Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prianda Diani
"Telah dilakukan uji teratogenitas Nat'iuñi. difeni1hi dantoin (Na-DPH) pada mencit strain Biomedis, bertujuan untuk memprediksi sensitivitas strain mi terhadap pemberian obat.Berat badan mencit antara 20-25 grain,berumur 2,5 bjlan.Dosis yang digunakan 50 mg/kg BB atau 100 mg/kg BB dan kontrol,dilarutkan dalam larutan 0.05% NaOH,diberikan secara intraperitoneal.Mencit yang hamil dibagi seca-ra random menjadi 12 subke1ompok.0bat diberikan selarna 3 hari dalam periode organogenesis pada hari ke 6 - 8; 9 - 11; 12.- 14 kehamilan serta dosistunggal pada hari ice 12kehamilan.Pemeniksaan fetus dilakukan setelah histerektomi pada hari ice 18 kehamilan.Dihitung jumlah fetus hidup tanpa cacat,yang. mengalami resorpsi dan mati intrauterus serta fetus cacat I yang dilihat secara rnakroskopik.Dianalisa juga berat badan mencit selama kehamilan.
Dengan analisa statistic (Fisher test) menunjukkan pa
ngaruh bermakna terhadap prevalensi cacat bawaan dibandingkan keiompok.kontroi Tidak terdapat
pengaruh bermakna obat terhadap berat badan mencit selama kehamilan.

The teratogenicity of Diphenyihydantoin Sodium (DPH -
Na) has been investigated on Biomed.is strain mjce,in order
to predict the sensitivity of 'this strain against DPH-Na.
The average body weight of the 2.5 months female mice were
20 to 25 gramThe dosages of 50 rag/kg B.W. or 100 mg/kg B.W
in 0.05% NaOH solution
were used, they were given intraperitoneally.
The pregnant mice were randomly devided into 12
sub groups based on the treatment schedule. Thedrug-were
given three days in their organogenesis period i.e on the
6th to 8th; 9th to llth;.i2tho 14th of gestation day and
a single dose on the 12th day.Fetus examination was carried
out after mice laparotomy on the 18th day of. pregnancy. The
numbers of all living and intact dead fo&tuses with resorption
a.nh foetuses with congenital anomalies were observed
and recorded.Thë weight gain along the pregnancy were also
analised.With statistical analyses (Fisher test) it was
shown that there were significant effect of PR-Na on the
congenital anomalies prevalence compared to the-control
group (p<0.05)-.There were significant effect (Fisher test),
of the administering days on the cleft palate prevalency
that were on the 9th - 11th;. 12th; 12th -.14th of gestation
day (p<0.05).There were also significant effect (Chi square
test)orte medicine on the resorption and intrauterine
deaths of all the groups (p<0..05).The effect of DPH-Na on.'
the weight gain along the pregnancy was not significant
(Anova two way test).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Ginanjar Agustiar
Universitas Indonesia, 2007
TA1432
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dan Mugisidi
"ABSTRAK
Karbon aktif dari tempurung kelapa dimodifikasi dengan menggunakan natrium
asetat dengan konsentrasi 3%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 30% dan dipergunakan pada
kolom penyerapan untuk mempelajari penyerapan ion tembaga dan campuran ion-
ion Cu, Ni dan Cr. Air limbah sintetis yang mengandung ion Cu(I1) diailirkan melalui
karbon aktif tanpa modifikasi dan yang telah dimodifikasi. Penyerapan karbon alctif
sebelum dan sesudah modifikasi mengikuti model kinetika Avrami. Karbon aktif
tanpa modifikasi mampu menyerap hingga.20 mg ion Cu(II) dan hasil penyerapan
yang tertinggi didapat dari karbon aktif yang dimoditikasi dengan menggunakan
15% nanium asetat yaim 45 mg inn Cu(ll) mu 2,2 kan dibandingkan dengan karbon
aktif tanpa modifikasi. Setelah regenerasi dengan menggutamakan 20% NaOH, karbon
aktif yang telah dimodifikasi mampu menyerap ion Cu(II) hingga mencapai 60 mg
ion Cu(II) atau 3 kali karbon aktif yang tidak dimodifikasi. Pada penyerapan ion-ion
campuran, karbon aktif yang telah dimodifikasi lebih selektif terhadap ion Cu(II)
dan ion Cr(Vl) daripada terhadap ion Ni(ll`).

