Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Mulyana
"Sediaan sirup multivitamin banyak beredar di pasaran dewasa mi; dan digunakan untuk inengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin,, mencegah defisiensi vitamin dan untuk merangsang perturnbuhan.
Komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam sirup multivitamin adalab : vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, nikotinarnid, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, Vitamin D, Ca-panthotenat dan asarn amino. Sulit untuk nienetapkan ka dar beberapa koinponen tersebut serempaR tanpa melakukan pemisahan terlebih dahulu. Metoda krointografi cair kinerja tinggi digunakan untuk rnemisahkan komponen-kornponen yang terdapat dalam sirup multivitarnin.
Tujuan penelitian mi adalah untuk memperoleh kondisi analisa yang optimum untuk penetapan kadar vitamin Bi, vitamin 32, vitamin 36 dan nikbtinamid secara serepac, yang terdapat dalam sirup multivitamin.
6 sampel sirup multivitamin (A,B,C) Droduk PMDN dan (D',.E,.F) produk PMA, telah ditetapkan kadar vitamin Bi, vi tamin B2, vitamin B6 dan nikotinamid-nya; dengan kondisi analisa : fasa gerak campuran metanol-air yang mengandung 5 mN Na-oktansulfonat, 1,36% YB2PO4: pH 3,5 ( 3:7 ); kecepatan aliran. 0,5 ml per menit; dan deteksi UV (270 nm.).
Dari 6 sampel tersebut, kadar vitamin B2 cderung rendah ( 20,41-47,44% ) cian pada tiga sampel (L, .E F) ka dar nikotinamid juga cenderung rendab ( 86,29-88,30% ).

There are a lot of multivitamin syrup preparations On the market to day, they are used in therapy of avitaminosis diseases, preventing vitamin deficiency and stimulatinggrowth.
The common componentst of multivitamin syrup are vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, niacinamide, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, Ca-panthotenate and amino acid. The simultaneous determination of--the components without preceeding separation are complicated. The method of high performance liquid chromatography is used to separa te the components of multivitamin syrup.
The purpose of this study is to find an optimal condition, for simultaneous determination of vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6 and niacinamide in multivitamin syrup.
6 sample of multivitamin syrups .( A,B,C from PJ4DN 1 s ma nufacture and D,L,F from PMA's manufacture); vitamin Bl, vi tamin B2, vitamin B6 and nia,cinamide concentration have been- determinated. The conditions mobile phase are 30% inetha nol-70% 5:mN sodium octanesulfonate in 1,36% KH 2PO4 pE 3,5; flow rate 0,5 ml per minute and detection by UV at 270 rim.
Concentration of vitamin Bi in all sample are low (20,41-47,44%) and concentration of niacinamide in three sample (L',E & F) are low as well (86,29-88,90%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.F. Yuliani Setiawati Leksono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sofwan
"Telah dilakukan studi perbandingan terhadap tiga cara analisa vitamin C, yakni titrasi dengan 2,6-dikiorofenolindofenol, titrasi dengan N-bromosuksinimida dan spektrofotometri dengan menggunakan ferrosen. Titrasi dengan N-bromosuksinimida lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan 2,6-dikiorofenolindofenol, terutama bila contoh mengandung ion Fe tinggi. Untuk cara spektrofotometri diperlukan kemurnian dari kristal ferrisiniurn trikioroasetat agar diperoleh persesualan hasil yang balk. Hasil analisa terhadap berbagai merek sari buah jeruk dalam pasaran di Bandung, menunjukkan bahwa kadar vitamin C amat bervariasi yaltu dari 4,4 sampai dengan 44,1 mg/100 ml."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Elly
"Penelitian ini membahas pengaruh kadar vitamin D dan kalsium terhadap panjang dan berat lahir bayi. Jenis penelitian cross sectional melibatkan 144 ibu hamil trimester 3 dan bayi yang dilahirkan. Pemeriksaan vitamin D menggunakan biomarker 25(OH)D dan kalsium menggunakan kalsium total dari serum darah tali pusat. Pengukuran panjang dan berat lahir dilakukan terstandar segera setelah lahir dengan alat merk Seca tipe 231/231. Analisis menggunakan uji korelasi, t test, ANOVA dan analisis regresi linier ganda untuk melihat pengaruh status vitamin D dan kalsium terhadap panjang dan berat lahir dengan memperhatikan variabel pengganggu (umur, paritas, tinggi badan ibu dan ayah, kesesuaian penambahan berat badan ibu selama hamil sesuai IMT pra hamil, status anemia, aktifitas fisik, kecukupan gizi ibu dan merokok).
