Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suliyanto Sulaeman
"Ampisilina dan amoksisilina adalah antibiotika semi
sintetik, yang mempunyai gugus cx-anlino benzil dan inti (3-laktani tiazolidina, dapat rusak oleh adanya air, suasana asam, basa, enzim penisilinase, oksidator dan dipercepat oleh adanya logam berat atau panas.-Pengaruh panas selama proses pembuatan, pengarigkutan dan penyimpanan tidak dapat dihindarkan.
Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh suhu
terhadap perubahan kadar ampisilina dan ainoksisilina, dengan cara memanaskannyapada suhu 40 00 , 6000 , 8000 dan 1050C. Hasil peinanasan tersebut diperiksa kadarnya dengan cara spektro±'otometri memakai pereaksi tembaga(II) suifat pH 5,2 dan imidazole-raksa(II) kiorida pH 9,0. Ampisilina dan amoksisilina dapat memberikan resapan dengan terbentuknya asam penisilenat sebagai kromofor.
Pada pemeriksaan kadar secara spektrofotometri mema
kai pereaksi tembaga(II) sulfat pH 5 1 2 , ternyata ampisilina tidak memenuhi persyaratan yang nyata, akibat pemanasan 4000 selama 2 bu.lan, 6000 selama I bulan, 8000 selama 2 jam dan 10500 selania 10 menit, sedangkan amoksisilina sudah tidak memenuhi persyaratan yang nyata, akibat pemanasan 400C selama I bulan, 60°C selama 8 han, 80°C selama 2 jam dan 1 05°C selama 20 menit. Bila memakai pereaksi imidazole-raksa(II) klorid.a pH 9,0 , ternyata amok: sii1ina tidak memenuhi persyaratan yang nyata, akibat pemanasan 6000 selama 16 han, 80°C selama 2 jam dan 105°C selama 20 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Agustinawati W
"Aktii'vitas antiinikroba penisilifla terletak pada
keutuhan cinciri j3-laktam. Gugus karbonil pada cincin K
laktam mempunyai frekuensi yang spesifik pada 1780 - 1770
ci -( -. Penelitian mi Kan memarfaatkan kespesifikan resapan
pacla ciaerah inframerah mi dalain analisis
kuarititatif derivat penisi1irta
Tujuah pertelitiari ml adalah membandingkan has 11
penetapan kadar secara spektrofotoineti inframerah dengan
potensi ainoksisilina dan untuk merigetahui sejauhmana suhu
dan iamanya pemanasari berpengaruh terhadap kadar dan
potensi amoksisiiiria, dergan cara memariaskannya pada suhu
40°C dan 60°C selama 10 menit, 20 menit, 40 meriit, 1 jam,
2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam, 1 han, 2 han, 4 han, 8
han, 15 han, dan I bul an. Hasil pemanasan tersebut
dipeniksa kadarnya secara sp .ektrofotometni inframerah
menggunakan teknik tab1et 1 KBr -dan potensinya. Penetapan
potensi dilakukan dergan uiietoda difusi. Sebagai reservoir
larutan ataoksisilina di.gunakan silinder besi tahan karat,
derigan kuman uji Sarciri.a lutea ATCC 9341 'pada medium 11.
Dari pengujian statistik terhadap amoksisilina baku,
ternyata ads korelasi antara hasil penetapan kadar secara
spektrofotoirietni inframerah dengari poterisi amoksisilina.
Penetapan kadar amoksisilina akibat pemanasan cenderung
membenikan hasil lehih tinggi dibandingkan dengan potensi, disebabkan karena •hasil urai yang terbentuk
rnengganggu pada penetapan kadar secara inframerah Oleh
sebab itu, metoda spektrofotometri infrarnerah han ya dapat
digunakan untuk penetapan kadar amoksisilina yang belum
mengalami penguraian.

The activity of penicillin antimicrobial is in the totality of
P-lactam ring. The group of carbonyl in P-lactam has a spesific
vibration of frequency, that is 1780 - 1770 cm. This study will
take the advantage of this spesific penetration on the infra red
area in quantitative analysis of penicillin's derivate.
