Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syelli Noorsitta Rivai
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini
"Jamu merupakan obat tradisional Indonesia. Peraturan pemerintah menyatakan bahwa di dalam jamu tidak diperbolehkan terkandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi berkhasiat obat. Namun pada kenyataannya masih terdapat jamu-jamu yang mengandung bahan berkhasiat obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Bisakodil, Furosemid dan Sibutramin HCl dalam jamu pelangsing. Identifikasi dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri dengan eluen metanol – amonia pekat (100:1,5) dan eluen etil asetat, didukung dengan spektrum serapan dari masing-masing bercak yang mempunyai harga Rf yang sama dengan pembanding. Masing-masing obat ditotolkan sebanyak 2 μl pada lempeng KLT. Batas deteksi Bisakodil dengan volume penotolan 2 μl adalah 0,0447 μg, Furosemid adalah 0,0203 μg, dan Sibutramin HCl adalah 0,1256 μg. Dari hasil identifikasi terhadap sepuluh sampel jamu, ternyata tidak satu pun sampel jamu tersebut yang mengandung Bisakodil, Furosemid, maupun Sibutramin HCl."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Amalina
"Sibutramin Hidroklorida merupakan salah satu obat antiobesitas yang paling sering dicampurkan yang ditemukan di formulasi pelangsing herbal. Sibutramin HCl diindikasikan untuk membantu menurunkan dan pemeliharaan berat badan, selain itu obat ini dapat meningkatkan faktor masalah kardiovaskular, seperti hiperlipidemia dan kontrol glikemi pada pasien diabetes tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sibutramin HCl pada produk pelangsing herbal secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Digunakan pelarut metanol, panjang gelombang analisis pada 227 nm, dan eluen terpilihnya yaitu toluen-dietilamin (10:0,3) pada Rf 0,58. Hasil dari validasi metode analisis didapat koefisien korelasi kurva kalibrasi (r = 0,9993) berada pada rentang konsentrasi 250,2-2502,0 µg/ml, memiliki nilai batas deteksi 108,74 µg/ml dan batas kuantitasi 362,47 µg/ml. Nilai koefisien variasi pada tiga konsentrasi berbeda antara lain 1,46 %, 1,42 %, dan 1,03 %. Nilai rata-rata uji perolehan kembali pada tiga konsentrasi berbeda antara lain 99,57 %, 100,32 %, dan 99,20 %. Hasil validasi metode memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dari tujuh sampel yang dianalisis, enam diantaranya positif mengandung sibutramin HCl. Analisis menunjukkan bahwa jumlah sibutramin HCl yang ditentukan secara KLT-Densitometri bervariasi antara 3-26 mg per satu dosis pemakaian.

Sibutramine Hydrochloride is one of the anti-obesity drug most commonly found in herbal slimming formulations. Sibutramine HCl is indicated to help lower and weight maintenance, other than that these drugs may increase the factor of cardiovascular problems, such as hyperlipidemia and control glikemi in patients with diabetes type 2. This study aims to analyze sibutramine HCl in herbal slimming products by Thin Layer Chromatography Densitometry. The TLC system was methanol as solvent, the analytical wavelength 227 nm, and eluent is toluene-diethylamine (10:0,3) at Rf 0,58. The results from the validation, calibration curve correlation coefficient (r = 0,9993) concentrations were in the range from 250,2 to 2502,0 µg/ml, limit of detection 108,74 µg/ml and the limit of quantitation 362,47 µg/ml. Result from coefficient of variation at three different concentrations were 1,46 %, 1,42 %, and 1,03 %. The average of percent recovery tests at three different concentrations were 99,57 %, 100,32 %, and 99,20 %. The validation result comply the specified criteria. From seven of the samples analyzed, six of them tested positive for Sibutramin HCl. Analysis indicated that the amount of sibutramine HCl content determined by TLC-Densitometric varied from 3 to 26 mg per one single dosage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayun
"The determination of pseudoephedrine hydrochloride and triprolidine hydrochloride in influenza syrup medicine has been performed using TLC densitometric method. Pseudoephedrine hydrochloride and triprolidine hydrochloride were extracted using chloroform at pH 12 from the syrup, and separated using HPTLC silica Kieselguhr glass plates 60 F 254, 20x10 cm2 as stationary phase, and a mixture of methanol, ammonia and chloroform (40:2:30) as mobile phase. The plates were analyzed using Camag TLC Scanner 3 with UV-detector at 257 nm for pseudoephedrine hydrochloride and at 290 nm for triprolidine hydrochloride.
