Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutjahyo
"ABSTRAK
Picisan (Cyclophorus nummularifolius) (C. Chr.) merupakan tanaman Paku-pakuan (pteridophyta) yang ephipit pada tanaman atau batuan, mempunyai bulu-bulu halus dibagian bawah daunya. Tanaman mi banyak terdapat di Indonesia. Dalam pengobatan tradisional, daun tanaman mi dapat digunakan sebagai obat untuk penderita penyakit ginggivitis, sanawan, borok, sakit perut dan batuk. Isolasi senyawa-senyawa kimia dari daun tanaman picisan dilakukan dengan cara perendaman dalam pelarut metanol. Ekstrak fraksi metanol yang diperoleh dilakukan pemisahan dengan menggunakan kromatografi kolom, dan pemurnian dengan cara reknistalisasi. Komponen-komponen yang telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan menggunakan spektrofotometer Ultra Violet (UV) clan Infra Merah (IR), spektrometer resonansi magnetik inti proton ('H-NMR), karbon ( 3C-NMR) dan NOESY senta spektrometer massa (MS). Senyawa kimia yang berhasil di isolasi clan di identifikasi adalah senyawa asam 4-0-13-D-Glukopiranosil kaffeat dengan rumus molekul C1çH180."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S29938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Puspitasari
"ABSTRAK
Eupatorium sordidum Less. merupakan salah satu spesies dari 1200 spesies genus Eupatonium farnili Asteraceae yang tersebar di seluruh dunia terutaina di daerah tropis dan Asia Timur. Spesies ini dapat ditemukan di Meksiko dan di Pulau Jawa, yaitu di Gunung Gede Pangrango, Cibodas. Tanainari Eupatorium sordidum Less. yang dikenal dengan nama Babadotan Gunung merupakan tanarnan pegunungan yang hidup pada ketinggian 1400-1700 ini di atas permukaan laut. Tingginya mencapai 1,5-2,5 meter dan termasuk dalam golongan tanaman berbunga. Masyarakat sekitar menggunakannya sebagai obat asina tradisional yaitu dengan cara merendam daunnya dan meminumnya. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti spesies-spesies genus Eupatorium, diantaranya E. altissirnum, E. lancifoliurn ari E. semi serrat urn yang diketahui mengandung senyawa yang emi1iki kemarnpuan sebagai zat antileukiimta. Se17rya tanaxnan E. sordidum Less. telah diketahui mengandung seryawa metil ester dan senyawa terpen yang terdapat dalarn fraks: netral, sehingga tujuan penelitian mi adalah untuk mengis:asi dan mengidentifikasi senyawa organik yang terdapat dai fraksi metanol. Pada re1itian mi, daun tanaman E. sordidum Less. direndarn da. rnetanol dan diekstrak dengan n-heksan, kemudian thlakukan pisahan dengan kroinatografi kolom. Has ii yang didapat diriiikan dengan rekristalisasi dan selanjutnya thanalisis dargan spektrofotometer infra merah, spektrometer resonansi rnaetik inti proton dan karbon. Dari spektrum yang diperoleh thduga bahwa tanaman mi mengand'.c senyawa dengan rumus molekul C23H3608 clan senyawa stigmasterol Jengan rumus molekul C 29H460 yang termasuk dalam golongan senvawa sterol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Purwiantono
"Tanainan mundu (Garcinia dulcis KURZ) merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang berasal dari Indonesia dan Philipina. Tanaman ml terutama ditemukan
di Asia Tenggara; Burma, Malaysia, Philipina, dan Indonesia. Di Indonesia,
tanainan mi tumbuh liar di selunih Jawa pada ketinggian 500 meter di ataz
permukaan laut. Pohon yang tinggnya hingga 12 meter dengan batang
berdiameter 20 cm mi termasuk dalam famili Guttiferae.
Hampir selunih bagian dari tanaman ml dapat dimsrnftkan. Terutaina
sebagai obat tradisional penyakit parotis (gondok), limpatis dan pembengkakan
kelenjar. Selain itu dapatjuga digunakan sebagai pewarna bahan anyalnan Penelitian liii bertujuan untuk mengisolasi senyawa organik yang terkandung
dalarn biji mundu. Isolath senyawa terebnt dilakukan melalui perendaman dalain pelarut
metanol. Ekatrak metanol yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotary
evaporator. Setanjutnya pemisahan komponen ditakukan dengan menggunakan
krornatografi kolorn. Hasil pernisahan dengan kroinatografi kolom diketahui melalui uji
bercak kembali untuk mengetahui banyaknya komponen yang diperoleh path masingmasing
fraksi, kristal yang diperoleh dimurnikan dengan cara rekristalisasi.
Komponen hasil rekristalisasi tersebut ditentukan slruktur molekulnya dengan
menggunakan spektrofotometer Inframerah (IR), spektrofotometer sinar tampak dan
spekiroineter (iCMS.
