Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S28711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S28586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S28671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"INTISARI
Sampel polietilena dan polipropilena yang berupa slab diperiksa dengan XRD (x-ray diffraction). Dari data sudut difraksi (2θ) diperoleh bahwa sistem kristal polietilena ternyata orthorombik dengan konstanta kisi untuk PELL0209SR adalah a=7,515 Å, b=4,913 Å dan c=2,495 Å dan untuk PEFID5710AA a=7,438 Å, b=4,914 A dan c = 2,485 A, sedangkan sistem kristal polipropilena berupa monoklinik dengan konstanta kisi baik untuk PPF600 maupun PPJ600 berharga sama, yaitu: a=6,652 Å, b = 20,964 Å, c = 6,499 Å. dan ß= 99,20°. Fungsi Patterson untuk kedua kristal ini diperoleh dari data intensitas yang telah dikoreksi. Dari hal ini kontur fungsi Patterson dapat dikonstruksi dan kemudian gambar susunan atom-atom Carbon dalam tiga dimensi dapat dibuat-Jarak antar atom C, sudut tekuk dan jarak antar serat (milar) dapat diperoleh. "
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Parameter stuktur kristal dari polietilena dengan demsitas tinggi (HDPE) dan polietilena dengan densitas rendah (LDPE) ditentukan dengan metode difraksi sinar-x. Perubahan struktur kristal terjadi bila polietilena tersebut diproses dengan perlakuan panas. Penghalusan sruktur dilakukan dengan metode Rietveld. Panjang ikatan C-C dan C-H serta sudut tekuk C-C-C pada rantai molekul polietilena dihitung dari posisi atom dan parameter kisi yang dihaluskan. Informasi panjang ikatan C-C dan sudut tekuk C-C-C digunakan untuk menentukan nilai teoritis modulus kelentingan dan menganalisis sifat mekanis dari molekul polietilena. "
Universitas Indonesia, 2006
S29016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Maryam
"Metode analisa kuantitatif terhadap polimer terns dikembangkan
mengingat betapa meningkatnya kebutuhan polimer di masyarakat. Salah
satu metode yang digunakan adalah metode analisa kuantitatif spektroskopi
IR. Metode ini mudah , cepat, dan relatif lebih murah.dibanding metode
analisa polimer lainnya. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode
analisa kuantitatif IR untuk menentukan komposisi kopolimer dalam hal ini
adalah kopolimer propilen-etilen blok (KPEB) dan derajat poiimerisasi (MSLiK peRPU5TAi
FWIPA-U i
Struktur KPEB merupakan gabungan dari polipropilen (PP) dan
polietilen (PE) sehingga pita serapan khas kedua polimer tersebut muncul
pada pita serapan KPEB. Pita serapan khas KPEB terdapat pada frekuensi
1167, 973 dan 998 (doublet),'serta 841 cm'^ yang merupakan pita serapan
khas PP dan pada frekuensi 720 cm'^ yang merupakan pita serapan khas PE. Hubungan rasio absorbansi pada berbagai kadar etilen dalam KPEB (2.4 %,
7.0%, 9.4%) menunjukkan keiinieran yang tinggi pada frekuensi 720 dan
973 cm'V Uji linieritas terhadap kurva KPEB menghasilkan persamaan
regresi y = 0,0295x - 0,0011 dengan nilai koefisien korelasi ( r ) 0,9998.
Presisi yang dihasilkan pada pengukuran rasio absoriDansi standar KPEB
memberikan nilai %RSD 3.273, 4.100, 1.513 untuk masing masing-masing
standar 2.4%, 7.0%, dan 9.4%. Uji keberulangan terhadap slope kurva
kalibrasi KPEB memberikan nilai koefisien variasi (kv) 0.339%. Penentuan
persentase recovery pada KPEB memberikan hasil rat^rata 98.02%
Pita serapan khas PEG terdapat pada frekuensi 800 - 1000 cm'^ yang
mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya derajat polimerisasi.
