Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Surahman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sokdiah
"
Aluminium oksida (A1203) atau alumina banyak digunakan sebagai adsorben Sifat-sifatnya antara lain mempunyai luas permukaan yang besar dan kekuatan mekanik yang tinggi Titanium dioksida (Ti02) juga dapat digunakan sebagai adsorben, tetapi penggunaannya tidak seluas pemakaian alumina karena luas permukaannya yang agak kecil dan kekuatan mekaniknya yang jauh lebih rendah dari alumina Dalam hal mengadsorpsi ion Cu2+ dalam larutan amoniakal, Ti02 mempunyai daya adsorpsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan Al203 Dalam penelitian mi, TiC14-CC14 dumpregnasikan pada untuk memperoleh adsorben Ti02-A1203 adsorben mi diuji kemampuan adsorpsinya dalam larutan a12°3 Selanjutnya Cu (II) amoniakal Percobaan dilakukan dengan metoda statis (pengguncangan) dengan mencari kondisi terbaik untuk adsorpsi seperti waktu kontak dan pH larutan Diamati juga pengaruh penambahan kuat ion dan isoterm adsorpsi Kesetimbangan adsorpsi tercapai setelah pengguncangan selama 15 menit dan adsorpsi terbaik dapat terjadi pada pH 7 Kemampuan adsorpsi Ti02-A1203 menunjukkan peningkatan Adsorpsi ion Cu2+ dan 11 dibandingkan Al203 tanpa impregnan dalam larutan amoniakal terjadi secara spesifik dan elektrostatik Banyaknya ion Cu2+ yang teradsorpsi secara umum Ion Cu2+ yang teradsorpsi dipengaruhi oleh penambahan ion lain berkurang dengan ditambahkannya KN03 Isoterm adsorpsi dengan kisaran konsentrasi 150 hingga 500 ppm dapat mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich maupun Langmuir"
1994
S29917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Agusta
"Statistik di DKI Jakarta mencatat bahwa pada kasus kebakaran yang terjadi, 85% kematian disebabkan oleh keracunan asap gas beracun (situs Masyarakat Profesi Proteksi Kebakaran Indonesia, 2011). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja adsorben karbon aktif dan pengaruh penyisipan TiO2 pada karbon aktif dalam mengadsorp gas CO dan menjernihkan asap pembakaran. Pengujian dilkukan dalam ruang uji berukuran 40cm x 40cm x 120cm selama 30 menit. Adsorben divariasikan dalam massa dan ukuran partikel.
Didapatkan hasil bahwa penurunan kadar CO semakin meningkat dengan makin besarnya massa adsorben dan makin kecilnya ukuran partikel adsorben juga pengaruh penyisipan TiO2. Penyisipan TiO2 dapat memperbesar luas permukaan pada karbon aktif dari 524,612 m2/g menjadi 567,02 m2/g. Kapasitas adsorpsi paling tinggi dicapai oleh adsorben KA-TiO2 sebanyak 1 gram yaitu sebesar 29,68 mg/mg adsorben.

Statistics showed wildfires that happened in Jakarta, 85% of deaths caused by poisonous gas fumes poisoning (Society of Fire Protection website Indonesia, 2011). The study was conducted to determine the performance of activated carbon adsorbent and influence of TiO2 on the insertion of activated carbon in gas adsorbing combustion CO and smoke cleared. Testing in a test chamber measuring 40cm x 40cm x 120cm for 30 minutes. Adsorbent varied in mass and particle size.
Showed that decreased levels of CO increases with the growing mass of adsorbent and the growing size of the adsorbent particle size also influence the insertion of TiO2. TiO2 insertion can increase the surface area of activated carbon from 524.612 m2/g to 567.02 m2/g. Highest adsorption capacity is achieved by KA-TiO2 adsorbent as much as 1 gram is equal to 29.68 mg/mg adsorbent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1940
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Rais
"Karbon aktif pada masker yang digunakan untuk mencegah berbagai penyakit dari gas polutan berasal dari bahan tak terbaharukan dan juga mudah jenuh. Penelitian ini dilakukan untuk membuat filter masker yang karbon aktif nya berasal dari cangkang sawit dan diimpregnasi dengan TiO2 agar tidak cepat jenuh. Uji adsorbsi fotokatalitik gas CO dari knalpot motor dilakukan untuk mengetahui kinerja masker dengan berbagai variasi kondisi dan komposisi TiO2. Karakterisasi BET dan FESEM-EDX dilakukan juga untuk mengetahui sifat dari komposit dan masker. Hasil luas permukaan dari karbon aktif yang dibuat yaitu 214.451 m2/g.
