Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128029 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rum Osman
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengembangan fasilitas di Kecamatan Cibinong serta menganalisis peran Kecamatan Cibinong sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor dan struktur perubahan tenaga kerja di Kecamatan Cibinong. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Kabupaten Bogor dan BAPPEDA dengan menggunakan data tahun 2005 dan PODES 2011, data dari penduduk sensus 2000 dan 2010. analisis kuantitatif dalam penelitian ini adalah Scalogram Analisis, tenaga kerja transformasi dan deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor tertinggi fasilitas berada di Kecamatan Cibinong. Kecamatan Cibinong sebagai pusat pertumbuhan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor (hirarki I). Struktur tenaga kerja di Kecamatan Cibinong berubah dari dominan di sektor pertanian dengan sektor manufaktur dan jasa."
JOMUT 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sidik Praptakuncara
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Asrini
"ABSTRAK
City branding penandaan kota merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pemangku kekuasaan di Kota Bogor untuk menyampaikan pesan baik untuk penduduk, pendatang, maupun target lainnya. Pesan tersebut dapat terlihat dari identitas kota khususnya di kawasan Tugu Kujang. Identitas tersebut dapat berupa berbagai hal, misalnya dalam bentuk landmark. Namun, dalam penyampaiannya, sering terjadi kendala yang membuat pesan tidak diterima oleh target sebagai penerima. Pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan penerapan penandaan kota yang diterapkan untuk mencapai tingkat kepuasan target. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan melalui wawancara dengan badan instansi terkait dan responden penduduk dan pendatang . Hal tersebut berguna untuk mendapatkan kesan secara internal maupun eksternal dalam menilai inkonsistensi perkembangan kota dan upaya penanggulangannya. Responden yang merupakan penduduk dan pendatang memberikan persepsi yang berbeda dalam menerima pesan tersebut. Hal ini didukung dari hasil wawancara yaitu sebanyak 25 peningkatan persepsi positif dari pendatang dan 15 penurunan persepsi positif dari penduduk. Pembahasan tersebut selanjutnya akan berperan sebagai evaluasi keberhasilan penandaan kota yang dilakukan.

ABSTRACT
City branding is one of the ways in which stakeholders in Bogor to deliver impression for inhabitant, outsider or visitor, and to another targets. It can be seen from identity of the city especially in Tugu Kujang area. City identity can be represented in various ways, for example in the form of landmarks. However, in its delivery, there are often disturbances or noises that make the impression not accepted by the target as the recipient of that impression. The impression are related with the practice of city branding which done to achieve the level of satisfaction from the targets. Measurement of target satisfaction can be done through interview or discussion with related institution and observer inhabitant and visitor . It is done to get intention internally and externally in evaluate changes of intended area and the efforts to respond the problems. Observer that consist of inhabitand and visitor will gave different perception in receiving the impression from the stakeholders. This statement supported by the results from discussion that isi 25 increasement of positive perception from visitor and 15 decreasement of positive perception from inhabitant. Further discussion will have a role as an evaluation of the practice of city branding. "
2017
S67276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivina Tria Qanitah
"Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor merupakan salah satu kecamatan yang dilintasi oleh proyek pembangunan jalan Tol Cimanggis-Cibitung. Adanya pembangunan jalan tol tersebut diasumsikan memiliki dampak terhadap perkembangan urban sprawl yang dilihat dari perubahan penutup lahan permukiman tidak terencana dan membuat terjadinya alih fungsi lahan. Agar terkendali, prediksi urban sprawl perlu dilakukan melalui prediksi perkembangan permukiman yang disesuaikan dengan rencana pada RTRW. Penelitian ini menggunakan citra Maxar dan Airbus yang diperoleh dari Google Earth untuk membuat klasifikasi penutup lahan dengan metode Support Vector Machines (SVM) supervised classification. Prediksi penutup lahan hingga tahun 2037 dilakukan berbasis Cellular Automata Markov Chain (CA-MC) pada perangkat IDRISI Selva 17 yang didasari oleh faktor penentu. Hasil menunjukkan bahwa wilayah sekitar lokasi jalan tol, mengalami perubahan penutup lahan dari permukiman, lahan terbuka, dan vegetasi pertanian menjadi vegetasi non pertanian. Penutup lahan permukiman meningkat perkembangannya secara signifikan ke bagian selatan dan timur Kecamatan Cileungsi mengikuti jaringan jalan, termasuk dengan permukiman yang tidak terencana pada RTRW, yang menandakan proses urban sprawl terjadi secara perembetan memanjang atau ribbon development.

