Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gini Krislina
"Pengobatan sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah dan mengobati sendiri keluhannya sebelum mendapat pertolongan pelayanan kesehatan primer. Tindakan swamedikasi merupakan salah satu langkah yang tepat terutama untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan dalam hal mengobati penyakit ringan, untuk itu pengobatan sendiri harus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik dan tingkat pengetahuan serta sikap mahasiswa UI dengan tindakan swamedikasi di Kukusan Kelurahan, Depok. Rancangan penelitian cross sectional study (potong lintang) dengan sampel sebanyak 96 responden. Pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka dan tertutup pada April-Juni 2005. Responden adalah mahasiswa UI yang kost di Kelurahan Kukusan yang dipilih melalui metode random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan kai kuadrat dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 87,5% responden yang melakukan tindakan swamedikasi. Ternyata tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, usia, jenis pendidikan tinggi, tingkat pengetahuan, dan sikap dengan tindakan swamedikasi. Proporsi mahasiswa UI di Kelurahan Kukusan yang melakukan tindakan swamedikasi cukup besar tetapi pengetahuan mahasiswa UI di Kelurahan Kukusanterhadap batas lama pengobatan, dosis dan logo obat masih kurang sehingga perlu dilakukan penyebaran informasi dalam hal tindakan swamedikasi dalam mengobati penyakit ringan.

Self-medication is an efforts that have done by the society to prevent and cure their own disease before they get help with the primary health care. Self-medication treatment is one of the right step particularly to support the increase of health degree in things curing minor disease. For that, both quality and quantity self-medication must be increased. The objective of this research was to know the correlation between characteristic and knowledge level along with the attitude of UI? students with the self-medication treatment in Kelurahan Kukusan, Depok. The research design was cross sectional study with the sample amounting to 96 respondents. Data were collecting with done the interview use questionaire that contain open and close questions in April ? June 2005. Respondents are UI? students that live in Kelurahan Kukusan that have been chosen through random sampling methode. Data that have obtained to be analized using Chi square test with 95% level of trust. Sample was taken with purposive sampling. The result of this research known that there were 87,5% respondent that done self-medication treatment. It apparently there is no significantt correlation between sex, age, sort of high education, knowledge level, and attitude with self-medication treatment. Proportion of UI? students in Kelurahan Kukusan that have done selfmedication treatment was so high but the knowledge of UI? students in Kelurahan Kukusan still minus about the long limit of medication, dose, and drug logogram so that should be done the spreading information in things of self-medication treatment in curing the minor disease."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nurshofiyyah Muslimah
"Latar Belakang Demam menjadi gejala yang paling umum pada individu yang terinfeksi COVID-19. Individu yang mengalami demam seringkali mengambil tindakan swamedikasi. Pengetahuan dan sikap individu dapat menjadi faktor keberhasilan swamedikasi. Dengan demikian, diteliti mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam. Metode Penelitian ini menggunakkan studi desain cross-sectional. Intsrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan secara luring kepada 94 masyarakat di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya yang berisi sosiodemografi, pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19, serta perilaku swamedikasi demam. Kemudian data diolah menggunakkan uji chi-square, uji fisher, dan uji regresi. Hasil Proporsi masyarakat yang memiliki pengetahuan baik dan sikap positif terhadap COVID-19 masing-masing sebanyak 86,2% dan 95,7%. Proporsi masyarakat yang melakukan swamedikasi demam adalah 60,6%. Jenis obat yang paling banyak digunakkan oleh dalam melakukan swamedikasi demam adalah parasetamol. Analisis statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan mengenai hubungan antara pengetahuan (p=0,589; OR 1,382; IK95% 0,425 – 4,494) dan sikap (p=0,645; OR 1,571; IK95% 0,212 – 11,673) masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya. Terdapat variabel perancu yang tidak dapat disingkirkan menunjukkan hasil signifikan, yaitu usia (p=0,007) dan sosial ekonomi/penghasilan (p=0,017). Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya.

