Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143610 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1990
S28002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alya Hafiza Vivadinar
"Pada penelitian ini, dilakukan analisis aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi pada proses produksi Hydrogenated Vegetable Oil (HVO) dengan hidrogen dari Steam Methane Reforming (SMR), Gasifikasi Biomassa (BG), Elektrolisis dengan Pembangkit Listrik Panas Bumi (GEO-E), dan Elektrolisis dengan Pembangkit Listrik Panel Surya (PV-E). Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan efisiensi energi, faktor emisi, serta biaya produksi HVO dari teknologi hidrogen yang berbeda-beda. Seluruh teknologi disimulasikan menggunakan Aspen Plus® dengan fluid package Peng-Robinson. HVO diproduksi menggunakan dua reaktor, yaitu reaktor hydrotreating dan reaktor hidroisomerisasi dan menghasilkan tiga produk, yaitu HVO, green naphtha, dan bio-jet fuel. Proses produksi hidrogen menggunakan BG menggunakan bahan baku empty fruit bunch (EFB). Sedangkan pasokan listrik untuk elektrolisis didapat dari GEO-E dengan sitem kombinasi ORC dan Flash. Pasokan listrik untuk elektrolisis dengan PV-E dilengkapi dengan baterai. Analisis teknik dilakukan dengan menghitung efisiensi energi produksi HVO. Analisis ekonomi dilakukan dengan menghitung biaya produksi HVO dengan metode Levelised Cost of Energy (LCOE). Analisis lingkungan dilakukan dengan menghitung emisi CO2-e dengan metode Life Cycle Analysis. Hasil analisis memperlihatkan bahwa produksi HVO dengan efisiensi terbaik didapat dari hidrogen hasil SMR dengan efisiensi 55,67%, yang diikuti oleh BG (31,47%), PV-E (9,34%), dan GEO-E (7,89%). LCOE terendah juga masih membutuhkan produksi hidrogen dari SMR dengan LCOE sebesar $15,79/GJ-HVO, yang diikuti oleh BG ($16,37/GJ-HVO), GEO ($22,83/GJ-HVO), dan PV ($27,29/GJ-HVO). Akan tetapi, produksi HVO yang paling ramah lingkungan menggunakan GEO-E sebagai teknologi produksi hidrogen dengan faktor emsisi sebesar 1,63 kgCO2-e/kg HVO, yang diikuti oleh PV-E (1,86 kgCO2-e/kg HVO), SMR (5,57 kgCO2-e/kg HVO), dan BG (16,52 kgCO2-e/kg HVO).

Study is done from the perspective of technicality, environment, and economical for Hydrogenated Vegetable Oil (HVO) production with hydrogen from Steam Methane Reforming (SMR), Biomass Gasification (BG), Geothermal Electrolysis (GEO-E), and Solar Photovoltaic Electrolysis (PV-E). The purpose of this study is to evaluate the energy efficiency, emission factors, and cost production of HVO production from various hydrogen production technologies, mentioned above. Every production technology is simulated using Aspen Plus® using the Peng-Robinson fluid package. HVO is produced by two reactors, which are hydrotreating reactor and hydroisomerisastion reactor. The process produces three main products, HVO, green naphtha, dan bio-jet fuel. Feedstock to produce hydrogen from BG is Empty Fruit Bunch (EFB). Electricity production via geothermal for electrolysis uses combination of Organic Rankine Cycle (ORC) and flash system. While the electricity produced using Solar Photovoltaic is equipped with battery. Technical analysis is done by calculating the energy efficiency from overall system energy flow. Production cost is calculated using the Levelised Cost of Energy (LCOE) to analyse the economical aspect. CO2-e emission is determined using the Life Cycle Analysis (LCA) method to analyse the environmental aspect. Study has shown that HVO production with SMR as the hydrogen production technology has the highest energy efficiency (55,67%), which then followed by BG (31,47%), PV-E (9,34%), and GEO-E (7,89%). The lowest LCOE can be obtained if the hydrogen is obtained from SMR aswell (15,78/GJ-HVO), which is followed by BG ($16,37/GJ-HVO), GEO ($22,83/GJ-HVO), and PV ($27,29/GJ-HVO). However, HVO production with the lowest emission factor is equipped with GEO-E (1,63 kgCO2-e/kg HVO), which followed by PV-E (1,86 kgCO2-e/kg HVO), SMR (5,57 kgCO2-e/kg HVO), and BG (16,52 kgCO2-e/kg HVO)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Adjisetya
"Hidrogen merupakan salah satu gas yang memiliki banyak kegunaan. Salah satunya pada industri kimia. Pabrik yang memiliki banyak gangguan akan berdampak pada efektivitas dan kestabilan operasi pabrik. Selain itu, pabrik yang memiliki banyak gangguan unit juga akan berpengaruh pada lingkungan sekitar. Unit kompresor dan steam reformer merupakan unit – unit yang penting dalam pabrik biohidrogen dari biomassa. Kompresor berfungsi untuk mencapai tekanan tinggi pada kondisi operasi selanjutnya dan steam reformer merupakan proses utama dari pabrik ini yang berfungsi untuk menghasilkan gas hidrogen.  