Cileungsi District, Bogor Regency is one of the districts crossed by the Cimanggis-Cibitung toll road construction project. The construction of the toll road indicates that it has had an impact on the development of urban sprawl as seen from unplanned organizational land cover changes and resulting land conversion. In order to be under control, predictions of urban sprawl need to be done through predictions of organizational development that are adjusted to plans in the RTRW. This research uses Maxar and Airbus images obtained from Google Earth to create land cover classifications using the Support Vector Machines (SVM) supervised classification method. Land cover predictions until 2037 are carried out based on Cellular Automata Markov Chain (CA-MC) on the IDRISI Selva 17 device which is based on determining factors. The results show that the area around the toll road location experienced changes in land cover from organization, open land, and agricultural vegetation to non-agricultural vegetation. Organizational land cover increases its development significantly to the southern and eastern parts of Cileungsi District following the road network, including unplanned organization in the RTRW, which indicates that the urban sprawl process occurs in a ribbon development."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Susilawati
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai Fasilitator Pembangunan dan Keikutsertaan Masyarakat dan dalam Persiapan Pelaksanaan Proses Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi (Studi Kasus di Kelurahan Cimuning Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi). Penelitian ini penting mengingat salah satu perubahan yang mendasar di era reformasi ini adalah perubahan relasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Perubahan yang didorong oleh paket kebijakan desentralisasi yang digebut UU Otonomi Daerah seharusnya diikuti oleh perubahan kelembagaan dan paradigma penyelenggara pemerintahan. Perubahan sistem dari sentralistik ke desentralistik haruslah diikuti oleh perubahan watak penyelenggara pemerintahan dari birokratis menjadi partisipatif. Oleh sebab itu aparat pemerintah seharusnya menyadari bahwa partisipasi masyarakat harus dijadikan arus utama dalam seluruh kegiatan penyelenggaraan kepemerintahan maupun pembangunan.
Dalam upaya mengikutsertakan masyarakat pada persiapan pelaksanaan proses perencanaan pembangunan diperlukan fasilitator yang diharapkan dapat berperan sebagai pendidik (educator) dan pemercepat terjadinya pembahan di masyarakat (enabler). Sebagai educaror dan enabler seorang fasilitator harus membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka dan mengidentifikasikan masalah masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif diperoleh melalui proses studi kepustakaan wawancara dengan informan, dan observasi Iapangan. Selama dilakukan penelitian, pemilihan informan dilakukan dengan purposif dan Snowball sampling, dimana informan yang dipilih secara purposif sampling yaitu 2 (dua) orang fasilitator pembangunan, memberikan data informan berikutnya atau informan lanjutan yaitu dari pihak masyarakat sipil yang akan memberikan inforrnasi Ianjutan yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain dua orang fasilitator, informan yang dipilih secara purposif sampling juga adalah pihak aparat Kelurahan Cimuning yaitu Lurah dan Kasi Ekbang serta perwakilan RW sebagai pihak penyelenggara kegiatan.
Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa, meskipun persiapan pelaksanaan proses perencanaan pembangunan diupayakan melibatkan seluruh komponen, stakeholder atau governance kelurahan, namun masih banyak pihak- pihak di luar komponen tersebut yang tidak terfasilitasi dan terwakili seperti janda miskin, kaum duafa atau masyarakat yang terpinggirkan selama ini (marginal). Dengan demikian persiapan pelaksanaan proses perencanaan pembangunan di Kelurahan Cimuning belum dapat dikatakan partisipatif karena belum melibatkan masyarakat secara luas, terutama masyarakat marginal.
Peran fasilitator pembangunan sebagai educator dan enabler, dalam membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka; mengidentifikasikan masalah mereka kurang mendukung pada persiapan pelaksanaan proses perencanaan partisipatif, karena dalam melakukan peran tersebut fasililator tidak menggunakan metode-metode atau teknik-teknik perencanaan partisipatif.