Senyawa kimia yang berhasil diisolasi dan diketahui gugus molekulnya adalah
komponen Y. Komponen Y diduga merupakan senyawa xanthon yang memiliki sistem
aromatis dengan ikatan terkonjugasi, gugus karbonil, gugus hidrokail, giigus metil dan
metilen"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhani Djohan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S29785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yudiningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Aida Syahfitri
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S29957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masanih
"Leucaena leucocephala atau lebih dlkenal dengan nama lamtorogung
adalah salah satu tumbuhan yang tergolong perdu atau pohon kecil, tumbuh
secara liar atau ditanam oleh penduduk terutama penduduk di pulau Jawa.
Di dalam dunia obat-obatan secara tradisional, biji lamtorogung dlketahul
berkhasiat untuk obat kencing manis, obat cacing, obat busung air, peluruh
air seni, pelembut kulit dan kontraseptik. Penelitian yang dilakukan bertujuan
untuk mengisolasi senyawa glikosida dan menentukan struktur molekul
senyawa tersebut. Penentuan struktur molekul dilakukan dengan analisis
Infra Red dan LC-MS. Metode yang digunakan iaiah melakukan maserasi
dengan metanol kemudian mengekstraksi dengan petroleum eter dan
butanol, setelah itu dilakukan proses pengendapan dengan menggunakan
dietlleter. Dari data FTIR disimpulkan bahwa senyawa tersebut mengandung
gugus fungsi ; -OH, -CH, -C-0 dan -C=0 yang terkonyugasi dengan -C=C.
Pada data spektrum massa sampel yang diperoleh terlihat bahwa terjadi tiga
buah peak yang memberikan makna signifikan, yaitu: 389, 535, dan
681 m/z. Peak 681 m/z memberikan Informasi bahwa total massa senyawa
adalah 681, peak 389 merupakan peak yang diperoleh dari fragmen aglikon,
sedangkan peak 535 berasal dari proses fragmen dua buah gula.
Peak 389 m/z yang diperoleh mirip dengan peak gitoxigenin pada digitalln,
sehingga diperklrakan bahwa aglikon dari senyawa yang telah diisolasi adalah gitoxigenin. Dua buah gula yang terdapat pada senyawa dari sampel
yang telah diisolasi diperkirakan merupakan dua buah gula yang sama
karena memlliki massa fragmen yang senllai, yaitu 146. Jika dlcocokkan
dengan gula dari digitalin, maka terlihat sellsih sebesar: 160 - 146 = 14.
Selisih angka in! diperkirakan bahwa gugus -OCH3 gula tengah pada
j
digitalin diganti menjadi gugus -OH sehingga gula yang diperkirakan ada
pada senyawa dari sampel yang telah diisolasi adalah dua buah gula
D-digitoksosa"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Nuraini
"Tanaman cerakin {Croton argyratus Blume) merupakan tanaman
berkhasiat yang berasal dari semenanjung Malaysia. Tanaman ini sering digunakan oleh masyarakat sebagai ramuan obat tradisional, bahan bangunan, dan minyak lampu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur molekul senyawa kimia yang terdapat dalam daun cerakin {Croton argyratus Blume) pada fraksi aseton. Penelitian ini menggunakan residu daun cerakin dari penelitian sebelumnya. Residu bubuk daun ini dimaserasi menggunakan pelarut aseton untuk menarik senyawa-senyawa agak polar yang larut dalam pelarut tersebut. Setelah perebdaman selesai, ekstrak aseton dipekatkan dan dilakukan uji bercak menggunakan KLT dengan berbagai komposisi pelarut pengembang campuran n-heksana dan etil asetat. Dari pengujian KLT ini diperoleh komposisi dengan perbandingan 5:2. Kemudian dilakukan pemisahan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak aseton kasar dengan
msnggunakan kromatografi kolom lambat dengan silika gel sebagal fasa diamnya dan campuran n-heksana dan etil asetat dengan gradien kepolaran yang meningkat sebagai fasa geraknya. Senyawa hasll isolasi diuji dengan
kromatografi lapis tipis (KLT). Fraksi yang diambil untuk analisis lebih lanjut adalah fraksi 15-19 (4 spot). Fraksi ini dimurnikan lagi dengan kromatografi kolom ulang sampai 2 kali sehingga diperoleh komponen A (1 spot). Komponen A ditentukan i strukturnya dengan menggunakan spektrometer IR dan GC-MS. Dari kromatogram GC diperoleh bahwa komponen A terdiri dari 7 senyawa. Namun, hanya 3 senyawa dominan dari 7 senyawa tersebut yang ditentukan spektrum fragmentasinya. Ketiga senyawa tersebut adalah Ai (a-guaiene) dengan rumus molekul C15H24, A2 (5-guaiene) dengan rumus molekul C15H24, dan A3 (patchouli alkohol) dengan rumus molekul C15H26O. Sedangkan 4 senyawa lainnya adalah seychellene (C15H24), a-patchoulene (C15H24), ppatchoulene (Ci5Fl24), dan caryophyllene (C15H24)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>