Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79704 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Desy Kuncoro
"Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tinggi di dunia yang belum seluruhnya dikelola secara maksimal. Hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan oleh nenek moyang sebagai obat tradisional. Penelitian perfu dilakukan agar tanaman sebagai obat tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Salah satu tanaman yang sering digunakan adalah suruhan yang memiliki potensi untuk menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol herba suruhan terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan kofein. Sebanyak 35 tikus galur SpragueDawley dengan berat antara 200 hingga 250 gram dibagi menjadi 7 kelompok. Satu kelompok sebagai kontrol normal diberikan larutan karboksimetilselulosa 0,5%. Bahan uji diberikan peroral dengan tiga variasi dosis yaitu 648; 1296 dan 2592 mg/200 9 bb. Dua kelompok sebagai kelompok pembanding yang diberikan masing-masing alopurinol dan Prouric®. Pengukuran kadar asam urat dilakukan dengan metode kolorimetrik enzimatik pada panjang gelombang 520 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba suruhan dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan kofein.

Indonesia has a tremendous biodiversity in the world which has not been used effectively. Just a little parts of those that had been used by our ancestor. Its very important to develop research so medicinal plants can be medically approved. One of the medicinal plants is shining bush (Peperomia pel/ucida [L] H.B.K). This plant has been used empirically to decrease uric acid level on blood. The aim of this research is to prove the antihyperuricemia activity of the shining bush extract on male white rats which have been treated with coffein. In this research, thirty five male Sprague-Dawley rats weighing 200-250 grams were divided into seven groups. One group were received 0.5% carboximetilselulose solution as the normal control. Extract was given orally in three variation doses i.e: 648; 1296 and 2592 mg/200 g bw. While 2 groups served as positive control that received allopurinol and Prouric®. Uric acid level was determined by colorimetric on wavelength at 520 nm. The result of this study showed that administration of shining bush extract reduced uric acid level of male white rats which have been treated with coffein."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2004
S32484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oriza Safrini S.
"Penggunaan kulit salak sebagai antidiabetes belum populer di Indonesia. Kemampuan hipoglikemiknya ini telah dibuktikan oleh beberapa penderita diabetes di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode Tes Toleransi glukosa Oral (TTGO) menggunakan tikus putih jantan galur Spargue Dawley umur 2 - 3 bulan dengan berat 150 - 200 g. Setelah diberikan perlakuan sesuai dengan rancangan, darah diambil pada interval waktu tertentu. Air rebusan kulit salak diberikan secara oral dengan dosis 9 g/200g bb, 18 g/200 g bb dan 36 g/200 g bb. Sebagai pembanding digunakan glibenklamid 0,9 g/200 g bb. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan metode otoluidin dilakukan dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 632,0 nm. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa air rebusan kulit salak dosis 9 g/200g bb tidak dapat menurunkan secara bermakna (P>0,05) kadar glukosa darah tikus. Pemberian air rebusan kulit salak dosis 18 g/200 g bb dapat menurunkan secara bermakna (P<0,05) kadar glukosa darah tikus, sedangkan dosis 36 g/200g bb menunjukkan potensi yang lebih tinggi. Meskipun demikian, efek hipoglikemiknya masih dibawah glibenklamid.
The use of salak skin as anti-diabetes has been attested by some diabetic people in Indonesia.The study was analyzed further by The Oral Glucose Tolerance Test (TTGO) ang was conducted using male white rats of Spargue Dawley (age 2-3 month, 150-200 g). After the design treatment, the blood sample were collected at certain time interval. Aqueous of salak skin was given orally with a dosage 9 g/200 g bb, 18 g/200 g bb and 36 g/200 g bb. As a comparison it using Glibenclamide 0,9 g/200 g bb. A measurement of blood glucose degree is using o-toluidin method and was conducted employing spectrophotometer at 632,0 nm. The acquired data analyzed using Anova test (95%).