The aim of this study is to compare the fixing of concentration
with infra red spectrophotoinetry and amoxycillin 's potency and also
we want to know how far the temprature and duration of heating
influence the concentration and amoxycillin's potency, by heating it
at 400C and 60°C in 10 minutes, 20 minutes,40 minutes, an hour, 2
hours, 4 hours, 8 hours, 16 hours, a day, 2 days, 4 days, 8 days and
a month. The concentration of the heating's results were examined
with infra red speetrophotometry using Or pellet and tested for its
potency. Diffusion method is used to settle the potency. An anti corrosion
cylindrical iron with Sarcina lutea A1YX 9341 microbe in
stage-11 is used as the reservoir of amoxycillin solution.
Statistically test to standard of amoxycillirz, we see there is
a correlation between fixing the concentration with infra red
spectrophotoinetry and ainoxycill in's potency. The fixing of
ainoxycillin's concentration caused by heating is higher if we
compare with potency, it's because of the degradation formed
influenced it. Therefore infra red speetrophotometry method is used
just for fixing the concentration of undegr&Iated amoxyciilin
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Herawaty
"ABSTRAK
Ampisilina dan amoksisilina adalah antibiotika penisilin semi sintetik yang mempunyai enzim B-laktam tiazolidina, yang dapat rusak oleh adanya air, suasana asam, suasana basa, enzim B-laktamase, oksidator, logam berat, dan panas. Pengaruh panas selama proses pembuatan obat jadi, pengangkutan dan penyimpanan tidak dapat dihindarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap struktur kimia ampisilina dan amoksisilina, dengan cara memanaskan ampisilina dan amokaisilina pada suhu 40°C, 60°C, 80°C, dan 105°C. Masing-masing hasil pemanasan dianalisa secara spektrofotometri infra merah dengan pellet KBr dan ditentukan kadarnya secara iodometri untuk melihat adanya kerusakan pada struktur B-laktam tiazolidina. Perubahan spektrum infra merah pada ampisilina dan amok sisilina mulai tampak setelah pemanasan 80°C 8 jam dan setelah pemanasan 105°C 20 menit. Perubahan yang terlihat mula-mula pada panjang gelombang 6,2 - 6,55 um yang menunjukkan gugus karboksilat dan x amino. Jika pemanasan dilanjutkan, perubahan akan terjadi juga pada panjang gelombang 5,6,um yang menunjukkan gugus B-laktam. Penetapan kadar secara iodometri tidak memenuhi persyaratan setelah pemanasan 80 0 C 16 jam dan 105°C 40 menit, yang disebabkan rusaknya B-laktam tiazolidina."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sorta Saulina
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai penetapan kadar N,N- Dimetilanilin sebagai pengotoran dalam sampel Ampisilina dan Amoksisilina yang diperdagangkan dari berbagai sumber. Prinsip metoda ini ialah kelarutan sampel dalam larutan alkali dan kemudian dilakukan ekstraksi dengan sikioheksan. Metoda penetapan kadar yang digunakan adalah "Gas Liquid chromatography" yang dilengkapi dengan kolom kaca boro silikat, panjang 2 m, diameter 3 mm, diisi dengan fasa diam SE 30 5 % pada chromosorb W-HP 80-100 mesh, suhu detektor dan injektor : 100°C ) suhu kolom 800 C, kecepatan aliran gas N. 60 mi/menit. N,N- Dietilanilin digunakan sebagai baku dalam. Penetapan kadar N,N- Dimetilanilin dalam sampel Ampisilina dan Amoksisilina memberikan hasil 1. Sampel Ampisilina dan Amoksisilina yang kami periksa mengandung N,N- Dimetilanilin. 2. Kadar N,N- Dimetilanilin umumnya dibawah persyaratan British Pharmacopoeia 1980, kecuali sampel Ampisilina pabrik (5,6) dan sampel Amoksisilina pabrik (7)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardila Fachrisa
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suparjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Efrial
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S34411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Perdamean
"Telah dilakukan pembuatan keramik porselin dengan menggunakan bahan baku lokal dengan komposisi: 35% feldspar, 35% kaolin dan 30% silika (berat) serta ditambahkan 0 - 40% Al203 (dari berat total). Proses pembentukan dilakukan dengan menggiling bahan baku menggunakan ball mill hingga lolos ayakan 200 mesh, dicetak tekan sebesar 200 kg/cm2 dan selanjutnya disinter pada suhu: 1300, 1350, 1400, 1450, dan 1500°C. Identifikasi fasa yang terbentuk diamati dengan menggunakan XRD. Sifat fisis dan mekanik yang diamati antara lain: porositas, densitas, koefisien ekspansi termal, kekuatan dielektrik, resistivitas, kekuatan patah dan kekerasan.