Kurva kalibrasi untuk PEG dibuat antara rasio absorbansi dari frekuensi 940
dan 887 cm"^ vs. derajat polimerisasi (n). Kurva kalibrasi PEG menghasilkan
persamaan regresi y = 0,304 + 0,361 dengan r = 0,986. %RSD rasio
absorbansi standar PEG dengan n = 2, 3, 4, 5 terdiri atas 1.106, 1.444,
2.450, 3.366. Nilai kv untuk kurva kalibrasi PEG sebesar 0.568%. dan
persentase recovery rata-rata PEG 98.04%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hikam
"ABSTRAK
harga konstanta dielektrik barium titanat sebagai fungsi tekanan hampir konstan sebesar 1243 sampai tekanan 1.4 x 109 Pa, kemudian naik secara tajam mencapai harga maksimum pada tekanan sekitar 1,75 x 109 Pa. Di atas tekanan ini harga konstanta dielektrik turun menurut grafik 1/p sampai tekanan 2,13 x 109 Pa. Tekanan dimana harga konstanta dielektrik mencapai harga maksimum dinamakan tekanan transisi Pc. Artinya pada tekanan tersebut transisi fase dari feroelektrik menjadi non feroelektrik. Sifat ini ternyata sama dengan perumusan Curie - Weiss untuk ketergantungan konstanta dielektrik pada temperatur. Jika ditinjau dari polarisasi listrik spontannya maka diatas tekanan transisi ini harga polarisasi listrik spontan akan menuju nol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan
"Metana dan karbon dioksida yang terkandung dalam cadangnn gas alam di Indonesia, memiliki dampak terhadap permasalahan lingkungan global seperti efek rumah kaca. Salah satu cara yang cukup potensial untuk memanfaatkan gas ini adalah dengan mengkonversikan gas metana dan karbon dioksida menjadi gas sintesis (CO dan H2), yang merupakan bahan baku industri petrokimia. Cara ini dikenal dengan reaksi reformasi CO2.
Reaksi reformasi CO2 adalah reaksi endotermis, dan katalis yang umum digunakan adalah nikel (Ni), karena cukup aktif dan selektif serta ekonomis. Permasalahan utama yang dihadapi adalah temperatur reaksi yang tinggi dan terbentuknya deposit karbon. Karena itu penting dilakukan pengembangan penelitian katalis untuk reaksi reformasi CO2, sehingga nantinya akan diperoleh suatu katalis yang mempunyai kinerja yang bagus, bereaksi dengan temperatur yang rendah, dan meminimumkan terbentuknya deposit karbon.
Pada makalah ini penulis ingin mengetengahkan hasil penelitian katalis yang berpenyangga bentonit yang berasal dari Leuwiliang-Jawa Barat. Inti aktif yang digunakan adalah nikel yang didapat dari pengenceran Ni(NO3)2.6H2O. Ada 5 buah sampel yang telah diteliti (yaitu : Bentonit Murni, Bentonit Aktivasi Asam, Bentonit Aktivasi Basa, Katalis Asam-impregnasi Ni pada Bentonit Aktivasi Asam, dan Katalis Basa-impregnasi Ni pada Bentonit Aktivasi Basa).
Dari hasil analisa BET diperoleh bahwa Katalis Basa memiliki luas permukaan paling besar dibanding sampel uji lainnya, yaitu dengan luas 34.15 m²/g. Sedangkan luas permukaan untuk sampel Bentonit Murni adalah 24,28 m²/g, untuk Bentonit Aktivasi Asam adalah 33,08 m²/g, untuk Bentonit Aktivasi Basa adalah 6,871 m²/g, dan untuk Katalis Asam adalah 30,12 m²/g.
Hasil analisa FTIR menunjukkan bahwa Katalis Basa memiliki spektrum Al2O3 pada daerah serapan antara 800-400 cm-1. Pada Katalis Asam tidak terdapat spektrum tersebut, yang menunjukkan tidak adanya ikatan Al-O pada katalis. Ikatan Al-O ini menyebabkan bentonit memiliki struktur oktohendral, sehingga struktur molekul dari Katalis Basa akan menjadi lebih kokoh.
Hasil analisa XRD menunjukkan adanya indikasi mineral gypsum, aluminium phospat, alpha quartz, rutile, dan aluminium titanium pada Katalis Asam. Pada Katalis Basa terdapat indikasi mineral alpha quartz, anorthite, lime, dan besi. Mineral-mineral ini merupakan mineral penyusun dari sampel-sampel katalis.
Dan dari hasil analisa AAS memperlihatkan bahwa Katalis Basa memiliki prosentase loading aktual inti aktif Ni paling besar, yaitu sebesar 7.948 % hampir mendekati prosentase loading teoritis (10%), Sedangkan Katalis Asam memiliki prosentase loading aktual inti aktif Ni yang jauh lebih kecil, yaitu sebesar 0,009%.
Setelah pengujian aktivitas katalis, ternyata Katalis Basa jauh lebih aktif dibandingkan dengan Katalis Asam. Secara umum konversi Katalis Basa jauh lebih tinggi dari Katalis Asam, kecuali untuk temperatur 600ºC. Dimana pada terperatur tersebut konversi CH4 dari Katalis Basa adalah 63.2%, sedangkan untuk Katalis Asam adalah 81,1%. Adapun konversi CO2-nya adalah 37.6% untuk Katalis Basa, dan 71,8% untuk Katalis Asam, Selektivitas, yield, dan rasio H2/CO pada setiap temperatur dari Katalis Basa juga terlihat lebih tinggi dari Katalis Asam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S28337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>