Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delfina
"Prevalensi Potts Disease PD atau tuberkulosis tulang belakang adalah 3-5 dari seluruh kejadian tuberculosis dan 50 kasus tuberkulosis musculoskeletal. Pengobatan secara oral saat ini dilakukan dalam jangka lama 6 bulan dan berkali-kali dan seringkali terjadi kasus resistansi terhadap obat akibat ketidakteraturan konsumsi obat. Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan sistem implan berupa hidrogel PVA dan pektin. Kedua polimer tersebut bersifat non-toksik, biodegradable, memiliki sifat adhesi sel dan sifat mekanisnya dapat disesuaikan. Pengujian hidrogel yang dilakukan adalah uji pelepasan secara in vitro, uji XRD dan uji SEM. Hasil uji pelepasan menunjukkan penambahan siklus FT hingga lima kali dan penambahan pektin sebesar 0,5, burst release yang dihasilkan oleh kn dapat dikurangi secara signifikan. Ditambah dengan hasil analisis kinetika, penambahan jumlah siklus FT dan konsentrasi pektin, konstanta laju pelepasan juga semakin berkurang yang menunjukkan bahwa laju pelepasan yang semakin lambat. Mendukung hasil uji pelepasan dan analisis kinetika, hasil XRD menunjukkan adanya peningkatan ukuran kristal akibat penambahan jumlah siklus FT 8,78 nm menjadi 9,81 nm dan penambahan pektin 9,81 nm menjadi 10,01 nm. Peningkatan ukuran kristal ini menyebabkan peningkatan daerah kristalin yang berujung pada struktur polimer yang lebih kuat dan padat dimana struktur yang lebih padat ini dapat dilihat dari hasil uji SEM.

Spondylitis tuberculosis accounts for 3,5 of all cases tuberculosis and half of all cases of musculoskeletal tuberculosis. The proposed regimen is total duration of 6 months which leads to poor compliance and potential for the development of drug resistance. In the present work, a hidrogel made from PVA and pectin are prepared by freeze thaw method to control release anti tuberculosis drugs as implantable delivery system. Both polymers are biocompatible in the long term, biodegradable, have cellular adhesive properties and their mechanical properties can be tuned easily. The release test show the addition of the FT cycle up to five times, and the incorporation of 0.5 pectin can decrease the burst release significantly. Coupled with the results of kinetic analysis, the increasing of the number of FT cycles and pectin concentrations, the release rate constant also decreases. XRD results showed an increase in crystal size due to increasing number of FT cycles 8.78 nm to 9.81 nm and the addition of pectin 9.81 nm to 10.01 nm. This increase in crystal size leads to an increase in the crystalline region which culminates in a stronger and denser polymeric structure where this denser structure can be seen from the SEM test results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dian Fitriani
"Hidrogel PoIi(vinii alkohol) atau PVA merupakan jenis bahan poiimer yang non-toksik dan non-karsinogenik. Bersifat hidrofilik yang mempunyai kemampuan untuk mengembang di air. Hidrogel dapat menyerap sejumlah air atau senyawa polar {swelling), sehingga dengan sifat hidrogel ini dapat dimanfaatkan pengembangan hidrogel sebagai matriks untuk imobilisasi suatu obat. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan PVA sebagai matriks untuk imobilisasi dan pelepasan obat. Model obat yang digunakan pada penelitian ini yaitu antibiotik Oksitetrasiklin HCI yang bersifat larut dalam air. Telah dilakukan pembuatan hidrogel PVA dari larutan PVA konsentrasi 10% dan 20% dan diiradiasi dengan dosis 20,40 dan 60 kGy. Kemudian dilakukan pengujian terhadap matriks hidrogel PVA yaitu persen air yang terserap (swelling), fraksi gel untuk mengetahui banyaknya fraksi gel yang terbentuk, imobilisasi diuji dengan rrielakukan pelepasan Oksitetrasiklin HCI dari matriks diukur dengan metode Spektrofotometri Uv-Vis, dan untuk mengetahui gugus fungsi pada hidrogel sebelum dan sesudah iradiasi diukur dengan Spektofotometri Inframerah. Hasil Penelitian menunjukkan hidrogel I PVA yang dihasilkan dari