Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djoko Kinanto
"ABSTRAK
Injeksi Ekstrak Hati merupakan obat essential yang banyak digunakan, Farmakope Indonesia ed. III dan Formularium Nasional 1978 hanya mencantumkan persyaratan kadar kesetaraan vitamin B12 yaitu 1-2 mcg untuk tiap mililiter Injeksi Ekstrak Hati. Sedang preparat Injeksi Ekstrak Hati yang beredar di Indonesia mempunyai kadar vitamin B12 bervariasi dan lebih besar dari yang disyaratkan yaitu antara 6,65 mcg - 20 mcg per mililiter larutan obat suntik. Karena persyaratan hanya didasarkan pada kadar vitamin B12 semata-mata maka sulit untuk menetapkan apakah vitamin B12 yang terdapat pada sediaan Injeksi Ekstrak Hati yang beredar di Indonesia berasal dari Ekstrak Hati atau Vitamin B12 murni yang ditambahkan. Untuk itu dilakukan usaha standarisasi terhadap formula Injeksi Ekstrak Hati berdasar pada aspek pH dan kejenuhan larutan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa formula dengan berbagai konsentrasi Ekstrak Hati tidak memenuhi persyaratan sebagai obat suntik ditinjau dari aspek kejernihan. Phenomena ini ditemui pada formula dengan konsentrasi Ekstrak Hati 100% b/v 1 50% b/v 1 40% b/v, 20 b/v, 20% b/v dan 10% b/v. Karena pada formula-formula tersebut terdapat bagian dari Ekstrak Hati yang tidak larut. Formula dengan konsentrasi Ekstrak Hati 5% b/v, 2,5 9. b/v dan 1% b/v memberikan hasil obat suntik yang jernih, Sehingga memenuhi persyaratan sebagai sediaan obat suntik ditinjau dari aspek kejernihan. Sedang pada formula dengan konsentrasi Ekstrak Hati 10% v/v dan 20% v/v tidak dijumpai permasalahan rnengenai aspek kejernihan karena digunakan bahan baku Ekstrak Hati cair. Dari pemeriksaan pH formula-formula Injeksi Ekstrak Hati yang dibuat dapat diketahui bahwa untuk mencapai pH Isohidri harus dilakukan pengaturan pH dengan penambahan zat zat lain, dalam formula yang dibuat pengaturan pH dilakukan dengan penarnbahan NaOH 0,1N. pH yang dihasilkan antara 5,5 - 6,0 dan stabil terhadap waktu setelah dilakukan pemeriksaan sampai minggu ke XXIV. Sedang untuk formula yang hanya menggunakan bahan baku Ekstrak Hati semata-mata memberikan pH yang berkisar antara 4,5 - 5,0. Pada pemeriksaan sterilita ternyata larutan Injeksi Ekstrak Hati yang dibuat mernberikan hasil steril setelah pemeriksaan berminggu-minggu. Adanya asam amino pada baku Ekstrak Hati ternyata juga da pat terdeteksi dalam larutan. Injeksi baik yang hanya nng gunakan bahan baku Ekstrak Hati semata-mata maupun yang dikornbinasikan dengan vitamin B12.
ABSTRACT
Liver Extract Injection is an essential medecine. (remedy) very much used. The Indonesian Pharmacopeae ed. III and the National Formularium 1978 only mentioned the content equivalent requirements to Vitamin B12 which is 1 - 2 mcg per ml of Liver Extract Injection. The Liver Extract Injection preparation available in Indonesia has a varied and bigger Vitamin B12 between 6.65 mcg to 20 mcg per ml of Injectables solution, which is - more than required. Since the requirements are merely based on Vitamin B 12 found in Liver Extract Injection circulated in Indonesia oroginated from the raw material of Extract itself or from pure Vitamin B added to it. For this particular purpose an effort has been made to standarize the Liver Ectract Injection based on pH aspects and clearity of solution. From the result of experiments is known that some formulas do not comply to the requirements of an Injectables solution seen from the clearity aspects. This Phenomena is found in Formula with the concentration of Liver Extract 100% b/v 1 50% b/v 1 40% b/v 1 20% b/v and 10% b/v 1 since unsolvable particles of Liver Extract are found in those Formulas. Formula with the consentration of Liver Extract 5% b/v1 2,5 % b/v and 1% b/v 1 give a clear Injectable solution seen from the aspects of clearity.. While in Formula with concentration of Liver Extract 20% v/v and 10% v/v no problem of clearity are found since a Liquid Liver Extract has been used as based material. From the result of research on pH Liver Extract Injection formulas is found that to achieve pH Isohidry the pH sould be regulated by adding some subtances. In the formula which is used, the regulating of pH is done adding Na OH 0.1 N. The obtained pH is bet een 5.5 to 6.0 and is not affected by time after an examination has been made up to the 24 thweek. The Formula which only use Liver Extract as base material gives a pH varying from 4.5 to 5.0. The sterility test proved that the prepared Liver Extract Injection solution has given a sterile result after weeks of examinations. The Existence of Amino Acid found in Liver Extract base material turnedout to be also detectable in the Injectables solution either only using the Liver Extract as a base material or the one combined with Vitamin B12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Hamid
"Telah dilakukan penelitian mengenai stabilita fisik formula Injeksi Ekstrak Hati dengan berbagai metoda steri - lisasi yang rnenggunakan formula Injeksi Ekstrak Hati dengan konsentrasi 100% Ekstrak Hati,50% Ekstrak Hati dan . 100% Ekstrak Hati dengan penámbahan fenol 0,5%.