ABSTRACT
Activated carbon Hom coconut shell was modified with natrium acetate at
concentrations of 3%, 5%, 10%, 15%, 20% and 30%, and used in a fixed-bed
column to study the adsorption of copper and mixed Cu-Ni-Cr ions. Synthetic
wastewater containing Cu(II) ions was passed through plain activated carbon and
modified activated carbon. The adsorption of ion Cu(lI) onto activated carbon fit
with Avrami kinetics model. Plain activated carbon was able to adsorb 20 mg of
Cu(II), and the highest adsorption capacity was found for the activated carbon
modified by treatment with 15% natrium acetate, which adsorbed 45 mg of .Cu(II) or
2.2 times as much as the plain activated carbon. After regeneration with 20% NaOH,
activated carbon modified by treatment with 15% natrium acetate was able to adsorb
60 mg of Cu(II) or 3 times as much as the plain activated carbon. In the case ofa
mixed ion solution, the absorbent was more selective for Cu(ll) and Cr(Vl) ions than
Ni(Il) ions."
2007
D1232
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayun
"Telah dil p kukan uji teratogenisitas kiorpropamida
pada mencit strain Biomedis, bertujuan untuk lebih dapat
meramalkan apakab kiorpropamida menyebabkan cacat bawaan
pada manusia atau tidak. Dosis kiorpropamida yang diguriakan
adalah 50 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB (lebih
kurang setara dengan 5X, 20X dan 40X dosis lazim tertinggi
pada manusia), diberikan per oral melalul sonde
lambung. Dalam penelitian ml digunakan dua kelompok kon-.
trol. Kelompok kontrol I tidak diberikan apa-apa kecuali
makarian dan minuman ad libitum seperti halnya kelompok lainnya,
sedangkan kelompok kontro]. II diberikan suspensi
CNO (vehikel) 0,5%. Pemberian obat kepada kelompok kelola
dan suspensiCj kepada .kelompok' kontrol II dilakukan selama
10 hari yaltu dari hari ke 6 sampal dengan 15 keharnilan.
(selarna periode organogenesis). J1encit dimatikan pada hari
ke 18 kehamilan dengan eter dan dilakukan histerektomi.
- Pemeniksaan yang dilakukan : juml.ah fetus hidup dengan Cacat
bawaan (eksternal dan internal termasuk cacat tulang
rangka) yang dapat dilihat secara makroskopis dan jenis
Cacat bawaan yang terjadi, jumlah fetus hidup tanpa cacat,jumlah resorpsi dri fetus mati intrauterus. Juga dianalisa
kenaikari berat bp d.an mencit seisma kehamilan.
Klorpropamlda dosis 50 mg/kg BB per hari tidk menunjukkan
efek yang bermakna balk terhadap terjadinya Cacat
bawaan (Fisher test), terhadap frekuensi resorpsi dan
fetus mati intrauterus (Chi-square test), maupun terhadap
kenaikan berat badan induk mencit selama kehamilan (Test
analisa vanians satu arah dan student 't' test).
Kiorpropamida dosis 200 mg/kg BB per . hari menunjukkan
efek yang bermakna terhadap terjadinya cacat bawaan
(Fisher test), tetapi tidak menunjukkan efek yang bermakna
terhada.p frekuensi resorpsl dam kematlan fetus intrauterus
(Chi-square test) dan terhadap kenaikan berat badan induk
mencit sela.ma kehmllan (Test analisa vanians satu arah
dan student I t' test).
Kiorpropamida dosis. 400 mg/kg BB per hari menunjukkan
efek yang bermakna terhadap terjadlnya cacat bawaan
(Fisher test), terhadap frekuensi resorpsi dan kematian
fetus intrauterus (chi-square test) dan terhadap kenaikan
berat badan induk mencit selama keharnhla.n (Test analisa
vanians satu srah dan student 't' test).
Jenis cacat bawsan yang merupakan efek yang bermakna
ds.ri kiorpropamida adiah 'cleft palate' (Fisher test).

The teratogenicity of chiorproparnide has been investigted
on Biomedis strain mice, in order to be able
to predict whether chiorpropamide causes congenital mall ormations
in man or not. The dosages of 50 mg/kg B.W., 200 mg/
kg B.W. and 400 mg/kg B.W. (equivalent to about 5, 20 9 and
40 times the higest usual dose in man) daily were used,,
They were given orally with a stomach tube. This investigation
had two control groups. The first one was given nothing
except diet given ad libitum and the second one was given
suspension of 0,5 % CMC. ChJorpropnmlde suspensions ind CMC
suspension were respectively given to treated groups of mice
and the second control group for 10 days i.e. on 6 to 15th
of gestation day (orgsnogenesis period). The animals were
sacrificed on 18th day of pregnancy by an over dose of ether.