konsentrasi PVA 20% dan dosis iradiasi yang makin besar (60kGy>40kGy>20kGy) terjadi kenaikan ikatan silang yang ditandai dengan %fraksi gel yang makin besar dari 91-98%, %swelling iurun dari 568,58%-381,82%, sehingga berat kumulatif Oksitetrasiklin HCI yang terlepas dari matriks hidrogei PVA selama 50 jam akan tidak optimal. Has!! * FT-IR setelah diiradiasi menunjukkan terjadinya pemanjangan intensitas puncak alkil pada serapan 2910,4 cm"^ dimana telah terjadi ikatan antara PVA dengan PVA. Imobillsasi Oksitetrasiklin HCI dari matriks hidrogei PVA yang optimal terdapat pada matriks hidrogei dengan konsentrasi PVA 20% I hasil iradiasi sinar gamma dosis 60 kGy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Imam Prasetyo Pribadi
""ABSTRAK
"
Bromelain memiliki waktu paruh yang singkat sehingga enzim ini akan cepat dieliminasi oleh tubuh. Enkapsulasi bromelain menggunakan polimer biodegradable sebagai pengantar obat terkontrol dapat meminimalkan masalah tersebut. Pada penelitian ini, enkapsulasi bromelain menggunakan hidrogel full interpenetrating polymer network full-IPN berbasis pada kitosan dan n-vinilkaprolaktam telah dilakukan metode post-loading. Komposisi hidrogel full-IPN terdiri dari kitosan : n-vinilkaprolaktam 90:10 b/b , asetaldehid 0,1 M 2 b/b dan MBA 0,5 M b/b terhadap kitosan sebagai agen pengikat silang. Karakterisasi hidrogel full-IPN menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer FTIR, dan mikroskop stereo. Efisiensi loading bromelain dengan metode post-loading mencapai 98 diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Profil pelepasan bromelain memiliki pelepasan rata-rata pada pH 1,2 selama 2 jam 81 post-loading dan pelepasan rata-rata dengan pH 7,4 selama 8 jam 97 post-loading . Aktivitas proteolitik, kadar protein, dan aktivitas spesifik pada bromelain diperoleh dengan nilai terbaik masing-masing sebesar 0,116 Unit, 0,145 mg, dan 0,8 Unit/mg.
"hr>"
"b>ABSTRACT
"
Bromelain has a short half life so that this enzyme will quickly be eliminated by the body. Encapsulation of bromelain using biodegradable polymers as controlled drug delivery can minimize the problem. In this study, bromelain encapsulation using full interpenetrating polymer network full IPN hydrogel based on chitosan and n vinylcaprolactam has been done post loading method. The full IPN hydrogel composition comprises chitosan n vinylcaprolactam 90 10 w w , acetaldehyde 0.1 M 2 w w and MBA 0.5 M w w to chitosan as a crosslinking agent. Full IPN hydrogel characterization using UV Vis spectrophotometer, FTIR spectrophotometer, and stereo microscope. The efficiency of bromelain loading by post loading method was 98 measured by UV Vis spectrophotometer. The bromelain release profile has the average release at pH 1.2 for 2 hours 81 post loading and average release with pH 7.4 for 8 hours 97 post loading . Proteolytic activity, protein levels, and specific activity on bromelain were obtained with the best values of 0,116 Units 0,145 mg and 0,8 Units mg, respectively."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adi Putranto
"Bromelain merupakan enzim proteolitik yang mempunyai manfaat sebagai anti inflamasi, anti platelet, anti kanker, dan obat gangguan pencernaan. Untuk mencapai manfaat nya sebagai obat gangguan pencernaan, bromelain dienkapsulasi dalam matriks Hidrogel Kitosan-Metil Selulosa semi IPN. dengan komposisi kitosan:metil selulosa 60:40 b/b , agen pengikat silang glutaraldehid 0,1 M 2 b/b terhadap kitosan , dengan bromelain sebagai obatnya. Digunakan FTIR Fourier Transform Infra Red spectroscopy dan SEM Scanning Electron Microscope dan Mikroskop optik sebagai sarana untuk mengkarakterisasi. Hasil yang di dapat pada penelitian ini efisiensi dari proses loading obat rata rata 97 dan dengan rata-rata persen disolusi yang dilakukan pada dua sistem yaitu sistem pencernaan melewati pH 1,2 lalu dilanjutkan dengan pH 7,4 sebesar 97 . Aktivitas dari bromelain yang berhasil di-loading ke dalam matriks hidrogel mengalami penurunan sebesar 57.

