Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syakir
"Eutrofikasi merupakan masalan Iingkungan nidup yang diakibatkan olen pengayaan nutrien, knususnya fosfat dalam ekosistem air tawar. Penentuan fosfat telan banyak dilakukan untuk menganaiisis Iingkungan yang mengandung senyawa fosfat. Analisis fosfat dibagi dalam dua tanap. Tanap pertama adalan mengkonversi senyawa fosfat menjadi ortofosfat. Tanap kedua adalan penentuan secara kolorimetri ortofosfat tersebut.
Teknik mengkonversi fosfat pada penelitian ini menggunakan teknik fotokatalitik TiO2/UV. Dengan teknik ini dinarapkan dapat mengkonversi senyawa organik fosfat menjadi ortofosfat, sementara senyawa fosfat terkondensasi tidak terkonversi menjadi ortofosfat. Phytic Acid (PA) sebagai senyawa organik fosfat dapat terkonversi secara optimum pada kondisi waktu fotokatalitik selama 180 menit dan jumlan lapisan TiO2 yang diimmobilisasi pada dinding tabung reaksi sebanyak 3 kali. Sodium tripo/yphosphate (STPP) sebagai senyawa fosfat terkondensasi tidak dapat terkonversi menjadi ortofosfat, dapat diiinat kadar P dalam ortofosfat nasii fotokataiitik kecii.
Berdasarkan percobaan menggunakan campuran senyawa model fosfat juga dapat disimpulkan banwa pertambanan konsentrasi ortofosfat nanya berasal dari fotokataiitik PA. Percobaan ternadap sampei Iingkungan menggunakan teknik fotokataiitik TiO2/UV ini menunjukkan banwa pertambanan konsentrasi berasal dari senyawa organik fosfat, yang berarti merupakan jumlan organik fosfat terlarut (Dissolved Organic Phosphorus, DOP).
DOP untuk sampei air danau di dekat Pusgiwa UI (Pusat Kegiatan I\/Iahasiswa UI) sebesar 0,0096 mg P/L; DOP untuk sampel air danau di dekat MUI (I\/Iasjid Ukhuwah Islamiyah) sebesar 0,0247 mg P/L; dan DOP untuk sampel air danau di dekat FIB UI (Fakultas Ilmu Budaya UI) sebesar 0,3020 mg P/L. Teknik ini terbukti dapat digunakan untuk analisis organik fosfat terlarut ketika dibandingkan dengan teknik Iain yaitu teknik destruksi dengan asam. Dengan teknik destruksi memakai asam, STPP dapat terkonversi menjadi ortofosfat, sedangkan dengan teknik fotokatalitik TiO2/UV tidak terjadi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yolanda
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hadiputra
"Fotokatalis TiO2 memiliki banyak fungsi salah satunya sebagai pendegradasi senyawa organik. Fotokatalis TiO2 memiliki energi celah energi celah sebesar 3,2 eV, nilai tersebut setara dengan sinar UV dengan panjang gelombang 388 nm dan membuat fotokatalis TiO2 hanya dapat aktif bila diberi sinar UV sedangkan aktifitasnya kurang memuaskan bila diberi sinar tampak. Banyak cara telah dikembangkan oleh para peneliti untuk membuat TiO2 dapat digunakan sifat fotokatalitiknya pada daerah sinar tampak yaitu dengan memberikan doping nitrogen pada TiO2 N-TiO2, namun aktifitas fotokatalitik N-TiO2 masih dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan fenomena surface plasmon resonance SPR.
Pada penelitian ini dipreparasi nitrogen doped TiO2 Nanotube kemudian di dekorasi dengan nanopartikel Au dengan metode elektrodeposisi. TiO2 NT dan Au/N-TiO2 NT yang terbentuk dikarakterisasi dengan menggunakan DRS UV-VIS, FTIR, XRD, FESEM, EDS, dan LSV. Hasil uji fotokatalitik pada iluminasi lampu wolfram untuk larutan fenol 20 ppm pada reactor batch dapat didegradasi sebanyak 60 sedangkan untuk larutan BPA 20 ppm dapat didegradasi sebanyak 40.

