Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Universitas Indonesia, 2001
S32275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S32280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
S32048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Listya Dian Purnama
Universitas Indonesia, 2005
S32802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Indriyani
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Amalina
"Sibutramin Hidroklorida merupakan salah satu obat antiobesitas yang paling sering dicampurkan yang ditemukan di formulasi pelangsing herbal. Sibutramin HCl diindikasikan untuk membantu menurunkan dan pemeliharaan berat badan, selain itu obat ini dapat meningkatkan faktor masalah kardiovaskular, seperti hiperlipidemia dan kontrol glikemi pada pasien diabetes tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sibutramin HCl pada produk pelangsing herbal secara Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. Digunakan pelarut metanol, panjang gelombang analisis pada 227 nm, dan eluen terpilihnya yaitu toluen-dietilamin (10:0,3) pada Rf 0,58. Hasil dari validasi metode analisis didapat koefisien korelasi kurva kalibrasi (r = 0,9993) berada pada rentang konsentrasi 250,2-2502,0 µg/ml, memiliki nilai batas deteksi 108,74 µg/ml dan batas kuantitasi 362,47 µg/ml. Nilai koefisien variasi pada tiga konsentrasi berbeda antara lain 1,46 %, 1,42 %, dan 1,03 %. Nilai rata-rata uji perolehan kembali pada tiga konsentrasi berbeda antara lain 99,57 %, 100,32 %, dan 99,20 %. Hasil validasi metode memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dari tujuh sampel yang dianalisis, enam diantaranya positif mengandung sibutramin HCl. Analisis menunjukkan bahwa jumlah sibutramin HCl yang ditentukan secara KLT-Densitometri bervariasi antara 3-26 mg per satu dosis pemakaian.

Sibutramine Hydrochloride is one of the anti-obesity drug most commonly found in herbal slimming formulations. Sibutramine HCl is indicated to help lower and weight maintenance, other than that these drugs may increase the factor of cardiovascular problems, such as hyperlipidemia and control glikemi in patients with diabetes type 2. This study aims to analyze sibutramine HCl in herbal slimming products by Thin Layer Chromatography Densitometry. The TLC system was methanol as solvent, the analytical wavelength 227 nm, and eluent is toluene-diethylamine (10:0,3) at Rf 0,58. The results from the validation, calibration curve correlation coefficient (r = 0,9993) concentrations were in the range from 250,2 to 2502,0 µg/ml, limit of detection 108,74 µg/ml and the limit of quantitation 362,47 µg/ml. Result from coefficient of variation at three different concentrations were 1,46 %, 1,42 %, and 1,03 %. The average of percent recovery tests at three different concentrations were 99,57 %, 100,32 %, and 99,20 %. The validation result comply the specified criteria. From seven of the samples analyzed, six of them tested positive for Sibutramin HCl. Analysis indicated that the amount of sibutramine HCl content determined by TLC-Densitometric varied from 3 to 26 mg per one single dosage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Sugianto
"Jamu merupakan obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam menangani masalah kesehatan. Jamu dinilai lebih aman dibandingkan obat modern karena efek samping jamu relatif sedikit. Namun, akhir-akhir ini ditemukan banyak kecurangan dalam pembuatan jamu dengan menambahkan bahan kimia obat ke dalam jamu. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional, dinyatakan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis dan validasi metode analisis glibenklamid dan metformin hidroklorida pada jamu kencing manis secara KLT-densitometri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi jamu dengan pelarut metanol kemudian dianalisis dengan KLT-Densitometri dengan menggunakan fase gerak metanol-aquades-asam asetat glasial 9:1:0,25 pada panjang gelombang 237 nm. Dari hasil validasi, didapat koefisien korelasi r kurva kalibrasi pada glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut 0,9998 dan 0,9981. Batas deteksi dan batas kuantitasi untuk glibenklamid dan metformin hidroklorida berturut-turut adalah 49,97 g/ml; 166,55 g/ml dan 74,75 g/ml; 249,25 g/ml. Metode ini juga memenuhi kriteria uji selektivitas, akurasi dan presisi. Dari tujuh sampel yang dianalisis, empat diantaranya positif mengandung glibenklamid dengan kadar sampel 1 = 4,9522 , sampel 2 = 4,1495 , sampel 3 = 4,2578 dan sampel 4 = 4,9412.

