen f^roksida dengan adanya radiasi dari uirawolet"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afrizah Ronawati
"ABSTRAK
Industri tekstil merupakan industri yang menghasilkan limbah cair berwarna yang dapat merusak estetika badan air dan meracuni biota di dalam badan air tersebut. Dyestuff chloranil yellow banyak digunakan dalan pewarnaan tekstil sehingga limbah zat warna ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan. Pada penelitian ini dipelajari penurunan konsentrasi larutan dyestuff chloranil yellow dan nilai COD dengan menggunakan metode fenton, yang didasarkan pada reaksi antara ion ferro dan hidrogen peroksida dalam suasana asam yang akan menghasilkan radikal hidroksil. Radikal hidroksil berperan dalam mengoksidasi/mendegradasi zat warna sehingga konsentrasi larutan zat warna akan berkurang. Untuk menghasilkan proses degradasi yang optimum dilakukan variasi pH, konsentrasi H2O2, konsentrasi FeSO4, dan waktu kontak sehingga diperoleh nilai optimum dari masing-masing variabel. Hasil yang diperoleh pada degradasi sampel chloranil yellow 30 ppm adalah: pH 3.5, konsentrasi H2O2 30 ppm, konsentrasi FeSO4 25 ppm, dan waktu kontak 60 menit di mana persentase penurunan kadar warna adalah 66.45% dan persentase penurunan nilai COD adalah 83.33%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erzi Rizal Azwar
"Industri tekstil merupakan industri yang menghasilkan limbah cair berwarna yang dapat merusak estetika badan air dan meracuni biota di dalam badan air tersebut. Dyestuff chloranil yellow banyak digunakan dalan pewarnaan tekstil sehingga limbah zat warna ini hams diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan. Pada penelitian ini dipelajari penurunan konsentrasi larutan deysful chloranil yellow dan nilai COD dalam limbah dengan menggunakan metode fenton, yang didasarkan pada reaksi antara ion ferro dan hidrogen peroksida dalam suasana asam yang akan menghasilkan radikal hidroksil. Radikal hidroksil berperan dalam mengoksidasi dan mendegradasi zat warna sehingga konsentrasi larutan zat warna akan berkurang. Untuk menghasilkan proses degradasi yang optimum dilakukan variasi pH, konsentrasi H2O2, konsentrasi FeSOj, dan waktu kontak sehingga diperoleh nilai optimum dari masing-masing variabel. Hasil yang diperoleh pada degradasi sampel chloranil yellow 30 ppm adalah: pH 3.5, konsentrasi H2O2 30 ppm, konsentrasi FeSO4 25 ppm, dan waktu kontak 60 menit di mana persentase penurunan kadar warna adalah 66.45% dan persentase penurunan nilai COD adalah 83.33%."
2005
SAIN-10-1-2005-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>