The number of all living and intact, dead and resorbed, and
malformed fetuses (evaluated macroscopically), the kind of
malformations (external and internal malformations, including
skeletal defects) were observed and recorded. The weight
gain along the pregnancy were also analysed.
With dnily doses of 50 mg/kg B.W. , chlorpropimide
didn't show significant effects on the congenital anomalies
prevalence (Fisher test), the frequency of resorptions and
intrauterine deaths (Chi-square test) and the weight gain
along the pregnancy (Analysis of variance one way test and
Student 't' test).
With daily doses of 200 mg/kg B.W., chiorpropamide
showed significant effect on the congenital anomalies prevalence
(Fisher test), but it didn't show significant effect
on the frequency of resorptions and Intrauterine deaths
(Chi-square test) and the weight gain along the pregnancy
(Analysis of variance one way test and Student 't' test).
With daily doses of 400 mg/kg B.W., chiorpropamide
showed significant effects on the congenital anomalies prevalence
(Fisher test), the frequency of resorptions and intrauterine
deaths (Chi-square test) and the weight gain
along the pregnancy (Analysis of variance one way test and
Student I t' test).
The kind of congenital anomaly which was significant
effect of chiorpropamide was cleft palate (Fisher test).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Febriyanti Sugiarto
"Tomato (Solanum lycopersycum L.) that the fruit mainly contained lycopene, beta carotene, vitamin C and vitamin E indECated that the fruit had antioxidant activity. These compound were known able to prevent and retention of free radECal forming whECh can cause aging and chronEC disease. This research, tomato with different concentration 0,5%, 1%, 2%, and 3% were formulated in cream. PhysECal stability test including the storage at three different temperatures including cool temperature (4°C), room temperature, and high temperature (40+2°C), mechanECal test, and cycling test. Measurement of antioxidant activity tomato cream that using DPPH method pursuant to value of DPPH retention (EC50). This research resulted that shown tomato cream 0,5% 1%, 2%, and 3% have physECal stability with storage at cool temperature (4oC), room temperature, and high temperature (40+2°C). Tomato cream 1%, 2%, and 3% reach minimum value of retention DPPH (EC50) but tomato cream 0,5% not reach minimum value of retention DPPH (EC50). Cream tomato 1% have the best physECal stability and cream tomato extract 3% have the best antioxidant activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Sari
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Penelitian epidemiologi pada pekerja kelistrikan dan masyarakat yang bermukim di kawasan tegangan tinggi, menunjukkan adanya korelasi pengaruh listrik terhadap peningkatan resiko mendapat kanker darah, limfoma dan kanker otak. Hasil penelitian pemajanan medan elektromagnetik in vitro dan in vivo, dapat meningkatkan aberasi kromosom dan proliferasi sel. Hasil penelitian in vivo dengan menggunakan medan elektrostatik pada tikus jantan dewasa dosis 6 kV dan 7 kV, menunjukkan beberapa anaknya menderita kelainan kongenital. Tetapi pada penelitian tersebut tidak dilaporkan pengaruhnya terhadap materi genetik yang mendasari terjadinya kelainan itu. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan mencit sebagai hewan coba. Prekuensi aberasi kromosom dihitung, diperiksa ada tidaknya aberasi kromsom spesifik, yang diikuti dengan pemeriksaan proliferasi limfosit. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, kemudian dilakukan analisis varian faktorial.
Hasil dan kesimpulan : Dari penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 kV dan 7 kV pada mencit dapat meningkatkan aberasi kromosom (p < 0,01). Pemajanan medan elektrostatik pada mencit selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak berpengaruh terhadap frekuensi aberasi kromosom, aberasi kromosom spesifik dan proliferasi limfosit (p > 0,005). Pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 7 kV pada mencit dapat meningkatkan proliferasi limfosit (p , 0,01).
