Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fitria Wresdining Tyas
"Herba seledri (Apium graveolens Jacq) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah dikenal masyarakat Indonesia sebagai obat herbal antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tidak dikehendaki dari kedua campuran ekstrak tersebut terhadap volume urin 24 jam, kalium dan natrium di urin dan kadar kreatinin plasma pada tikus putih jantan yang dibuat hipertensi.
Pada penelitian ini digunakan tujuh kelompok tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor. Tikus pada kelompok uji dan kontrol hipertensi diinduksi dengan larutan natrium klorida 2% sebagai air minum selama 52 hari. Campuran ekstrak diberikan pada hari ke-15 sampai 51. Campuran ekstrak herba seledri dan daun tempuyung diberikan dalam dua dosis yang divariasikan, yaitu (0,023 g ekstrak seledri dan 0,114 g tempuyung/200 g BB) dan (0,034 g ekstrak seledri dan 0,171 g tempuyung/200 g BB).
Sebagai pembanding digunakan kelompok kontrol normal, obat herbal pembanding (0,0432 g/200 g BB), ekstrak tunggal herba seledri (0,023 g/200 g BB) dan ekstrak daun tempuyung (0,114 g/200 g BB). Hasil ANOVA satu arah (α=0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna terhadap ekskresi urin 24 jam dan kadar kreatinin plasma tetapi meningkatkan secara bermakna ekskresi natrium dan kalium pada urin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Jamilah
"Gout merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan kadar asam urat darah melebihi batas normal. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan nilai LD50 ekstrak air herba Akar Kucing ( Acalypha indica Linn.) dan pengaruhnya terhadap kadar asam urat dalam darah. Pada penentuan nilai LD50, 20 ekor mencit dibagi secara acak menjadi 4 kelompok. Mencit-mencit ini diamati selama 24 jam. Hasil menunjukkan bahwa nilai LD50 dari ekstrak air herba Akar Kucing adalah 8,1329 g/kg bb. Pada uji khasiat ekstrak air herba Akar Kucing digunakan 36 tikus jantan yang dibagi menjadi enam kelompok. Kelompok I, II dan III masing-masing diberi ekstrak air herba Akar Kucing dengan dosis 1,35 g/200 g bb; 2,7 g/200 g bb; and 5,4 g/200 g bb per hari. Sedangkan kelompok IV, V dan VI merupakan kelompok kontrol pembanding (alopurinol), perlakuan dan normal. Perlakuan diberikan selama 7 hari. Pada hari ke-8, semua kelompok (kecuali kontrol normal) diinduksi dengan kalium oksonat satu jam sebelum perlakuan. Dua jam setelah diinduksi, sampel darah diambil dan diukur. Penetapan kadar asam urat menggunakan metode kolorimetri enzimatik. Hasil menunjukkan dosis 2,7 g/200 g bb dan dosis 5,4 g/200 g bb per hari dapat menurunkan kadar asam urat secara bermakna (p<0,05).

Gout is a metabolic disease that can cause much uric acid level in blood. The purpose of this research was to determinated LD50 level in the water extract of Akar Kucing (Acalypha indica Linn.) herb and it influence to uric acid level. In determinate LD50, 20 mice were randomly divided into 4 dose groups. The dosed animals were observed during 24 hour. Result show that LD50 of the water extract of Akar Kucing herb is 8,1329 g/kg body weight. In the observation about the influence of the water extract of Akar Kucing herb, 36 male rats were randomly divided into 6 groups. Group I, II, and III received 1,35 g/200 g; 2,7 g/200 ; and 5,4 g/200 g body weight per day of the water extract of Akar Kucing herb. While group IV, V, and VI are group comparing (alopurinol), treatment, and normal control. This treatment was given for 7 day. In the 8 day, all group (except normal group) were injected with potassium oxonate 1 hour before drug administration. After 2 hours from injection of potassium oxonate, blood samples were collected and determinated. The determination was used colorimetric enzymatic method. Result showed that dose 2,7 g/200 g and dose 5,4 g/200 g rat per day has significant effect to reduce uric acid level (p<0,05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Margaretta Melviana
"Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan yang sangat banyak dialami akhir-akhir ini. Obat-obatan antihipertensi tradisional telah banyak digunakan, salah satunya adalah Apium graveolens Jacq. dan Sonchus arvensis Linn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya efek yang tidak dikehendaki dari campuran ekstrak herba A. graveolens dan daun S. arvensis dengan parameter kadar glukosa darah dan kolesterol total. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi ke dalam 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor.