Hasil terbaik diperoleh pada masker dengan komposisi 5g KA-5% TiO2 yang mana dapat mengeliminasi asap CO dari knalpot motor sebesar 33.87%. Filter masker bekerja lebih baik jika terkena sinar UV. Semakin banyak komposit pada masker, semakin baik mengeliminasi gas CO. Uji kelayakan dengan gas CO 12 ppm membuktikan bahwa masker layak diaplikasikan.

Activated Carbon for Mask that used to protect from various diseases from air pollution is from non-renewable materials and easy to saturated. This research is done to make Activated carbon of mask filter that derived from palm shell and impregnated with TiO2 to prevent rapid saturation. Adsorption photocatalytic test were done with various condition and TiO2 composition. BET and FESEM-EDX characterization were also done to determine the properties of composite and mask. The Surface area of activated carbon that have made is 214.451 m2/g.
The best result is obtained in a mask with the composition 5g KA-5% TiO2 that can eliminate 33.87% of CO gas from Motorcycle Exhaust gas. The feasibility test with 12 ppm of CO gas show that mask filter is feasible to be applied. Mask filter work better if exposed to the UV light. The more composite on filter mask, the better of mask to eliminate CO gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyan Nizfa Saputra
"Pada penelitian ini dilakukan pengujian kapasitas adsorpsi gas Formaldehida karbon aktif dari bambu. Dengan melakukan aktivasi secara kimia dengan larutan KOH dengan perbandingan KOH padat dan karbon sebanyak 3:1, serta diaktivasi pada suhu 800oC dapat menambah luas permukaan karbon yang semula hanya 0,1 m2/g menjadi karbon aktif dengan luas permukaan 386,3m2/g. Impregnasi logam Cu sebanyak 4% berat karbon mampu menambah luas permukaan menjadi 471,9m2/g dan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif dari bambu. Pada konsentrasi kesetimbangan gas Formaldehida 14 ppm, karbon aktif dari bambu yang diimpregnasi dengan logam Cu mampu mengadsorpsi gas Formaldehida sebesar 0,00023 g/g karbon aktif. Sementara itu karbon aktif dari bambu tanpa impregnasi hanya mampu mengadsorpsi sebesar 0,00004 g/g karbon aktif dan karbon aktif komersial dari tempurung kelapa bahkan hanya mempunyai kemampuan adsorpsi sebesar 0,00002 g/g karbon aktif. Dari hasil penelitian juga didapat bahwa karbon aktif dari bambu dengan impregnasi logam Cu mampu mengadsorpsi hingga 97% gas Formaldehida yang diinjeksikan ke dalam sampling silinder.

In this research, Formaldehyde gas adsorption capacity of activated carbon from bamboo is evaluated. By doing a chemical activation with KOH solution with solid KOH and carbon ratio about 3:1, and activated at a temperature of 800oC can increase the surface area of ​​the carbon that was originally only 0.1 m2/g to activated carbon with a surface area of ​​386.3 m2/g. Cu metal impregnating as many as 4% by weight of carbon could increase the surface area to be 471.9 m2/g and increased activated carbon from bamboo's adsorption capacity. At Formaldehyde gas's equilibrium concentration 14 ppm, activated carbon from bamboo impregnated with Cu metal can adsorb Formaldehyde gas at 0.00023 g/g activated carbon. Meanwhile activated carbon from bamboo without impregnation only able to adsorb 0.00004 g/g activated carbon and commercial activated carbon from coconut shell even only have adsorption capacity at 0,00002 g/g activated carbon. From the result, also found that the activated carbon from bamboo impegnated Cu metal able to adsorb up to 97% Formaldehyde gas injected to sampling cylinder."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuni Aryani
"Potensi endapan zeolit di Indonesia tersebar luas dl berbagai lokasi diantaranya : Yogyakarta dan Lampung. Zeollt alam Yogya dan Lampung mengandung mineral mordenit dan klinoptllolit. Zeollt alam ini dapat dimanfaatkan untuk mengadsorpsi ion logam yang berleblh dalam air tanah, sehingga air tanah tersebut layak digunakan untuk air minum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivasi asam, pemanasan, impregnasi menggunakan Ion Mn2+ terhadap zeolit alam Yogya dan Lampung. Penelitian ini juga ingin membandingkan bila zeolit tersebut dicampur dengan 10 % zeollt alam Lampung.
Zeolit alam terleblh dahulu diaktivasi baik secara kimia maupun dengan pemanasan. Zeolit yang telah diaktivasi diimpregnasi dengan larutan KMn04 1000 ppm ataupun dengan larutan MnGIa 3 %. Kadar Mn yang teradsorpsi pada zeolit diukur dengan menggunakan AAS.