TiO2 photocatalyst has many functions one as degrading organic compounds. TiO2 photocatalyst has an band gap of 3.2 eV, the value is equivalent to UV light with a wavelength of 388 nm and made TiO2 photocatalyst can only be active when given UV rays while less satisfactory activity when given a visible light. Many ways have been developed by researchers to make TiO2 can be used photocatalytic properties in visible light by giving doping with nitrogen in TiO2 N TiO2, but the activity of photocatalytic N TiO2 can be improved by utilizing the phenomenon of surface plasmon resonance SPR.
In this study were prepared nitrogen doped TiO2 nanotubes then decorated with Au nanoparticles with electrodeposition method. NT TiO2 and Au N TiO2 NT characterized using UV VIS, FTIR, XRD, FESEM, EDS, and LSV. Photocatalytic test results on tungsten lamp illumination to 20 ppm phenol solution in a batch reactor can be degraded by 60 while for the 20 ppm BPA solution can be degraded as much as 40.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muris Almasrizal
"Dalam ilmu Iingkungan banyak parameter yang digunakan sebagai penentu kualitas air. Setiap parameter mengukur kualitas air dari berbagai komponen yang terlibat dalamnya. Chemical oxygen demand (COD) merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air. Parameter ini merupakan ukuran berapa banyak oksigen yang dibutunkan untuk mengoksidasi secara kimiawi senyawa organik dalam air. COD diukur pada proses degradasi senyawa organik dalam reaksi oksidasi menggunakan oksidator kuat seperti kalium dikromat untuk menguban semua senyawa organik menjadi CO2 dan H2O. Penentuan nilai COD dengan metode dikromat Iebih disukai karena daya oksidasinya yang kuat. Dari aspek teknis pengerjaan dan isu kesehatan metode dikromat memiliki beberapa kekurangan seperti kondisi eksperimen yang rumit dan memerlukan ketelitian dalam prosedur kerjanya, melibatkan reagen kimia yang mahal (Ag2SO4) dan toksik (Cr2O72+ dan Hg2+), dan tidak sesuai untuk bisa diotomatisasi. Banyak dilakukan usaha untuk menjawab masalah ini. Diantara banyak pilinan metode, ada yang mengganti peran oksiciator dengan banan kimia menggunakan sistem fotokatalis yang dibantu dengan cahaya untuk proses degradasinya.
Penelitian ini mengembangkan fotokatalis TiO2 sebagai pengganti dikromat. Fotokatalis ini dilapiskan dalam tabung gelas berpengnantar (Inner Wall Conductive Glass Tube atau disingkat IWCGT ) yang dilapiskan SnO yang didoping F (SnO-F) sebagai Iapisan pengnantar. Pengukuran dilakukan dalam sel elektrokimia dengan TiO2 sebagai elektroda kerja, platina sebagai elektroda pembantu, dan Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding Pengukuran arus COD diukur dengan potensiostat menggunakan Multi Pulse Arnperometry Sampel didegradasi oleh fotokatalis dengan bantuan cahaya UV. Arus cahaya (photocurrent) yang terukur diplot terhadap waktu yang akan dikonversi menjadi nilai muatan [ Q = II dt ]. Harga O akan dikonversikan Iagi menjadi harga COD = Q/4FVx32000. Selanjutnya diujicobakan respon sistem elektroda ini pada berbagai senyawa organik untuk melinat sifatnya ternadap probe yang telan dibuat. Dimana pada rentang konsentrasi rendah ( 1-10 ppm ) photocurrent yang diberikan dari sel fotoelektrokatalisis pada senyawa sukrosa, fruktosa, asparagin, alanin, etanol, dan 2-propanol mengnasilkan nubungan yang Iinier antara muatan dengan konsentrasi. Sedangkan, hasil COD yang terukur pada metode ini tidak berbeda secara signifikan dengan metode stanclar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30490
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"Dalam penelitian ini limbah logam berat (Cr dan Pt) dan organik (fenol) diolah secara simultan dengan metode fotokatalitik yang relatif masih baru, kemudian dilanjutkan dengan recovery terhadap logam berat Cr dan Pt. Percobaan fotokatalisis dilakukan meggunakan katalis berbasis TiO2 dalam fotoreaktor batch. Recovery logam Cr dan Pt masingmasing dilakukan dengan metode presipitasi dan leaching. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek sinergisme antara reduksi logam berat (Cr6+ atau Pt4+) dan oksidasi senyawa organik (fenol) pada sistem fotokatalitik, yaitu dapat meningkatkan konversi masing-masing. Penambahan dopan ZnO (loading optimal = 0,5% berat) dapat meningkatkan kinerja fotokatalis TiO2 dalam mereduksi Cr(VI), meskipun tidak terlalu signifikan. Loading CdS (pada TiO2) yang optimal adalah sebesar 1% berat, memberikan aktivitas tertinggi dengan konversi reduksi Cr(VI) dan oksidasi fenol masing-masing ≥ 97 % dan 93 %. Reduksi Platinum menggunakan fotokatalis 0,5%ZnO-TiO2 dan 1%CdS-TiO2 terbukti cukup efektif dengan konversi > 99 % selama 2 jam reaksi. Proses recovery Cr(III) mencapai hasil optimal pada pH = 9, dengan efisiensi recovery sebesar 91 %. Suhu leaching optimal pada proses recovery Pt adalah 100 oC, dengan efisiensi recovery sebesar 86 %.