Hasil yang diperoleh: rata-rata panjang dan berat lahir adalah normal 48.7 cm dan 3090.4 gram, panjang lahir pendek 31.2 % dan BBLR 8.3%. Rata-rata kadar serum 25(OH)D adalah 27.6 ng/dL, status vitamin D kurang mencapai 62,5%. Rata-rata kadar kalsium 10 ng/mL dan hipokalsemia 24.3%. Kadar vitamin D dan kalsium berpengaruh bermakna terhadap panjang lahir setelah dikontrol tinggi badan ibu, kadar haemoglobin dan kecukupan asupan energi ibu. Setiap peningkatan 10 ng/dL kadar vitamin D akan menambah panjang lahir sebesar 0,4 cm dan setiap kenaikan 10 ng/mL kadar kalsium akan menambah 2,22 cm. Kadar vitamin D dan kalsium berpengaruh bermakna terhadap berat lahir setelah dikontrol tinggi badan ibu, kadar haemoglobin, kecukupan asupan energi ibu dan kesesuaian penambahan berat badan ibu selama hamil. Setiap peningkatan 10 ng/dL kadar vitamin D akan menambah 100,9 gram berat lahir dan setiap peningkatan 10 ng/mL kadar kalsium akan menambah 448 gram berat lahir bayi. Hasil penelitian menyarankan ibu hamil perlu meningkatkan asupan vitamin D dan kalsium termasuk zat gizi lain sesuai standar kecukupan gizi ibu hamil dan mendorong agar kulit mendapatkan paparan sinar matahari.

This study discusses the effect of vitamin D and calcium levels on the length and birth
weight of babies. This type of cross sectional study involved 144 third trimester pregnant women and babies born. Vitamin D examination using biomarkers of 25(OH)D and calcium using total calcium from cord blood serum. Measurements of length and birth weight are standardized immediately after birth with the Seca brand type 231/231. Analysis using correlation test, t test, ANOVA and linear regression analysis to see the effect of vitamin D and calcium status on length and birth weight by considering confounding variables (age, parity, maternal and paternal height, suitability of maternal weight gain during pregnancy according to BMI pre pregnancy, anemia status, physical activity, nutritional adequacy of mother and family smoking).
Results obtained: the average length and birth weight were normal 48.7 cm and 3090.4 grams, short birth length 31.2% and LBW 8.3%. The average serum level of 25(OH)D is 27.6 ng/dL, vitamin D status is less than 62.5%. The average calcium content is 10 ng /mL and 24.3% hypocalcemia. Vitamin D and calcium levels had a significant effect on birth length after control of maternal height, hemoglobin level and adequacy of maternal energy intake. Every 10 ng/dL increase in vitamin D levels will increase the birth length by 0.4 cm and every 10 ng/mL increase in calcium levels will add 2.22 cm. Vitamin D and calcium levels had a significant effect on birth weight after control of maternal height, hemoglobin level, adequacy of maternal energy intake and suitability of maternal weight gain during pregnancy. Every 10 ng/dL increase in vitamin D levels will add 100.9 grams of birth weight and each 10 ng/mL increase in calcium levels will add 448 grams of baby's birth weight. The results suggest that pregnant women need to increase their intake of vitamin D and calcium, including other nutrients according to the nutritional adequacy standards of pregnant women and encourage the skin to get sun exposure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
D2623
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Jannah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) di Indonesia masih menempati urutan ke-3 di dunia.
Anak dengan tuberkulosis umumnya mengalami defisiensi zinc dan vitamin A. Defisiensi
zinc dapat menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh dan mengganggu sintesis
retinol binding protein sehingga dapat menghambat proses penyembuhan TB.
Penambahan zinc dan vitamin A dapat membantu meningkatkan respon kekebalan tubuh
pada penderita TB.
Tujuan: Membuktikan pengaruh suplementasi zinc dan vitamin A dalam meningkatkan
status gizi dan perbaikan gejala klinis pada anak usia 5-10 tahun dengan tuberkulosis
paru.
Disain: Penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pre post design dengan kontrol.
Sebanyak 84 anak yang telah diseleksi dan terdiagnosis TB Paru yang berada di empat
wilayah Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat diambil menjadi subyek penelitian.
