Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158292 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Wahyu Edy Wibowo
"Telah dilakukan simulasi radioterapi paru-paru untuk verifikasi dosis kalkulasi TPS dengan pengukuran. fantom IMRT CIRS yang terdiri dari material jaringan lunak, paru-paru, dan tulang belakang digunakan sebagai objek dalam simulasi ini. Dosimeter yang digunakan dalam pengukuran adalah, bilik ionisasi Farmer tipe PTW 30013 dan NE 2571, serta Thermoluminisence Dosimeter (TLD). Fantom diradiasi menggunakan sinar-X 10 MV, ukuran lapangan 15 x 15 cm2 dengan 2 lapangan plane parallel metode Anterior-Posterior dan Posterior-Anterior (AP/PA) dan oblig Medio-Lateral dan Lateral-Medial (ML/LM) teknik SAD (Source to Axis Distance) 100 cm. Dosis pada jaringan lunak, paru-paru, dan tulang belakang dikalkulasi mengikuti protokol IAEA TRS 277 khusus untuk pengukuran dengan bilik ionisasi, sedangkan untuk pengukuran dengan TLD kalkulasi dosis pada ketiga medium menggunakan hasil kalibrasi. Dari 27 data deviasi antara hasil pengukuran dan kalkulasi TPS yang dievaluasi, untuk metode AP/PA diperoleh 18 data (66,67%) berada pada daerah antara -4 % sampai 6% dan 9 data (33,33%) berada diluarnya. Sedangkan untuk metode ML/LM, 20 data (74,07%) mempunyai deviasi berada dalam daerah ±6%, selebihnya 7 data (25,93%) memiliki deviasi lebih dari ±6%. Dalam penelitian ini, diperkirakan faktor koreksi ketidakhomogenan pada TPS kurang akurat terutama untuk jaringan paru.

A radiotherapy simulation of the lung for TPS verification dosage has been conducted by measurement. An IMRT CIRS phantom, that consisted of soft tissue, lung, and spine material, was used for this simulation. The dosimetry that were used in measurements are 30013 PTW Farmer-type and NE 2571 ionization chamber and also Thermoluminisence Dosimeter (TLD). Phantom was irradiated using a 10 MV X-ray with plane dimensions of 15 x 15 cm2 using 2 plane parallel field Anterior-Posterior method and oblique Lateral-Medial (ML/LM) technique where SAD (Source to Axis Distance) is 100 cm. Dosage at soft tissue, lung, and spine were calculated following the IAEA TRS 277 protocol specifically for ionization chamber measurement while measurements using TLD, dosage for those three areas was calculated using calibration result. Out of 27 deviation datas regarding the evaluation of measurements and TPS calculation, for AP/PA method 18 datas (66.67%) were between -4% and 6%, while 9 datas (33,33%) were beyond it. Whereas for ML/LM method, 20 data (74,07%) have deviation between ±6%, remainder 7 data (25,93%) deviation have more than ±6%. In this study it is estimated that inhomogeneity correction factor for the TPS is not accurate especially for lung tissue."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratih Rahmawati
"Telah dilakukan pengukuran dosis titik dan distribusi dosis menggunakan film gafchromic EBT3 pada HDR brakhiterapi dengan aplikator silinder. Adapun tujuan utama dilakukannya penelitian ini yaitu mengetahui karakteristik film gafchromic EBT3 dalam pengukuran brakhiterapi, mengevaluasi dosis pengukuran dengan dosis TPS melalui pengukuran dosis titik, serta mengetahui distribusi dosis di sepanjang sumber brakhiterapi. Evaluasi dosis titik dilakukan dengan mengevaluasi nilai dosis di titik pengukuran A1, A2, A3, dan A4 dengan dosis kalkulasi TPS. Titik A1 dan A2 merupakan titik preskripsi yang berada di sisi kanan dan kiri aplikator silinder. Pengukuran dosis titik dilakukan dengan variasi 13 mm, 14 mm, dan 15 mm dari sumber. Sedangkan, titik A3 dan A4 merupakan titik yang berada di atas A2 dan A1 dengan jarak 1.5 cm. Pengukuran distribusi dosis dilakukan pada jarak 10 mm dan 15 mm dari sumber. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kalibrasi film gafchromic EBT3 yang paling baik yaitu kalibrasi 13 mm dengan nilai diskrepansi untuk titik A1, A2, A3, dan A4 berturut-turut adalah -0.37 , -3.40 , -1.39 , dan -1.54 . Nilai diskrepansi pada jarak 10 mm dari sumber sebesar -0.26 dan pada jarak 15 mm dari sumber sebesar 7.5 .
