Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linda Rosalina
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap kestabilan sediaan injeksi Tiamina Hidroklorida yang disimpan pada temperatur kamar, temperatur sejuk dan kondisi penyimpanan yang dipercepat pada temperatur diatas temperatur kamar yaitu 85°C, 95°C, dan 105°C. Sediaan injeksi dibuat dengan kadar Tiarnina Hidroklorida 5% b/v dan lo% b/v dengan penambahan bahan pembantu - Na2EDTA dan pengaliran gas inert N2. - Na2EDTA. Pengaliran gas inert N2. Tanpa Na2EDTA dan tanpa pengaliran gas inert N2, Sediaan injeksi ini diperiksa terhadap stabilitas kejerniiian, warna, pH dan kadar. Ternyata sediaan dengan penambahan Na 2 - EDTA dan pengaliran gas inert N 2 relatif iebih stabil diban - dingkan sediaan inj eksi lainnya. Berdasarkan persyaratan kadar Farmakope Indonesia edisi III, didapatkan stabilitas sediaan injeksi 5% b/v dan 10% b/v Tiamina Hidroklorida dengan penainbahan Na 2EDTA dan pengaliran gas inert N2 pada penyimpanan temperatur kamar (29° C ) yaitu selama 13 bulan dan 14 bulan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Kurniasih
"Larutan Kloramfnikol dalarn air pada peflyimpaflaa suhu kamar akan terhidrolisa meaghasilkan beberapa rrtacam senyawa peruraian yang akan memberikan efek toksik. Dipasaran terdapat sediaan tetes mata klorathfenikol dalam air ( 0 2 5%) deagan batas daluwarsa yang relatif panjang.Karena itu dilakukan penelitian untuk niengetahui apakah sediaan tersebut masih memenuhi persyaratan.
Pada peaelitian ini diperiksa 2 sediaan tetes inata kloramfenikol dalam air yang beredar dipasaran. Persyaratan ini berdasarkan pada kadar kloramfenikol dan hasil uraiannya,1-p-nitro fenil propan-1 ,3-diol-2-amiii, dimana sediaan masih memenuhi syarat bila kadar uraian tersebut tidak lebih dan 5%. Metode pemeriksaan secara spektrofotometri, yang sebelumnya harus dipisahkan dulu kloramfenikol dan uraiannya dengan. Cara ekstraksi menggunakan eter.Lapisan air diukur resapan maksimumnya pada panjang gebombang 272 am untuk penentuan kadar uraian.Sedang kboramfenikol total ditetapkan secara langsung (hukan dari hasil ekstraksi) dan diukur resapan maksimumnya pada panjang gebombang 278 am.
Hasil pemeriksaan dari kedua sediaan yang didapat dari apotik dan toko obat menunjukkan kadar uraian. antara 1,6% - ,0%, sedangkan sediaan yang didapat dan PEF dan pabrik antara 2,6% - 627%. Dari hasil-hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan kboramfenikol dalarn air yang didapat dan apotik dan toko obat masih memenuhi persyaratan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1985
S31930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fatiah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mia Yusanti
"Telah dilakukan penelitian terhadap kestabilan
vitamin B12 dalam sediaan ohat suntik campuran vitamin Bi,
vitamin B6 dan vitamin B12 yang disimpan pada temperatur
kamar dan pada kondisi penyimpanan yang dipercepat pada
0 0
temperatur •di atas temperatur kamar yaitu 60 C, 70 C dan
0
80C.
Sediaari obat suntik mi dibuat dalam 4 macam formula
y a i tu
- Formula vitamin B12 tunggal
- Formula vitamin B12 dengan vitamin B6
-- Formula vitamin B12 derigan vitamin Bi
- Formula vitamin B12, vitamin B6 dan vitamin Bi
Untuk setiap formula, konsentrasi vitamin B12 0,333 mg/ml,
vitamin B6 33,33 mg/ml dan vitamin Bi 33,33 mg/mi. Bahan
pembantu yang digunakan untuk setiap formula juga sama
yaitu Kiorbutanol 0,5 % b/v, t'Ia2EDTA 0,01 % h/v.
Propilenglikol 5 % v/v, Dietanol amin / asarn asetat
secukupnya sampai PH 3,8 serta dialiri gas inert N2.