Kelompok perlakuan dibagi secara acak menjadi dua kelompok yakni kelompok I yang
mendapatkan Obat anti Tuberkulosis Standar DOTS dan suplemen (berisi 20 mg zinc
elemental dan vitamin A asetat 1500 IU) dan kelompok II yang hanya mendapatkan OAT
saja. Obat dan suplemen diminum setiap hari selama pengobatan TB. Respon
kesembuhan dapat diukur dari membaiknya gejala klinis dan status gizi dibandingkan
pada saat awal sebelum pengobatan. Analisis untuk melihat perbedaan dua kelompok
menggunakan uji T-Test. Gejala klinis diukur dengan chi-square.
Hasil: 84 Subyek terdiri atas kelompok intervensi (n=38) dan kelompok kontrol (n=46).
Pada fase inisial (bulan ke dua) perubahan nilai zinc, retinol dan IMT-U pada kelompok
intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol, grup I dengan nilai p=0,087;
p=0,002; p=0,449 berturut-turut. Perubahan kadar albumin dan hemoglobin kelompok
kontrol lebih tinggi dibanding kelompok intervensi denan nilai p=0,000; p=0,142. Pada
bulan ke enam terjadi kenaikan pada retinol, hemoglobin, IMT-U, kelompok intervensi
lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan p=0,879; p=0,142; p= 0,216. Perubahan kadar
albumin lebih tinggi pada kelompok kontrol p=0,005. Kadar zinc mengalami penurunan
pada kedua kelompok p=0,153. Perbaikan gejala klinis lebih cepat terjadi pada kelompok
intervensi dan bermakna secara klinis namun tidak bermakna secara statisik.
Simpulan: Pemberian suplemen disarankan pada anak TB yang mendapat OAT hingga
bulan ke dua, karena dapat meningkatkan status gizi dan perbaikan gejala klinis.

ABSTRACT
Background: Indonesia is the 3rd in the world on Tuberculosis (TB). Most children with
tuberculosis commonly have zinc and vitamin A deficiency. Zinc deficiency caused
immune system disorders and disturb the synthesis of retinol binding protein, it inhibited
the healing process of TB. Supplementation of zinc and vitamin A helped to improve the
immune response in TB patients.
Objective: To prove the effect of zinc and vitamin A supplementation in improving the
clinical symptoms and nutritional status in children 5-10 years of tuberculosis.
Design: This study was quasi experimental, was conducted in a pre post design. A total
of 84 children who were selected and diagnosed with pulmonary TB in the four districts
of the Public Health Center in Central Jakarta were invited as research subjects. Subjects
were divided into two groups. Group I received the standard DOTS ATT and supplement
(containing 20 mg zinc element, as a zinc sulfate and acetate vitamin A 1500 IU), while
group II only received ATT. These drugs and supplements are taken daily during TB
treatment. The recovery response can be measured by observing the improvement in
clinical symptoms and nutritional status compared to the time before treatment. The
analysis used to see the differences between the two groups is the T-Test. Clinical
symptoms are measured by chi-square.
Results: There are 84 subjects taken in the intervention group (n = 38) and the control
group (n = 46). In intensive phase, delta of zinc, retinol, BMI/A on intervention group
was higher than control ( p=0,087; =0,002; =0,449, respectively). Delta albumin and Hb
were higher ol control than intervention (p=0,000; =0,142). On the 6th mo, delta of
retinol, Hb increased higher than control (p=0,879; =0,142; =0,216, respectively). But
zinc level decreased on both groups (p=0,153). Clinical symptoms provide good results
and are clinically meaningful but not significant.
Conclusion: Supplementation was valueable with ATT treatment up to two months due
to it could improve nutritional status and clinical symptoms.

"
2019
D2622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Listianingrum
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dailami
"Daun handeuleum atau Graptophyllum pictum L. (Griff) merupakan bahan obat tradisional Indonesia yang salah satu kegunaannya adalah untuk pengobatan hemoroid. Sebagai obat hemoroid digunakan dalam bentuk rebusan daun. Untuk mempermudah penggunaannya dan adanya sediaan sewaktu dibutuhkan serta untuk mengurangi bau dan rasa yang kurang enak dari daun handeuleum, di rasa perlu untuk membuat suatu sediaan yang stabil dalam penyimpanan dan disukai oleh pengguna.
