Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Nurningsih
"Telah dilaksanakan suatu studi kuantitatif kualitas citra mammografi sebagai fungsi jarak air gap. Studi dilaksanakan pada alat mammografi General Electric Senographe 700T dengan menggunakan metoda Bernstein dan Muntz dan modifikasinya. Metode ini menggunakan Low Shield Contrast dengan memvariasikan gap pada kondisi paparan, SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan otomatic processing yang sama. Modifikasi metode Bernstein dan Muntz menggunakan fantom mammografi PMMA dengan memvariasikan gap pada SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan automatic processing yang sama, namun dengan kondisi paparan yang berbeda untuk masing-masing penambahan ketebalan PMMA. Didapatkan hasil bahwa dengan bertambahnya gap, S/P (Scatter to Primary ratio ) menurun, S/P untuk masing-masing gap 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm berturut-turut yaitu menurun sebesar 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, dan 1.29%, dan kualitas citra yang diperoleh menjadi lebih baik. Penambahan ketebalan fantom menghasilkan berkurangnya kualitas citra.

A quantitative study has been done on the influence of air gap on image quality by using Bernstein and Muntz’ method and its modification. Work was accomplished on General Electrical Senographe 700T mammography unit. The method use Low Shield Contrast with variety of different gaps on same voltage, SID (Source to Image Dista nce), field size and automatic processing unit. The modification used PMMA pantom, but with the different voltage each additional thickness for different exposure. The result is that with increasing gap, S/P (Scatter to Primary ratio) decreases, S/P decreases for 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm gap are 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, and 1.29%, and the image quality increased. Image quality decreases as the PMMA thickness increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Widodo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafaruddin
"Penelitian ini membandingkan distribusi suhu tungku pembakaran dari campuran minyak nabati dan bahan bakar minyak pada setiap rasio pencampuran dan pengaruh air fuel ratio (AFR). Kondisi operasi yang digunakan adalah 0.8 bar hingga 1.6 bar dengan interval 0.4 bar. Minyak nabati tidak dapat langsung dibakar karena memiliki kekentalan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dilakukan pencampuran dengan bahan bakar minyak agar memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan bahan bakar minyak. Pada penelitian ini digunakan jet nosel untuk merubah cairan bahan bakar menjadi aerosol untuk mempermudah proses pembakaran. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termokopel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai AFR dengan suhu tertinggi sebesar 582.8 oC diperoleh dengan nilai 0.323, dengan campuran minyak jelantah dan minyak solar 40%:60%. Nilai AFR tersebut menandakan bahwa dibutuhkan 0.323 udara untuk membuat 1 bahan bakar untuk dapat terbakar. Penelitian ini berpotensi untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar.

This study compares the temperature distribution of combustion chamber from mixture of vegetable oil and fuel in any mixing ratio and the effect of air fuel ratio (AFR). Operating conditions used is 0.8 bar to 1.6 bar with 0.4 bar intervals. Vegetables oil can not be directly burned as it has high viscosity. Therefore, mixing with fuel oil so that the vegetable oil has the similar spesification to fuel oil. In this study used a jet nozzle to convert liquid fuel into combustion aerosol to ease the process. Temperature measurement is done by using thermocouple. The result obtained showed that the value of AFR with the highest temperature of 582.8oC was obtained with value of 0.323, with a mixture of vegetables oil and diesel oil 40%:60%. Those AFR indicates that 0.323 air needed to make 1 of fuel to be burned. This research has potential to reduce the use of fuel gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adi Dradjat Noerwasana
"Perhitungan besarnya hamburan dari pasein dalam pesawat fluoroskopi dengan tabung di atas merupakan sesuatu yang penting dalam proteksi radiasi. Sebuah user kode Monte Carlo yaitu DOSXYZnrc digunakan untuk menghitung rasio hamburan terhadap entrance surface dose (ESD). Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan pengukuran untuk menunjukkan adanya hamburan dalam fluoroskopi tersebut. Pemodelan dalam DOSXYZnrc dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan sebuah pesawat fluoroskopi, phantom, dan lithium fluoride thermoluminescent dosimeter (TLD). TLD ditempatkan pada jarak 50 cm dengan sumbu berkas sinar-x dalam beberapa sudut dari pusat phantom dan juga pada tubuh staf yaitu di dekat mata, leher, dada, pinggang dan kaki pada saat melakukan tindakan.