Sediaan mi diperiksa terhadap stabilitas kadar
vitamin B12 nya dengari menggunakan metoda spektrofotometrj
derivatjf. Ternyata vitamin Bi menurunkan stabilitas
vitamin B12 dan adanya vitamin B6 mempertinggi pengarub
buruk vitamin Bi terhadap stabilitas vitamin B12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hud
"Telah dilakukan penelitian stabilita obat tetes mata sulfacetamid natrium dengan cara pemanasan dan pendiaman pada temperatur kamar.
Dalam penelitian tersebut dibuat larutan sulfacetamid natrium dengan konsentrasi 10% sediaan yang telah jadi dibagi atas lima kelompok yaitu satu kelompok diperiksa dengan pendiaman dan emapt kelompok lainya dengan cara pemanasan.
pemerikasaan menggunakan metode spektofotometri dari Murray P Gruber dan Robert W Klein. Prinsipnya adalah pembentukan senyawa dianzonium yang dilakukan dengan NERD membentuk warna merah ungu.
Dari Hasil percobaan ditapatkan bariwá larutan sulfacetamianatniuin aalam waktu delapan bulan masill memenuhin syarat. Hasil penelitian staoilita lengan cara pemanasan dan pendiaman tiaak memoerikan; suatu korélasi, karena banyak faktor yang mempengaruhi urnpama temperatur, oksien dan sebagainya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1982
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Hamid
"Telah dilakukan penelitian mengenai stabilita fisik formula Injeksi Ekstrak Hati dengan berbagai metoda steri - lisasi yang rnenggunakan formula Injeksi Ekstrak Hati dengan konsentrasi 100% Ekstrak Hati,50% Ekstrak Hati dan . 100% Ekstrak Hati dengan penámbahan fenol 0,5%.
Metoda filtrasi relatif dinilal lebih balk dan pada metoda stenilisasi (dengan panas/uap air mengalir) dixnana formula F1,F2,F3 dengan rnetoda iii memberikan basil pH le. -
bib kurang 5,70,stenil,.jernih,warna cokiat (resapan. ultra -
violet 0,265 )."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Elisa Tazar
"Sediaan obat asma di Indonesia mengandung teofilin sebagai zat berkhasiat. Selain itu, juga ditemukan zat berkhasiat lain seperti efadrin hidroklorida, bromheksin hidroklorida, gliseril guaikolat, klorfeniramin maleat, luminal, dan lain-lain. Karena sediaan obat asma ini mengandung lebih dari satu zat berkhasiat, maka sulit untuk menetapkan kadar kompone-komponen secara bersamaan tanpa pemisahan terlebih dahulu. Metode kroatografi lapisan tipis (KLT) dapat digunakan sebagai untuk memisahkan komponen zat berkhasiat yang terdapat dalam sirup obat asma.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh euleun yang tepat untuk memisahkan teofilin, efadrin hidroklorida, dan bromheksin hidroklorida serta menetapkan kadar tiap komponen tersebut secara spektrofotodensitometri. Untuk mencari eluen yang tepat digunakan sistem optimasi prisma.
Satu sample sirup obat asma telah ditetapkan kadar teofilin, efadrin, hidroklorida, dan bromheksin hidroklorida-nya secara spektofotodensitometri seteleh diekstrasi dan dipisahkan dengan KLT menggunakan eluen etanol-2-propanol- dioksidan-amonia dengan perbandingan 12;6;2;0;2.
Kadar tiga zat berkhasiat dalam sample yang diperiksa memenuhi syarat karena terletak antara 90%-110% dari kadar yang tertera pada etiket."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filinda Wijaya
"ABSTRAK
Merk dagang obat asma yang beredar di Indonesia sangat banyak, dan banyak di antaranya yang mengandung teofilin sebagai zat berkhasiatnya. Zat berkhasiat lain yang juga sering ditemui misalnya efedrin hidrokiorida, bromheksin hidroklorida, gliseril gualakolat, kiorfeniramin maleat, predinosolon, dan lain-lainnya. Umumnya sediaan obat asma ini mengandung lebih dan 1 zat berkhasiat, karena itu sulit untuk menetapkan kadar komponen-komponennya secara simultan tanpa pemisahan terlebih dulu. Untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam tablet obat asma digunakan kromatografi lapisan tipis. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh eluen yang tepat untuk memisahkan teofilin, bromheksin hidroklorida, dan efedrin hidroklorida, dan menetapkan kadar ketiga komponen tersebut secara spektrofotodensitometri. Untuk mencari eluen ini digunakan sistem optimasi prisma. Tiga sampel tablet asma telah ditetapkan kadar teofilin, bromheksin hidroklorida, dan efednin hidroklonidanya secara spektrofotodensitometri setelah dipisahkan dengan kromatografi lapisan tipis menggunakan eluen etanol - 2-propanol - dioksan - amonia dengan perbandingan 12:6:2:0,2. Kadar teofilin, bromheksin hidrokIorda, dan efedrin hidrokiorida pada ketiga sampel tersebut memenuhi syarat (90,0 % - 110,0 % dari kadar yang tertera pada etiket).
