Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siswoyo
"
ABSTRAK
Jika terjadi gempabumi, efek yang ditimbulkan pada suatu tempat diantaranya adalah percepatan tanah maksimum dan cepat rambat maksimum. Harga besaran kedua parameter ini merupakan resiko gempabumi tektonik. Dari beberapa faktor tertentu akan didapatkan nilai percepatan tanah di setiap tempat yang berbeda,dan diambil nilai percepatan tanah yang terbesar (maksimum) di tempat atau titik tersebut.
Dalam penelitian ini didapatkan nilai percepatan maksimum mulai dari 40.0 gal sampai dengan 180.0 gal dengan interval 10.0 gal. Angka ini dapat digunakan dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
Berdasarkan pola penyebaran nilai percepatan tanah maksimum yang berbeda di jeberapa titik tertentu dapat dibuat kontur yang merupakan peta hasil, yang dapat dipergunakan sebagai informasi faktor resiko pada perhitungan perencanaan bangunan tahan gempa di wilayah Bali dan Lombok.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S33748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Muflihendri Widyarta
"Lombok dan Nusa Tenggara adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pengaturan tektonik yang cukup kompleks. Dengan keteraturan ini, tidak jarang di kawasan itu sering terjadi fenomena bencana alam. Salah satu hal yang paling mengejutkan adalah terjadinya serangkaian gempa berkekuatan Mw> 5.0 yang mengguncang wilayah utara pulau Lombok pada tanggal 29 Juli 2018 (Mw = 6,4), 5 Agustus 2018 (Mw = 6,9), 9 Agustus 2018 (Mw = 5.9), 19 Agustus 2018 (Mw = 6.3 dan 6.9) dan 25 Agustus 2018 (Mw = 5.5). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi struktur tektonik di bawah permukaan daerah yang terjadi gempa menggunakan metode tomografi. Metode ini memanfaatkan data perekaman waktu tempuh gempa yang direkam pada stasiun rekaman yang tersebar di beberapa titik, di mana data yang digunakan berasal dari 15 stasiun rekaman BMKG. Hasil tomogram menunjukkan kontras nilai anomali dalam model Vp dan Vs yang setelah dicocokkan dengan data bola mekanisme fokal, diindikasikan bahwa kontras nilai anomali dikaitkan dengan keberadaan struktur sesar yang memiliki sudut penyisihan sekitar ± 20-30 ° dan tipe sorong dorong. Dorong patahan ini kemudian diindikasikan sebagai penyebab terjadinya gempa bumi dengan magnitudo Mw> 5.0 di atas, yang mengguncang bagian utara pulau Lombok pada bulan Juli-Agustus 2018.

Lombok and Nusa Tenggara are among the regions in Indonesia which have quite complex tectonic settings. With this regularity, it is not uncommon in the region that natural disasters often occur. One of the most surprising things was the occurrence of a series of earthquakes of Mw> 5.0 magnitude which shook the northern region of the island of Lombok on July 29, 2018 (Mw = 6.4), August 5, 2018 (Mw = 6.9), August 9, 2018 (Mw = 5.9), 19 August 2018 (Mw = 6.3 and 6.9) and 25 August 2018 (Mw = 5.5). This study aims to identify the condition of tectonic structures below the surface of the earthquake area using tomographic methods. This method utilizes the recording data of earthquake travel times recorded at recording stations that are scattered at several points, where the data used comes from 15 BMKG recording stations. The results of the tomogram showed the contrast of anomaly values ​​in the Vp and Vs models which after being matched with spherical focal mechanism data, indicated that the contrast of anomalous values ​​was associated with the presence of fault structures that had allowance angles of around ± 20-30 ° and the thrust type. This fault is then indicated as the cause of an earthquake with a magnitude of Mw> 5.0 above, which shook the northern part of the island of Lombok in July-August 2018."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Rahayuningsih Suhardjono
"ABSTRAK
Collembola merupakan Hexapoda yang mempunyai beraneka ragarn ukuran, warna, habitat, dan peran dalam lingkungannya. Kelompok antropoda ini mudah dikenal karena cirinya yang khas, yaitu alat pelenting yang disebut furkula. Dengan adanya alat pelenting ini, Collembola juga dikenal dengan nama ekorpegas.
Dasar pemilihan Collembola
Ukuran Collembola berkisar antara 0,25 mm dan 8,00 mm panjangnya. Warnanya pun bermacam-macam, dari yang paling pucat sampai yang sangat mencolok, yaitu dari putih, abu-abu, biru tua, hitam, sampai merah merona. Secara menyeluruh, Collembola menduduki habitat-habitat lapisan tanah, serasah, kulit pohon yang melapuk, daun, dan bunga. Dengan habitat yang bermacam-macam ini, peran Collembola dalam lingkungannya juga bermacamrnacam, yaitu sebagai perombak bahan organik, penyeimbang fauna tanah, pemangsa hewan lain, penyerbuk, perusak tanaman bawang dan jamur merang, serta penyerap ion racun dan/atau logam berat.
Walaupun Hexapoda ini terdiri atas berbagai kelompok yang menduduki berbagai lingkungan, yang menonjol darn segi jumlah dan peran dalam lingkungan adalah Collembola tanah. Sebagai fauna tanah, Collembola tanah terdapat pads lapisan tanah atas. Habitat seperti ini berkisar parka kedalaman tanah darn 0 cm sampai 15 cm. Dengan persyaratan kehidupan Collembola tanah seperti itu, peran kelompok ini yang dapat dimanfaatkan manusia adalah dalam aspek indikasi kandungan air tanah, ion racun dan Iogam berat, Berta sebagai faktor penyeimbangan fauna tanah.