Tikus pada kelompok kontrol perlakuan dan kelompok uji diinduksi dengan natrium klorida 2% selama 2 minggu, kemudian diberi dosis dan natrium klorida 2% sesuai dengan kelompoknya pada hari ke-15 sampai 45. Dosis yang digunakan yaitu: uji ekstrak herba seledri : 0,023 g/200 g bb 2 kali sehari, uji ekstrak daun tempuyung : 0,114 g/200 g bb 2 kali sehari, uji campuran 1 : ekstrak herba seledri 0,023 g/200 g bb + ekstrak daun tempuyung 0,114 g/200 g bb 2 kali sehari, uji campuran 2 : ekstrak herba seledri 0,034 g/200 g bb + ekstrak daun tempuyung 0,171 g/200 g bb 2 kali sehari, dan uji obat pembanding : campuran ekstrak herba seledri + kumis kucing 0,043 g / 200 g bb 2 kali sehari. Pada hari ke-46 dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah dan kolesterol total, kemudian dilanjutkan dengan pemberian sediaan uji dan natrium klorida 2% seperti sebelumnya, dan pada hari ke-52 dilakukan pemeriksaan tekanan darah.
Hasil dinalisis menggunakan uji homogenitas varians menurut Levene, uji normalitas menurut Kormogorov-Smirnov, uji ANOVA satu arah, dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terjadi kenaikan kadar glukosa darah tetapi terjadi kenaikan kadar kolesterol total secara bermakna pada tikus putih jantan yang dibuat hipertensi dibandingkan dengan kontrol normal pada dosis dimana tekanan darah tikus turun secara bermakna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Ayu Dwi Ajie Saputri
"Pengobatan hiperurisemia dapat diberikan tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn) yang dikombinasikan dengan tanaman jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) sebagai obat antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak air akar tanaman akar kucing dengan ekstrak etanol 70% rimpang Jahe Merah dilihat dari penurunan kadar asam urat darah tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia oleh kalium oksonat. Sebanyak 35 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 180 gram sampai 200 gram dibagi menjadi tujuh kelompok. Tiga kelompok diberikan kombinasi ekstrak, yaitu akar kucing dengan dosis tetap 5,4 g/200 g bb yang dikombinasikan dengan variasi dosis jahe merah, masing-masing 14 mg/200 g bb, 28 mg/200 g bb, dan 56 mg/200 g bb dan disuspensikan dengan larutan CMC 0,5%. Kelompok lainnya terdiri dari pembanding tunggal akar kucing dosis 5,4 g/200 g bb, pembanding alopurinol, kontrol induksi, dan kontrol normal dan diberikan secara per oral selama delapan hari. Pengukuran kadar asam urat dalam plasma darah dilakukan dengan metode kolorimetri enzimatik pada Spektrofotometer UV-VIS dengan panjang gelombang 520 nm. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak air akar tanaman akar kucing 5,4 g/200 g bb dengan jahe merah 56 mg/200 g bb dapat menurunkan kadar asam urat setara dengan alopurinol dan kontrol normal.

Hyperuricemia treatment can be given roots of Acalypha indica Linn. combined with red ginger plant (Zingiber officinale Rosc.) as anti-inflammatory drug. This study aimed to examine the effect of aqueous extract the roots of Acalypha indica Linn. with 70% ethanol extract of rhizome of Red Ginger from the decrease in blood uric acid levels of male rats made hiperurisemia by potassium oxonate. There were 35 male white rats of Sprague Dawley strain weighing 180 grams to 200 grams were divided into seven groups. Three groups were given a combination of extract, consist of a fixed dose 5.4 g/200 g bb of Acalypha indica L. was combined with varied dose of red ginger, respectively 14 mg/200 g bb, 28 mg/200 g bb, and 56 mg / 200 g bb suspended with 0.5% CMC solution. Another groups consisted of a single dosage 5.4 g/200 g bb comparative of Acalypha indica Linn, allopurinol comparison, control induction, and normal controls were administered orally for eight days. Measurement of uric acid levels in blood plasma by enzymatic colorimetric method on UV-VIS spectrophotometer with a wavelength 520 nm. The results showed that the combination 5.4 g/200 g aqueous extract the root of Acalypha indica Linn with 56 mg/200 g red ginger might decrease uric acid levels equivalent to allopurinol and normal controls. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Yiska Nathasa
"Gout atau pirai merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Terkait kandungan flavonoid yang dimilikinya, tanaman sarang semut diduga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol 70% umbi sarang semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) terhadap kadar asam urat tikus putih jantan yang diinduksi kalium oksonat. Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 150-200 gram dibagi secara acak ke dalam enam kelompok. Digunakan tiga variasi dosis ekstrak sarang semut, yaitu : 119, 179, dan 267 mg/200 g bb. Alopurinol 36 mg/200 g bb digunakan sebagai pembanding sedangkan kelompok normal dan kelompok induksi diberikan plasebo larutan CMC 0,5%. Pemberian sediaan uji dilakukan secara oral selama 8 hari. Pada hari ke-8 dilakukan induksi secara intraperitoneal dengan kalium oksonat 50 mg/200 g bb kepada semua kelompok perlakuan kecuali kelompok normal. Setiap sediaan uji dibuat dalam bentuk tersuspensi dalam CMC 0,5%. Pengukuran kadar asam urat dalam plasma dilakukan secara kolorimetri enzimatik menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% umbi sarang semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) pada dosis 119 dan 179 mg/200 g bb dapat menurunkan kadar asam urat (p<0,05) dengan efektivitas masing-masing 58,59 dan 46,37%.

