Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Atiek Soemiati
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antijamur kombinasi infus daun sirih, kulit buah delima dan rimpang kunyit terhadap Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dilusi untuk penentuan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan metode difusi untuk penentuan diameter zona hambatan.
Hasil penentuan KHM menunjukkan bahwa infus daun sirih dan kulit buah delima mempunyai efek antijamur, sedangkan infus rimpang kunyit tidak mempunyai efek antijamur. Efek antijamur juga ditunjukkan dengan angka KHM kombinasi infus daun sirih dan infus kulit buah delima dengan perbandingan konsentrasi masing-masing 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml: 15,6 mg/ml dan 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. Efek antijamur juga ditentukan dengan mengukur zona hambatan terhadap 3 konsentrasi infus daun sirih dan 3 konsentrasi infus kulit buah delima serta 9 kombinasi keduanya. Ternyata efek antijamur kombinasi dua infus lebih besar daripada efek antijamur infus tunggalnya.

The investigation for antifungal effect of medicinal plants, combination infusion of Piper bettle leaves, Punica granatum Fructus Cortec, Curcuma domestica Rhizome. The tested demartophyta used Candida albicans. This research using dilution method to determine of minimum inhibitory concentration (MIC) and difusion method to determine zone inhibition around of disc.
The results of determination of MIC showed that combination infusion Piper bettle leaves with Punica granatum Fructus Cortex against C. albicans respectively, 31,2 mg/ml : 7,8 mg/ml; 15,6 mg/ml : 15,6 mg/ml and 7,8 mg/ml : 31,2 mg/ml. The determination for zone inhibition from 3 concentration of infusion of Piper bettle leaves with 3 concentration of Punica granatum Fructus Cortex with 9 combination against C. albicans showed that combination of two infusion is the larger than the single infusion.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riswanto
"Kurkumin merupakan senyawa aktif yang terdapat dalam rimpang kunyit (Curcuma domestica) dalam bentuk campuran kurkuminoid dengan desmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin. Kurkumin menunjukkan aktivitas farmakologi yang lebih baik dibandingkan dengan dua komponen kurkuminoid lain dan karena sulitnya pemisahan kurkuminoid, kurkumin murni menjadi langka dan mahal. Metode isolasi kurkumin dengan kemurnian lebih dari 90% berusaha diperoleh. Rekristalisasi menggunakan sistem aseton-air pada suhu 2-5 oC selama 1 jam dan kromatografi kolom menggunakan fase diam silika gel 60 dengan fase gerak diklormetan-metanol (95:5) dikerjakan untuk memperoleh kurkumin dengan kemurnian lebih dari 90%. Isolat dari rekristalisasi dan kromatografi kolom diperiksa dengan kromatografi lapis tipis densitometri dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan panjang gelombang maksimum, titik lebur, spektrum inframerah, 1HNMR, 13CNMR, dan LC-MS. Hasilnya, pada percobaan dengan rekristalisasi tidak dapat diperoleh kurkumin dengan kemurnian lebih dari 90%. Sebaliknya, kromatografi kolom menghasilkan kurkumin dengan kemurnian mencapai 90,04%. Kesimpulannya, kromatografi kolom dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak diklormetan-metanol (95:5) dapat digunakan untuk memperoleh kurkumin dari kurkuminoid rimpang kunyit dengan kemurnian lebih dari 90%.

Curcumin is an active compound that consist in turmeric (Curcuma domestica), as a curcuminoids mixture with desmethoxycurcumin and bidesmethoxycurcumin. Curcumin shows a better pharmacology activities compare to other two curcuminoid compounds, and because of difficulty in curcuminoids separation, a pure curcumin becaming rare and expensive. The method of isolation of curcumin with more than 90% in purity is conducted. Recrystalization using the acetone-water system with the temperature between 2-5 oC for about an hour and open-column chromatography using silica gel 60 as stationary phase with dichlormethane-methanol (95:5) for mobile phase is used to get an magnificent purity level that reach over 90%. The Isolate from the recrystalization and open-column chromatography is examined using thin layer chromatography-densitometry then continued by measuring its maximum wavelenght, the melting point, the infrared spectra, the 1HNMR, the 13CNMR, and the LC-MS. The result using the recrystalization method could not provide curcumin with more than 90% in purity. On the other hand, the open-column chromatography conducted beforehand could be used to obtain curcumin with 90,4% in purity. In conclusion, open-column chromatography using silica gel 60 as stationary phase with dichlormethanemetanol (95:5) for mobile phase can be used to get an magnificent purity level of curcumin from turmeric curcuminoids that reach over 90%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S33037
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kusumaningtyas
"Beberapa penelitian melaporkan bahwa ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dan ekstrak kulit batang mimba (Azadirachta indica A. Juss) masing-masing menunjukkan aktivitas gastroprotektif baik pada uji preklinik maupun klinik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas gastroprotektif kombinasi ekstrak rimpang kunyit dan kulit batang mimba pada tikus yang diinduksi dengan asetosal. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 100- 150 gram sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL); kelompok I, II, III, IV, V, dan VI diberikan kombinasi ekstrak selama 7 hari sebelum diinduksi, kelompok VII sebagai kontrol negatif diberikan CMC 1% selama 7 hari sebelum dinduksi, kelompok VIII sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 1% dan tidak diinduksi dengan asetosal. Delapan jam setelah perlakuan, tikus dibedah dan dilakukan pengujian pada organ lambung meliputi perhitungan indeks ulkus, pemeriksaan keasaman lambung, determinasi mukus, dan pengamatan histologi. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak rimpang kunyit (50 mg/kg bb) dan ekstrak kulit batang mimba (250 mg/kg bb) dapat menurunkan indeks ulkus secara signifikan, pembentukan mukus yang tinggi, serta didukung dengan hasil pengamatan histologi, yakni tidak ditemukannya perubahan bentuk dan ukuran sel parietal yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol normal.