Radiasi hambur pada jarak 50 cm dari sumbu berkas diperkirakan menyebar tertinggi pada sudut 1400 dari tubuh pasien atau jika staf yang memiliki tinggi 160 cm akan pada bagian matanya. Selanjutnya dosis akan berkurang untuk sudut yang lebih kecil atau bagian yang lebih ke bawah yaitu leher, dan dada. Pada pengukuran TLD dosis pada kaki meningkat karena pengaruh dari hamburan balik dari permukaan lantai. Bagian mata untuk staf dengan tinggi 160cm dan arah sudut 1400 menerima dosis paling tinggi karena radiasi hambur dan kaki menerima dosis yang lebih karena adanya tambahan hamburan balik dari permukaan lantai.

Calculation of scattering from a patient in fluoroscopy with upper tube is an important part on determining the radiation protection requirements. A software based on Monte Carlo Method named DOSXYZnrc was used to calculate the percentage of scatter radiation from entrance surface dose (ESD). Calculations have been compared with measurements to show that simulation result are representative of scatter found in fluoroscopy. Modeling in DOXYZnrc and measurement were performed using a X-ray fluoroscopy, some phantom, and some lithium fluoride thermoluminescent dosimeter (TLD). TLD's were placed at 50 cm from x-ray beam axis in some angle of phantom center and also on the staff's body near to eyes, neck, chest, waist and legs.
The radiation scattered at the distance of 50 cm from the beam axis with the highest predicted spread angle 140° of the patient's body or if the 160 cm staff tall will be in the eye. Furthermore, the dose will be reduced in a smaller angle or decreased on neck, and chest. In the TLD dose measurement in legs was increased because of the back-scattering influence from the surface of the floor behind. The eye in the 160cm staff tall and direction on the angle of 140° receiving the highest dose due to the scattering from a patient, and then feet receive higher doses because of the additional back-scattering from the surface of the floor behind.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28838
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suryawan
"There are some parameters that identify the quantity of air i.e. dry bulb temperature, wet bulb temperature, humidity ratio, relative humidity, and dew point temperature. These parameters can be used to construct a new formula in order to determine the effectiveness of air processing equipment When air passes through an evaporative pad its dry bulb temperature will decrease. it can be lowered to 5°C, when its wet bulb temperature is maintained constant. Due to the air temperature is higher than the water temperature, so then the heat will flow from the air to water. U' the temperature of flow air assumed remain constant, this hear is to be used to evaporate the water drops. So, it is caused increasing of the air humidity ratio. This research found out that the humidity ratio increased until 2. 22-gram water/ kg dry air.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
JUTE-15-2-Jun2001-166
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fahreza Ramadhan
"Saat ini penggunaan Air Conditioner (AC) sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat di berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia yang memiliki iklim tropis, dengan temperatur udara rata-rata mencapai 35°C. Mulai dari gedung perkantoran, pusat perbelanjaan hingga daerah pemukiman penduduk sebagian besar menggunakan Air Conditioner (AC) sebagai sarana agar dapat melakukan kegiatan dengan kondisi yang tenang, baik, dan nyaman. Namun dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang membutuhkan sumber energi listrik yang semakin besar, energi yang dibutuhkan oleh AC untuk membuat ruangan seperti yang diinginkan oleh pengguna juga akan menjadi semakin besar. Peningkatan energi yang dibutuhkan inilah yang menjadi pusat perhatian pemerintah Indonesia dalam menemukan solusi untuk membantu mengurangi konsumsi energi dari sumber listrik tak terbarukan sambil tetap memenuhi permintaan dari masyarakat. Salah satu solusi dari pemerintah Indonesia yaitu Kementrian ESDM adalah menerapkan label energi untuk penggunaan AC dengan menggunakan Energy Efficiency Ratio (EER) sebagai parameter. Untuk menghitung EER dari AC, sebuah ruangan terkontrol yang bernama Psychrometric Chamber dibutuhkan. Salah satu data yang dibutuhkan adalah aliran udara dari evaporator. Pengukuran aliran udara dapat dihitung dari perbedaan tekanan antara inlet dan outlet dari divergent nozzle. Pressure transmitter adalah alat yang dapat mengukur perbedaan tekanan tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini adalah telah rampungnya perancangan dan analisis dari alat ukur aliran udara yang mana terdiri dari kotak nozzle, pressure transmitter, Inverter fan dan Centrifugal fan serta penentuan pembukaan nozzle di dalam kotak nozzle. Dalam penentuan pembukaan nozzle didapatkan variasi tipe pembukaan dengan menggunakan diameter nozzle 65 mm, 65 mm, dan 95 mm.