Point dose measurements and dose distributions have been conducted in HDR brachytherapy with cylinder applicator using EBT3 gafchromic film. The main objective of this study was to know the characteristics of EBT3 gafchromic film, to evaluate doses between measurements and brachytherapy treatment planning, and to know dose distribution along the source rsquo s main axis. The evaluation of point dose have been performed by comparing dose value in point A1, A2, A3, and A4 of the measurements with dose in treatment planning. Point A1 and A2 are prescription point at the right side and the left side of cylinder applicator. Measurement of point dose have been varied by distance of 13 mm, 14 mm, and 15 mm from brachytherapy source. Point A3 and A4 are located at distance of 1.5 cm above point A2 and A1. Dose distribution was measured at distance of 10 mm and 15 mm from brachytherapy source. The most suitable calibration for point dose measurements is calibration 13 mm which discrepancy values for point A1, A2, A3, and A4 were 0.37 , 3.40 , 1.39 , and 1.54 . The discrepancy value for dose distribution measurements at distance of 10 mm and 15 mm from the source was 0.26 and 7.5 , respectively."
2017
S66223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmanto
"Telah dilakukan penelitian untuk memperoleh distribusi dosis sumber brakiterapi Ir-192 HDR (High Dose Rate) Mikroselektron Klasik dalam medium air dengan Monte Carlo EGSnrc. Parameter dosis dikalkulasi sesuai dengan rekomendasi AAPM TG 43 seperti: kekuatan kerma udara, konstanta laju dosis, fungsi dosis radial, dan fungsi anisotropi. Hasil kalkulasi diperoleh nilai kekuatan kerma udara (Sk/A) sebesar 9,65 x 10-8 U.Bq-1 dengan nilai konstanta laju dosis (Λ) sebesar 1,121 cGy h-1 U-1. Dalam klinis, brakiterapi umumnya menggunakan distribusi dosis dari multi sumber. Distribusi dosis tersebut sangat ditentukan oleh interval antar sumber. Dengan mengambil referensi dosis di titik sumbu utama pada jarak 1,0 cm dari sumber maka distribusi dosis mulai tidak homogen bila interval antar sumber ≥ 1,5 cm terutama untuk r ≤ 1,0 cm.

This study presents the results of EGSnrc Monte Carlo calculations of the dose distribution of Ir-192 brachytherapy HDR (High-Dose Rate) Microselectron Classic sources in water medium. Parameters of dose were calculated according to AAPM TG 43 recommendations such as air kerma strength, dose rate constant, radial dose function and anisotropy function. The results of calculations obtained air kerma strength (Sk/A) of 9.65 x 10-8 U.Bq-1 with dose rate constant (Λ) of 1.121 cGy.h-1.U-1. In clinical, brachytherapy generally used dose distribution from multi-sources. The dose distribution is mostly determined by the interval between sources. By taking reference dose at the point of the main axis at a distance of 1.0 cm from the source dose distribution started not homogeneous when the interval between sources ≥ 1.5 cm especially for r ≤ 1.0 cm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30017
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Margo Setiawan
"Telah dilakukan penelitian brakiterapi LDR dengan sumber Ir 192 dengan menggunakan dosimeter film Gafchromic EBT-2 dengan perlakuan di medium air dan diudara, berdasarkan kalibrasi dari penelitian sebelumnya piksel value yang didapat dari pembacaan scanner diinterpolasi menjadi nilai dosis absolute. Protokol AAPM TG 43 digunakan sebagai acuan untuk menentukan persentase distribusi dosis pada setiap titik dan menjadi acuan sebagai penentu fungsi geometri sebagai faktor koreksi sumber dan fungsi dosis radial sebagai faktor koreksi atenuasi dan hamburan pada setiap titik tersebut. Telah dilakukan penelitian brakiterapi LDR dengan sumber Ir 192 dengan menggunakan dosimeter film Gafchromic EBT-2 dengan perlakuan di medium air dan diudara, berdasarkan kalibrasi dari penelitian sebelumnya piksel value yang didapat dari pembacaan scanner diinterpolasi menjadi nilai dosis absolute. Protokol AAPM TG 43 digunakan sebagai acuan untuk menentukan persentase distribusi dosis pada setiap titik dan menjadi acuan sebagai penentu fungsi geometri sebagai faktor koreksi sumber dan fungsi dosis radial sebagai faktor koreksi atenuasi dan hamburan pada setiap titik tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29461
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahcdriany
"Prospek penggunaan kurva kalibrasi dalam perhitungan dosis antar modalitas menjadi tantangan baru dalam penggunaan film gafchromic EBT3. Tujuan utama penelitian ini adalah membandingkan hasil perhitungan dosis pada pesawat brakhiterapi sumber Ir-192 dan Co-60 dengan menggunakan fungsi kalibrasi pada brakhiterapi Ir-192, brakhiterapi Co-60, teleterapi LINAC 6 MV dan Co-60. Pengukuran dilakukan dengan melakukan kalibrasi pada keempat modalitas menggunakan film gafchromic EBT3. Hasil kalibrasi berupa fungsi kalibrasi digunakan dalam mengkonversi densitas optik pada hasil perencanaan dengan dosis perskripsi 2 Gy, 3 Gy dan 6 Gy pada tiga buah aplikator silinder dengan fantom akrilik pada kedalaman 5 mm, 6 mm dan 7 mm. Hasil menunjukkan kurva kalibrasi keempat modalitas tampak hampir berimpit dengan pola polinomial. Koefisien korelasi R2 pada modalitas menunjukkan linearitas kalibrasi berturut-turut sebersar 0,9991; 0,9989; 0,9981 dan 0,990. Nilai dosis terukur tampak berkuran pada jarak yang lebih besar dari pusat aplikator ke fantom. Hasil perhitungan gamma indeks bernilai lebih kecil pada toleransi yang lebih kecil dengan nilai minimum dan maksimum sebesar 74% dan 98,4%.

The prospect of using calibration curves in calculating intermodality doses is a new challenge in the use of EBT3 gafchromic films. The main objective of this study was to compare the dose calculations on the Iridium (Ir)-192 and Cobalt (Co)-60 brachytherapy by using the calibration function of Ir-192 brachytherapy, LINAC 6 MV, Co-60 brachytherapy, and Co-60 teletherapy. The calibration functions were obtained from the exposure of the EBT3 gafchromic film with dose references of 0 to 10 Gy by using the calibration function of Ir-192 brachytherapy, LINAC 6 MV, Co-60 brachytherapy, and Co-60 teletherapy. The dose references of the treatment planning system (TPS) were 2 Gy, 3 Gy and 6 Gy. The experiment was conducted with three cylindrical applicators. R2 of the LINAC 6 MV, Ir-192 brachytherapy, Co-60 brachytherapy, and Co-60 teletherapy are about 0.9991, 0.9989, 0.9981 and 0.990 respectively. The use of the Co-60 teletherapy calibration function shows the greatest discrepancy. Measured dose values ​​appear to be reduced at a greater distance from the center of the applicator to the phantom. The results of the calculation of the gamma index are smaller at a smaller tolerance. The minimum and maximum value of 74% and 98.4% respectively."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Nurningsih
"Telah dilaksanakan suatu studi kuantitatif kualitas citra mammografi sebagai fungsi jarak air gap. Studi dilaksanakan pada alat mammografi General Electric Senographe 700T dengan menggunakan metoda Bernstein dan Muntz dan modifikasinya. Metode ini menggunakan Low Shield Contrast dengan memvariasikan gap pada kondisi paparan, SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan otomatic processing yang sama. Modifikasi metode Bernstein dan Muntz menggunakan fantom mammografi PMMA dengan memvariasikan gap pada SID (Source to Image Distance), field size (luas lapangan) dan automatic processing yang sama, namun dengan kondisi paparan yang berbeda untuk masing-masing penambahan ketebalan PMMA. Didapatkan hasil bahwa dengan bertambahnya gap, S/P (Scatter to Primary ratio ) menurun, S/P untuk masing-masing gap 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm berturut-turut yaitu menurun sebesar 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, dan 1.29%, dan kualitas citra yang diperoleh menjadi lebih baik. Penambahan ketebalan fantom menghasilkan berkurangnya kualitas citra.

A quantitative study has been done on the influence of air gap on image quality by using Bernstein and Muntz’ method and its modification. Work was accomplished on General Electrical Senographe 700T mammography unit. The method use Low Shield Contrast with variety of different gaps on same voltage, SID (Source to Image Dista nce), field size and automatic processing unit. The modification used PMMA pantom, but with the different voltage each additional thickness for different exposure. The result is that with increasing gap, S/P (Scatter to Primary ratio) decreases, S/P decreases for 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm gap are 0.24%, 0.49%, 0.75%, 1.015%, and 1.29%, and the image quality increased. Image quality decreases as the PMMA thickness increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Faizal Qurtubi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29501
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>