Simultaneous Treatment of Organic (Phenol) and Heavy Metal (Cr6+ or Pt4+) Wastes over TiO2, ZnO-TiO2 and CdS-TiO2 Photocatalysts. Treatment of heavy metal (Cr6+ and Pt4+) and organic (phenol) wastes has been studied using the relatively new method, i.e. simultaneous photocatalytic process over TiO2 photocatalysts in the batch photoreactor. Following the photocatalytic reduction of the heavy metal wastes, recovery of Cr and Pt was carried out by precipitation and leaching method, respectively. The experimental results show that in the simultaneous photocatalytic system, there is a synergism effect between the photocatalytic reduction of heavy metal waste (Cr6+ or Pt4+) and the oxidation of organic waste (phenol), so that increasing the conversion of each other. Dopant of ZnO with the optimum loading (0.5 wt%) could slightly increase the performance of TiO2 photocatalyst in photocatalytic treatment of the wastes. Whereas CdS dopant with the optimum loading of 1 wt% could significantly enhance the performance of TiO2 photocatalyst in simultaneous Cr(VI) reduction and phenol oxidation with the highest conversion of ≥ 97 % and 93 %, respectively. Photocatalytic reduction of Pt(IV) under 0.5%ZnO-TiO2 and 1%CdS-TiO2 photocatalysts effectively occurred with a high conversion (> 99 %) in 2 hours irradiation of UV. The optimum precipitation condition of Cr(III) recovery was achieved at pH = 9, with the efficiency of recovery was 91 %. Optimum temperature of leaching process in Pt recovery was 100 oC, with the efficiency of recovery was 86 %."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyon
"Material fotokatalis ZnO di-doping Sn dengan molar rasio Sn/Zn yang berbeda (1.5%, 2%, 2.5%, dan 8%) disintesis dengan metode kopresipitasi. Serbuk hasil sintesis ini dikarekterisasi melalui serangkaian pengujian, yaitu pengujian X-ray Diffraction (XRD), Energy Dispersive X-Ray (EDX), Ultraviolet Visible (UV- Vis). Aktivitas fotokatalisis dari semua sampel material ZnO di-doping Sn, dievaluasi dengan menggunakan media degradasi yaitu metil jingga. Sampel material ZnO di-doping Sn dengan konsentrasi 1.5% menunjukkan aktivitas fotokatalisis yang paling baik dibandingkan sampel dengan konsentrasi lain.

Sn-doped ZnO photocatalysts with different molar ratios of Sn/Zn (1.5%, 2%, 2.5%, and 8%) were prepared by co-precipitation method. The photocatalyst powder were characterized by several testing, such as Energy Dispersive X-Ray (EDX) testing, X-Ray Diffraction (XRD) testing, and Ultraviolet Visible (Uv-Vis) testing. The photocatalytic activity of Sn-doped ZnO photocatalysts for decolorization of methyl orange solution was evaluated, of all photocatalysts prepared, Sn-doped ZnO with 1.5% Sn exhibited the best photocatalytic activity than others."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horison Ningsih Tamzil
"Rekayasa katalis komposit TiO2 - Abu Terbang pada pelapisan material bangunan (seperti hebel dan aluminium foil) untuk mengeliminasi polutan CO, CO2, dan NOx telah diinvestigasi. Sumber polutan diperoleh dari gas buang kendaraan bermotor (motor dengan bahan bakar premium). Komposit dikarakterisasi dengan FTIR, SEM-EDX, dan BET. Komposisi komposit optimum telah diperoleh yaitu komposit dengan komposisi 80% TiO2 - 20% abu terbang. Perlakuan awal abu terbang berhasil meningkatkan luas permukaan abu terbang dari 1,47 m2/g menjadi 2,07 m2/g.
