Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
S34126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Fatmawati
"ABSTRAK
Delta adalah bagian paling dinamis dari sungai besar. Perubahan delta baik bentuk maupun luas dipengaruhi oleh perubahan penggunaan tanah, debit aliran, masukan sedimen, perubahan alur sungai, morfologi pantai, arus laut, gelombang, dan pasang surut. Perubahan delta yang dinamis bergantung pada faktor yang mempengaruhinya yang juga dapat berfluktuasi, sehingga dibutuhkan pemantauan perubahan delta untuk pengelolaan wilayah pesisir yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan spasial morfologi delta dan faktor yang dominan berpengaruh dalam perkembangan delta. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis spasial dan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tools Arc.GIS 10.1. Pada tahun 2004 ? 2015, Delta Kali Pemali mengalami perubahan bentuk dan luas. Delta Kali Pemali berubah bentuk dari Elongate menjadi bentuk Bird-foot (Kaki Burung) dan luas delta Kali Pemali bertambah seluas 453,82 Ha. Secara spasial pertumbuhan Delta Kali Pemali berbeda. Di bagian timur pertumbuhan delta didominasi oleh pengaruh faktor fluvial yaitu masukan sedimen dan perubahan alur sungai (alami dan modifikasi) sehingga cenderung bertambah luas. Sementara, di bagian barat pertumbuhan delta didominasi oleh pengaruh faktor marine yaitu arah arus laut sehingga luas delta cenderung berkurang

ABSTRACT
Delta is the most dynamic part of large rivers. Changes in the morphology and wide delta is influenced by changes in land use, river flow, inputs sediment, changes in river basin, coastal morphology, currents, waves, and tides. Delta dynamic changes depend on factors that influence can also fluctuate, so monitoring the delta changes needed for better coastal management In this study aims to determine the spatial changes in morphology of the delta and the dominat factors influence the development of the delta. The method of analysis used is spatial method and descriptive quantitative method analysis using tools Arc.GIS 10.1. In the year 2004 ?2015, Kali Pemali delta experiencing dynamic change both form and wide. Kali Pemali delta change shape from elongate into birdfoot and growing area of 454 hectares. Spatially, growth Kali Pemali Delta is different. In eastern, delta growth is dominated by the influence of fluvial factors that are input sedimens and change the flow of the river (natural and modified ) so it tends to grow large. Meanwhile, in the western, delta growth is dominated by the influence of marine factors that is the direction of ocean currents so vast delta tends to decrease."
2016
S64916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Parcania
"Tujuan penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi perkembangan meander di Daerah Aliran Kali Pemali dalam periode tahun 2004 ?2014 dan menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Citra Quickbird multitemporal digunakan untuk mengidentifikasi perubahan alur meander. Dinamika meander menunjukkan kecenderungan yang semakin berkelok atau sinuosity index meningkat dengan pengaruh besar dari peningkatan debit, sedangkan faktor lainnya adalah kemiringan lereng. Faktor yang sedikit mempengaruhi dinamika meander adalah penggunaan tanah tepi meander dan aktivitas manusia seperti penambangan, penlurusan (penyodetan) alur sungai, dan pembangunan tanggul buatan (artificial levee). Data yang digunakan adalah debit sungai, produksi sedimen suspensi, penggunaan tanah tepi meander, pembangunan tanggul buatan, serta lokasi tambang batu dan pasir besi.