Currently the use of Air Conditioners (AC) has become a necessity for people in various parts of the world, especially in Indonesia which has a tropical climate, with average temperatures reaching 35 °C. Starting from office buildings, shopping centers to residential areas, most of them use Air Conditioner (AC) to be able to carry out activities with conditions that are calm, good, and comfortable. However, due to the increasingly large number of Indonesian people who need a source of electricity, the energy needed by the AC to make the room as desired by the user will also become even greater. The increase in energy needed is the focus of the Indonesian government's attention in finding solutions to help reduce energy consumption from non-renewable electricity sources while still meeting the demands of the community. One solution from the Indonesian government, the Ministry of Energy and Mineral Resources, is applying energy labels for the use of air conditioners by using the Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter. To calculate the EER of an AC, a controlled room called the Psychrometric Chamber is needed. One of the data needed is the air flow from the evaporator. Measurement of air flow can be calculated from the pressure difference between the inlet and outlet of the divergent nozzle. Pressure transmitter is a device that can measure the difference in pressure. The final result of this research is the completion of the design and analysis of air flow measuring devices which consist of nozzle boxes, pressure transmitters, inverter fans, centrifugal fans and the determination of the opening of the nozzle in the nozzle box. In determining the opening of the nozzle, get variations of the opening type using nozzles with diameters of 65 mm, 65 mm, and 95 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Quan-jing Wang
"ABSTRACT
This article is an empirical analysis of the relations between financial structure and the urban rural income gap (URIG) in Chinas economic transition, based on the countrys double dual structure. We employ data of 31 provinces in China from 2001 to 2016 to empirically study the influence of financial structure on the URIG. We find an inverted U shaped relation between financial scale and the URIG, a positive impact of urban and rural financial structure on the URIG, and an inverted U shaped relation between the mismatch of financial resources and the URIG. These findings show that selection of the optimal proportion of the state owned economy through ownership reform and the promotion of financial development and optimization of the allocation of financial resources are two effective ways to reduce the URIG"
Jakarta: Bank Indonesia Insitute, 2015
332 BEMP 22:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Retia Centini
"Uji batas mikroba merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu sediaan dan menentukan suatu bahan atau sediaan memenuhi spesifikasi mutu secara mikrobiologi yang telah ditetapkan, termasuk jumlah sampel yang akan digunakan dan interpretasi hasil uji. Uji batas mikroba ini terdiri dari beberapa metode. Pemilihan metode pengujian berdasarkan jenis produk yang diuji, persyaratan yang ditentukan, dan ukuran sampel yang memadai untuk memperkirakan kesesuaian secara spesifik. Masing-masing sediaan memiliki uji batas sediaan yang berbeda dan harus dipastikan memenuhi batas persyaratan mikroba sesuai dengan ketentuannya masing-masing. PT. Sterling Products Indonesia atau SPI memproduksi sediaan berupa sediaan non steril yang berbentuk liquid, topikal (semi solid), dan solid. Uji batas mikroba terhadap ketiga jenis sediaan ini hanya terdapat pada metode yang digunakan, yang mengacu pada ketentuan yang terdapat di PT. SPI. Farmakope Indonesia edisi VI juga memiliki beberapa ketentuan dalam uji batas mikroba. Maka dari itu, untuk mengetahui persamaan dan perbedaan uji batas mikroba PT. SPI dan FI VI dilakukan sebuah studi perbandingan pada laporan ini. Berdasarkan perbandingan yang telah dilakukan, terdapat beberapa perbedaan antara uji batas mikroba pada Farmakope Indonesia edisi VI dengan PT. SPI, yaitu pada uji batas mikroba, tidak menggunakan metode Angka Paling Mungkin. Kemudian, pada uji batas mikroba spesifik, tidak menggunakan uji mikroba Clostridia dan Candida albicans. Selain itu, interpretasi hasil untuk uji batas mikroba spesifik apabila positif ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan koloni dan warna tertentu sesuai dengan jenis mikroba masing-masing.