Berdasarkan hasil regresi data uji kinerja komposit diketahui waktu yang dibutuhkan untuk mengliminasi polutan NOx di udara luar (0,5 ppm) hingga mencapai baku mutu (0,05 ppm) dengan menggunakan komposit 80% TiO2 - 20% abu terbang sebanyak 3 gram adalah 3 jam 8 menit. Pada polutan CO dan CO2 dari knalpot motor dengan konsentrasi mencapai 9% volume, tidak terlihat adanya eliminasi polutan dalam waktu uji yang cukup singkat (2 jam tanpa lampu UV dan 2 jam dengan lampu UV).

TiO2 - Fly Ash compositon construction material (such as hebel and aluminium foil) for eliminating pollutant CO, CO2, and NOx as air pollutants has been investigated. Pollutant was tame from motor vehicle exhaust gas (motorcycle with premium fuel). Composite was characterized by FTIR, SEM-EDX, and BET. Optimum pollutant elimination is obtained by using 80% TiO2 - 20% Fly Ash composite. Pre-treatment of fly ash enhanced specific surface area from 1,47 m2/g to 2,07 m2/g.
By using regression from composite data performance test, it is known that the time needed to eliminate NOx from outside air (0,5 ppm) until it’s concentration reached air quality standard (0,05 ppm) using 3 gram composite 80% TiO2- 20% Fly Ash was 3 hours 8 minutes. On pollutants CO and CO2 from exhaust motor gas with concentration 9% volume, there are no visible elimination of pollutant in a short time of testing (2 hours without UV light and 2 hours with UV light).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
Jakarta: UI-Press, 2011
PGB 0333
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Hedi Surahman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam dekade teraknir, pemurnian air dengan sistem fotokatalisis
neterogen merupakan bidang Studi yang paling cepat berkembang karena
potensi dari teknologi ini sangat menjanjikan dalam mendegradasi polutan
organik yang terlarut atau terpapar dalam air menjadi senyavva yang tidak
berbanaya Rancangan reaktor terbaru narus dapat mengatasi dua
permasalanan utama, yaitu distribusi canaya di dalam reaktor melalui
absorpsi foton sampai ke permukaan katalis yang mengenai Iarutan dan
menyeciiakan Iuas permukaan yang besar_ Pada penelitian ini dikembangkan
sebuan reaktor fotokatalisis dengan menggunakan teknik immobilisasi
TiO2@Au nanopartikel dalam sistem CCGC_ Aktivitas reaktorfotokatalisis ini
diuji dengan variasi kondisi, yaitu: kontrol, fotolisis, katalisis, dan fotokatalisis
Setiap pengujian dilakukan selama 120 menit dengan deteksi pengukuran
Iangsung menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil menunjukkan banvva
kondisi fotokatalisis merupakan kondisi yang paling baik untuk mendegradasi
senyavva metilen biru_ Uji optimasi reaktor fotokatalisis dilakukan ternadap
variasi jumlan pelapisan TiO2 dan TiO2@Au nanopartikei Konciisi optimum
reaktor fotokatalisis yang diperolen adalan dengan immobilisasi TiO2 tujun
lapis dan TiO2@Au nanopartikel 1:3_ Adanya deposisi nanopartikel Au pada
Iapisan TiO2 terimmobilisasi dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kinerja reaktor, karena dalam reaktor terjadi dua reaksi secara bersamaan,
yaitu: katalisis olen nanopartikel Au dan fotokatalisis olen TiO2 yang diiradiasi oleh sinar UV. Sifat nanopartikel Au sebagai penerima elektron dan
media/perantara ke penerima elektron Iain juga turut berkontribusi dalam
meningkatkan kinerja reaktor fotokatalisis"
Universitas Indonesia, 2007
S30401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>