Bromelain is a proteolytic enzyme which has functions for anti inflammatory, anti platelet, anti cancer, and as a drug for digestion problem. To achieve its function for drug digestion problem, bromelain is encapsulated in Chitosan Methyl Cellulose semi IPN hydrogel. Hydrogel synthesized with Chitosan Methyl Cellulose 60 40 w w , glutaraldehyde 0,1 M 2 w w Chitosan as a crosslinker, and a bromelain as a drug model. FTIR and Optical Microscope are chosen as a characterization instrument. The result of this research is the efficiency of encapsulation bromelain in hydrogel Chitosan Methyl Cellulose semi IPN reach an average 97 and an average of dissolution is 97 . The enzymatic activity of bromelain decrease in an average 57."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulqi Hilaliyah Fadhilah
"Keberadaan obat di lambung tidak dapat bertahan lama dikarenakan terpengaruh oleh proses pengosongan lambung. Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk menahan obat berada dalam lambung dalam waktu yang cukup lama yaitu dengan menggunakan floating drug delivery system (FDDS). Pada penelitian ini obat amoxicillin trihidrat digunakan untuk menguji hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil kaprolaktam) sebagai sediaan pengantar obat sistem mengapung yang dipengaruhi oleh efek agen pembentuk pori. Enkapsulasi obat amoxicillin trihidrat ke dalam sediaan mengapung menggunakan metode in situ loading. Komposisi hidrogel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 0,2 g kitosan, 0,8 g monomer NVCL, 0,02 g inisiator APS, 0,012 g agen pengikat silang MBA. Selain itu juga ditambahkan variasi konsentrasi dari agen pengikat silang CaCO3 dan NaHCO3, yaitu 0; 5; 7.5; 10 dan 15%.
Penelitian ini dikaji berdasarkan jenis pembentuk pori, konsentrasi pembentuk pori, jenis kualitas obat, dan jenis hidrogel. Uji pelepasan obat dilakukan di dalam larutan pH 1,2. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR) untuk melihat gugus fungsi yang ada pada hidrogel, dan Mikroskop Stereo Optik untuk melihat morfologi permukaan hidrogel. Dari hasil penelitian didapatkan hasil optimum pada matriks hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil kaprolaktam) dengan agen pembentuk pori NaHCO3 pada konsentrasi 15%.

The existence of the drug in the stomach can not last long due to be affected by the process of gastric emptying. One of the systems can be used to retain the drug in the stomach in a long time by using floating drug delivery system (FDDS). In this study, the drug amoxicillin trihydrate was used to test the hydrogel chitosan-graft-poly (N-vinyl caprolactam) as a floating drug delivery systems which is influenced by the effects of pore-forming agent. Amoxilin trihydrate was encapsulated in matrix using in situ loading. Hydrogel composition used in this study was 0.2 grams of chitosan, 0.8 g NVCL monomer, 0.02 g initiator APS, and 0,012 g MBA crosslinking agent. It also added varying concentrations of crosslinking agent CaCO3 and NaHCO3, which is 0; 5; 7.5; 10 and 15%.