Keberadaan kelompok wanita yang tergabung dalam organisasi PKK dan kelompok pengajian ibu Cimuning, beberapa anggotanya diundang dalam rangka meningkatkan partisipasi perempuan., namun pada saat kegiatan sosialisasi kehadiran mereka berdasarkan undangan saja, hanya diam dan tidak aktif berbicara seperti pada sesi tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator. Sikap diam mereka disebabkan beberapa faktor antara lain: mereka umumnya sungkan dan malu untuk bicara di muka umum, sebagian dari mereka disibukan oleh mengurus anak-anaknya yang ikut pada saat kegiatan sosialisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avid Wicaksono
"Skripsi ini membahas faktor dominan yang melatarbelakangi pembentukan struktur kota dan sekaligus menjadi ciri pembeda setiap wilayah dalam klasifikasi struktur kota di Metropolitan Jabodetabek. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statistic analisis diskriminan dan analisis keruangan.. Menurut perhitungan nilai indeks koefisien dari metode analisis diskriminan tersebut, pola dinamika di setiap wilayah kota dipengaruhi oleh factor yang berbeda. Faktor kependudukan dna perdagangan primer memberikan nilai indeks yang tinggi di pusat kota. Factor tenaga medis tanpa gelar memiliki nilai indeks tinggi di wilayah perdesaan. Tidak ada factor dominan yang memberikan pengaruh kuat di wilayah transisi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa nilai indeks faktor dominan dari setiap wilayah pertumbuhan sangat berbeda dan tidak memiliki keterkaitan.

This thesis discussed dominant factors that underlying city structure formed and differentiate characteristics at each region within the Jabodetabek Metropolitan. Methode that been used are discrimant statistic analysis and spatial analysis as well. Base on the discriminant statistic analysis result, there are three factors that influence the dynamism at each region (the urban center region, suburb region, and rural region), which are demography, non degree medical person, and primary trade center. Demography and primary trade center are dominant factors at the urban region, while non degree medical person is dominant at rural region. There are no dominant factor at suburb region. The conclusion of this research is dominant factors at every region are different and do not have intercorrelation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elizawati
"Perkembangan pemukiman dipengaruhi oleh tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, kebijakan pemerintah (dalam bentuk kebijakan tata ruang, program, dan peraturan) dan aspek sosial ekonomi masyarakat. Rumah merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia dan merupakan elemen penting dalam agenda pembangunan nasional, seperti kesehatan dan pendidikan. Persoalan perkotaan antara lain adanya kesenjangan antara permintaan dan penyediaan perumahan dan permukiman permukiman. Analisis ini bersifat deskriptif, dilakukan melalui peta overlay. Peta pemukiman pada tahun 2000 overlay dengan pemukiman pada tahun 2010, penyelesaian akan menghasilkan tingkat pertumbuhan riil. Perlembangan luas lahan Pemukiman di Kota Jambi dalam kurun waktu 10 tahun 2000-2010 adalah ± 3.154,75 ha. lahan pemukiman pada tahun 2000 adalah 2.719,66 ha sedangkan pada tahun 2010 adalah 5.874,41 ha. Faktor pendorong perkembanhan permukiman di Kota Jambi adalah faktor faktor fisisk dan non fisisk, faktor fisik yaitu letak geografis Kota Jambi yang strategis dan masih tersedianya lahan untuk penyelenggaraan pembangunannya. faktor non fisik adalah laju perumbuhan penduduk yang tinggi , serta di dorong oleh pertumbuhan perekonomian penduduk , harga tanah, jarak dari pusat pemerintahan, aksesibilitas. Alasan utama bagi pengembang untuk memilih lokasi yang ada akses transportasi.