Introduction Fever is one of the common symptom in individuals infected with COVID-19. Individuals who experience fever often take self-medication. Individual knowledge and attitudes can be factors in the success of self-medication. Thus, the relationship between people's knowledge and attitudes towards COVID-19 and self-medication for fever was studied. Method The study design uses a cross-sectional study. The research instrument was a questionnaire distributed offline to 94 residents in Panjunan Village, Cirebon, and nearby containing sociodemographics, knowledge and attitudes towards COVID-19, and fever self-medication behavior. Then the data was processed using the chi-square test, Fisher test and regression test. Results The proportion of respondents with good knowledge and positive attitudes towards COVID-19 is 86.2% and 95.7% respectively. 60,6% of respondents practicing self-medication. The type of drug most commonly used when self-medicating for fever is paracetamol. Statistical analysis showed insignificant results regarding the relationship between knowledge (p=0.589; OR 1.382; CI 95% 0.425 – 4.494) and attitude (p=0.645; OR 1.571; CI 95% 0.212 – 11.673) towards COVID-19 with fever self-medication in Panjunan Village, Cirebon and nearby. There are confounding variables that can not be excluded which show significant results were age (p=0.007) and socio-economic/income (p=0.017). Conclusion There is no relationship between public knowledge and attitudes towards COVID-19 and fever self-medication in Panjunan Village, Cirebon and nearby."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Bharata
"Latar Belakang Gejala common cold pada COVID-19 dan penyakit respirasi lain menyerupai satu sama lain sehingga seseorang yang mengalami gejala sering kali tidak melakukan perilaku preventif yang sesuai. Untuk mengatasi gejala tersebut, perilaku kesehatan yang sering diterapkan di masa pandemi COVID-19 adalah swamedikasi (self-medication). Swamedikasi ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap karena perilaku kesehatan yang baik umumnya didahului oleh pengetahuan dan sikap yang baik juga. Akan tetapi, belum banyak studi yang meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19 dengan swamedikasi common cold. Metode Penelitian dilakukan secara cross-sectional dengan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang sudah divalidasi oleh penelitian sebelumnya. Kuesioner yang digunakan menilai pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19, serta perilaku swamedikasi masyarakat ketika mengalami gejala common cold. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya sebagai wilayah binaan Pengabdian Masyarakat FKUI. Data dianalisis dengan uji Fisher dan dihitung rasio odds dengan interval kepercayaan 95%. Hasil analisis signifikan apabila p<0,05. Hasil Dari 94 responden, 86,2% memiliki pengetahuan baik, dan 95,7% memiliki sikap positif terhadap COVID-19. Sebanyak 95,7% responden mempraktikkan swamedikasi common cold. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai COVID-19 dengan swamedikasi common cold di Kelurahan Panjunan, Cirebon dan sekitarnya. Kesimpulan Pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19 di Kelurahan Panjunan, Cirebon dan sekitarnya sudah tergolong baik. Selain itu, swamedikasi untuk gejala common cold merupakan perilaku kesehatan yang sering dilakukan oleh masyarakat di daerah tersebut. Maka dari itu, pengaturan kebijakan dan peningkatan kesadaran masyarakat melalui edukasi mengenai swamedikasi yang tepat perlu menjadi perhatian bagi Pemerintah dan stakeholder kesehatan lainnya.