The result show that aqueous of salak skin with dosage 9 g/200g bb were unable to decrease significantly ( P>0,05) the blood glucose level in glucose-preloaded glucose. Aqueous of salak with dosage of 18 g/200 g were capable to decrease significantly (P<0,05) blood glucose degree of male white rats, whereas a 36 g/200g bb dose shows a higher potential. Nevertheless, the highest hypoglycaemic effect of aqueous of salak skin still lower than of Glibenklamid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maria Ulfa
"Khasiat daun pletekan (Ruellia tuberosa L) sebagai antidiabetes telah diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh air rebusan daun pletekan terhadap kadar glukosa darah tikus yang dibebani glukosa. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan tikus putih jantan galur Spargue Dawley (SD) usia 2 - 3 bulan, berat 150 - 200 g. Setelah diberikan perlakuan sesuai dengan rancangan, cuplikan darah diambil dalam interval waktu tertentu menggunakan metode Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA (Analisis Varians). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun pletekan pada ketiga variasi dosis (2,7 g/200 g bb, 5,4 g/200 g bb dan 10,8 g/200 g bb) mampu menurunkan secara bermakna (<0,05) kadar glukosa darah tikus. Meskipun demikian, efek hipoglikemianya masih di bawah glibenklamid.
The use pletekan leaf (Ruellia tuberosa L) as a antidiabetic agents, has ben known and used by people in Central Java. This study has been carried out to obtain information on the effect of pletekan leaf extract on the blood glucose level in glucose - preloaded rats. A complete random design was employed in this study on male Sprague Dawley (SD) rats (age 2 - 3 months, 150 - 200 g). After the treatments, the samples of bloods are using Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) that the time have an interval. The result showed that the variance of doses (2,7 g/200 g bb, 5,4g/200 g bb and 10,8 g/200 g bb) of pletekan leaf extract were able to decrease (< 0,05) the blood glucose level were significantly. Eventhought, in the present study, the highest hypoglycaemic effect of pletekan leaf extract was lower than that of Glibenclamid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Eka Prasetyawati
"Acalypha indica Linn telah digunakan secara luas di masyarakat dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan khasiat rebusan akar, daun dan herba tanaman A.indica Linn dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi kafeina. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 tikus, yaitu kelompok kontrol normal yang diberikan larutan CMC 0,5% dan 5 kelompok lainnya diinduksi dengan kafeina untuk meningkatkan kadar asam urat dalam darah tikus. Bahan uji diberikan secara oral dengan dosis 5,4 gram/200 gram bb. Alopurinol digunakan sebagai kontrol pembanding. Pengukuran kadar asam urat dengan metode enzimatik dilakukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 520nm.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketiga macam rebusan dapat menurunkan kadar asam urat mulai hari ketiga sampai kesembilan. Rebusan daun A.indica Linn. memiliki efek menurunkan kadar paling kecil dan rebusan herba memiliki efek menurunkan kadar asam urat paling besar pada dosis yang sama.

Acalypha indica Linn has been widely used in traditional remedy to decreasing uric acid in the blood. The aim of the research was to identify the differences effect of decoction of roots, leaves and herbs of A.indica Linn to decrease uric acid in rats induced by caffeine. The rats were divided into 6 groups, each consisted of 5 rats.i.e normal control received 0,5% carboxymethyl cellulose solution orally. The others five group induced with caffeine was given orally to increase uric acid in the blood of rats. The decoction was given orally with the same dose of 5,4 gram/200 gram weight. Allopurinol was used as standard. The uric acid measurement was executed using enzymatic method spectrophotometrically at 520nm wavelength.
The results showed that the three of decoction decrease uric acid on the blood from the days three until days nine. Decoction of leaves given the low effect to decrease uric acid and the decoction of herb given the highest effect to decrease uric acid in the blood of rats."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Priantia
"Peperomia pellucida (L.) Kunth (Piperaceae) adalah tumbuhan herba yang berguna dalam mengobati hipertensi, rematik, asam urat, sakit kepala dan sakit perut. Kandungan senyawa utama adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tannin. Metode ekstraksi Microwave Assisted Extraction (MAE) yang akan digunakan untuk memperoleh kadar flavonoid total, profil flavonoid menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri dan uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH yang optimum dari herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Faktor efisiensi MAE yang digunakan meliputi, konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi ratio sampel terhadap pelarut, dan daya alat MAE yang dianalisis menggunakan Response Surface Mathodology (RSM).
