Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2000
S28543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S28126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1997
S28307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Nimamulia
"Dalam rekaman data seismik banyak terkandung noise yang membuat gambaran bawah permukaan menjadi tidak baik. Multipel merupakan salah satu jenis noise yang terekam dalam data seismik. Bagaimanapun juga, multipel merupakan masalah yang cukup membuat interpretasi data menjadi tidak akurat. Data sintetik yang digunakan pada tugas akhir ini merupakan data yang memiliki noise multipel yaitu water bottom multiple dan juga reflector multipel. Untuk mengurangi noise ini perlu dilakukan atenuasi mutipel agar hasil stack hanya terdiri dari data-data primary saja. Atenuasi multipel kemudian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu teknik Surface Related Multiple Elimination (SRME), Radon demultipel serta kombinasi antara keduanya. Hasil stack dari setiap teknik kemudian dibandingkan guna mengetahui teknik mana yang merupakan teknik yang paling baik dan tepat untuk diaplikasikan terhadap data sintetik yang digunakan.

In seismic data record there are so many noise that can make the view of subsurface become not clear. Multiple was kind of Noises that being in seismic data. However, multiple was one of problem that can make data interpretation become inaccurately. Synthetic data that being used in this final task was a data that has a water bottom multiple and reflector multiple. To reduce this noise, it is important to do multiple attenuation so that the stack result only consists of data only. Multiple attenuation then being done by using Surface Related Multiple Elimination (SRME), Radon demultipel techniques and combination of both methods. Stack Results from each techniques then being compared in order to know which technique was the best and correct techniques to be applicated in its synthetic data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29389
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Is Suhariah Ismid
"

Filariasis yang oleh orang awam disebut penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Cacing dewasa filaria hidup di pembuluh dan kelenjar getah bening, sehingga penyakit ini sering disebut filariasis limfatik. Cacing betina akan menghasilkan keturunan yang disebut mikrofilaria yang dapat ditemukan dalam darah tepi hospes (inang).

Di dunia terdapat 3 spesies cacing filaria limfatik pada manusia yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Penyebaran filariasis dapat ditemukan di daerah tropik maupun subtropik. Menurut WHO terdapat kurang lebih 1 milyar penduduk tinggal di daerah endemik yang berisiko terinfeksi filaria dan 120 juta penduduk di antaranya terinfeksi filaria, dengan rincian 90% terinfeksi W. bancrofti dan 10% terinfeksi B. malayi dan B. timori. W. bancrofti tersebar di Asia, Afrika, Cina, Kepulauan Pasifik dan sebagian Amerika Latin. B. malayi tersebar luas di Asia Tenggara, sedangkan B. timori mempunyai penyebaran yang terbatas hanya di Nusa Tenggara Timur.

Nyamuk merupakan vektor penting dalam penularan filariasis, akan tetapi tidak semua nyamuk potensial menjadi vektor. Vektor potensial adalah nyamuk yang dapat mengembangkan mikrofilaria menjadi larva infektif. Daur hidup filaria memang agak kompleks karena dafam satu daur hidupnya mempunyai dua fase, yaitu dalam tubuh manusia dan nyamuk. Mikrofilaria yang terisap oleh nyamuk akan melepaskan sarungnya di lambung nyamuk. Setelah 2 -- 6 jam berada dalam lambung nyamuk, kemudian menembus dinding lambung pergi ke otot toraks. Di otot toraks mikrofilaria akan berubah menjadi larva stadium 1, 2 hari kemudian menjadi larva stadium I I dan menjadi larva stadium I I I setelah 10 - 15 hari. Larva stadium III merupakan bentuk infektif bagi manusia. Larva stadium III dari otot toraks akan menuju kelenjar liur nyamuk siap untuk ditularkan ke manusia.

