Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roziq Budiarto
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG
Sejak zaman dahulu, pelabuhan adalah sarana yang pant
ing. Tanpa adanya pelabuhan,maka daerah tersebut akan
terisolir. Pelabuhan tidak saja erat hubungannya dengan
bidang perkapalan, komoditi atau oasa-jasa lainnya pada
umumnya, akan tetapi juga berhubungan erat dengan keadaan
lalu lintas di dalair. dan ke luar dimana pelabuhan
tersebut berada. Sebagai negara yang memiliki pantai
laut berkat letak geografinya, maka lalu lintas laut
daerah sangat penting, karena dengan cara ini dapat
melakukan perdagangan dengan dearah lain.
MASALAH
Bagaimana perkembangan pelabuhan di pantai utara Jawa
dari tahun 1930 sampai dengan 1989 ?
METODE PENELITIAN
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan meliputi data
Jumlah pelabuhan di pantai utara Jawa, kunjungan kapal,
kunjungan perahu dan kapasitas muatan eksporimpor.
2. Membagi waktu penelitian menjadi tiga meliputi ;
a. Tahun 1930 - 1949.
b. Tahun 1950 - 1969.
c. Tahun 1970 - 1989.
3. Menghitung prosentase jumlah kunjungan kapal, kunju
ngan perahu dan kapasitas muatan ekspor-impor.
4. Kemudian disajikan dalam tabel, peta dan grafik.
HASIL PENELITIAN
1. Berdasarkan Sejarah.
Jumlah pelabuhan yang ada di pantai utara Jawa dari
tahun 1930 sampai tahun 1989 mengalami peningkatan
jumlahnya dari 18 pelabuhan raenjadi 53 pelabuhan.
Berdasarkan PP Noll tahun 1983 Junkto PP No 56 - 57
1991, status pelabuhan dibagi menjadi dua meliputi ;
pelabuhan yang diusahakan dan pelabuhan yang tidak di
usahakan.
2. Berdasarkan Jumlah Kunjungan Kapal dan Perahu.
Jumlah kunjungan kapal dan perahu mengalami pening
katan di pelabuhan Banyuwangi, Cirebon, Pasuruan,
Probolinggo, Tegal. Jumlah kunjungan kapal meningkat dan jumlah kunjungan perahu tetap di peia'ouhan Tanjung
Priok, Tanjung Emas dan Tanjung Priok. Jumlah kunjungan
kapal menurun dan jumlah kunjungan perahu meningkat
dipelabuhan Sunda Kelapa, Banten, Kalianget.
Berdasarkan Kapasitas Muatan Ekspor-Impor.
Jumlah kapasitas muatan ekspor-impor meningkat di pelabuhan
Banten, Banyuwangi, Cirebon, Gresik, Tanjung
Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Tegal dan Sunda
Kelapa. Jumlah kapasitas muatan ekspor-impor menurun
di pelabuhan Kalianget, Pasuruan dan Probolinggo."
1997
S33655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Nurhayati
"ABSTRAK
Fokus pembahasan tesis ini tentang pelabuhan di Pantai Utara Jawa tahun 1877-
1930 dengan studi kasus di Pelabuhan Batavia Semarang dan Surabaya. Sebagai
sebuah kajian arkeologi maritim penelitian ini menganalisis benda tinggalan
budaya yang bisa diamati dari ketiga pelabuhan tersebut mengenai bukti-bukti
tinggalan arkeologis dalam kaitannya dengan aktivitas maritim. Pembangunan
Pelabuhan Batavia Semarang dan Surabaya dalam rentang waktu 1877-1930
adalah pelabuhan besar dan sekaligus sebagai pusat perdagangan. Pelayaran dan
perdagangan masa ini berkembang pesat, pasca dibukanya Terusan Suez sehingga
arus memperpendek jarak antara Negara-Negara di Eropa dan Nusantara. Oleh
karenanya, pelabuhan ekpor-impor di Nusantara kemudian dibangun menjadi
pelabuhan modern"
2011
T49675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S33758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Djafar
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang Jahroni
"Artikel ini membahas awal Islamisasi di Betawi. Proses ini sebenarnya sudah mulai sejak abad ke-12. Namun usaha yang intensif baru dimulai sejak abad ke-14 dan 15. Ini berhubungan dengan kedatangan para pedagang Muslim yang menguasai Sunda Kelapa, pelabuhan terpenting yang terletak di utara Jakarta sekarang. Kedatangan Cheng Ho, seorang nakhoda Hui Muslim, pada awal abad ke-15 sangatlah penting untuk melakukan ekspansi dakwah ke pedalaman Jawa Barat. Islamisasi be¬rikutnya banyak dilakukan oleh keturunan Prabu Siliwangi, raja Hindu Pajajaran. Merekalah yang mendakwahkan Islam ke suku Sunda yang masih percaya dengan agama pagan Sunda. Selanjutnya, para pelajar yang pulang ke Tanah Air setelah menuntut ilmu di Timur Tengah, Mekkah dan Madinah, melanjutkan proses Islamisasi. Mereka membangun lembaga modern seperti madrasa dan pondok pesantren yang dapat mencapai audiensi masyarakat yang lebih luas."