Introduction Symptoms of the common cold in COVID-19 and other respiratory diseases resemble each other so someone who experiences these symptoms often do not carry out appropriate preventive behavior. In an attempt to alleviate these symptoms, the health behavior that is often practiced in the COVID-19 pandemic is self-medication. This selfmedication behavior can be influenced by knowledge and attitudes because good health behavior is generally preceded by good knowledge and attitudes as well. However, not many studies have examined the relationship between knowledge and attitude towards COVID-19 and self-medication for the common cold. Method The research was done with a cross-sectional design with primary data obtained through questionnaires that had been validated by previous research. The questionnaire used assesses knowledge and attitudes towards COVID-19, as well as people's self-medication behavior when experiencing symptoms of the common cold. The research was done in Kelurahan Panjunan, Cirebon, and surrounding areas as it is one of the areas supported by FKUI. Data were analyzed using Fisher's exact test and odds ratios with 95% confidence intervals were calculated. The results are significant if p value <0.05. Results Of the 94 respondents, 86,2% had good knowledge, and 95,7% had a positive attitude towards COVID-19. 95,7% of respondents practiced self-medication towards common cold. No significant differences were found between knowledge and attitudes about COVID-19 and self-medication for the common cold in Kelurahan Panjunan, Cirebon and its surrounding areas. Conclusion Knowledge and attitude towards COVID-19 in Kelurahan Panjunan, Cirebon and its surrounding areas are good. Self-medication for the common cold is a health behavior that is often carried out by the community in those areas. Therefore, setting regulations and increasing public awareness through education regarding proper self-medication for the common cold needs to be a concern for the government and other health stakeholders."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hendrikus Yekonia
"Informasi obat yang baik sangat berperan bagi pasien yang membeli obat di apotek dalam melakukan swamedikasi untuk keberhasilan terapi pengobatan. Informasi tentang obat, baik itu cara pakai, dosis, efek samping dsb dapat mengurangi kesalahan yang mungkin dapat mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa informasi pengobatan yang baik dapat mempengaruhi tingkat pemahaman pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara informasi obat yang diberikan oleh petugas apotek dengan tingkat pemahaman pasien tentang label pada kemasan obat bebas/terbatas. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mewawancarai responden berdasarkan kuesioner yang telah dibuat. Sebagai responden diambil 100 orang, baik itu masyarakat umum dan masyarakat yang membeli obat di apotek. Data yang diperoleh yaitu karakteristik responden, informasi oleh petugas apotek dan tingkat pemahaman pasien tentang obat bebas/terbatas, lalu dianalisa dengan metode statistik Kai-kuadrat (Chi Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara informasi yang diberikan oleh petugas apotek dengan tingkat pemahaman pasien tentang label pada kemasan obat bebas/terbatas.

A good information has important role in patient self-medication that buy drugs in dispensary for successful medication therapy. The information about direction for use, dosage, side effect, etc can reduce potencial adverse drugs events that can cause some accidents. Some literatures showed good information would influence knowledge of the patient.
This observation is held to find association between the information about drugs which is given by the dispensary official and the knowledge level of the patient about the label on the OTC package. This observations use cross sectional method by asking the respondent to fullfill the questionnaire which has been made for this purpose. One hundred peoples had been choosen randomly among people in the Kukusan community, some are people on the common place and the other are people that went to the dispensary. Data that were taken are respondent ?s characteristic information given by dispensary official and the respondent?s level of knowledge. The data was analyzed using Chi-Square statistic test.
The result showed that there was significant correlation between information given by dispensary official and the respondent's level of knowledge about the label on the OTC package."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33039
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Cahyani
"Skripsi ini membahas hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa reguler FIK terhadap RUU Keperawatan. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, angkatan, keikutsertaan dalam BEM FIK UI, dan sumber informasi tentang RUU Keperawatan. Tingkat pengetahuan dan sikap sebagai variabel penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif korelatif. Sampel berjumlah 213 orang yang dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa reguler FIK UI terhadap RUU Keperawatan (p value 0,551; α 0,05). Ini memberikan saran kepada FIK UI agar dapat memfasilitasi informasi RUU Keperawatan kepada seluruh mahasiswa FIK UI.