Residential development is influenced by various aspects of the high rate of population growth, the policy (in the form of spatial policy, program and regulatory) and socio-economic aspects of society. herefore the house is a basic need of human life and is an important element in the national development agenda, such as health and education. Urban problems such as the gap between demand and supply of housing and residential settlements. This descriptive analysis, carried out through a map overlay. Map overlayed settlement in 2000 with the settlement in 2010, the settlement will result in real growth rates. Residential land development in the City of Edinburgh in the period 2000-2010 was 10 ± 3154.75 ha. residential land in 2000 was 2719.66 ha while in 2010 was 5874.41 ha. Factors driving the development of settlements in the city of Jambi is a factor and non physic physic factors, physical factors are geographically strategic city of Jambi and still land available for construction administration. non-physical factor is the high rate of population perumbuhan, as well as the economy is driven by population growth, land prices, the distance from the center of government, accessibility. The main reason for developers to choose the location of the existing transportation access."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ningsih Robi
"Kedudukan Kota Bekasi yang dekat dengan kota inti Jakarta, selain kota penyangga yang berfungsi untuk menahan laju migrasi penduduk desa menuju Kota Jakarta. Kota Bekasi juga berfungsi sebagi lokasi pemukiman penduduk yang melayani Jakarta. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota Bekasi telah berkembang sebagai kota hunian (Dormitory City) karena sebagian besar penduduk Kota Bekasi cenderung bekerja di Jakarta.
Dua hal tersebut di atas menunjukkan bahwa citra Kota Bekasi merupakan bagian dari kota intinya, Jakarta. Perkembangan Kota Bekasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan Kota Jakarta. Citra yang terbentuk tentang Kota Bekasi adalah sebagai ternpat tinggal para pekerja yang setiap hari pergi dan pulang ke tempat kerja di Jakarta (komuter). Dalam perspektif perkembangan kota model Burgess (Saraswati, 2001: 73), lokasi komuter ini ada pada bagian luar lingkar atau zona komuter. Lokasi tempat tinggal di zona komuter ini cenderung merupakan sub urban yang memiliki karakteristik sosial ekonomi yang sama.
Perkembangan Kota Bekasi menjadi kota Baru, yang memiliki struktur sendiri yaitu pusat bisnis peraagangan dan jasa, pemukiman. Perkembangan ini merupakan salah satu hal yang menandakan bahwa Kota Bekasi mempunyai daya tarik tersendiri bagi kalangan investor.
Daya tarik investasi suatu kota atau daerah tidak hanya ditentukan oleh satu atau dua faktor kota atau daerah tersebut. Misalnya tidak hanya ditentukan oleh faktor kondisi alam, akan tetapi oleh banyak faktor dan kondisi tersebut bergabung menjadi satu yang membentuk daya tarik investasi suatu kota atau daerah. Satu faktor dengan faktor yang Jain sating mempengaruhi. Sehingga kelemahan atau adanya masalah dalam satu faktor atau kondisi akan mempengaruhi daya tarik keseluruhan satu kota atau daerah.
Hal ini berlaku umum pada setiap kota atau daerah, termasuk Kota Bekasi. Setelah mengetahui daya tarik investasi, hat yang perlu dirurnuskan yaitu Sara atau strategi memasarkan kota. Ibarat suatu produk, maka kota juga harus diiklankan, agar lebih banyak menarik investor. Strategi tersebut akan menentukan masa depan investasi Kota Bekasi.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi daya tarik investasi dan sejauh mana tingkat daya tarik investasi di Kota Bekasi?
b. Bagaimana strategi pemasaran kota yang tepat bagi Kota Bekasi berdasarkan daya tarik investasi yang dimiliki oleh Kota Bekasi?
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Suparwati
"Ringkasan daripada tulisan ini adalah : 1.Perkembangan industri pada inti kota Jakarta dari tahun 1970 dan 1984 mengalami penurunan baik dari segi jumlah, jenis maupun segi pemakaian tanahnya. 2.Penggunaan tanah inti kota Jakarta selama periode tahun 1970 dan 1984, menga1ami beberapa perubahan. Penggunaan tanah bangunan umum/jasa bertambah, sedangkan penggunaan tanah lainnya mengalami penurunan kecuali region 1 dan 8 tanah perumahan tidak teratur mengalami pertambahan. 3.Perubahan jumlah penduduk tahun 1970 dan 1984,relatif cenderung mengalami penurunan,hanya region 1 saja yang mengalami pertambahan penduduk dengan pertumbuhan penduduk relatif besar.
4.Kualitas fisik lingkungan inti kota tahun 1970 dan 1984 mengalami perbaikan ke arah kualitas fisik lingkungan yang baik. Sebaglan besar region inti kota Jakarta mempunyai kualitas fisik lingkungan yang baik,kecuali region 1 dan 8 mempunyai kualitas fisik lingkungan yang buruk."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>