Kesimpulan: pemajanan medan elektrostatik masing-masing dosis 6 dan 7 kV terbukti meningkatkan frekuensi aberasi kromosom, tidak terbukti menimbulkan aberasi spesifik. Pemajanan medan elektrostatik selama 48 jam, 72 jam dan 96 jam tidak terbukti terhadap peningkatan frekuensi aberasi kromosom, pembentukan aberasi kromosom spesifik dan peningkatan proliferasi limfosit."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprihatin
"Dalam pelaksanaan KB dibutuhkan adnya obat kontraseptif yang mencukupi. Diduga biji pepaya (Carica papaya L.) mengadung senyawa kontraseptif, karena telah dilaporkan bahwa ekstrak biji pepaya bersifat antifertilitas terhadap tikus albino jantan strain Holtzman dan Charles. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada mencit (Mus musculus L.) betina strain CBR. (Central Bio Medis Research). Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui efek penyuntikan ekstrak biji pepaya dalam aqua bidest. Pada mencit betina strain CBR. terhadap laju fertilitas. Penyuntikan dilakukan secara intramuskular pada pangkal paha selama 10 hari, dengan dosis 0 mg/0,2 ml (K), 1 mg/0,2 ml (D1), dan 10 mg/0,2 ml (D2)/mencit/hari. Efek terhadap laju fertilitas dapat diketahui dari jumlah implan yang dihasilkan. Dengan uji statistika diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan nyata efek perlakuan terhadap laju fertilitas antara K, D1, dan D2, dengan rata-rata laju fertilitas 8,50, 7,29, dan 6,79. Selain itu dilakukan pengamatan terhadap frekuensi terjadinya reabsorpsi implan, berat badan, dan berat ovarium, yang hasilnya juga tidak berbeda nyata. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyuntikan ekstrak biji pepaya terhadap mencit betina dengan dosis tersebut di atas tidak berefek terhadap laju fertilitas, frekuensi terjadinya reabsorpsi implan, berat badan, dan berat ovarium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Fajrina
"Latar Belakang: Gangguan pada odontogenesis dapat menyebabkan abnormalitas pada gigi seperti malformasi dan deformitas struktur gigi. Oleh karena itu, analisis tahapan odontogenesis secara spesifik perlu dilakukan untuk mengetahui patogenesis dari berbagai kelainan tersebut. Mencit strain C57BL/6 menjadi salah satu alternatif objek penelitian dalam mengamati berbagai kondisi normal maupun patologis pada jaringan gigi karena memiliki berbagai keunggulan, baik dari fisiologi jaringan yang mirip manusia maupun dari segi ekonomi. Namun, penelitian mengenai odontogenesis pada mencit strain C57BL/6 sampai sejauh ini masih sangat terbatas. Tujuan: Menganalisis tahap odontogenesis mencit strain C57BL/6 usia tiga hari postnatal. Metode: Pengamatan perkembangan gigi mencit strain C57BL/6 usia tiga hari dilakukan pada maksila dan mandibula kanan dan kiri melalui pembuatan preparat jaringan dengan potongan longitudinal (sagital) dan koronal (frontal). Pewarnaan jaringan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan Hematoksilin & Eosin (H&E) serta dilakukan pengamatan dan analisis preparat dengan mikroskop. Hasil: Pada maksila terlihat benih gigi insisif, molar pertama hingga tahap bell stage akhir, molar kedua, dan molar ketiga. Pada mandibula terlihat benih gigi insisif dan molar pertama hingga tahap bell stage akhir. Kesimpulan: Perkembangan gigi mencit strain C57BL/6 usia tiga hari postnatal dapat terlihat jelas pada potongan longitudinal dan koronal preparat maksila dan mandibula, sehingga mencit C57BL/6 usia tiga hari dapat dijadikan alternatif objek penelitian dalam menganalisis perkembangan struktur jaringan gigi, baik pada kondisi normal maupun patologis
Background: Odontogenesis is a sequential and intricate process, of which any disruption during odontogenesis potentially results in abnormalities of the teeth such as malformation and deformities in tissue structure. Therefore, a specific analysis of the odontogenesis stages is necessary to determine the pathogenesis of these various disorders. C57BL/6 mice become an alternative object of research in observing normal and pathological conditions in dental tissue because it has many advantages, both from the human-like tissue physiology and the economic point of view. However, research on the odontogenesis of C57BL/6 mice is still limited. Objective: Analyzing the odontogenesis of day three postnatal C57BL/6 mice. Methods:Observation of the teeth development of three-day-old C57BL/6 mice was performed on the right and left maxilla and mandible by histological preparations stained by Hematoxylin & Eosin. Results: The maxillary incisor, the first molar at the late bell stage, the second molar, and the third molar were observed in the maxilla. The first incisor and the first molar were observed at the late bell stage in the mandible. Conclusion: The development of the teeth of day three postnatal C57BL/6 mice can be observed clearly in the longitudinal and coronal sections of the maxillary and mandibular preparations. Hence the three-day-old C57BL/6 mice can be used as an alternative object of research in analyzing the development of dental tissue structure in both physiological and pathological conditions."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sittadewanti