Gout is a metabolic disease caused by high uric acid level in blood plasma. The aim of this research was to determine the effect of ant-plants (Hydnophytum moseleyanum Becc.) on plasma uric acid level in potassium oxonate induced male rats. Thirty white male rats from Sprague Dawley strain were randomly divided into six groups. Each group received oral administration of test material once a day for eight days. There were three doses variation of extract tested: 119, 179, and 267 mg/200 g bw suspended in CMC 0,5%. Alopurinol 36 mg/200 g bw was used as a comparison while placebo of CMC 0,5% was used in normal and potassium oxonate induced control groups. In eighth day, all group except the normal ones were given an intraperitoneal administration of potassium oxonate 50 mg/200 g bw suspended in CMC 0,5% an hour before the last oral administration of every test material followed by blood collecting in the next one hour. Plasma uric acid level was analized using colorimetric-enzymatic method with uricase at 520 nm wavelength. The result showed that 70% ethanolic extract of ant-plants (Hydnophytum moseleyanum Becc.) at dose 119 and 179 mg/200 g bw were significantly (p<0,05) reducing plasma uric acid level in potassium oxonate induced male rats with effeciency 58.59 and 46.37% respectively. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42109
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prastomo Wibisono
"Infark miokard merupakan penyakit kardiovaskuler dengan resiko kematian yang tinggi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa resiko ini terkait dengan radikal bebas yang menyebabkan terjadinya iskemia. Rimpang jahe telah digunakan sejak lama oleh masyarakat dalam dunia pengobatan dan telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang baik.
Penelitian dilakukan untuk meneliti efek kardioprotektif ekstrak etanol-air rimpang jahe terhadap sel jantung tikus yang dibuat infark miokard dengan induksi isoproterenol. Enam kelompok tikus galur Sprague-Dawley, yaitu kontrol normal, kontrol négatif, kontrol ekstrak (800 mg/kgbb), dan tiga kelompok ekstrak (200; 400; 800 mg/kgbb) diberi perlakuan selama 30 hari, sebelum diinduksi dengan isoproterenol.
Pengamatan dilakukan terhadap penampakan makroskopis, bobot jantung dan histologi organ jantung. Hasilnya memperlihatkan peningkatan kemampuan ekstrak jahe seiring peningkatan dosis dalam melindungi sel jantung dari kerusakan sel jantung.

Myocardial infarction is a cardiovascular disease with high death risk. Many research show myocardial infarction is associated with free radical. Zingiber Officinale Rosc. has been used for medicinal purpose around the world and well known for its antioxidant activity.
The aim of this study was to investigate the cardioprotective effect of ethanolic extract of ginger against ischemic heart induced by isoproterenol in rats. Six groups of Sprague-Dawley rats: normal control, negative control, extract control (800 mg/kgbb) and three extract groups (200; 400; 800 mg/kgbb), were given pretreatment for 30 days, before isoproterenol administration.
Macroscopical appearance, weight of wet heart and histological slides were investigated. The results showed that administration of ginger extract was able to give protection to myocard concomitantly to the increasing extract dose, against injury induced by isoproterenol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Permawati
"Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dapat menyebabkan keadaan patologis seperti gout. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak air daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) secara oral terhadap penurunan kadar asam urat plasma tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague-Dawley yang telah dibuat hiperurisemia dengan induksi kalium oksonat. Mutu ekstrak diperiksa dengan melakukan karakterisasi ekstrak yang meliputi karakteristik ekstrak spesifik dan non-spesifik. Tiga puluh lima ekor tikus dibagi secara acak dalam tujuh kelompok. Pemberian sediaan uji dilakukan satu kali dalam sehari secara oral selama delapan hari. Terdapat tiga kelompok variasi dosis ekstrak air daun gandarusa yaitu berturut-turut 0,345 g/200 g bb; 0,69 g/200 g bb; dan 1,38 g/200 g bb, dua kelompok pembanding yaitu alopurinol 36 mg/200 g bb dan herbal "X" 170 mg/200 g bb, serta kelompok kontrol induksi dan kontrol normal CMC 0,5%. Induksi kalium oksonat 50 mg/200 g bb secara intra peritoneal dilakukan satu jam sebelum diberikan sediaan uji terakhir pada hari ke delapan dan satu jam kemudian dilakukan pengambilan darah. Pengukuran kadar asam urat menggunakan metode enzimatik dengan urikase yang hasilnya diukur secara kolorimetri pada panjang gelombang 520 nm. Ekstrak air daun gandarusa memiliki efek hipourisemik setelah dua jam induksi kalium oksonat. Efektivitas penurunan kadar asam urat variasi dosis ekstrak berturut-turut adalah 80,00%; 80,41%; dan 95,51%. Hasil ini menunjukkan penggunaan secara kontinyu ekstrak air daun gandarusa efektif dalam menurunkan kadar asam urat pada penyakit gout.