The present study was carried out to indentify factors influencing the meanders dynamic in Kali Pemali Watershed in the period 2004 ?2014. This study has used multitemporal Quickbird imagery to identify meanders planform change. The analysis shows that the Meanders dynamics increasingly meandering, or sinuosity index increased because increased of discharge. Factors that slightly affect the meanders dynamics are gradient, landuse, and human activities such as mining, river straightening, and construction of artificial levee. Data used in this study are river discharge, production of sediment suspension, landuse, artificial levee, and the location of mining.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Setiawati
"
ABSTRAK
Negara Indonesia memiliki tidak kurang dari 400 bahasa daerah dan dialek (menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1992 : 7). Sebagai contoh situasi kebahasaan di Kabupaten Brebes, perbatasan antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Di wilayah itu, terutama di wilayah Brebes sebelah Selatan, tejadi persinggungan dua bahasa terbesar di Indonesia, yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi masyarakatnya. Tujuan penelitian adalah menanik garis batas wilayah pakal bahasa Sunda dan Jawa di Kabupaten Brebes, serta membuat pola penyebaran bahasa Jawa clan Sunda di Kabupaten Brebes.
Metodologi penelitian yang dipergunakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu persiapan (menyusun rancangan penelitian, mencari data sekunder, dan penentuan daerah sampel sebelum ke lapangan dan setelah sampal di lapangan, agar lebih efisien clan efektif), pengumpulan data (memakai daftar tanyaan Iangsung ke pembahan / pupuan lapangan clan observasi lapangan dengan mencani data-data penunjang adat istiadat, sosial budaya, dan lain-lain, penyaningan clan pengklasifikasian pendahuluan desa-desa pemakai bahasa Sunda, Jawa clan campuran (Sunda clan Jawa)), pengolahan data (kiasifikasi data clan analisis data dengan membagi 5 kelas, yaitu desa-desa pemakai bahasa Sunda, desa-desa pemakai bahasa campuran cenderung Sunda, desa-desa pemakai bahasa campuran mumi, desa-desa pemakai bahasa campuran cenderung Jawa, desa-desa pemakai bahasa Jawa, berdasankan variabel bahasa pergaulan, bahasa ibu, bahasa dalam rapat desa, bahasa daerah di sekolah dasar, bahasa pengantar dalam ceramah di mesjid-mesjid, lalu dimasukkan ke dalam tabel clan peta, kemudian membuat deskripsi peta).
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasilnya sebagal benikut: yang termasuk wilayah pakai bahasa Sunda, pada umumnya berada pada daerah perbatasan dengan Jawa Barat, yang memanjang dan Barat Laut sampai ke Selatan Kabupaten Brebes.Yang termasuk wilayah pakai bahasa campuran cenderung Sunda terdapat memanjang dan Barat Laut sampai ke Selatan (2 lapis desa dad desa-desa pemakai bahasa Sunda).Yang termasuk wilayah pakai bahasa campuran mumi terdapat memanjang dan Utara ke Selatan (2 lapis desa dad desa-desa pemakai bahasa campuran cenderung Sunda).Yang termasuk wilayah pakai bahasa campuran cenderung Jawa, terdapat memanjang dad Utara ke Selatan (2 lapis desa dad desa-desa pemakai bahasa campuran mumi). Yang termasuk wilayah pakai bahasa Jawa, terdapat pada sebagian besar bagian Utara clan Tenggara Kabupaten Brebes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin Eppendi
"Desain sistem irigasi adalah usaha rekayasa memaksimalkan ketersedian air untuk memenuhi kebutuhan air sesuai dengan pola tanam yang diinginkan. Penentuan pola tanam ini selain dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi pertanian, seperti potensi keuntungan petani. Jika situasi ekonomi berubah, maka pola tanam akan menyesuaikan diri agar petani mendapatkan keuntungan yang tertinggi dengan mengubah pola tanam. Perubahan pola tanam ini akan merubah kebutuhan air total irigasi atau gross irrigation requirement (GIR) dalam satu tahun. Kodisi perubahan pola tanam ini terjadi di Daerah Irigasi Pemali bawah, Kabupaten Brebes. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah analisa sebagai dampak dari perubahan pola tanam tersebut terhadap infrastruktur irigasi supaya secara teknis sistem irigasi tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Irrigation systems design is about to find engineer solution to maximize water availability to fulfill cropping demand. The pattern cropping is determined not only by geographical and climate condition but also by profit potential yield by the selected pattern too. As such, economics condition will change the preference cropping pattern and the new cropping pattern requires new determination of gross irrigation requirement and new set of irrigation structure. This final project reviews on irrigation infrastructure system in Pemali Bawah Irrigation System, Brebes Regency, due to the change of cropping pattern driven by economic change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50479
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abi Fajar
"Hutan mangrove atau yang biasa disebut bakau merupakan hutan yang mempunyai khasnya tersendiri karena jenis tumbuhan yang hanya bisa hidup di kawasan hutan yang merupakan daerah perbatasan antara daratan dan lautan. Pada sepanjang pesisir Indonesia terdapat berbagai tipe dari vegetasi seperti bakau atau mangrove. Dilansir dari media antara news, kondisi Mangrove di pesisir utara pulau jawa mengalami kerusakan diakibatkan oleh cuaca dan banjir rob. Pada tahun 2015 kawasan hutan mangrove di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang dilansir oleh medcom.id mengalami kerusakan yang cukup parah akibat abrasi dan ulah manusia. Kerusakan hutan terjadi hampir merata di lima kecamatan yang ada di wilayah pantai utara (Pantura) barat. Untuk mengetahui perubahan luasan tutupan lahan mangrove di Pesisir Utara Kabupaten Brebes selama periode 1990 – 2020 yang diketahui melalui citra satelit Landsat dan mengidentifikasi penyebab dari pada perubahan luasan tutupan lahan mangrove di Pesisir Utara Kabupaten Brebes. Hasil dari penelitian perubahan dari luasan mangrove sangat fluktuatif perubahannya, Pada tahun 1990 luas keseluruhan tutupan lahan mangrove seluas 1763,42 ha, sedangkan penurunan signifikan terjadi pada tahun 2000 yang mana luas dari mangrove hanya 1125,73 ha. Pada dekade selanjutnya Kembali mengalami penurunan di tahun 2010 hanya seluas 1028,32 ha. Perubahan berbeda terjadi di tahun 2020 karena luas dari tutupan lahan mangrove naik signifikan dari tahun 2010, yaitu naik seluas 1466,57 ha.

Mangrove forests or commonly called mangroves are forests that have their own characteristics because of the types of plants that can only live in forest areas which are border areas between land and sea. Along the Indonesian coast there are various types of vegetation such as mangroves or mangroves. Reporting from the media, Antara News, the condition of mangroves on the north coast of Java Island was damaged due to weather and tidal flooding. In 2015, the mangrove forest area in Brebes Regency, Central Java, which was reported by medcom.id, suffered quite severe damage due to abrasion and human activities. Forest damage occurs almost evenly in five sub-districts in the western north coast (Pantura) region. To determine changes in the area of mangrove land cover on the North Coast of Brebes Regency during the period 1990 - 2020 which is known through Landsat satellite imagery and identify the causes of changes in the area of mangrove land cover on the North Coast of Brebes Regency. The results of research on changes in the area of mangroves were very volatile. In 1990 the total area of mangrove land cover was 1763,42 ha, while a significant decrease occurred in 2000 where the area of mangroves was only 1125,73 ha. In the following decades, Return experienced a decline in 2010, only covering an area of 1028,32 ha. Different changes occurred in 2020 because the area of mangrove land cover increased significantly from 2010, which was an increase of 1466,57 ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Nuriyah Rahman
"ABSTRAK
Bahasan utama dalam tesis ini adalah perkawinan usia muda dan kesehatan reproduksi. Perkawinan usia muda erat kaitannya dengan kehamilan pada wanita usia muda, meskipun permasalahannya tidak persis sama. Perkawinan wanita pada usia muda merupakan masalah sosial budaya yang mempunyai aspek medis, sedangkan kehamilan pada wanita usia muda merupakan masalah medis yang mempunyai aspek social.