The microbial limit test is a test conducted to determine the number of microbes present in a preparation and determine whether a material or preparation meets predetermined microbiological quality specifications, including the number of samples to be used and the interpretation of the test results. This microbial limit test consists of several methods, based on the type of product being tested, the requirements specified, and the sample size sufficient to estimate conformity specifically. Each drugs has a different limit test and must be ensured that it meets the microbial limit according to its specification. PT. Sterling Products Indonesia or SPI produces drugs in the form of non-sterile drugs in liquid, topical (semi solid) and solid forms. The microbial limit test for these three types of drugs refers to the specification of PT. SPI. The Farmakope Indonesia VI edition (FI VI) also has several method in microbial limit tests. Therefore, to find out the similarities and differences in the microbial limit test of PT. SPI and FI VI, need to do a comparative study. Based on the comparisons that have been made, there are several differences between the microbial limit test in the FI VI edition and PT. SPI, namely the microbial limit test, does not use the Angka Paling Mungkin method. Then, in the specific microbial limit test, the Clostridia and Candida albicans microbial tests were not used. Lastly, the interpretation of the results for the specific microbial limit test if it is positive is indicated by the presence of colony growth and a certain color according to the type of each microbe."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widyana
"Penelitian evaluasi ini bertujuan untuk mengembangkan konsep dan metode evaluasi pengembangan kapasitas implementasi GAP (Good Agricultural Practices) pada program Training SCOPI dengan menggunakan kerangka CIPP. Studi ini menyoroti kebaruan empiris dari pola Training yang mengutamakan fleksibilitas (menyesuaikan kebutuhan di lapangan) dengan meninjau kapasitas implementasinya. Literatur terkait topik ini masih banyak menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, sedangkan aspek pengembangan kapasitas dalam implementasi GAP untuk menciptakan kesejahteraan pemanfaat program yang berkelanjutan belum banyak diperhatikan. Evaluasi sumatif ini dilakukan dengan metode kualitatif, melalui teknik wawancara mendalam dan observasi. Penggunaan kerangka analisis CIPP (Context, Input, Process, Product) digunakan untuk menilai sistem implementasi dan hasil jalannya program Training SCOPI. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pemanfaat program Training SCOPI terkait GAP (Good Agricultural Practice). Namun, upaya pengembangan kapasitas dalam implementasi GAP oleh pemanfaat program masih belum terukur dengan baik karena bergantung pada daya serap dan kemauan individu dari pemanfaat program. Pengembangan kapasitas secara signifikan dirasakan pada petani-petani unggulan yang dinobatkan menjadi Master Trainer. Hal ini menunjukan bahwa dimensi produk pada program Training SCOPI dapat dikategorikan cukup baik. Banyak faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya pengembangan kapasitas dalam implementasi GAP oleh pemanfaat program, diantaranya kemauan untuk berkembang, kemampuan mengembangkan ilmu yang didapat dan kecakapan dalam membangun relasi khususnya dalam industri kopi. Secara perencanaan program Training SCOPI dinilai sangat baik khususnya berkaitan dengan pemahaman pengelola terkait konteks program yang relevan dengan kebutuhan di lapangan. Dimensi input program Training SCOPI menunjukkan