Multivariable model predictive control (MMPC) merupakan suatu pengendali tingkat lanjut. Identifikasi model empirik berdasarkan berdasarkan first order plus dead time (FOPDT) untuk pengaruh gangguan ini dilakukan melalui metode process reaction curve (PRC). Dalam melakukan pengujian, model empirik yang digunakan pada MMPC yaitu model FOPDT yang diperoleh dengan metode 2 (Smith), serta penggabungan dengan model FOPDT MPC yang telah diperoleh pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh oleh Wahid dan Taqwallah (2018). Untuk memperoleh kinerja pengendalian proses yang optimal dilakukan proses tuning atau penyetelan dengan menggunakan metode Shridhar dan Cooper, serta fine tuning untuk dibandingkan dengan kinerja pengendalian model predictive control (MPC) oleh Wahid dan Taqwallah (2018). MMPC fine tuning dengan model FOPDT yang diperoleh dengan metode 2 (Smith) tanpa penggabungan dengan model MPC memberikan hasil yang terbaik karena dapat menstabilkan aliran lebih cepat sesuai dengan setpoint. Parameter nilai T, P, dan M pada MMPC yang diperoleh yaitu 1, 341, dan 121 pada unit kompresor, serta 1, 45, dan 21 pada unit steam reformer. Peningkatan kinerja MMPC ini yaitu pada unit kompresor 1 yaitu 85,84%; unit kompresor 2 61,39%; unit kompresor 3 yaitu 94,57%; dan unit kompresor 4 yaitu 73,35%, serta pada unit steam reformer peningkatan kinerja MMPC fine tuning yaitu 63,34% pada heater dan 80,16% pada combustor.

Hydrogen is one of many gases that has many uses, one of which is in the chemical industry. A factory that has many units creates a lot of disturbances that affect on the effectiveness and stability of the plant's operation, and it will also affect the surrounding environment. Compressor unit and steam reformer are two of the important units in biohydrogen plant from biomass. The compressor works to achieve high pressure in the next operation and Steam Reformer is the main process of this plant which functions to produce H2 gas. Multivariable Model Predictive Control (MMPC) is an advanced controller.  The identification of the empirical model based on first order plus dead time (FOPDT) for the effect of this disturbance was carried out using the process reaction curve (PRC) method. The empirical model that used for the MMPC controller is the FOPDT model obtained by method 2 (Smith), as well as combining it with the MPC FOPDT model which has been acquired in previous research conducted by Wahid and Taqwallah (2018). To obtain optimal process control, a tuning process is carried out using the Shridhar and Cooper method, along with fine tuning to compare with the control performance of the model predictive control (MPC) by Wahid and Taqwallah (2018). Fine tuning MMPC controller with FOPDT model obtained by method 2 (Smith) without combining it with MPC model gives the best results because it stabilizes the flow faster based on setpoint. Parameter values of T, P, and M on the MMPC controller are 1, 341, and 121 on the compressor unit and 1, 45, and 21 on the steam reformer unit. Improvement of this MMPC on compressor unit 1 is 85.84%, compressor unit 2 61.39%, compressor unit 3 is 94.57%, and compressor unit 4 is 73.35%. In steam reformer unit, improvement of fine-tuned MMPC is 63.34% on heater and 80.16% on combustor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Riana Saputri
"ABSTRAK
Produksi biohidrogen melalui reformasi kukus bio-oil berperan penting dalam perkembangan energi terbarukan yang berasal dari biomassa dalam memproduksi bahan bakar yang bersih. Walaupun demikian, kehadiran coke dan rendahnya konversi karbon merupakan permasalahan yang sering terjadi. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi pembentukan deposit karbon dan meningkatkan konversi karbon dengan menggunakan core shell. Core shell akan meningkatkan luas permukaan, interaksi terhadap support katalis dan aktivitas katalitiknya. Core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru disintesis dengan metode mikroemulsi dalam sistem larutan CTAB/n-heksanol/sikloheksana/aquades. Katalis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, BET, FESEM-EDS dan TEM. Fraksi aqueous bio-oil dianalisis menggunakan GC-MS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yield hidrogen tertinggi dihasilkan dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru adalah sebesar 16,34 pada menit ke-10. Jumlah deposit karbon terendah diperoleh dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru yaitu 1,234 g. Konversi karbon dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru meningkat 11,27 dibandingkan menggunakan Ni/CaO-?-Al2O3. Produksi yield hidrogen dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru meningkat sebesar 4,56 dibandingkan dengan menggunakan Ni/CaO-?-Al2O3. Sehingga, core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru lebih baik digunakan untuk produksi hidrogen dan mengurangi deposit karbon melalui reformasi kukus bio-oil dibandingkan dengan katalis Ni/CaO-?-Al2O3.

