Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danan Jaya
"Analisis kualitatif golongan Kloramfenikol dan Linkosamida belum lengkap sehingga diperlukan identifikasi yang tepat untuk membedakan dan data di laboratorium kualitatif. Metoda yang dilakukan adalah reaksi warna, fluoresensi, reaksi mikrokristal, Kromatografi Lapis Tipis dan Densitometri. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa untuk membedakan golongan kloramfenikol dan linkosamida dapat dilakukan dengan reaksi warna piridin - kalium hidroksida serta reaksi kristal aseton - air dan etanol - air. Hasil Kromatografi Lapis Tipis yang terbaik diberikan oleh fase gerak etanol 96%, aseton, etilasetat, kloroform -aseton (90 : 10) dan kloroform - etanol (4 : 1). Percobaan Kromatografi Lapis Tipis pada golongan linkosamida karena tidak mempunyai gugus kromofor harus menggunakan penampak noda kalium permanganat. Eluen yang digunakan untuk golongan linkosamida yaitu metanol 99%, aseton, etilasetat - metanol (3 : 2), metanol - amonia (4 : 1) dan aseton - amonia.

Qualitative analysis chloramphenicol dan lycosamide were not complete so that a research has been done to look for a correctly qualitative analysis method in order to distinguish them and for providing the right data in qualitative laboratory. Methods used were the colour reaction, the fluorescence analysis, the microcystal reactions, the thin layer chromatography and Densitometry. Pyridine - potassium hydroxide can distinguish both of antibiotics. Either acetone-water, ethanol-water microcystal reaction could be used to distinguish both of antibiotics. Good result for chloramphenicol using thin layer chromatography were given by using ethanol 96%, ethyl acetate, acetone, chloroform - acetone (90 : 10) and chloroform - ethanol (4 : 1) as mobile phases. But for lyncosamide antibiotics with thin layer chromatography must be used spot detector because they do not have chromofor . The mobile phases for lyncosamide antibiotics are methanol 99%, acetone, ethyl acetate -methanol (3 : 2), methanol - ammonia (4 : 1) and acetone - ammonia (5 : 1)."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Nurdian Abadi
"Telah dilakukan penelitian untuk mencari suatu metoda analisis kualitatif yang sederhana untuk inembedakan enam antibiotik golongan arninoglikosida ysitu aminosidin,, geritamisin, kanamisin, neomisin, sisomisin dan. streptomisin. Netoda yang dilakukan adaish reaksi warna, reaksi mikro kristal, kromatografi kertas, krornatografi. lapisan. tipis dan spektrofotometri.
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa tidak ada cara identifikasi tunggal yang dapat membedakan sekaligus keenam antibiotik golongan arninoglikosida tersebut. Salah satu reaksi pengenal antibiotik golongan aminoglikosida adalah reaksi warna dengan ninhidrin. Ada beberapa pereaksi yang membenikan warna yang khusus untuk zat tertentu sehingga dapat dipakai untuk rnembedakan dari zat lainnya.
Kromatografi kertas dengan sistem :propanol-pinidinasam asetat glasial-air (15:10:3:12), kromatografi kertas dua dimensi dengan sis-tem : propanol-pinidin-asarn asetat glasi al-air (15:10:3:12) dan dengan sistérn : metiletilketon-butafbi tersier-metanol-amonia pekat (16:3:1:6), dan krornatogra11 lapisan tipis dengan sistem : amonia pekat-.air- aseton (16:144:40), memakai penampak nods nirthidnin dan natnium nitroprusid teroksidasi, mernbenikan hasil cukup baik, wa1pun beberapa zat membenikan niiai Rf yang berdekatan.