The aim of this research is to analize the relationship between knowledge and attitude of bachelor degree students majoring nursing at Universitas Indonesia about Nursing Act Plan. Respondent characteristics on this research are gender, age, year of college, participation in Student Executive Board FIK UI and sources information related to Nursing Act Plan. Knowledge and attitude are as variable research. Correlative descriptive design is used in this research. The samples are 213 people and taken with stratified random sampling. The conclusion of this research that there is no relation between knowledge and attitude of bachelor degree students majoring nursing at Universitas Indonesia about Nursing Act Plan. It gave asuggestion to Faculty of Nursing Universitas Indonesia to give more informations related to Nursing Act Plan for all nursing students at FIK UI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1984
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kanker serviks merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita wanita. Berdasarkan hasil laporan di 15 laboratorium patologi anatomi penderita kanker serviks diseluruh Indonesia tahun 1990 diketahui bahwa kanker serviks menempati urutan pertama dari 3 kanker yang tersering dijumpai. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mencermati lebih lanjut tingkat pengetahuan wanita dewasa menengah tentang penyakit kanker serviks. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan wanita dewasa menengah tentang kanker serviks. Desain yang digunakan adalah deskriptif sederhana dan cara pengambilan sample dengan tehnik convenience sampling. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita dewasa menengah tentang kanker serviks di dapatkan behwa 21,6% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 24,3% memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 54% memiliki tingkat pengetahuan rendah.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5352
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianison
"Saat ini tembakau telah dikonsumsi di seluruh dunia dan 65-85% tembakau itu dikonsumsi dalam bentuk rokok. Berbagai masalah kesehatan telah timbul akibat kebiasaan merokok yang telah melanda dunia saat ini. Badan kesehatan dunia (WHO) dan organisasi kesehatan lainnya giat berkampanye untuk menangani masalah epidemi merokok. Diperkirakan dewasa ini 2,5 juta orang meninggal tiap tahunnya akibat penyakit-penyakit yang timbul karena merokok. Bahaya merokok telah diketahui orang sejak lebih dari 400 tahun yang lalu namun laporan mengenai penyakit yang berhubungan dengan rokok baru ada sekitar abad ke-18 yaitu ditemukannya kanker bibir dan kanker hidung.
Sekarang kita sedang berhadapan dengan suatu bencana medis terbesar yaitu penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki. Sudah lama dikenal bahwa asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia dan berhubungan dengan 25 penyakit di tubuh manusia dari kepala sampai kaki, dari kanker sampai impotensi. Sekitar 54,5% penduduk laki-laki dan 1,2% perempuan yang ada di Indonesia adalah perokok Secara keseluruhan sekitar 27,7% persen penduduk Indonesia adalah perokok meskipun data lokal menunjukkan basil yang berbeda-berbeda. Berdasarkan data WHO 2002, Indonesia menduduki urutan kelima dalam konsumsi rokok di dunia. Setiap tahunnya dikonsumsi sekitar 215 miliar batang rokok, dengan total biaya lebih dari 100 triliun. Di dunia diperkirakan terdapat sekitar 1,2 milyar perokok, 800 juta diantaranya terdapat di negara berkembang.
Merokok adalah salah satu penyebab kematian manusia di dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan terdapat 4,9 juts kematian tiap tahun akibat rokok, berarti terdapat satu kematian tiap 8 menit. Angka ini diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2030. Centers for Disease Control and Preventions (CDC) saat ini tengah bekerja keras mengatasi masalah yang timbul akibat rokok dengan membuat program pengontrolan dan pencegahan pemakaian rokok secara global. Program ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak di dunia. Bentuk program itu antara lain adalah surveillance global tentang rokok. Ada empat surveillance global yaitu Global Youth Tobacco Survey (GYTS), Global School Personnel Survey (GSPS), Global Medical Doctors Survey (GMDS) dan Region Survey of Country Specific Tobacco-related Information (Regional Survey).