ABSTRACT
There are a lot of trademarks of asthmatic drugs in Indonesia , and many of them contain theophylline as the active ingredient. Other active ingredients usually found are ephedrine hydrochloride , bromhexine hydrochloride glyceryl guatacolate chlorpheniramine maleate prednisolone , and so on. Usually asthmatic druscontain more than 1 active ingredients , therefore simultaneous determination of the components without preceding separation is complicated. To separate the components of asthmatic drug tablet , thin layer chromatography is used. The purpose of this study are to obtain the most suitable mobile phase to separate theophylline bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride and to determine the quantities of the three components spectrophotodensitometrically. In order to search for this mobile phase , prisma optimization system is used. The quantities of theophylline , bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride in three samples of asthmatic drug tablets have been determined spectrophotcdensitornetrically after being separated with thin layer chromatography using mobile phase consisting of ethanol - 2-propanol - dioxan - ammonia (12:6:2:0,2). The quantities of theophylline , bromhexine hydrochloride , and ephedrine hydrochloride in the three samples meet.. the requirement (90,0 % -110,0 % from the quantity written on the label)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesha Niti Fakheni
"Glukosamin hidroklorida adalah gula amino dan biasanya digunakan untuk pengobatan osteoartritis. Senyawa ini tidak mempunyai gugus kromofor, sehingga glukosamin hidroklorida perlu diderivatisasi menjadi senyawa yang mempunyai gugus kromofor dan dapat berfluorosensi. Pada penelitian ini digunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) untuk menentukan secara kuantitatif glukosamin hidroklorida dalam sediaan kaplet dan krim yang direaksikan terlebih dahulu dengan ortoftalaldehida dan 2-merkaptoetanol. Metode ini menggunakan kolom Kromasil C18-RP, 250 x 4 mm, ukuran partikel 5 μm, dengan suhu 40ºC. Glukosamin hidroklorida dideteksi pada panjang gelombang eksitasi 335 nm dan panjang gelombang emisi 445 nm, menggunakan fase gerak yaitu tetrahidrofuran 0,25% dalam air-asetonitril (89:11) pada laju alir 1,2 ml/menit. Waktu retensi yang dibutuhkan glukosamin hidroklorida adalah ± 20,0 menit. Metode ini telah divalidasi untuk linieritas, keseksamaan, kecermatan, batas deteksi dan batas kuantitasi. Detektor menunjukkan linieritas pada rentang konsentrasi 5-30 μg/ml, dengan koefisien korelasi 0,9992. Batas deteksi dan batas kuantitasi adalah 1,2545 μg/ml dan 4,1817 μg/ml. Koefisien variasinya sebesar 0,40%. Dari kaplet dan krim yang telah dianalisis, kadar glukosamin hidroklorida dalam kaplet dan krim yaitu 27,80% dan 9,76%.

Glucosamine hydrochloride is an amino sugar and commonly used for the treatment of osteoarthritis. This compound doesn?t have chromophore groups, so glucosamine hydrochloride need to be derivatized become a compound having chromophore groups and can be fluororescent. In this experiment, High Performance Liquid Chromatography (HPLC) is used for the quantitative determination of glucosamine hydrochloride in caplet and cream that was reacted with orthophtalaldehyde and 2-mercaptoethanol, previously. This method used Kromasil C18-RP column, 250 x 4 mm, particle size of 5 μm, at temperature 40ºC. Glucosamine hydrochloride was detected at wavelengths 335 nm for excitation and 445 nm for emission, using tetrahydrofuran 0.25% in water-acetonitril (89:11) as a mobil phase at flow rate of 1.2 ml/minutes. Retention time of glucosamine hydrochloride is about 20.0 minutes. This method was validated for linearity, precision, accuracy, limit of detection and limit of quantitation. Detector response show liniearity in concentration range 5-30 μg/ml, with the coefficient of correlation is 0.9992. The limit of detection and the limit of quantitation are 1.2545 μg/ml and 4.1817 μg/ml, respectively. The coefficient of variance is 0.40%. From caplet and cream that was analyzed, concentration of glucosamine hydrochloride in caplet and cream are 27.80% and 9.76%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33032
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>