Percobaan mikro knistal dengan mikrosubiimasi memberi kan bentuk cukup spesifik untuk arninosidiri, neomisin dan streptornisin, dan dengan metanol dan asam suifat encer sarna banyak membe±ikan bentuk cukup spesifik untuk streptomisin. Spektrofotometri tampak darilarutan zat dalam air dengan pereaksi ninhidrin 0,2 % b/v dalam butanol memberikan serapan maksinium dengan dus puncak pads panjang gelombang 385 dan 564 mn untuk aminosid in,. 350 dan 406 nm untuk. neomisin, 355 dan 398 nm untuk sisomisin; dengan satu puncak pada panjang gelombang 568 nm unt.uk gentamisin dan kana misin masing-masing."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The multi species oral bacterial biofilm contributs to plaque formation, tooth caries, infection of oral mucosa and also periodontal disease. Caries prevention is possible by controlling the bacterial population, eg by application. Betacactam antibiotics are drugs of choise because most oral infections are caused by mixture of anaerobic bacteria. The peptidoglican reaction in bacterial cell walls by betalactam resuls in bacterial lysis. Recently, bacterial resistance to betalactam antibiotics has been found to occur frequently by several cellular mechanisms, such as bacterial production of B-lactamase, mutation of penicillin-binding protein (PBP) with low affinity to antibiotics, or decrease of cell wall permeability to betalactam. Bacteria can acquire resistance genes by mutation or exchange of genes."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hanani
"ABSTRAK
Anacardium occidentale Linn atau dikenal dengan nama daerah jambu mede merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional disamping biji yang sering dimanfaatkan sebagai makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu kandungan kimia golongan flavonoid yang terdapat dalam daun jambu mede muda yang terkandung dalam fraksi etilasetat. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur panjang gelombang serapan maksimum senyawa flavonoid dengan penambahan beberapa pereaksi geser.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam daun jambu mede muda terdapat senyawa golongan flavonoid turunan flavonol yang mempunyai gugus hidroksil pada posisi 3,7, 3 dan 4."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Roking
"Indonesia memiliki berbagai macam tumbuh-tumbuhan (flora). Salah satu flora Indonesia adalah Saurauia vulcani Korth. Pengujian antioksidan terhadap ekstrak metanol dan fraksi dari metanol dilakukan dengan metode penangkapan radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan metode tiosianat. Ekstrak metanol dan fraksi dari ekstrak metanol menunjukkan efek positif dengan uji bercak DPPH. Bercak yang mereduksi warna DPPH paling kuat diuji secara kuantitatif dengan metode DPPH dan metode tiosianat. Ekstrak metanol dan fraksi etil asetat daun Pirdot atau S. vulcani Korth menunjukkan daya antioksidan dan penangkap radikal bebas dengan nilai IC50 10,52 μg/mL dan 10,85 μg/mL. Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dan BHT (Butil Hidroksi Toluen) dengan nilai IC50 2,39 μg/mL dan 3,53 μg/mL. Dengan metode tiosianat ada perbedaan antara sampel dan kontrol negatif. Hasil dari analisis kimia aktivitas antioksidan pada S. vulcani disebabkan adanya senyawa polifenol.
Indonesia has many kind of Flora. One of Indonesian flora is Saurauia vulcani Korth. The antioxidant test has been conducted on the dried of methanol extract by scavenging free radicals 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) and tiocyanate methods. Methanolic extract and fraction of methanolic extract S. vulcani Korth leaves demonstrated a positive effect in DPPH staining. Highest reducing power of DPPH from methanolic extract and fraction of methanolic extract quantitative antioxidant activity test was carried out spectrophotometrically applying DPPH and tiocyanate methods. Methanolic extract and ethyl acetate fraction showed antioxidant and scavenging radical activities with IC50 value of 10.52 μg/mL and IC50 10.85 μg/mL, respectively. As positive control used vitamin C and BHT (Butyl Hydroxytoluene) with IC50 value 2.39 μg/mL and 3.53 μg/mL, respectively. Using tiocyanate method showed different absorbance between negative control and sample (methanolic extract, ethyl acetate fraction, vitamin C, BHT). The result of chemical analysis indicated that the antioxidative compound in the S. vulcani Korth was polyphenols group."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabri Ramdhany
"Salah satu tananien obat trad.isional yang diguneken
untuk mengobati penyakit kanker eda1b Murdannia nu
diflora yang dikenal d.engan name Cit-sin (tujuh dewa).
Kendungan kimianya belum banyak diketahui.Dari peneliti
an pendahi.lUan yang dilakukafl di Jurusan Farmasi FIPIAUi,
diketahui tehaman mi mengandung senyawa glikoida,
Alkaloid.a ,tannifl, lendir.
Penelitian yang djl8kukafl,ditUjUk8fl untuk mengIsolasi
den mengidentifikasi golongan glikosida.ape saja yang
terdapat delarn tanathan mi dengan menggunakan metodametoda.
reaksi w8rn,kbrornatOgrefi lepisan tipis den
spektrofotornetri.