Pada saat nyamuk menggigit manusia, larva stadium III dilepaskan di kulit sekitar tempat gigitan, kemudian masuk ke peredaran darah lewat lubang gigitan nyamuk. Larva stadium III ini di badan manusia berkembang menjadi larva stadium IV kemudian masuk ke kelenjar getah bening dan berkembang menjadi cacing dewasa jantan atau betina. Setelah pembuahan, cacing betina akan menghasilkan mikrofilaria yang dilepas ke peredaran darah. Mikrofilaria dapat ditemukan di darah tepi secara periodik, kadang-kadang hanya malam saja yang disebut periodik noktuma.

Mikrofilaria yang hanya ditemukan di peredaran darah pada siang hari saja, disebut periodik diurna. Mikrofilaria yang ditemukan pada malam dan siang hari dalam jumlah yang lebih sedikit pada siang hari mempunyai periodisitas subperiodik nokturna dan bila jumlah mikrofilaria pada siang hari lebih banyak daripada malam hari mempunyai periodisitas subperiodik diurna. Selain itu terdapat mikrofilaria yang berada di darah siang dan malam sama banyaknya sehingga disebut aperiodik. Periodisitas mikrofilaria itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya oleh tekanan oksigen pada arteri dan vena, kegiatan hospes serta aktivitas menggigit vektor.

"
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0164
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Luhantara
"ABSTRAK
Radiasi selalu membayangi hidup manusia, Di luar rumah, radiasi datang dari matahari, kosmis, dan alam sekitar kita. Di dalam rumah, manusia terekspos radiasi siang malam, tarutama jika rumah tersebut tidak msmpunyai ventilasi yang baik. Akibat ekspos radiasi memang tidak akan langsung terasa karena efek radiasi sangat kumulatif, maka orang yang terkena radiasi tingkat rendah secara terus menerus lebih mungkin mengalami sakit dibanding orang yang terkena radiasi tingkat tinggi dalam jangka waktu singkat. Leukimia, misalnya, baru akan muncul setelah orang yang bersangkutan teradiasi secara terus-menerus selama 20-30 tahun, akibat buruk lain dari radiasi adalah : mutasi genetis, bayi lahir cacat, dan kematian bayi. Konsentrasi gas radon yang cukup tinggi di dalam suatu ruang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kanker paru-paru. Karena itu, keberadaan gas radon cukup berbahaya. Dengan menggunakan metode aktif (Dwi-Tapis) dan metode pasif (detektor CR-39/jejak nuklir) maka kita dapat mengukur konsentrasi gas radon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayu Masriyah
"ABSTRAK
Radon (Rn222) merupakan radionuklida alami yang termasuk kedalam golongan zat karsinogenik. Radon berasal dari kandungan batuan didalam lapisan tanah yang naik ke permukaan. Radon dapat digunakan sebagai indikasi keberadaan potensi panas bumi di suatu wilayah. Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat Kamojang yang berada disekitar wilayah potensi panas bumi, yaitu wilayah Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung selama bulan April-Juni 2016. Metode yang duigunakan adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Nilai risiko karsinogenik pajanan Radon dinyatakan dengan Excess Cancer Risk (ECR).
Dari hasil pengukuran konsentrasi Radon indoor di pemukiman penduduk didapatkan nilai median konsentrasi Radon dalam udara ruang di wilayah pemukiman Kamojang, Kabupaten Bandung tahun 2016 sebesar 33,67 Bq/m3. Hasil perhitungan intake Radon pada masyarakat Kamojang didapatkan nilai median sebesar 153,24 10-4 Bq. Besar tingkat risiko karsinogenik pajanan Radon indoor pada masyarakat Kamojang tahun 2016 memiliki median sebesar 0,08 x 10-6 atau 8 x 10-8, diartikan bahwa dengan pajanan Radon dengan intake sesuai individu yang diwawancarai, menambah kemungkinan adanya risiko karsinogenik dalam 8 kasus per 100.000.000 penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa kualitas udara didalam ruang rumah masih acceptable dari efek karsinogenik pajanan Radon.