Some studies reported that turmeric (Curcuma domestica Val.) rhizome and neem (Azadirachta indica A. Juss) bark extracts which each of them demonstrated strong gastroprotective activities on both preclinical and clinical studies. The objective of this study was to investigate the gastroprotective effect of turmeric rhizome and neem bark extracts on acetosal-induced gastric mucosal lesions in rats. Thirty two male Sprague Dawley rats 100-150 g bw used in the study were divided into 8 groups using Complete Randomized Design (CRD) method; group I, II, III, IV, V and VI received combination extracts orally in various doses for 7 days before acetosal, group VII served as negative control received orally 1% CMC for 7 days before acetosal, group VIII received orally 1% CMC solution and served as normal control. Eight hours after treatment, animals were sacrificed and the stomach were taken to measure ulcer index, gastric acid determination, mucus determination and histology examination. The result suggests that pretreatment with combination of turmeric rhizome (50 mg/kg bw) and neem bark extract (250 mg/kg bw) and was observed significantly reduced the ulcer index, demonstrated high mucus production, also suppported by histopatological examination with no significantly changing on parietal cells microscopic appearance compared with normal control."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32936
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Achmadsyah
"Latar Belakang: Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh vektor nyamuk A. aegypti dengan tingkat mortalitas manusia yang tinggi disertai dengan peningkatan resistensi terhadap insektisida sintesis akibat penggunaan yang berlebih. Salah satu upaya menurunkan penularan ini dengan pengendalian vektor DBD dengan metabolit sekunder aktif dari tanaman kunyit (Curcuma domestica) dan nanokomposit AgTiO2. 
Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis aktivitas insektisida ekstrak methanol rimpang C.domestica dan nanokomposit AgTiO2 terhadap larva dan nyamuk dewasa A. Aegypti. 
Metode: Penelitian eksperimental yang terbagi menjadi dua subjek perlakuan : 1) Larva Instar III dan IV yang dipaparkan dengan ekstrak (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm) dengan nanokomposit (25 ppm) diulang sebanyak lima kali; 2) Nyamuk dewasa A. Aegypti yang dipaparkan dengan ekstrak methanol rimpang C. domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5000, 10000, 20000, dan 30000 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm)dengan nanokomposit (30 ppm) diulang sebanyak tiga kali.
Hasil : Pada jam keempat, mortalitas larva 100% pada 2500 ppm dengan LC 50 dan LC9044.6 dan 586.3 ppm. Pada jam keenam, kematian nyamuk dewasa mencapai 100% pada konsentrasi 10,000-20,000 ppm/botol dengan LC50 dan LC901628.9 dan 4385.1 ppm/botol. Terdapat perbedaan bermakna pada mortalitas larva dan nyamuk dewasa pada campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica dengan nanokomposit AgTiO2 (p<0.05) dengan ekstrak methanol rimpang C.domestica saja. Korelasi positif (+) pada subjek perlakuan larva (r=0.486  p=0.014 ) dan nyamuk dewasa (r=0.938  p=0.000 ). 
Kesimpulan: penambahan nanokomposit AgTiO2 pada ekstrak methanol rimpang C.domestica meningkatkan efektivitas insektisida terhadap larva dan nyamuk dewasa A. aegypti. 

Background & objectives : Dengue hemorrhagic fever is a widespread arthropod-borne viral disease transmitted by dengue mosquitoes, mainly A. aegypti. Currently, there are no vaccines available against dengue. Hence, medicinal plants containing bioactive compounds able to control the dengue mosquite attract considerable attention. This study evaluates the larvicidal / adulticidal activities of Curcuma domestica rhizome extract against A. aegypti combined with nanocomposite AgTiO2.
Methods: This is an experimental study. Phytochemical analysis of the extract was performed. The third and fourth larvae of A. aegypti were exposed to varying concentrations of the C.domestica rhizome extract (500, 1000, 1500, 2000, and 2500 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5, 10, 15, 20, and 25 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (25 ppm) with C.domestica rhizome extract in five replicates, while female adult mosquitoes were exposed to the C.domestica rhizome extract (2500, 5000, 10000, and 20000 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5000, 10000, 20000, and 30000 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (30 ppm) with C.domestica rhizome extract in three replicates. The phytochemical components consisted of saponin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, essential oil, and tannin. 
Results : At 4h, larva mortality was 100% at 2500 ppm, and the LC50 and LC90 were 44.6 and 586.3 ppm, respectively. At 6 h, adult mortality was 100% at 10,000-20,000 ppm/bottle, and the LC50 and LC90 were 1628.9 and 4385.1 ppm/ bottle. Statistically significant differences were observed in the larval and adult mortalities of A.aegypti between the high and low concentrations of the extract (p<0.05(. There was a significant, strong positive correlation between the concentrations and larval mortality (=0.486 p=0.014) and between the concentrations and adult mortality of A. aegypti (r=0.938  p=0.000). 
Interpretation & conclusion: C.domestica rhizome and nanocomposite AgTiO2 may be useful as an insecticide in controlling the population of A. aegypti.   
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
"Infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,07 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 15,28 mm; pada konsentrasi infus dawn sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,20 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,67 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 17,42 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,78 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 18,28 mm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>