Metoda filtrasi relatif dinilal lebih balk dan pada metoda stenilisasi (dengan panas/uap air mengalir) dixnana formula F1,F2,F3 dengan rnetoda iii memberikan basil pH le. -
bib kurang 5,70,stenil,.jernih,warna cokiat (resapan. ultra -
violet 0,265 )."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A mangrove crab represents one of fishery commodities which has a prospect in the future. Demand of this commodity tends to increase from year not only in Indonesia but also abroad....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rihanny Nicolas
"Kegiatan perbankan yang sehat merupakan salah satu unsur yang dapat menunjang perekonomian bangsa dan negara . Sedangkan perkembangan perbankan itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor; diantaranya ialah peraturan-peraturan yang berlaku di bidang perbankan.
Di Negara kita sekarang ini berlaku ketentuan di bidang perbankan dan moneter yang memberikan keleluasaan kepada perbankan untuk beroperasi sesuai mekanisme pasar. Dengan keadaan dan situasi yang d emikian itu, setiap bank dituntut untuk mandiri serta mampu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada masyarakat agar tetap dapat bertahan dalam era persaingan antar bank yang ketat saat ini.
Keadaan ini akan menimbulkan kesuli tan bagi bank-bank yang kecil dan lemah modalnya, karena kuatnya persaingan menjadi tiang utama untuk bersaing dalam situasi seperti sekarang ini. Bagi bank-bank kecil untuk dapat turut dalam persaingan tersebut memerlukan alternatif pemecahan agar dapat memperkuat modalnya. Salah satu alternatif yang dianjurkan oleh Bank Indonesia sebagai Badan Pembina dan Pengawas Perbankan adalah merger dengan bank lain. Dengan dilaksanakannya merger maka bank-bank tersebut akan dapat memperoleh pertambahan modal, menejemen yang lebih baik dan efisien, serta dapat memperluas wilayah operasinya; sehingga bank-bank tersebut dapat meningkatkan kemampuan bersaingnya juga dapat memperluas dan mengembangkan dirinya.
Selain itu dampak merger juga sangat me guntungkan bagi tata perbankan dan moneter khususnya jika dikaitkan dengan tugas Bank Indonesia sebagai Pengawas dan Pembina bank-bank, karena dengan terlaksananya merger maka unit bank akan menjadi lebih sedikit dan ini akan mempermudah Bank Indonesia dalam melakukan Pengawasan dan Pembinaan Bank.
Dengan demikian merger merupakan alternatif yang sangat baik sekali dalam rangka penyeha t kan t ata perbankan, karena itu perlu mendapat perhatian yang serius; sehingga segala hal-hal yang masih merupakan hambatan bagi ter laksananya merger harus segera dicarikan alternatif pemecahannya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S20363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper describes about the rarely Newton Raphson formulation for solving the power flow
problem, consist of the injetion 2n current equation written on rectangular coordinate. The Jacobian
matrix has same structure such as admittance matrix knot (Zn x Zn), where each network branch
represented by block (2 x 2). Execptable for PV bus. Diagonal-of block (2 x 2) from jacobian equation
was proposed as some in admittance matrix knot. The result indicate that the proposed methods for
solving the power flow is faster, its than the conventionally Newton Raphson formulation, expressed in
imbalanced power condition which written in polar coordinate.