This study assessed based on the type of forming the pores, pore-forming concentration, the type of drug quality, and type of hydrogel. Drug release test was conducted in a solution of pH 1.2. The characterization was conducted by using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectrofotometry to see the existing functional groups on the hydrogel, and Stereo Optical Microscope to the hydrogel surface morphology. Obtainable from the optimum results of observe matrix hydrogel chitosan-graft-poly (N-vinyl caprolactam) with a pore-forming agent NaHCO3 at a concentration of 15%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Restu Kurnianingsih
"Telah dilakukan penelitian tentang profile teofilin dalam plasma
dan urine setelah pemberian.peroral ka psul teofilin yang berisi 300
my teofilin..
Penelitian tersebut dilakukan terhada p 12 orang sukarelawan
yang sehat, berat badan berkisar antara 47 sampal 58 kg. umur
berkisar antara 17 sam pai 28 tahun. Pengambilan darah dilakukan
sebelum obat diberikan, 60, 120, 180, 240, 360, 480 menit setelah
ohat diminum. Urine dikump ulkan pada interval waktu tertentu selama
48 jam. Konsentrasi teofilin daiarn plasma dan urine ditetapkan secara
spektr ofotometri.
Dari hasil penelitian didapatkan kadar terapi teofilin dalam
plasma dapat dicapal dengan pembenian 300 my teofilin. Ada hubungan
antara profil teofilin dalam plasma dan urine dimana waktu untuk
mencapai ekskresi puncak.teofilin dalam urine sama dengan waktu untuk
mencapai kadar puncak teofilin dalam plasma pada t mid. Juga
diperoleh parameter-parameter farmakokinetik seperti waktu oaruh
teofilin (1 1/2), tetapan kece patan eliminasi (Ke), tetapankecepatan
abbsorpsi (Ka) dan ekskresi teofilin dalam urine kumulatif.

The studies of theophylline profile in plasma and urine after
given theophylline orally capsule which contain 300 mg theophylline -
has been carried out.
The studies involved twelve healthy male volunteers, the range
of body weight are beetwen 47 to 58 kg and the ages are between 17 to
28 years old. Blood samples were taken right before the drug was
administered and 60, 120, 180, 240, 360, 480 minutes after that.
Urine samples were collected at regular intervals over 48 hour
periods. The concentration of theophylline in plasma and urine
samples were determined by spectrophotometric method.
From the data obtained, we observed that the therapeutic
concentration of theophylline was reached after given 300 mg
theophylline. There was relationship between theophylline profile in
plasma and urine, in which the time needed to reach the maximum
theophylline excreation in urine was same as the time needed to reach
the maximum theophylline plasma concentration at t mid. From the data
we also observed the pharmacokinetic parameters as the half ii:fe-
(T1/2) elimination rate constant ( Ke ), absorption rate constant (
Ke ) and cumulative urinary excretion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S31821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachri Al Shidqi
"Pada penelitian ini, amoksisilin trihidrat telah berhasil dienkapsulasi ke dalam hidrogel kitosan-cangkok-poli(N-vinil pirrolidon) mengapung dengan agen pembentuk pori CaCO3 dan NaHCO3 untuk menghasilkan suatu sistem penghantaran obat mengapung. Komposisi agen pembentuk pori yang digunakan divariasikan 10%; 15%, 20% dan 25% terhadap total massa reagen. Karakterisasi matriks hidrogel dilakukan dengan spektrofotometer FTIR dan mikroskop stereo. Hidrogel yang mengandung CaCO3 mengalami perubahan sifat fisik dan kimia yang lebih nyata dibandingkan hidrogel yang mengandung NaHCO3 dan kontrol. NaHCO3 menghasilkan daya apung, porositas, dan efisiensi penjeratan obat yang lebih baik dari CaCO3. Semakin besar komposisi agen pembentuk pori, porositas (%) dan daya apung matriks hidrogel semakin meningkat tetapi efisiensi penjeratan obatnya menurun. Matriks hidrogel mengapung memiliki kemampuan mengapung di atas 180 menit dengan porositas tertinggi (47%) diperoleh pada komposisi NaHCO3 25%. Uji pelepasan amoksisilin trihidrat dilakukan pada larutan pH 1,2 dan karakter pelepasan obat pada hidrogel yang mengandung CaCO3 menunjukkan sifat yang lebih terkendali dibandingkan hidrogel yang mengandung NaHCO3. Formulasi matriks hidrogel mengapung optimum diperoleh pada komposisi 10% NaHCO3 dengan efisiensi penjeratan obat sebesar 57% dan total pelepasan obat sebesar 43%.