ABSTRACT
Biohydrogen production through bio oil steam reforming plays an important role in the development of renewable hydrogen from biomass to produce the cleanest fuel. However, the existence of coke and low carbon conversion are problems that have been found in some studies. The purposes of this study were to reduce coke formation and to enhance carbon conversion by using core shell. Core shell can improve surface area, support interaction and its catalytic activity. Ni CaO Al2O3 Ru core shell catalysts were prepared by CTAB n hexanol cyclohexane water micro emulsion system. The catalysts were characterized by means XRD, BET, FESEM EDS and TEM. Bio oil aqueous fraction was analyzed by using GC MS. Based on experiment, the highest hydrogen yield was produced by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell was 16.34 in minute 10. The lowest coke deposit production by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell was 0.1234 g. Gas product carbon conversion by using core shell Ni CaO Al2O3 Ru enhanced more 11.27 than using Ni CaO Al2O3. Hydrogen yield production by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell enhanced more 4.56 than using Ni CaO Al2O3 catalyst. The result showed that the effect of Ni CaO Al2O3 Ru core shell was more efficient for hydrogen production and to decrease coke deposit through steam reforming bio oil compared to Ni CaO Al2O3 catalyst."
2017
T49740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research has the effort to develop catalyst for steam reforming of bio oil. The bio oil is liquid
product that iv produced _from biomass pyrolysis. The reforming of bio oil produces hydrogen gas. The main
challenge in reforming of organic compound especially aromatic, in bio oil as phenol, is carbon formation
at the catalyst surface resulted in uncomplete reaction. The catalyst formulation resulted is expected to have
high resistance to catalyst deactivation because of carbon formation. Beside that, it is expected too to have
high stability and activity, compared to commercial nickel based catalyst. For those purposes, research of
steam reforming of m-cresol in bench scale has been done. m-cresol is one of phenol compounds in bio oil,
that has stable properties, difficult to react and disturb the catalyst activity. The catalyst formulation used is
Ru-Ni/MgO.La;O3.Al2O3 mixture. This research has succeed to develop catalyst of reforming from Ni-Ru
metal combination that having the good stability and activity to reform m-cresol. The best catalyst
composition resulted is 2%Ru-15%Ni. In Ni and Ru catalyst combination, Ni catalyst is the mainly active
component in reforming of oxygenated aromatic compound in bio oil The Ru catalyst function is to increase
Ni metal dispersion on support, by then increasing the catalyst stability.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 20 (3) Maret 2006 : 215-220, 2006
JUTE-20-3-Sep2006-215
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Novirsal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S35944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Ibrahim
"Kebijakan penguasaan tanah skala besar untuk pembangunan perumahan
dan permukiman merupakan kebijakan Pemerintah ORDE BARU yang berbasis
paradigma pertumbuhan ekonomi telah mendorong investor menanam modalnya di
sektor perumahan dan permukiman. Konsekuensi Iogis dari kebijakan tersebut
menciptakan kemudahan pengembang memperoleh tanah dalam ukuran yang Iuas,
tumbuhnya perumahan baru serta hunian skala kota baru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perumusan kebijakan
penguasaan tanah skala besar untuk pembangunan perumahan dan permukiman
telah sesuai dengan amanat UUPA 1960. Kemudian, apakah implementasi kebijakan
tingkat operasional teiah memberikan manfaat bagi pelaku pembangunan,
mendorong produktivitas tanah dan pengembangan wilayah di Kabupaten Bekasi.
Selanjutnya, rekomendasi apa saja yang diperlukan bagi penyempurnaan kebijakan
tersebut agar Iebih baik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, bersifat explanatif - evaluasi dan
memakai landasan teori hirarki kebijakan (Bromley, 1989) dengan studi kasus di
Kabupaten Bekasi.
Kebijakan penguasaan tanah skala besar untuk pembangunan perumahan
dan permukiman telah gagal mencapai sasaran yang telah diamanatkan oleh UUPA.
Namun menghasilkan dampak positif terhadap program pembangunan dan
permukiman di satu pihak dan dilain pihak menguntungkan bagi pengembang skala
besar serta merugikan secara sosial - ekonomi bagi pemilik tanah dan masyarakat
sekitar, serta menambah beban dan tanggung jawab baru bagi Pemerintah
Kabupaten Bekasi. Kegagalan kebijakan terletak pada Pemerintah itu sendiri, dan
tidak efektifnya pelaksanaan di Iapangan.
Ketidakberhasilan kebijakan dimaksud disebabkan (a) sistim pemerintahan
yang sentralisasi, (b) perumusan peraturan pelaksanaan UUPA yang kurang
memadai, (c) Implementasi kebijakan yang kurang mempertimbangkan efisiensi,
pemerataan, perlindungan hukum, transparan dan (d) kegagalan Pemerintah.
Rekomendasi bagi penyempurnaan kebijakan yang lebih baik melalui peningkatan
kapasitas Pemerintah Pusat dan Daerah: pertama, menyempurnakan dan
melengkapi peraturan perundang-undangan terkait; gay, memberikan
kewenangan yang besar urusan pertanahan kepada Pemerintah Daerah; dan ketiga,
menyempurnakan sistim administrasi kebijakan di bidang perizinan, pengawasan dan
penertiban, komunikasi dengan pengembang, sosialisasi peraturan dan
pengembangan kelembagaan di tingkat operasional."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>