ABSTRACT
Radon (Rn222) is a natural radionuclides included into the group of carcinogenic substances. Radon comes from rocks in the soil layer that comes to the surface. Radon can be used as an indication of the presence of the geothermal potential in the region. The research was conducted on Kamojang people who were around the area of geothermal energy, which Laksana Village area, Ibun, Bandung during the months from June to July 2016. The method is Environmental Health Risk Assessment (EHRA). Radon exposure is carcinogenic risk values expressed by Excess Cancer Risk (ECR).
From the results of indoor radon concentration measurements in residential areas has median value of radon concentrations in air amounted to 33.67 Bq / m3. Radon intake has results in society Kamojang obtained median value of 153.24 10-4 Bq. Carcinogenic risk level indoor radon exposure in the community Kamojang 2016 had a median of 0.08 x 10-6 or 8 x 10-8, mean that the radon exposure with appropriate individuals interviewed intake, increase the potential risk of carcinogenic in 8 cases per 100 million inhabitants. This figure shows that the air quality inside the home space is still acceptable from the carcinogenic effects of exposure to radon"
2016
S65065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Verdiana
"ABSTRAK
Radon merupakan unsur radioaktif yang digunakan untuk identifikasi sesar aktif penyebab utama gempa bumi , monitoring kegunungapian, mendeteksi kandungan migas dan geothermal, interpretasi keluaran airtanah di laut submarine groundwater discharge , serta pemanfaatan lainnya.Untuk mendeteksi kandungan Radon di daerah yang tidak tersampel dapat menggunakan metode Ordinary Cokriging.Metode Ordinary Cokriging merupakan perluasan dari metode ordinary kriging yaitu dengan menggunakan peubah teregional utama dan peubah teregional tambahan.Metode ini menghasilkan taksiran yang bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator . Nilai taksirannya dinyatakan sebagai kombinasi linier dari data sampel. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini merupakan isotopy data dimana kedua data yang digunakan berada pada titik lokasi yang sama. Dengan bantuan software R diperoleh plot yang menunjukkan bahwa data yang diperoleh memenuhi asumsi stasioner orde dua yaitu data yang dimiliki tidak membentuk pola tertentu terhadap lokasi data, sehingga dapat dibentuk model auto dan cross variogram. Terdapat dua model yang dihasilkan dari data ini, yaitu model Spherical dan model Eksponensial. Dari kedua model tersebut dipilih model terbaik yang cocok dengan keadaan data yaitu dengan melihat variansi minimum yang diperoleh menggunakan metode validasi silang yaitu model Spherical adalah model terbaik, dengan nilai R ?_e =0.0311 dan S_ R_e ^2=1.00095. Berdasarkan model tersebut diperoleh estimasi kandungan Radon minimum sebesar 6.3471 Bq/m3 pada koordinat 712757, 9271286, 401 dengan variansi error sebesar 0.5180 dan estimasi kandungan maksimum sebesar 6130.3063 Bq/m3 pada koordinat 712969, 9271446, 382 dengan variansi error sebesar 0.6288.

ABSTRACT
Radon is a radioactive element which used for identifying the earthquakes trigger, vulcanism monitoring, oil and geothermal contents detecting, interpreting ground water output in the sea submarine groundwater discharge , and many others. For detecting the content of Radon on unsampled area, the ordinary cokriging can be used. The ordinary cokriging is an extension of ordinary kriging with one covariable. This method is used to estimate the BLUE Best Linear Unbiased Estimator . The value of estimation of a point is a linear combination of observations around it. The data in this study is isotopy data. Open source software R was used to obtain the plots of the data. They showed that the assumptions of second order stationary are fulfilled. So, that auto and cross variogram models can be used. There are two models that can be applied on the data, spherical model and eksponensial model. By using the cross validation method, the spherical model is the best model to fit the data with the result R e 0.0311 and S R e 2 1.00095 . Based on this model we obtained a minimum estimates of Radon content is 6.3471Bq m3 at coordinates 712757,9271286,401 with the number of error variance is 0.5180 and maximum estimates of Radon content is 6130.3063 Bq m3 at coordinates 712969, 9271446, 382 with the number of error variance is 0.6288."
2017
T47220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>