The results showed that the linearity, limit of detection, and limit of quantitation of the method for pseudoephedrine hydrochloride were 0.9999, 0.0064 ìg, and 0.2124 ìg respectively; while for triprolidine hydrochloride were 0.9999, 0.0076 ìg, and 0.0254 ìg respectively. The coefficient of variance (CV) of repeatability for the two substances were less than 2.0%; and the recovery values for pseudoepherine hydrochloride and triprolidine hydrochloride were 99.98 + 1.05% and 99.73 + 1,54% respectively. The result showed that the samples analysed contained pseudoephedrine hydrochloride 94.36% of the labeled ammount, and triprolidine hydrochloride 94.44% of the labeled ammount."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dharnita Cernalia
"Penggunaan pemanis buatan dalam produk minuman sudah sedemikian meluas mencakup jenis pemanis buatan yang digunakan dan bentuk sediaan yang dibuat. Salah satu pemanis buatan yang digunakan pada produk minuman adalah aspartam, dimana memiliki tingkat kemanisan 180-200 kali gula biasa. Oleh karena adanya batasan penggunaan aspartam dalam asupan harian, perlu diteliti kandungan aspartam salah satunya yang terdapat dalam produk minuman ringan.
Pada penelitian kali ini dilakukan analisis aspartam secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Kondisi analisis menggunakan lempeng silika gel F254 sebagai fase diam, campuran pelarut butanol : asam asetat : air (4:1:1) sebagai fase gerak dan dianalisis pada ë 262 nm. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien variasi kurang dari 2% dan akurasi 80-110%. Kurva kalibrasi dilakukan pada rentang 500-5000 ìg/ml menghasilkan linieritas 0,9982 dengan batas deteksi 1,0882 ìg dan batas kuantitasi 3,6274 ìg. Kadar aspartam dari sepuluh sampel minuman ringan, sampel mengandung aspartam pada sampel JO (3,4382 mg/g), sampel JM (3,4389 mg/g), sampel JJ (2,9287 mg/g) dan sampel KF (1,7839 mg/g), sedangkan sampel PI, NSH, NT, NHC, FS dan FB tidak dapat ditentukan.

The use of sweetener in the beverage products has been spread out very significantly. One of the sweetener that is commonly used in beverage products is aspartam which 180-200 times sweeter than the ordinary sugar. Since there is a limitation of the aspartam usage in the daily calories intake, it?s necessary to make a research about the aspartam content in the beverage products.
In this experiment, aspartam analysis in beverages using Thin Layer Chromatography Densitometry. The analysis condition was performed by using silica gel F254 as the stationary phase, mixture solvents contents of butyl alcohol : acetic acid : water (4:1:1) as the mobile phase and analysis in ë 262 nm. This experiment showed lower than 2% precision and accuracy between 80-110%. Calibration curve was performed in the range of 500-5000 ìg/ml, resulting good linearity 0.9982, limit of detection 1,0882 ìg and limit of quantitative 3,6274 ìg. Sample of aspartame contained JO (3.4382 mg/g), sample JM (3,4389 mg/g), sample JJ (2,9287 mg/g) and sample KF (1,7839 mg/g), whereas sample PI, NSH, NT, NHC, FS and FB can not determined.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32921
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Bawono Pramudita
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32925
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Sugianto
"Jamu merupakan obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam menangani masalah kesehatan. Jamu dinilai lebih aman dibandingkan obat modern karena efek samping jamu relatif sedikit. Namun, akhir-akhir ini ditemukan banyak kecurangan dalam pembuatan jamu dengan menambahkan bahan kimia obat ke dalam jamu. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, dinyatakan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis dan validasi metode analisis glibenklamid dan metformin hidroklorida pada jamu kencing manis secara KLT-densitometri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi jamu dengan pelarut metanol kemudian dianalisis dengan KLT-Densitometri dengan menggunakan fase gerak metanol-aquades-asam asetat glasial 9:1:0,25 pada panjang gelombang 237 nm. Dari hasil validasi, didapat koefisien korelasi r kurva kalibrasi pada glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut 0,9998 dan 0,9981. Batas deteksi dan batas kuantitasi untuk glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut adalah 49,97 g/ml; 166,55 g/ml dan 74,75 g/ml; 249,25 g/ml. Metode ini juga memenuhi kriteria uji selektivitas, akurasi dan presisi. Dari tujuh sampel yang dianalisis, empat diantaranya positif mengandung glibenklamid dengan kadar sampel 1 = 4,9522 , sampel 2 = 4,1495 , sampel 3 = 4,2578 dan sampel 4 = 4,9412.