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Adriati
Bandung: Kiblat Press, 2004
623.82 IRA p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1998
S33600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farikha Hevtavia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Pelabuhan Tegal, yang merupakan salah satu pelabuhan yang yang terletak di Jawa Tengah, pada kurun waktu 1961-1994. Diawali dengan perkembangan Pelabuhan Tegal pada tahun 1961-1969 sebagai pembahasan awal studi ini. Pembahasan dilanjutkan pada tahun 1969, di mana tahun ini merupakan awal pelaksanaan orde baru. Mulai periode inilah Pelabuhan Tegal mengalami kemajuan. Kemajuan ini ditandai dengan meningkatnya volume ekspor dan impor yang melalui Pelabuhan Tegal. Komoditas yang diperdagangkan pun bervariasi. Di samping itu kunjungan kapal juga meningkat ke PeIabuhan mi. Di antaranya terdapat kapal-kapal yang berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang, Inggris dan lain-lain. Akan tetapi keadaan ini hanya bertahan sampai tahun 1985.
Pembahasan selanjutnya dimulai dari tahun 1985 sampai dengan 1994. Pada tahun 1985 Pelabuhan Tegal mengalami kemunduran. Kemunduran ini ditandai dengan menurunnya volume ekspor dan impor melalui Pelabuhan Tegal serta menurunnya jumlah kunjungan kapal ke Pelabuhan Tegai. Di samping itu komoditi yang diperdagangkan pun jenisnya berkurang.Hal ini disebabkan karena pada tahun 1985 Pelabuhan Semarang dioperasikan sebagai Pelabuhan Samudera, yang dilengkapi dengan kontainer. Keadaan ini jauh berbeda dengan pengangkutan yang terdapat di Pelabuhan Tegal yang hanyamenggunakan tongkang. Disamping itu, kedalaman pelabuhan yang hanya 3,5 meter menyebabkan kapal-kapal besar sulit merapat ke dermaga Pelabuhan Tegal.
Kondisi tersebut menyebabkan perubahan fungsi Pelabuhan Tegal sebagai pelabuhan yang hanya diramaikan oleh kedatangan pelayaran rakyat dengan aktifitas bongkar muat kayu dari Kalimantan. Diantara kayu-kayu yang dibongkar di Pelabuhan Tegal tersebut terdapat kayu yang tidak dilengkapi dengan dokumen resmi. Oleh karena itu pada tahun 1994 pemerintah menutup sementara Pelabuhan Tegal dari aktifitas perdagangan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cahyo Nur R. Nugroho
"Pantai utara Pulau Jawa terus mengalami dinamika pesisir yang mengakibatkan mundurnya garis pantai secara signifikan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dari 100 lokasi pantai yang tergerus di 17 provinsi, pantai utara Pulau Jawa mengalami erosi terparah, mencapai 745 km atau 44 persen total panjang garis pantainya. Kemunduran garis pantai dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu kenaikan muka air laut, erosi dan penurunan tanah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kesetimbangan sedimen pada sel pantai terhadap hipotesa awal adanya penurunan tanah yang menyebabkan kemunduran garis pantai. Metode perhitungan kesetimbangan sedimen menggunakan model hipotetikal kesetimbangan sedimen. Pemodelan dilakukan di sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pemodelan hipotetikal kesetimbangan sedimen menggunakan LITDRIFT model Longshore Sediment Drift. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa terdapat anomali yaitu kondisi sedimen bernilai surplus namun kondisi dilapangan garis pantainya mengalami mundur. Beberapa lokasi yang
mengalami surplus sedimen namun mengalami kemunduran garis pantai, dan setelah dibandingkan dengan pengamatan lapangan dan data sekunder terdapat bukti penurunan tanah yaitu Pantai Pondok Bali, Pantai Randusongo, Pantai Muara Reja, Pantai Depok, Pantai Slamaran, Pantai Jeruksari-Mulyorejo dan Pantai Sriwulan. Hasil pemodelan ini dapat digunakan sebagai indikator awal adanya penurunan tanah yang menyebabkan garis pantai mundur. Dalam penanganan erosi sedimentasi, studi detail perlu dilakukan secara lebih komprehensif"
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
551 JSDA 15:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>