Salah satu bentuk konkrit ikut membantu program WHO adalah dengan melakukan GSPS di kota Depok. Kota Depok merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Jakarta, terletak di selatan kota Jakarta. Luas daerahnya adalah 200,29 km2, terdiri dari 6 kecamatan, 63 kelurahan dan jumlah penduduk 1.369.461 jiwa. Terdapat 126 sekolah menengah pertama (SMP) di Depok ini yang tersebar di 6 wilayah, terdiri dari 14 SMP negeri dan 112 SMP swasta. Selama ini belum ada data tentang kekerapan merokok, data tentang pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok pada guru dan karyawan SMP di Depok ini."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T20856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemerintah telah melaksanakan program KB yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun saat ini partisipasi pria dalam ber-KB masih sangat rendah (2,27%). Meningkatkan partisipasi pria berarti memperbaiki pengetahuan dan sikap pria menjadi baik dan positif agar ikut menjadi peserta KB pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pria dengan partisipasi pria dalam program KB. Metode yang digunakan adalah desain korelasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pria menikah berusia 20-50 tahun dan telah menipunyai anak dengan sampel berjumlah 82 pria di Kelurahan Pancoran Mas. Tingkat pengetahuan dan sikap pria mempunyai hubungan yang bermakna dengan partisipasi pria, dimana pria yang bespengetahuan balk mempunyai peluang 6,2 kali untuk berpartisipasi dan pria yang bersikap positif mempunyai peluang 5,5 kali untuk berpartisipasi dalam program KB di Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok tahun 2008. Penting dilakukan berbagai upaya untuk mensosialisasikan dan memberikan informasi kepada pria tentang KB agar pengetahuan pria meningkat dan sikap menjadi positif sehingga partisipasi pria dalam ber-KB menjadi meningkat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5714
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adisvia Ramadhanty Amalia
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 di Indonesia memiliki dampak besar pada praktik pelayanan kedokteran gigi. Dokter gigi memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 dalam prosedur kedokteran gigi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan penularan COVID-19 dalam bentuk kontrol infeksi yang merupakan salah satu indikator penilaian kualitas dalam praktik pelayanan kedokteran gigi. Tujuan: Penelitian ini menjelaskan hubungan antara pengetahuan dan sikap pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKG UI pada mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi. Metode: Penelitian deskriptif analitik potong-lintang pada 58 mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi FKG UI berbasis kuesioner yang dibagikan secara daring. Hasil: Berdasarkan Uji Mann-Whitney dan Kruskal Wallis, tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p > 0,05) antara pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan (p > 0,05) pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan kedokteran gigi. Kesimpulan: Mahasiswa PPDGS Konservasi Gigi memiliki tingkat pengetahuan baik, sikap positif dan praktik yang baik terkait pencegahan COVID-19. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap responden tentang pencegahan COVID-19 dengan praktik pelayanan di RSKGM FKGUI serta tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan, sikap, dan praktik pencegahan COVID-19 berdasarkan lama pengalaman kerja dan tahun angkatan pendidikan.
Background: The COVID-19 pandemic in Indonesia has had a major impact on the dental services. Dentists are exposed to a higher risk of getting infected by COVID-19 during dental procedures. Therefore, it is necessary to take measures to prevent the transmission of COVID-19 in the form of infection control which is one of the indicators of quality assessment in dental service practice. Objectives: This study explains the correlation between knowledge and attitudes about COVID-19 prevention with service practice at RSKGM FKG UI on Conservative Dentistry Specialty Program Student. Methods: A cross-sectional descriptive analytic study was conducted on 58 Conservative Dentistry Specialty Program Students based on questionnaires taken online. Result: Based on the Mann-Whitney and Kruskal Wallis tests, there was no statistical difference (p> 0.05) between knowledge, attitudes and practices of COVID-19 prevention based on length of work experience and years of education. The Spearman test showed no correlation (p> 0.05) between knowledge and attitudes of students about COVID-19 prevention on dental service practices. Conclusion: Conservative Dentistry Specialty Program Students have a good level of knowledge, positive attitude and good practices related to COVID-19 prevention. There is no correlation between the knowledge and attitudes of respondents about COVID-19 prevention on service practices at the RSKGM FKG UI and there is no significant difference in knowledge, attitudes, and practices of COVID-19 prevention based on the length of work experience and years of the education"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>