Jamu is a traditional medicine used by most people for health treatment. The use of traditional medicine is considered safer than modern medicine because of its less side effects. However, there are recently found frauds on jamu production by adding chemical substances into jamu. According to regulation of Minister of Health Indonesia No. 007 in 2012 on Registry of Traditional Medicine, it is stated that traditional medicine must not contain chemical substances or active drug isolation products. This study aims to analyze and validate analytical method of glibenclamide and metformin hydrochloride in herbal diabetic products by TLC densitometry. Method applied was jamu extraction using methanol and followed by analysis using TLC densitometry with methanol aquades glacial acetic acid 9 1 0.25 as mobile phase at wavelength 237 nm. From results of validation, correlation coefficient for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 0.9998 and 0.9981. Limit of detection and quantitation for glibenclamide and metformin hydrochloride respectively are 49.97 g ml 166.55 g ml and 74.75 g ml 249.25 g ml. This method also meets criteria of selectivity, accuracy, and precision. From seven samples tested, four were positive for glibenclamide with level of sample 1 4.9522 , sample 2 4.1495 , sample 3 4.2578 , and sample 4 4.9412."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Amalina Putri Joni
"Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang telah dimanfaatkan masyarakat sejak dahulu. Beberapa orang menyalahgunakan jamu dengan cara menambahkan bahan kimia obat untuk meningkatkan efek terapi. Penggunaan bahan kimia obat pada jamu melanggar hukum yang ada serta berbahaya bagi masyarakat. Salah satu jamu yang sering ditambahkan bahan kimia obat adalah jamu rematik, dengan penambahan obat golongan anti inflamasi. Pada penelitian ini dilakukan validasi metode analisis dari Metampiron, Asam Mefenamat, dan Parasetamol di dalam jamu rematik menggunakan KLT Densitometri. Jamu yang telah diekstraksi dengan etanol dianalisis menggunakan KLT Densitometri dengan fase gerak toluen-etanol 6:4 . Batas deteksi dan kuantitasi metampiron, asam mefenamat, dan parasetamol berturut-turut 46,39 g/mL, 154,66 g/mL; 43,29 g/mL, 144,29 g/mL; dan 30,92 g/mL, 103,08 g/mL. Dari sepuluh sampel yang diperiksa, lima diantaranya positif mengandung parasetamol dengan kadar sampel WT 4,96 ,GS 3,98 , AK 5,95 , KJ 4,62 , dan MN 27,91.

Jamu is a traditional medicine in Indonesia that has been used for centuries to maintain a good health. Some people add chemical drug into jamu to improve the therapeutic effect. This is a violation of the law and maybe harmful to health. Jamu for rheumatoid arthritis are often found contain added anti inflamatory drug. This study aims to validate analytical method of Methampyrone, Mefenamic Acid, and Paracetamol in jamu for rheumatoid arthritis by TLC Densitometry. The sample jamu was extracted ethanol is analyzed with TLC densitometry using toluene ethanol 6 4 as the mobile phase. This method was fulfilled the validation with limit of detection and limit of quantitation respectively for methampyrone, mefenamic acid, and paracetamol are 46.39 g mL, 154.66 g mL 43.29 g mL, 144.29 g mL and 30.92 g mL 103.08 g mL. Out of ten samples analyzed, five of them contained paracetamol at a concentration of WT 4.96 ,GS 3.98 , AK 5.95 , KJ 4.62 , and MN 27.91."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>