capaian cukup baik dengan nilai unggul pada kualifikasi dan kompetensi pengelola dan Master Trainer yang relevan dengan kebutuhan, dan terkait pendanaan dan pelaporannya. Namun, berkaitan dengan fasilitas, sarana dan prasarana masih kurang baik karena SCOPI hanya menyediakan fasilitas yang sifatnya umum untuk menunjang pengetahuan petani sedangkan fasilitas di lapangan tergantung pada pihak penyelenggara kegiatan Training SCOPI. Dimensi proses pada program Training SCOPI memiliki nilai yang cukup baik, dengan nilai unggul pada penyesuaian antara pelatihan dengan kebutuhan di lapangan, hal ini menunjukkan nilai relevansi yang tinggi. Namun, terkait penilaian dan monitoring pelaksanaannya bisa dikategorikan kurang baik karena adanya kesenjangan antara wilayah yang mendapat donatur tetap dengan yang tidak. Pada akhirnya pengukuran kapasitas implementasi GAP oleh pemanfaat program, dalam meninjau dampak program Training SCOPI hanya optimal pada segmen wilayah atau individu-individu tertentu tidak dapat menyeluruh, sedangkan dampak lainnya yang ditimbulkan seperti pada kehidupan masyarakat dan lingkungan atas adanya penerapan GAP masih belum bisa diukur secara pasti.

This evaluation research aims to develop concepts and methods for assessing the capacity-building implementation of Good Agricultural Practices (GAP) within the SCOPI Training program using the CIPP framework. The study emphasizes the innovative nature of a training pattern that prioritizes flexibility by adapting to field needs, examining its implementation capacity. While existing literature often focuses on meeting basic needs, this research considers the capacity building in GAP implementation necessary for sustainable well-being among program beneficiaries, a relatively unexplored area. This summative evaluation utilized qualitative methods, including in-depth interviews and observations. The CIPP (Context, Input, Process, Product) framework was applied to evaluate the implementation system and outcomes of the SCOPI Training program. The evaluation results indicate an increase in the knowledge and skills of SCOPI Training program beneficiaries regarding GAP. However, the efforts to build capacity in GAP implementation by program beneficiaries have not been thoroughly measured, as they depend on individual absorption capacity and willingness. Significant capacity development was observed among top farmers appointed as Master Trainers, suggesting that the product dimension of the SCOPI Training program is quite effective. Many factors influence the extent of capacity development in GAP implementation by program beneficiaries, including the willingness to grow, the ability to develop acquired knowledge, and proficiency in building relationships, particularly in the coffee industry. The SCOPI Training program planning is highly regarded, particularly for the managers' understanding of the program context relevant to field needs. The input dimension shows favorable results, with high scores in the qualifications and competencies of managers and Master Trainers, as well as in funding and reporting aspects. However, the facilities and infrastructure are less satisfactory because SCOPI only provides general facilities to support farmers' knowledge, while on-field facilities depend on the organizers of SCOPI Training activities. The process dimension of the SCOPI Training program is rated positively, with high scores in adapting training to field needs, demonstrating strong relevance. However, the evaluation and monitoring of its implementation are considered poor due to disparities between regions with regular donors and those without. Ultimately, measuring the capacity for GAP implementation by program beneficiaries, when reviewing the impact of the SCOPI Training program, is optimal only in certain regions or among specific individuals and cannot be generalized. The broader impacts on community life and the environment due to GAP implementation remain uncertain and cannot be measured precisely."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>