Hasll optimal yang didapatkan yaitu : Zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan KMn04 yang telah diaktivasi larutan HCI 0,5 M menghasilkan daya serap zeolit sebesar 23,513 mg/g zeolit, sedangkan zeolit hasil impregnasi menggunakan larutan
MnCl2 yang telah diaktivasi pemanasan 200°G menghasilkan daya serap zeolit sebesar 95,188 mg/g zeolit.
Zeolit hasil impregnasi digunakan sebagai adsorben ion Fe pada larutan FeCb 5223 ppm dengan menggunakan metode kolom. Setiap efluen yang keluar diukur kadar Fe dan Mn dengan menggunakan AAS. Zeolit alam Yogya tanpa aktivasi dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,960 %, Mn-Zeolit baik yang diimpregnasi dengan larutan KMn64 ataupun dengan larutan MnCb dapat menurunkan kadar Fe sebesar 99,970 %, tetapi dengan kadar Mn yang cukup besar. Zeolit alam Yogya yang dicampur dengan 10 % zeolit alam Lampung menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 99,970 %.
Pengujian air tanah dengan menggunakan zeolit alam Yogya tanpa impregnasi menghasilkan penurunan kadar Fe sebesar 93,081 % dan kadar Mn sebesar 95,278 %, sedangkan Mn-Zeolit dapat menurunkan kadar Fe sebesar 96,475%, tetapi mengalami peningkatan kadar Mn sebesar 8,141 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratiwi
"ABSTRAK
Keberadaan komponen sulfur dalam bahan bakar merupakan masalah lingkungan yang cukup serius dimana pembakaran bahan bakar yang mengandung komponen sulfur akan menghasilkan gas SO2. Komponen sulfur dalam bahan bakar juga merupakan racun bagi katalis yang digunakan pada kendaraan bermotor. Cara umum yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar sulfur dalam bahan bakar yaitu dengan desulfurisasi. Desulfurisasi dilakukan dengan menggunakan metode adsorpsi. Adsorben yang digunakan yaitu Zeolit, Gamma Alumina dan Karbon Aktif. Percobaan pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan impregnasi adsorben dengan variasi konsentrsi ion Cu dan uji kemampuan adsorpsi menggunakan larutan ion sulfida dan minyak solar . Hasil impregnasi ditentukan melalui pengukuran AAS, karakteristik adsorben ditentukan dengan metode BET, penentuan kadar sulfida dengan titrasi dan karakteristik minyak solar dengan FTIR . Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ion Cu yang digunakan, semakin banyak ion yang diserap . Hasil BET menunjukkan kemampuan adsorpsi karbon aktif paling tinggi dibandingkan gamma alumina dan zeolit karena memiliki luas permukaan yang paling besar yaitu 745,317 m2/g. Karbon aktif ? Cu memiiki kemampuan adsorpsi ion sulfida paling tinggi hal ini ditunjukkan dengan kadar ion sulfida yang terserap 920, 34 ppm dalam waktu 12 jam. Hasil FTIR pada minyak solar yang diberikan adsorben yang telah terimpregnasi ion Cu menunjukkan pengurangan luas area pada puncak di bilangan gelombang 2670 cm-1pada vibrasi S-H thiols, artinya bahwa kadar sufur pada minyak solar mengalami penurunan.

ABSTRAK
The existence of sulfur in diesel fuel is an environmental problem where the combustion of fuel containing sulfur compounds will produce SO2 gas. Components of sulfur in the fuel is also poison for catalyst used in motor vehicles.Common way has been done to reduce sulfur in fuels is by deulfurization. Desulfurization process is using adsorption method. The adsorbent used Zeolite, Gamma Alumina and Activated Carbon. The experiment of sulfur reduction conducted by impregnation the adsorbent with various concentration Cu ion and capacity of adsorption using sulfide ion solution and diesel fuel .The results of impregnation determined by AAS, characteristics of the adsorbent determined by BET method, determination of sulfide by titration and characteristics functional groups of diesel fuel by FTIR. The results showed that the higher concentration of Cu ion is used, the more ions are adsorbed.The results of BET shown the adsorption capacity of activated carbon is the highest compared with gamma alumina and zeolite, the surface area is 745.317 m2 / g .Activated carbon - Cu has the highest adsorption capacity showed by the levels of sulfide ion adsorbed 920, 34 ppm within 12 hours. FTIR results on diesel fuel given adsorbent which has been impregnated Cu shown the reduction in the peak area, the wave number 2670 cm-1 in S-H thiols vibration, meaning that the levels of sulfur on diesel fuel was decreased.
"
2016
S64237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>