An elevation of blood uric acid (hyperuricemia) can cause pathologies condition such as gout. The aim of the research is to know the influence of oral administration of the gandarusa leaf water extract (Justicia gendarussa Burm.F.) as a hypouricemic agent in white male Sprague-Dawley strain rats (Rattus novergicus) model pre-treated by potassium oxonate. The quality of extract was tested with extract characterization which consisted of specific and non-specific characteristics. Thirty five rats were taken randomly into seven groups and oral administration of all test drugs were given once a day for eight days. There were three doses variation groups of gandarusa leaf water extract insequence 0.345 g/200 g bw; 0.69 g/200 g bw; and 1.38 g/200 g bw; two compare groups of allopurinol 36 mg/200 g bw and herb "X" 170 mg/200 g bw; and two control groups were induction control and normal control of 0.5% CMC. Intraperitoneal administration of potassium oxonate 50 mg/200 g bw was given an hour before the last administration of test drugs in the eighth day, and the blood of rats were collected an hour later. The measurement of plasma uric acid used enzymatic method with uricase which the result was measured in colorimetri at 520 nm. The gandarusa leaf water extract has a hypouricemic effect after 2 h its administration to potassium oxonate-pretreated rats. The effectivity of lowering uric acid level from doses variation are 80.00%; 80.41%; and 95.51% respectively. These results showed that a continuous intake of the gandarusa leaf water extract effective for lowering the uric acid level in gout disease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32773
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Astuti
"ABSTRAK
Akar kucing (Acalypha indica Linn) dan rosella (Hibiscus sabdariffa L) adalah tanaman yang secara empiris telah digunakan untuk menurunkan kadar asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi dosis efektif dari kedua tanaman tersebut dalam menurunkan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang hiperurisemia. Kondisi hiperurisemia didapatkan dengan memberikan inhibitor urikase yaitu kalium oksonat 50 mg/200 g bb. Sebanyak 24 tikus putih jantan galur Sprague Dawley berumur 2 bulan dengan bobot kurang lebih 200 gram yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok I, II, dan III diberikan kombinasi yaitu rosella 0,216 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb; rosella 0,432 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb; rosella 0,864 g dan akar kucing 5,4 g/200 g bb. Kelompok IV sebagai kontrol pembanding diberikan allopurinol 54 mg/200 g bb, kelompok V sebagai kontrol induksi dan kelompok VI sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%. Kadar asam urat diukur dengan metode kolorimetri enzimatik pada panjang gelombang 520 nm. Hasil menunjukkan bahwa dosis yang optimal dalam menurunkan kadar asam urat darah adalah kombinasi rosella 0,864 g/200 g bb dan akar kucing 5,4 g/200 g bb, tetapi efektivitasnya masih lebih rendah dari allopurinol.

ABSTRACT
Akar kucing (Acalypha indica) and rosella (Hibiscus sabdariffa L.) were the plants empirically used for decreasing uric acid levels. The purpose of this study was to determine the effective dose combination of two plants to reduce uric acid levels on hyperuricemia male rats. Hyperuricemia was induced by 50 mg/200 g an inhibitor uricase, potassium oxonate . Twenty four Sprague Dawley rats, weighing 200 g were used and divided into 6 groups. Group I,II, and III received combination of 0,216 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing; 0,432 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing; 0,864 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing. Group IV as a control comparison received allopurinol 54 mg/200 g , group V as control of induction and group VI as a negative control received CMC 0,5%. Level uric acid were measured by colorimetry enzymatic method on 520 nm wavelengths. The result showed that the optimal dose combination to decrease blood uric acid levels was a 0,864 g/200 g rosella and 5,4 g/200 g akar kucing but its effectivity was still lower than allopurinol. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S761
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>