Hasil analisis, kondisi optimum yang diperoleh untuk kadar flavonoid total (36, 91 mg kuersetin ekuivalen / g ekstrak) adalah konsentrasi pelarut 80 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:12, waktu ekstraksi 2 menit, dan daya alat mae 70 %. Uji aktivitas penghambatan radikal bebas antioksidan menggunakan metode DPPH (28,85 %) dengan konsentrasi pelarut 65 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:10, waktu ekstraksi 3 menit dan daya alat MAE 50 %. Profil KLT densitometri menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang terkandung dalam herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Analisis hubungan menunjukkan tidak ada korelasi antara kadar flavonoid total dengan aktivitas antioksidan.

Peperomia pellucida (L.) Kunth known as ? Suruhan? is one of the potential medical plants that used for the treatment of rheumatism, gout, headache and abdominal pain. Chemical constituens contained in this plant are alkaloids, flavonoid, sapponins tannins. The extraction method Microwave Assisted Extraction (MAE) which will be used to obtain the total flavonoid content, flavonoid profiles using thin layer chromatography (TLC) densitometry and test the antioxidant activity using DPPH optimum of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. This study to obtain optimum conditions MAE covering, solvent concentration, extraction time, solid-liquid ratio, and MAE power using RSM.
The analysis result of optimum condition obtained was the content of flavonoid was 36,91 mg quercetin ekuivalents / g extract the condition with solvent concentration of ethanol 80 %, solid-liquid ratio 1:12, extraction time of 2 minutes, and MAE power 70%. The result of antioxidant activity 28.85 % with solvent concentration of ethanol 65%, solid-liquid ratio 1:10, extraction time 3 minutes and MAE power 50%. TLC densitometry profile showed flavonoid compounds contained in Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. The analysis showed no correlation between the levels of total flavonoids with antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Wulandari
"Pengawetan dengan iradiasi sinar gamma diketahui dapat membuat kandungan produk tetap terjaga dan juga terbebas dari kontaminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek iradiasi gamma terhadap aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal DPPH, uji kadar fenol total menggunakan metode kolorimetri dengan reagen Folin-Ciocalteu dan uji kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3 dan natrium asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi 5 kGy dan 7,5 kGy tidak menyebabkan perubahan secara signifikan (p>0,05) pada kadar fenol total, kadar flavonoida total dan aktivitas antioksidan. Sedangkan dosis iradiasi 2,5 kGy dan10 kGy menyebabkan perubahan secara signifikan (p<0,05) pada kadar fenol total dan kadar flavonoida total. Akan tetapi pada dosis iradiasi 2,5 kGy, aktivitas antioksidan tidak mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa iradiasi sinar gamma pada dosis 5 dan 7,5 kGy dapat digunakan untuk serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth karena tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total secara signifikan (p>0,05). Aktivitas antioksidan memiliki korelasi dengan kadar fenol total tetapi aktivitas antioksidan tidak berkorelasi dengan kadar flavonoida total.

Preservation using gamma ray irradiation is known to preserve the content of the products and saving the products from contamination. The aim of this study is to evaluate the effect of gamma ray irradiation of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb powder on its antioxidant activity, total phenolic content and total flavonoid content. The evaluation of antioxidant activity have been done by DPPH radical scavenging methode, evaluation of total phenolic content with colorimetry methode using Folin-Ciocalteu reagent, and evaluation of total flavonoid content with colorymetry methode using AlCl3 and sodium acetate. The result shows that, at irradiation dose 5 and 7,5 kGy, there is no significant change (p<0,05) for total phenolic content, total flavanoid content and antioxidant activity. But at irradiation dose of 2,5 and 10 kGy, there were significant change (p<0,05) in total phenolic content and total flavonoid content compared to control (non-irradiated). Meanwhile antioxidant activity doesn’t change significantly at dose 2,5 kGy. It can be concluded that gamma ray irradiation at dose 5 and 7,5 kGy can be use for Peperomia pellucida (L.) Kunth herb because it shows no significant effect (p>0,05) on antioxidant activity, total phenolic content and also total flavonoid content. There is a correlation between antioxidant activity with total phenolic content but there is no correlation between antioxidant activity with total flavonoid content."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathimah Sulistyowati