In this research, the floating drug delivery system of amoxicillin trihydrate encapsulated in floating chitosan-graft-poly(N-vinyl pyrrolidone) hydrogels containing CaCO3 and NaHCO3 as pore forming agents has been successfully prepared. Pore forming agents used was varied 10%; 15%; 20%; and 25% in respect to total mass of the used materials. Characterization of the hydrogels were carried out using FTIR spectrophotometer and stereo microscope. Hydrogels containing CaCO3 exhibited profound physical and chemical differences over NaHCO3 containing hydrogels and control. NaHCO3 showed better floating properties, porosity, and drug entrapment efficiency than CaCO3. As pore forming agents compositions increased, the porosity (%) and floating properties increase but followed by decrease in drug entrapment efficiency. The floating hydrogel possessed floating abilities longer than 180 minutes and the highest porosity was found in hydrogel containing 25% NaHCO3. Amoxicillin trihydrate release was performed in pH 1,2 solution and hydrogel containing CaCO3 showed better drug release profile than hydrogel containing NaHCO3. The optimum formulation was achieved at composition of 10% NaHCO3 with 57% of drug entrapped within the hydrogel and 43% drug released."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Hayati
"Teofilin merupakan bronkodilator yang digunakan untuk mengatasi gangguan asma dan gangguan pernafasan lainnya. Teofilin memiliki indeks terapi sempit (10 ? 20 μg / ml) dan waktu paruh eliminasi relatif singkat (6,19 ± 0,031 jam). Laju eliminasi yang cepat menyebabkan teofilin perlu diberikan secara berkala untuk mempertahankan kadar obat dalam darah agar efek terapi yang diinginkan dapat tercapai. Sediaan teofilin lepas terkendali diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi teofilin dalam darah yang lebih seragam dan kadar puncak yang tidak fluktuatif. Sifat fisik tablet dan pelepasan obat dari sistem matriks dipengaruhi oleh komponen penyusun matriks. Pada penelitian ini tablet teofilin lepas terkendali dibuat dengan kombinasi HPMC dan xanthan gum sebagai komponen penyusun matriks. Kombinasi HPMC dan xanthan gum diharapkan dapat menghasilkan tablet dengan sifat fisik yang memenuhi persyaratan serta memiliki kemampuan untuk memperlambat kecepatan pelepasan teofilin dari matriks tablet.
Perbandingan HPMC - xanthan gum yang digunakan dalam formulasi ini yaitu 1:4, 1:1, dan 4:1. Berdasarkan evaluasi sifat fisik yang dilakukan terhadap massa tablet dan sediaan tablet, diketahui bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan massa dan sifat fisik tablet yang ideal. Peningkatan konsentrasi xanthan gum dalam komposisi formula akan berbanding lurus dengan peningkatan sifat alir massa dan kekerasan tablet teofilin. Metode untuk evaluasi profil pelepasan obat dari sistem matriks dilakukan secara in vitro melalui uji disolusi. Berdasarkan hasil uji disolusi diketahui bahwa seluruh kombinasi memiliki profil pelepasan obat yang berbeda - beda. Peningkatan konsentrasi HPMC akan memperpanjang waktu pelepasan teofilin. Perbedaan jumlah pelepasan obat pada sediaan Retaphyl SR® dengan tablet formula 1, 2, dan 3 dikarenakan perbedaan bahan baku penyusun matriks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33109
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>