Agar dapat mengungkapkan pennasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan landasan teori yang meliputi faktor pendorong terjadinya perkawinan usia muda, aspek psikologis perkawinan usia muda, Islam dan perkawinan, kesehatan reproduksi, perkawinan usia muda dan kesehatan reproduksi, serta program Keluarga Berencana dan reproduksi wanita.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang berancangan kualitatif. Subjek penelitian adalah wanita yang menikah pada usia muda dan yang mempunyai anak lebih dari lima orang, mempunyai latar belakang pendidikan pesantren atau dari kalangan pesantren, dan yang berlatar belakang pendidikan non-pesantren. Selanjutnya, wanita-wanita tersebut dikelompokkan dalam tiga golongan umur, yaitu kelompok umur 30-40 tahun, 41-50 tahun, dan 50 tahun ke atas. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran mengenai terjadinya pergeseran ataupun perubahan nilai dan persepsi tentang perkawinan usia muda dan kesehatan reproduksi pada setiap tahap umur wanita tersebut.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam yang menggunakan pedoman wawancara. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan perangkat analisis jender.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkawinan usia muda di daerah Sekar Arum tetap ada, karena dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, sosialbudaya, dan agama. Selain peranan orang tua yang mendominasi pencarian jodoh anaknya, UU Perkawinan yang berlaku sekarang belum mampu meningkatkan usia saat menikah.
Wanita yang menikah pada usia muda tersebut, dalam merawat kesehatan reproduksinya, mengacu pada kebiasaan orang tua mereka. Ternyata perawatan kesehatan reproduksi secara tradisional membuat kondisi mereka cult-up sehat dan mempunyai anak banyak. Jumlah anak yang banyak bagi ibu-ibu di Sekar Arum merupakan hal yang biasa, karena pengetahuan mereka dan juga para orang tua, sangat kurang terutama dalam bidang reproduksi dari kependudukan. Sementara itu, keputusan suami masih sangat dominan dalam menerima KB.
Mengingat perkawinan usia muda tidak akan menguntungkan bagi pembangunan, seyogyanya peraturan pelaksanaan UU Perkawinan no. 1/1974 ditinjau dan dikaji ulang, antara lain untuk menaikkan batas umur minimum bagi wanita, dari 16 tahun menjadi 20 tahun. Demikian pula dalam memberdayakan masyarakat atau wanita perdesaan, seharusnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan bersumber pada potensi rakyat itu sendiri.

"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T6102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bibit Budi Pratama
"Sedimentasi merupakan kejadian yang alami dimuka bumi ini, permasalahan sedimen seringkali terjadi pada sebuah daerah aliran sungai. Dalam Kali Lumajang masalah sedimen sangat mempengaruhi sekali terhadap sistem hidrologi yang ada dihilirnya. Masalah utama dari sedimen adalah berasal dari mana sedimen tersebut ada. Penelitian mengenai wilayah sumber sedimen bertujuan untuk mengkaji seberapa besar kejadian suspended sedimen serta mencari wilayah mana yang menjadi sumber material sedimen didalam DA Kali Lumajang. Analisis grain size, analisis regresi dan analisis overlay dalam sistem informasi geografis sangat diperlukan untuk menjawab wilayah sumber material sedimen. analisis grainsize digunakan untuk mengetahui kandungan material penyusun sedimen dan akan diregresikan dengan debit aliran yang terjadi sehingga akan didapatkan hubungan korelasi antar keduanya. Kemudian analisis overlay digunakan untuk menguatkan asumsi yang ada tentang kesimpulan awal wilayah sumber material sedimen. Proses interpretasi citra mengenai sebaran tanah terbuka adalah sangat penting sebagai modal awal untuk penentuan wilayah sumber material sedimen dengan melihat karakteristik material penyusun sedimen. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara konsentrasi sedimen dengan debit aliran dengan persamaan Ks = 5,112 Qw ? 6,083. Kemudian wilayah sumber material sedimen tersebar pada wilayah yang memiliki nilai indeks vegetasi rendah, bentuk medan yang bergelombang hingga curam dan memiliki tingkat bahaya erosi dari normal hingga sangat berat.