Kias Collembola, yang terklasifikasi di dalam Induk klas Hexapoda, terdiri atas tidak kurang darn 6.000 jenis yang sudah dikenal. Jenis-jenis ini terkelompok ke dalarn seldtar 500 marga (Greenslade 1991: 548). Collembola tidak tersebar merata di bagian-bagian dunia. Di Jepang tercatat 331 jenis yang terkelompok dalam 92 marga darn 13 suku (Yoshii, 1977: 141-170), Norwegia memiiild 234 jenis dalam 48 marga dari 5 suku (Fjellberg 1980: 1-200), sedangkan di Australia tercatat lebih darn 1.600 jenis yang terkelompok dalam 14 suku.
Di Indonesia pencatatan mengenai Collembola masih sangat terbatas. Sampai tahun 1989 dikenal 154 jenis dalam 57 marga (Suhardjono 1989a: 1-22; 1989b: 117-127, Yoshii & Suhardjono 1989: 23-90). Jenis-jenis yang tercatat ini berasal clan Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sulawesi, dan Irian Jaya. Darn kenyataan ini, jelaslah bahwa masih terdapat peluang besar untuk mengungkapkan keanekaragaman Collembola darn Indonesia. Dengan inventarisasi yang lebih rinci di banyak bagian Indonesia, akan lebih banyak jenis bare yang dapat ditambahkan pads daftar Collembola Indonesia. "
1992
D336
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Prameswari
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi komunikasi dan web pada industri pariwisata kian mempengaruhi cara orang dalam mengakses informasi. Salah satu bentuk perkembangannya diwakili dengan ulasan online oleh pengguna hotel pada travel website yang keberadaannya tengah menjamur dewasa ini. Opini pengguna dapat dimanfaatkan oleh pengelola hotel dalam meningkatkan kualitas industri perhotelan, bersamaan dengan rencana pemerintah untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan opinion mining guna mengetahui aspek yang berkaitan dengan layanan dan fasilitas beserta sentimennya untuk menggambarkan pendapat pengguna terhadap kualitas hotel. Sebuah program yang bekerja atas prinsip Recursive Neural Tensor Network (RNTN) digunakan dalam penelitian ini. Ulasan pengguna hotel di Labuan Bajo, Lombok, dan Bali digunakan untuk mewakili daerah wisata yang mirip dan berdekatan, serta tingkat perkembangan pariwisata yang berbeda-beda. Luaran analisis sentimen menunjukkan bahwa aspek yang berkaitan dengan aktivitas dan hiburan, fasilitas ruangan, dan jasa transportasi di ketiga daerah masih didominasi dengan sentimen negatif. Hasil penelitian dapat digunakan untuk evaluasi dalam meningkatkan kualitas industri perhotelan sebagai penunjang pariwisata di Indonesia

ABSTRACT
The rapid development of communication technology and website on the tourism domain increasingly influence the way people access information. One of the development impact is represented by hotel users? review on travel websites whose existence is flourishing today. Users? opinion can be used by hotel managers for improving the quality of the hospitality industry, in line with the government plans to bring more tourists to Indonesia. Opinion mining approach is used in this research to determine the aspects related to service and facility of the hotel, along with the sentiment to describe users? opinion towards the quality of the hotel. A program that works on the principle of Recursive Neural Tensor Network (RNTN) used in this study. Hotel users? review in Labuan Bajo, Lombok, and Bali used to represent the tourist areas that are similar and close to each other, with different levels of tourism development. The output of this research shows that the hotel aspects related to activities and entertainment, room amenities, and transportation services in the three regions are still dominated by negative sentiment. Therefore, the results of this research can be used for evaluation to improve the quality of the hospitality industry as an important support in Indonesia tourism"
2016
S63047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gde Pudja
Jakarta: Junasco, 1977
294.592 GDE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cholilurohman
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S28234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chidir Ali
Jakarta: Pradnya Paramita, 1981
340.575 CHI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chidir Ali
Jakarta: Pradnya Paramita, 1979
340.575 985 Ali h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Hredaya
"[Penelitian ini merupakan replikasi model penelitian yang dilakukan oleh Boo (2009)
tentang aplikasi ekuitas merek pelanggan terhadap tenpat atau tujuan pariwisata,
dalam penelitian ini, Bali dan Lombok dijadikan tujuan pariwisata yang akan diteliti.
Penelitian ini termasuk kategori penelitian kuantitatif dengan deskriptif, cross
sectional studies. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat dua cara untuk
meningkatkan loyalitas pengunjung dalam bentuk keinginan untuk kembali
berkunjung dan mengatakan hal yang positif terhadap destinasi yang bersangkutan.
Pertama dengan meningkatkan kualitas dalam segi performa dimana itu akan
meningkatkan loyalitas pengunjung. Kedua dengan meningkatkan imej merek
pariwisata dengan memperkaya atau membuat imej yang lebih bervariasi yang
menampilkan berbagai fitur dari destinasi dengan tujuan membuat lebih banyak
pengunjung merasa ada kecocokan antara imej diri sendiri dan imej destinasi dimana
hal tersebut akan menghasilkan loyalitas dari lebih banyak pengunjung.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers.;This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer?s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer?s
self-image which will results in loyalty from more consumers., This research replicate the model proposed by Boo (2009) which is about applying
customer based brand equity towards a destination or places, in this research the
destination used are Bali and Lombok as destination brand. This research is
categorized as quantitative research with descriptive, cross-sectional studies. The
result of this research found that there are two ways to improve destination brand
loyalty or increasing the intention to re-visit or having a positive word of mouth. First
is by increasing the quality in terms of performance which will increase consumer’s
loyalty. Second is by improving destination brand image by enrich or creating more
image variation regarding the destination feature in order to suit more consumer’s
self-image which will results in loyalty from more consumers.]"
2015
S59322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>