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di negara berkembang. ACE berperan penting pada mekanisme hipertensi yaitu mengatur tekanan darah dengan mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Suruhan atau Peperomia pellucida (Piperaceae) memiliki efek antihipertensi dengan menghambat ACE dan memiliki dua fraksi yang aktif dalam menghambat ACE, yaitu fraksi etil asetat yang banyak mengandung flavonoid dan fraksi DCM yang banyak mengandung alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih lanjut aktivitas penghambatan ACE dari fraksi yang kaya akan flavonoid dan alkaloid suruhan. Dilakukan juga uji total fenol, total flavonoid, dan total alkaloid. Uji dilakukan secara in-vitro dengan menggunakan metode Cushman dan Cheung. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata persen penghambatan fraksi etil 81,97% dan fraksi DCM 33,61%. Nilai IC50 fraksi etil 4,73μg/mL dan nilai IC50standarkaptopril 2,38 μg/mL. Hasil uji total fenol fraksi etil 551,70 mg/gram asam galat dan fraksi DCM 503,70 mg/gram asam galat. Total flavonoid fraksi etil adalah 7,06 mg/gram kuersetin sedangkan total alkaloid fraksi DCM adalah 29,59 mg/gram piperin. Senyawa yang diduga bertanggung jawab dalam penghambatan ACE adalah senyawa fenol. Dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas penghambatan ACE yang lebih tinggi daripada fraksi DCM dari Peperomia pellucida.
ABSTRACT
Hypertension is found often in developed country. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) had an important role in blood pressure regulation by converting angiotensin I into angiotensin II. Shiny bush or Peperomia pellucidahas antihypertensive activity by inhibiting ACE. This plant (Piperaceae) has two active fractions on inhibiting ACE that content flavonoid and alkaloid as the higher component. This research’s aim is further observation on fractions that have high flavonoid and alkaloid content. The enzyme assay was done by using Cushman and Cheung method. Total Phenolic Content (TPC), Total Flavonoid Content (TFC), and Total Alkaloid Content (TAC) were also done. The result is fraction with flavonoid content has the higher activity on inhibiting ACE with IC504,73μg/mL and IC50captopril 2,38 μg/mL. The result of TPC on flavonoidal fraction and alkaloidal fraction are 551,70 mg/gram gallic acid and 503,77 mg/gram gallic acid. The result of TFC of flavonoidal fraction is 7,06 mg/gram quercetine while the result of TAC on alkaloidal fraction is 29,59 mg/gram piperine. Compound that seems to be responsible for the ACE inhibition is fenol. The conclusion is etil asetat fraction has more potential activity in ACE inhibition thanDCM fraction of Peperomia pellucida."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S59920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pricellya
"Penyakit Diabetes Melitus bila tidak dikontrol dengan baik dapat mengakibatkan
berbagai komplikasi, salah satunya hipertensi. Losartan merupakan antihipertensi
golongan Angiotensin Receptor Blocker yang umum digunakan oleh penderita
hipertensi-diabetes. Metformin merupakan obat antidiabetes golongan biguanid
yang biasa digunakan oleh penderita diabetes tipe II. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian losartan terhadap penurunan kadar glukosa
darah oleh metformin pada tikus putih jantan. Penelitian dilakukan dengan
rancangan acak lengkap menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague-
Dawley yang terbagi dalam 5 kelompok : (1) kontrol normal yang hanya diberi
akuades; (2) kontrol metformin (90mg/200 g bb); (3) kontrol losartan (18mg/200g
bb); (4) diberikan larutan kalium losartan dosis I (9 mg/200 g bb) dan larutan
metformin hidroklorida (90 mg/200 g bb); (5) diberikan larutan kalium losartan
dosis II (18 mg/200 g bb) dan larutan metformin hidroklorida (90 mg/200 g bb).
Semua larutan uji diberikan secara per oral. Satu setengah jam setelah perlakuan,
masing-masing tikus diberikan larutan glukosa monohidrat secara per oral dengan
dosis 440 mg/200 g bb tikus. Kadar glukosa darah diukur pada menit ke 0,90,
105,120,135,150,165,180,195,dan 210 menggunakan glukometer. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian losartan memberikan pengaruh terhadap
penurunan kadar glukosa darah oleh metformin pada tikus putih jantan dengan
menurunkan kadar glukosa darah pada waktu 15-120 menit setelah pemberian
glukosa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33124
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>