Hasil identifikasi fasa dari keramik dengan menggunakan XRD menunjukan bahwa suhu sintering 1300°C terdiri dari mullite sebagai fasa dominan, quartz dan corundum sebagai fasa minor. Pada suhu 1400°C, fasa dominan adalah mullite dan fasa minor adalah corundum. Sedangkan keramik yang disinter pada suhu 1500°C hanya terbentuk fasa mullite.
Hasil pengukuran menunjukan bahwa porositas keramik lebih kecil dari 0,65%, densitas dengan interval 2,34 -- 2,56 g/cm3, dan koefisien ekspansi termal (4,13 - 5,92) x 10 -8 °C -1. Kekuatan patah, kekerasan dan kekuatan dielektrik dari keramik berkisar antara: 76,7 -- 96,7 MPa, 399 - 873 kg/mm2 (Hv) dan 6,64 - 8,95 kV/mm. Resistivitas yang diperoleh pada suhu pengukuran 250 °C dan suhu sintering 1400°C adalah sebagai berikut: 1,85 x 10 8 Ώ-cm pada 0% Al203; 9,98 x 10 8 Ώ-cm pada 10% Al203; 12,3 x 10 8 Ώ-cm pada 20% Al203; 6,64 x 10 8 Ώ-cm pada 30% Al203; dan 4,95 x 10 8 Ώ-cm pada 40% Al203. Ternyata pengaruh penambahan Al203 dan suhu sintering cenderung menghasilkan resistivitas semakin rendah.

Porcelain ceramic with the composition of 35 wt.% feldspar, 35 wt.% kaolin and 30 wt.% quartz and also 0 -- 40 wt.% AI203 as additive have been produced by using local raw materials. The raw materials were ball milled, screened trough 200 mesh, pressed for about 200 kg/cm2 and then sintered at temperature of 1300, 1350, 1400, 1450, and 1500°C. The phase identification was analyzed by using of XRD.
The physical and mechanical properties such as porosity, density, coefficient of thermal expansion, dielectric strength, resistivity, bending strength and hardness were measured.
The XRD result indicates that the ceramic, which is sintered at temperature 1300°C, consists of mullite as dominant phase, quartz and corundum as minor phase. The 1400°C sintered ceramic consist of mullite as dominant phase and corundum as minor phase. The ceramic, which is sintered at temperature 1500oC, consists of the mullite phase.
The experimental results show that the porosity of the ceramics is less than 0.65%, the density is in the range of 2.34 - 2.56 glcm3 and the coefficient of thermal expansion is (4.13 - 5.92) x 10 -6 °C-1. The bending strength, hardness and dielectric strength of the ceramic are in the range of 76.7 --96.7 MPa, 399 - 873 kgflmm2 (Hv) and 6.64 - 8.95 kVlmm respectively. The resistivity for measuring temperature at 250°C and sintering temperature at 1400°C are: 1.85 x 10 8 Ώ-cm, 9.98 x 10 8 Ώ-cm, 12.3 x 10 8 Ώ-cm, 6.64 x 10 8 Ώ-cm, and 4.95 x 10 8 Ώ-cm for 0%, 10%, 20%, 30%, and 40% of Al203 addition respectively. In conclusion, the addition of Al203 and sintering temperature tend to decrease resistivity value of the ceramic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>