Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139933 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qodiah Solehati
"Alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini banyak ditanam dan dibudidayakan di berbagai negara. Pemanfaatannya belum optimal dan umumnya ditanam untuk diambil buahnya yang kaya gizi. Daging buah alpukat diambil untuk dikonsumsi sebagai hidangan lezat tanpa dimasak, digunakan dalam industri kosmetik sebagai pelembab, obat tradisional,dan lain-lain, tetapi bijinya belum banyak dimanfaatkan. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi lemak biji alpukat dengan menggunakan alat destilasi soxhlet dan pelarut yang digunakan adalah n-heksana.
Hasil ekstraksi yang didapat berupa lemak yang berwujud semi padat dengan warna coklat tua kehitaman, kemudian lemak yang didapat dianalisis sifat fisiko-kimiannya, serta ditentukan komponen asam-asam lemak penyusun trigliseridannya dengan menggunakan alat kromatografi gas. Sifat fisiko-kimia untuk lemak Biji alpukat Waluh, yaitu: indeks bias 1,4371, titik lunak 38?41oC, titik leleh 40?43oC, bilangan asam 38,68 mg KOH/g sampel, bilangan penyabunan 133,56 mg KOH/g sampel, bilangan Iod 43,15 g Iod/100 g sampel, bilangan peroksida 24,0 mek Oksigen /Kg sampel, materi tidak tersabunkan 42,6 %. Sifat fisiko-kimia untuk lemak Biji alpukat Bohlam, yaitu: indeks bias 1,4229, titik lunak 37?40oC, titik leleh 39?42oC, bilangan asam 36, 11 mg KOH/g sampel, bilangan penyabunan 119,65 mg KOH/g sampel, bilangan Iod 48,22 g Iod/100 g sampel, bilangan peroksida 27,5 mek Oksigen /Kg sampel, materi tidak tersabunkan 87,4 %.
Komposisi asam lemak penyusun trigliserida hasil ekstraksi biji alpukat Waluh terdiri dari: asam oleat 51,90%, asam palmitat 22,42%, asam miristat 7,33%, dan lain-lain. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida hasil ekstraksi biji alpukat Bohlam terdiri dari: asam oleat 54,79%, asam palmitat 22,20%, asam miristat 9,44%, dan lain-lain. Oleh karena itu, lemak biji alpukat digolongkan sebagai janis miristopalmitoolein."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Dwi Hantoro
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S29560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Gusti Made Anggreni
"ABSTRAK
Aktivitas oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh yang tidak diimbangi oleh antioksidan dapat menimbulkan penyakit kronik dan degeneratif. Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang reaktif dan tidak stabil karena adanya elektron tidak berpasangan, sedangkan antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas. Antioksidan dapat diklasifikasikan menjadi endogen dan eksogen, serta antioksidan eksogen buatan dan alami. Salah satu sumber antioksidan alami yang belum diteliti adalah daun alpukat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vitro dengan DPPH 2,2-difenil-1-pikril hidrazil sebagai radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar dan pengukuran nilai IC50. Untuk mengetahui dosis efektif dari aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vivo dengan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar dan pengukuran kadar MDA Malondialdehid plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin C pada kelompok tikus kontrol positif, air pada kelompok tikus kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg/200 gram BB, 8 mg/200 gram BB, dan 16 mg/200 gram BB pada kelompok uji tikus pertama, kedua, dan ketiga, serta aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit untuk meningkatkan peroksidasi lipid yang terjadi di dalam tubuh tikus. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di dalam air dan etanol memiliki nilai IC50 yang dikategorikan sebagai aktivitas antioksidan sangat kuat, dan dosis yang dapat menurunkan kadar MDA paling baik adalah sekitar 8 mg per 200 gram BB, walaupun nilai penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik.

ABSTRAK
The inequality of the activity of oxidants and free radicals in body with the activity of antioxidants can result in degenerative and chronic diseases. Oxidants and free radicals are reactive molecules with one or more unpaired electrons, meanwhile antioxidants are molecules that can give electrons to make the oxidants and free radicals stable. Antioxidants can be classified into endogenous and exogenous, and also the synthetic and natural of exogenous antioxidants. One of the sources of natural exogenous antioxidants is the avocado leaves. In Vitro test with DPPH as the polar soluble synthetic radical and the measurement of IC50 was done to know the activity of antioxidants in avocado leaves extract. Effective dose of antioxidant activity in avocado leaves extract was known through the In Vivo test using five groups of Wistar albino rats and the measurement of MDA plasm as the result of lipid peroxidation in before and after experiments. The first group of Wistar albino rats was given vitamin C as positive control, the second one was given water as negative control, the third one was given 4 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, the fourth one was given 8 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and the fifth one was given 16 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and in the last day of experiments, all of rats had to swim in 15 minutes to increase the lipid peroxidation in their bodies. The result shows that Avocado leaves extracts in water and ethanol have the highest IC50. The best dose of Avocado leaves extract in reducing the MDA plasm is approximately 8 mg per 200 gram weight, though the reduced value is not statistically significant. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irmi Rahma Linda
"Duku (Lansium domesticum) merupakan salah satu tanaman buah daerah tropika yang pemanfaatannya belum optimal. Biasanya buah duku dinikmati dalam bentuk segar dan dipetik setelah matang pohon. Secara tradisional, biji yang terdapat dalam buah digunakan sebagai obat demam dan antidiare. Selain itu, belum banyak penelitian yang dilakukan terhadap biji buah duku.
Dalam penelitian ini, hanya dilakukan ekstraksi minyak biji duku dengan menggunakan alat destilasi soxhlet dan pelarut yang digunakan adalah petroleum benzena. Hasil ekstraksi yang berupa minyak berwarna hijau, dianalisis sifat-sifat fisiko-kimianya dan komponen asam lemak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan menggunakan peralatan kromatografi gas.
Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji duku terdiri dari asam oleat 46,09%; asam palmitat 36,59%; asam stearat 2,19%; asam miristat 1,80%, asam laurat 1,16%, asam linolenat 1,08%; dan asam linoleat 0,10%. Sehingga minyak biji duku dapat digolongkan ke dalam golongan minyak palmitoolein."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Dwi Hidayati
"Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah disertai dengan tanahnya yang sangat subur sehingga mendukung tumbuhnya berbagai jenis tanaman. Diantaranya tanaman yang dapat menghasilkan minyak nabati. Tanaman jenis ini adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia terus menerus. Salah satu tanaman tersebut adalah tanaman kemiri cina (Aleurites trisperma). Kemiri cina (Aleurites trisperma) merupakan salah satu spesies dari genus Aleurites.
Minyak kemiri cina dapat diperoleh dari serbuk biji kemiri cina, dengan cara menggunakan peralatan ekstraksi soxhlet dan pelarut yang digunakan adalah n-heksana. Dari hasil ekstraksi yang berupa minyak dapat dianalisis sifat-sifat fisiko-kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dengan peralatan Gas Cromatography (GC).
Minyak yang berhasil diekstraksi kurang lebih 31,69 % dari berat serbuk kering biji kemiri cina. Komponen asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji kemiri cina terdiri dari : asam miristat (0.4158 %), asam palmitat (27.1486 %), asam stearat (12.4250 %), asam oleat (25.0766 %), asam linoleat (18. 7273 %), dan asam linolenat (0.1386 %)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Hasanah
"Indonesia merupakan salah satu penghasil karat alam yang besar di dunia. Karat merupakan komodltas parkabunan yang panting sabagai penghasil davisa nagara, dan merupakan panyadia lapangan karja sarta sakaligus sabagai sumbar pandapatan. Usaha-usaha untuk manggali sifat fisiko-kimia minyak biji karat balum banyakdilakukan, walaupun biji karat barpotansi digunakan sabagai sumbar minyak nabati. Dalam panalitian ini, sarbuk biji karat diakstraksi dangan manggunakan paralatan dastilasi soxhiat dan palarut yang digunakan adalah n-haksana. Hasil akstraksi yang barupa minyak dianalisis sifat-sifat fisiko-kimianya dan komponen asam lennak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan menggunakan peralatan Kromatografi-Gas (GC). Minyak yang berhasil diekstraksi dari kedua jenis bji karet yang diteliti, mempunyai rendemen kurang lebih 51,57 % dari berat serbuk kering biji karet. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji karet terdirl dari: asam laurat, asam miristat, asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linolenat. Namun, untuk klon PR 300, asam miristat tidak terdeteksi dan untuk klon PR 307, asam linolenat dan asam stearat tidak terdeteksi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armeity Rossi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Caesar W.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarus Agus Sukamto
"Buah avokad mempunyai kandungan nutrisi yang sangat baik bagi masyarakat khususnya kandungan lemak tidak jenuh dan protein yang tertinggi bila dibandingkan jenis buah lain. Untuk tujuan komersial, tanaman avokad perlu diperbanyak secara vegetatif untuk memperoleh bibit yang telah terbukti kualitas dan kuantitas tinggi, serta berbuah lebih awal. Keberhasilan penyambungan sangat dipengaruhi oleh kesegaran entres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan pertumbuhan sambungan tanaman avokad dengan menggunakan entres yang disimpan dalam pelepah batang pisang selama dua hingga sembilan hari. Parameter pengamatan meliputi persentase tingkat hidup sambungan, pertumbuhan panjang, jumlah daun, jumlah cabang, dan panjang percabangan batang atas setiap bulan sampai enam bulan. Data pertumbuhan dianalisis secara statistik dengan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Lama penyimpanan entres berpengaruh terhadap tingkat hidup hasil sambungan dan pertumbuhan batang atas avokad. Rerata tingkat hidup bibit sambungan avokad terus menurun dari 99,5% pada umur satu bulan sampai 71% pada umur enam bulan setelah penyambungan, tetapi tidak mengalami penurunan setelah lima bulan penyambungan. Penyimpanan entres avokad dalam pelepah pisang dapat dipertahankan kesegarannya selama sembilan hari, yaitu tingkat hidup sambungan 60% - 84% enam bulan setelah penyambungan. Ada kecenderungan bahwa makin lama penyimpanan entres, makin menurun pertumbuhan batang atas avokad; sebaliknya makin lama umur penyambungan, makin meningkat pertumbuhan batang atas avokad, kecuali jumlah cabangnya yang relatif tidak meningkat setelah dua bulan penyambungan."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Apriani
"Telah dilakukan penelitian mengenai sifat fisiko-kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji pepaya (Carica papaya). Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari suatu perkebunan pepaya di daerah Cihideung, Bogor. Ekstraksi minyak biji pepaya dilakukan dengan menggunakan peralatan ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana.
Hasil ekstraksi yang diperoleh berupa minyak yang berwarna kuning kemerahan setelah dimurnikan dan memiliki kadar sebesar 26,7% dari berat kering biji pepaya. Komposisi asam lemak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan alat Kromatografi Gas.
Dari hasil analisis Kromatografi Gas, diketahui bahwa komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji pepaya adalah asam kaprilat (0,35%), asam kaprat (0,08%), asam laurat (0,07%), asam miristat (0,1%), asam palmitat (20,3%), asam stearat (3,33%), asam oleat (66,1%), asam linoleat (8,99%), dan asam linolenat (0,61%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>