Dari hasil-hasil percobean yang dilakukafl,dapa disimpulkan
bahwa daun Nurdannia nudiflora mengandung senya
we glikosida golongan flavonoid dengan kemungkinefl inti
nya ialah flavon atau flavonol.
Tanaiafl mi juga diduga mengandurig senyawa glikosida go
longan sianida,meskipUfl hal mi memerlukan penelitian
lebih lanjut.

One of the traditional drugs that used to cure can
cer was Murdannia nudif lore L.,which well known as cit -
sin.The chemical contained does not know yet.By the inves
tigation at Pharmacy department University of Indonesia
the plant contained glycosides compound•,elkaloids,tannin,
and mucillages.
The objectives of our investigation are to isola -
te and identify what kind of glycoside group in the plant
by colour reaction,thin layer chromatography and spektrophotometry.
The conclusion of the results of investigation are
Nurdennia nudiflora leaves contained glycosides compound
of flavonoid group with the flavon or flavonol cycle.
The plant also contained glycosides compound of
cyanide group,althougb we required to investigate it more
continued.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S31702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
TA966
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Afida Kalisya
"ABSTRAK
Latar Belakang. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri komensal yang hidup pada manusia. Penggunaan antibiotika diikuti dengan resistensi terhadap antibiotika mengakibatkan munculnya infeksi lain, salah satunya ialah infeksi Staphylococcus aureus resisten Metisilin (MRSA). Bakteri MRSA merupakan bakteri yang resisten terhadap antibiotika metisilin, namun seiring berkembangnya waktu juga terjadi resistensi terhadap antibiotika lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kepekaan bakteri pada infeksi MSSA dan MRSA terhadap antibiotika golongan fluorokuionolon dan vankomisin. Metode. Penelitian retrospektif potong lintang (cross-sectional) ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada Januari 2018 sampai Juni 2019 dengan menggunakan data sekunder dari WHONET 5.6. Hasil. Pada tahun 2018, terdapat 45 spesimen klinik yang terinfeksi Staphylococcus aureus, dengan 43 spesimen merupakan infeksi MSSA dan 2 spesimen positif MRSA. Sementara itu, pada tahun 2019 (Januari sampai Juni 2019), terdapat 17 spesimen klinik yang terinfeksi Staphylococcus aureus, dengan 15 spesimen merupakan infeksi MSSA dan 2 spesimen positif MRSA. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, ditemukan tidak terdapat perbedaan signifikan sensitivitas MSSA terhadap antibiotika golongan fluorokuinolon dan vankomisin (p=0,34) dan tidak terdapat perbedaan sensitivitas MRSA terhadap antibiotika tersebut (p=0,39). Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada MRSA dan MSSA terhadap semua golongan antibiotika yang diujikan periode Januari 2018 hingga Juni 2019.

ABSTRACT
Background. Staphylococcus aureus are commensal bacteria that live in human body. Mass use of antibiotic followed by antibiotic resistance results in infections, such as Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Like the name implies, MRSA develops resistance towards Methicillin. As time goes by, it also develops resistance towards other family of antibiotics. This research aims to compare the sensitivity of MRSA and MSSA to the family of fluoroquinolones and vancomycin. Method. This retrospective cross-sectional research was conducted in Clinical Microbiology Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia using secondary data from WHONET 5.6 on January 2018 until June 2019. Results. In 2018, there were 45 specimens of Staphylococcus aureus infection collected. 43 specimens were infected by MSSA and 2 specimens were MRSA positive. Meanwhile, in 2019 (January 2019 to June 2019) there were 17 specimens of Staphylococcus aureus infection collected, with 2 specimens were MRSA positive and 15 specimens were infected by MSSA. Based on Kruskal Wallis test, it was found that the sensitivity of MSSA towards fluoroquinolones and vancomycin was not significant (p=0,34) and the sensitivity of MRSA towards fluoroquinolones and vancomycin was also not significant (p=0,39). Conclusions. There is no significant difference towards fluoroquinolones and vancomycin antibiotics to MRSA and MSSA in LMK FKUI during Janury 2018 until June 2019."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: EGC, 1986
615.329 ANT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>