Jamu is a traditional medicine used by most people for health treatment. The use of traditional medicine is considered safer than modern medicine because of its less side effects. However, there are recently found frauds on jamu production by adding chemical substances into jamu. According to regulation of Minister of Health Indonesia No. 007 in 2012 on Registry of Traditional Medicine, it is stated that traditional medicine must not contain chemical substances or active drug isolation products. This study aims to analyze and validate analytical method of glibenclamide and metformin hydrochloride in herbal diabetic products by TLC densitometry. Method applied was jamu extraction using methanol and followed by analysis using TLC densitometry with methanol aquades glacial acetic acid 9 1 0.25 as mobile phase at wavelength 237 nm. From results of validation, correlation coefficient for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 0.9998 and 0.9981. Limit of detection and quantitation for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 49.97 g ml 166.55 g ml and 74.75 g ml 249.25 g ml. This method also meets criteria of selectivity, accuracy, and precision. From seven samples tested, four were positive for glibenclamide with level of sample 1 4.9522 , sample 2 4.1495 , sample 3 4.2578 , and sample 4 4.9412."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camelia Dwi Putri Masrijal
"Pseudoefedrin hidroklorida dan triprolidin hidroklorida merupakan zat aktif yang biasa terdapat dalam sediaan obat influenza. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan kadar pseudoefedrin hidroklorida dan triprolidin hidroklorida dalam sediaan sirup obat influenza secara KLT densitometri. Kondisi optimal untuk memisahkan pseudoefedrin hidroklorida dan triprolidin hidroklorida dalam penelitian ini menggunakan fase diam lempeng kaca HPTLC silika gel Kieselguhr 60 F 254, 20x10 cm2 (Merck) dengan fase gerak metanol, ammonia dan kloroform (40:2:30). Bejana KLT 25x25x10 cm3 dijenuhkan selama 2 jam dan zat uji dalam pelarut metanol ditotolkan sebanyak 1,0 μL dengan jarak elusi 8 cm. Lempeng dianalisis menggunakan Camag TLC Scanner 3, dengan detektor uv-vis pada panjang gelombang 257 nm untuk pseudoefedrin hidroklorida dan 290 nm untuk triprolidin hidroklorida. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pseudoefedrin hidroklorida memiliki linearitas (r) = 0,99993 dengan batas deteksi 0,1047 μg dan batas kuantitasi 0,3490 μg sedangkan triprolidin hidroklorida memiliki linearitas (r) = 0,99998 dengan batas deteksi 0,0734 μg dan batas kuantitasi 0,2445 μg. Dari hasil uji keterulangan, pseudoefedrin hidroklorida dan triprolidin hidroklorida memberikan nilai koefisien variasi di bawah 2 %. Hasil uji perolehan kembali pseudoefedrin hidroklorida rata-rata adalah 99,98 % ± 1,05 dan triprolidin hidroklorida rata-rata adalah 99,73 % ± 1,54. Kadar rata-rata pseudoefedrin hidroklorida dalam sampel adalah 5,652 mg/mL, kadar yang tertera dalam kemasan adalah 6 mg/mL. Sedangkan triprolidin hidroklorida adalah 0,235 mg/mL, kadar yang tertera dalam kemasan adalah 0,25 mg/mL."
Universitas Indonesia, 2007
S32600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listya Dian Purnama
Universitas Indonesia, 2005
S32802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>