"
Jurnal Teknologi, 15 (3) September 2001 : 303-310, 2001
JUTE-15-3-Sep2001-303
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Mangunatmaja
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Endawati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap kestabilan beberapa sediaan tetes mata Kioramfenikol. Pada penelitian ini sediaan disimpan pada beberapa temperatur yaitu 4°C (temperatur dingin), 20°C (temperatur AC), 29°C (dianggap sama dengan temperatur kamar) dan pada beberapa temperatur yang dinaikkan yaitu 40°C, 50°C, 600C. Untuk mengetahui pengaruh EDTA terhadap adanya pengawet pada sediaan dengan dapar boraks-borat (pH ± 7) dan penambahan Fenilmerkuri nitrat/Timerosal sendiri atau dikombinasi dengan EDTA. Sebelum penetapan kadar dengan Spektrofotorneter pada \270 nm dengan pelarut metanol, sediaan di pisahkan dan hasil uraiannya dengan Kromatografi Lapisan Tipis. Kloroform, metanol, asam asetat (180:16:4) digunakan sebagal eluen dan sebagai adsorben digunakan Silika Gel F 254. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan dengan pengawet tanpa EDTA dapat disimpan sebulan lebih lama dibandingkan dengan sediaan yang dikombinasi dengan EDTA
ABSTRACT
It had been done the study on stability of several Chlorarnphenicol eye drop products. On this study thepro ducts are placed in several temperatures, i.e, 4°C (cold temperature), 200 C(air conditioned temperture), 29°C (assumed as room temperature) and at three elevated tern- 0 0 peratures, i.e, 40 C, 50 C, 60 C. In order to know the influence of EDTA in the presence of the preservatives, the products used is made in the borax-borate buffer (pH 7) by . adding Phenylmercuri nitrate/Thimerosal either alone or in combination with EDTA. Before the assay by using Spectrophotornetry at 270 nm in methanol, the products are separated from its degradation by Thin Layer Chromatography. Chloroform, me thanol and acetic acid (180:16:4)is used as an eluent and as adsorbent is Silica Gel F 254. The result shown that products with the preservatives without EDTA can be stored a month longer than the other one with :the EDTA combination"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Muhammad Fadhilah
"Tesis ini membahas tentang kewajiban pemerintah untuk menerapkan Standarisasi Tanda Waktu Nasional kepada Lembaga Negara maupun Badan usaha sebagai bagian dari kedaulatan bangsa Indonesia. Tesis ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan menggunakan bahan penelitian berupa bahan kepustakaan dan peraturan perundang-undangan yang terkait. Pada penelitian ini ditemukan bahwa belum ada peraturan khusus terkait dengan Standarisasi tanda Waktu Nasional sehingga mengakibatkan negara dalam menjaga kedaulatan bangsa tidak berjalan dengan baik. Tanda waktu merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kedaulatan bangsa ini juga mempengaruhi pembangunan perekonomian bangsa Indonesia yang mana dalam penerapannya membantu seluruh kegiatan usaha maupun kegiatan pemerintahan dapat berjalan dengan tepat dan efisien berdasarkan waktu yang akurat. Badan meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) selaku penjaga tanda waktu indonesia harus didukung oleh berbagai lembaga negara seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kemkominfo), Badan Standar Nasional (BSN) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam menerapkan Standarisasi Tanda Waktu Nasional. sehingga perlu ada peraturan khusus dalam menerapkan Standarisasi Tanda Waktu Nasional.

This thesis discusses the government's obligation to apply the National Time Sign Standardization to State Institutions and Business Entities as part of the sovereignty of the Indonesian nation. This thesis uses a normative juridical research method using research materials in the form of library materials and related laws and regulations. In this study, it was found that there were no special regulations related to the Standardization of National Time Signs, which resulted in the state in maintaining the sovereignty of the nation that did not work well. Time sign is an inseparable part of the sovereignty of the nation, it also affects the economic development of the Indonesian nation which in its application helps all business activities and government activities to run accurately and efficiently based on accurate time. The Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) as the keeper of Indonesian time sign must be supported by various state institutions such as the Ministry of Communication and Information (Kemkominfo), the National Standards Agency (BSN) and the Investment Coordinating Board (BKPM) in implementing the National Time Sign Standardization. so there needs to be special regulations in implementing the National Time Sign Standardization."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>