Sedimentation is a natural occurrence in the earth, the problem of sediments often occur on a local river. In time, the sediments Lumajang influence of the hydrology of the system have in downstream. The main problem is derived from the sediments from which the sediment is present. Research on the sediment source area aims to assess how big the incident and suspended sediments explore areas which are a source of material in the sediments Lumajang watershed Times. Grain size analysis, regression analysis and overlay analysis in geographic information system is necessary for the source material of sediments. Grainsize analysis used to determine the actual material it will be regression of sediments and with the water flow going so that the relationship will be established correlation between the two. Then the overlay analysis is used to strengthen the assumption that no conclusions about the initial source material sediments. The process of interpretation of the image of the open land is very important as the initial capital for the determination of the source material with the sediment characteristics of the material to see it sediments. Results of the study indicate that there is a strong correlation between the concentration of sediments with the debit flow with equality Ks = 5.112Qw - 6.083. Then the source material sediments in the region spread the vegetation has a lower index value, the form of the wave field to the steep and has a high danger of erosion from normal to very heavy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34071
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Nuryati
"Kejadian kehamilan tidak diinginkan (KTD) di Indonesia saat ini cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian kehamilan, diantaranya adalah karakteristik ibu hamil dan riwayat keikutsertaan KB.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan karakteristik ibu hamil (umur saat hamil, umur menikah pertama, jumlah anak hidup yang dimillki, pendidikan dan pekerjaan) dengan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan, serta faktor yang berpengaruh terhadap hubungan tersebut pada ibu yang mempunyai riwayat kehamilan periode 1999/2000 dan kehamilannya bukan karena gagal KB di Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Berebes, Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan studi analitis pendekatan cross sectional, dengan menggunakan data primer. Sampel yang diambil adalah 97 ibu yang mempunyai riwayat kehamilan periode 1999/2000 dan kehamilannya bukan karena gagal KB di Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Berebes, Jawa Tengah,
Dari hasil penelitian tersebut didapat besaran KTD sekitar 21,6 persen, dimana 33,3 persen dari mereka yang mengalami KTD berusaha mengakhiri kehamilannya, dan sekitar (14,3 persen) berhasil mengakhiri kehamilannya. Berdasarkan basil analitis multivariat ternyata karakteristik ibu hamil yang berhubungan secara bermakna dengan KTD adalah jumlah anak hidup (p= 0,00 OR = 19,82) dan pendidikan ( p=0,41 OR10,53), hubungan ini setelah dikontrol variabel riwayat keikutsertaan KB masih tetap bermakna.
Karena tingginya kasus KTD dan adanya usaha-usaha untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan tersebut, maka diperlukan penanganan KTD dengan melakukan konseling yang mendalam oleh petugas kesehatan setempat, serta pencegahan KTD melalui program KB yang berkualitas.

Correlation of Pregnant Women Characteristics by Unwanted Pregnancies in Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 1999/2000This research is aimed at getting figures on correlation of pregnant women characteristics (age when pregnant, age of first married, total children owned by pregnant women, education and occupation background) with the women having pregnancy period 1999/2000 and those pregnancies as not result of failure in Family Planning program at Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
This research using cross sectional approach by primary data. The gotten sample is 97 respondents of pregnant women period 1999/2000 and as not result of failure in Family Planning program Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
By such research may be found quantity of KTD around 21,6%, 33,3% of which had attempted to terminate their pregnancy and around I4,3% of which had terminated it successfully. In fact, from militarization analysis the pregnant women characteristics having correlation with KTD significantly, is total living children (p = 0.00 OR = 19.82) and educational background (p -- 0.01 OR = 10.53). It remain having significance upon being controlled by participation history in Family Planning program variable.
Because KTD cases is so high and any efforts for terminating pregnancy (abortion) of unwanted pregnancy, then, necessary to handle KTD using in deep counseling by local health professionals any to prevent it by qualified Family Planning program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid A. Palupi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S33687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>