"Latar Belakang: Analisis mengenai tahap odontogenesis secara spesifik dibutuhkan untuk mempelajari berbagai abnormalitas gigi, baik terkait mekanisme, perawatan, maupun pencegahannya. Penelitian dilakukan pada mencit strain C57BL/6 karena terdapat keterbatasan penelitian jika dilakukan secara langsung pada manusia. Mencit C57BL/6 banyak digunakan dalam penelitian biomedis, akan tetapi, penelitian tentang odontogenesis pada mencit C57BL/6 masih sangat terbatas. Tujuan: Menganalisis proses odontogenesis pada mencit strain C57BL/6 pada prenatal. Metode: Rahang mencit C57BL/6 dipotong menjadi 4 bagian dan dilakukan fiksasi dengan 70% etanol. Kemudian dilakukan pembuatan preparat dengan arah pemotongan longitudinal pada maksila dan mandibula kanan dan arah pemotongan koronal pada maksila dan mandibula kiri, serta dilakukan pewarnaan hematoxylineosin (HE). Setelah itu, dilakukan pengamatan gambaran histologi gigi insisif dan molar rahang atas dan rahang bawah menggunakan mikroskop. Hasil: Preparat histologi maksila menunjukkan adanya benih gigi molar 1 dan molar 2. Pada preparat histologi mandibula terlihat adanya benih gigi molar 1 dan benih gigi insisif yang berada pada tahap perkembangan bell stage. Kesimpulan: Terjadi proses odontogenesis sampai tahap bell stage akhir pada gigi insisif rahang bawah mencit C57BL/6 usia prenatal, sehingga mencit C57BL/6 usia prenatal dapat menjadi objek penelitian dalam menganalisis perkembangan struktur jaringan gigi pada kondisi normal maupun patologis.

Background: Analysis of the specific stages of odontogenesis is required to study various dental abnormalities, including the mechanism, treatment, and prevention. This study was conducted on mice strain C57BL/6, the strain that is the most widely used in biomedical research. However, research on odontogenesis in C57BL/6 mice is still limited. Objective: To analyze the process of odontogenesis in prenatal strain C57BL/6 mice. Methods: The jaws of C57BL/6 mice were cut into four parts and fixation with 70% ethanol. Then, preparations were made with longitudinal cuts in the right maxilla and mandible and coronal cuts in the left maxilla and mandible, and hematoxylin-eosin (HE) staining was performed. After that, the histology of the maxillary and mandibular incisors and molars was observed using a microscope. Results: The maxillary histology preparations showed the presence of 1st and 2nd molars. In mandibular histology preparations, incisors were at the bell stage of development. Conclusion: The odontogenesis of the final bell stage was observed in the mandibular incisors of prenatal age C57BL/6 mice. Based on our result C57BL/6 prenatal mice can be used as the object of the future research in analyzing the development of tooth tissue structure in physiological or pathological conditions.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Phalerin is an active component of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (scheff.) Boerl) proven to have an anti inflamation effect. The labeling of phalerin with gamma emiting radionuclides was aimed to study is pharmacokinetic behavior and particularly to trace its metabolites. The labeling with I was caried our using iodogen as oxidator. Radiolabeled compound was characterized by high performance liquid choromatography (HPLC) using C-18 column eluted with methanol 70% and detected with UV detector (z=291 nm) and by thin layer chromatography (TLC) using silica gel strips eluted with chloroform - methanol (9:2), and lebeling efficiency was determined using the same TLC system. Purification of radiolabeled product was carried out using size exclusion chromatography (Sephadex G-25 column) eluted with 0.05 M phosphate buffer pH 7.4 Biodistributions of I-phalerin in various organs of normal and inflammation - induced mice were observed at 1,4 and 24 hours post-intravenous injection. radiochemical purity of I-phalerin was 90.2 krang lebih 2.8% and increased to 96.0 krang lebih0,4% after purification. Radioactivities in inflamed tissue at 1,4 and 24 hours post injection were respectively 1.6 times, 1,4 times and 1.3 times higher than that in normal tissue. The results showed a significant uptake of radiolabeled phalerin in inflamed."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>