Penelitian ini mencoba membuat sediaan yang memenuhi kriteria tersebut, dengan memilih bentuk sirup dari infus daun handeuleum. Sebagai pengawet digunakan nipagin dan nipasol, sorbitol dan gliserol sebagai humektan, HPMC sebagai pengental, serta strawberry dan vanilli sebagai pemberi rasa. Sebagai pengawet digunakan nipagin dan nipasol, sorbitol dan gliserol sebagai humektan, HPMC sebagai pengental, serta strawberry dan vanilli sebagai pemberi rasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa dan bau yang tidak sedap dari infus
daun handeuleum dapat dikurangi. Sediaan yang berkadar gula 30% dan 45% tetap
stabil secara fisik selama 3 bulan penyimpanan pada suhu rendah dan suhu kamar serta
dapat di terima oleh pencicip rasa.

The leaves of handeuleum plant or Graptophyllum pictum L. (Griff) are usually used as Indonesian traditional medicament, for curing many kind of deseases including haemorrhoid. For curing haemorrhoid the leaves were boiled in water and then filtered, the filtrate was used as the medicament. However to make it available at anytime or always in store and ready for use, and to minimize the unfavourable taste and odour of handeuleum leaves, it is convenient to make a formula that is stable in storage and accepted by the user.
This experiment was aimed to produce the formula in the form of syrup. To make the syrup, 10% of dried powder or the fresh leaves in equivalent amount with the dried powder was heated at for 15 minute, filtered. To the filtrate, sugar and other additive were added. Nipagin and nipasol were added as preservative, sorbitol and gliserol as humectan, HPMC, strawberry and vanilli as flavors. To choose the most accepted formula, some formulas were made and the taste were experienced by some taste volunteers.
The result shows that the unfavourable taste and odour from the handeuleum leaves can be minimized, and the formula with 30% and 45% sugar concentration are most accepted by the taste volunteers, and stable in 3 months storage in low and room temperatures.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarno
"Pembuatan sirup fruktosa dari ubi kayu merupakan suatu upaya untuk meningkatkan produksi gula serta menaikkan nilai tamhah Kelebihan sirup mi bila dibandingkan dengan sukrosa (gula pasar) adalah mempunyal kemanisan yang lebih tinggi pada kadar yang sama, kelarutannya lebih besar dan titik bekunya lebih rendah Tujuan penelitian mi adalah untuk mendapatkan kondisi optimum peml5uatan sirup fruktosa dengan menggunakan bantuan enzim.
Hidrolisis pati ubi kayu menjadi dekstrin (Proses Likuifikasi) dilakukan dengan bantuan enzim o-ami1ase pada suhu 95°C dengan variasa. pH (6,0 7,0) dan waktu reaksa. (15 90 menit) Dekstrin dihidrolisis men3adl glukosa dengan bantuan enzim amiloglukosidase (Proses Sakanifikasi) dengan vanasa. pH (4,0 - 5,0), suhu (55 - 6500) dan waktu reaksi (4 - 30 jam) Isomerisasi glukosa menjadi fruktosa (Proses Isomerisasi) dilakukan dengan bantuan enzim g1ukosa isomerase pad.a variasi pH (6 9 5 7,5), suhu (60 - 70°C) dan wak-tu reaksi (4 - 30 jam) Hasil proses 1jJuifikasi dan sakarifi-. kasi dievaluasi dengan menontukan prosen DU (metoda titrasi Fehlin.g) dan untuk proses isomerisasi dengan menentukui prosen frukbosa (uietoda polarimetri) Penurunan kadar unsur logam Ca dan Mg dari sirup fruktosa yang dihasilkan dilakukan dengan mengalirkan kolom yang berisi zeolit Bayuh.
Kondisi optimum untuk proses likulfikasi, adalah pH 69 59 suhu 95°C, waktu reaksi 15 menit dan piosen BE yang didapatkan udCLih 13 49 °4 untuk prosoo nknifikaii adtlah pH 4,7 suhu 60°C, waktu reaksi 22 jam dan prosen DE yang didapatkan adalah 98,76 % , untuk proses isomerisasi adalah pH 698 2 suhu 65°C, waktu reaksi 24 jam aan prosen fruktosa yang didapatkan adalah sebesar 22,83 % Zeolit Bayai dapat dipergunakan untuk menurunkan kandungan unsur logam Ca dan Mg yang ada di dalam sirup fruktosa walaupun kapasitasnya rendah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini
"Etambutol hidrokiorida merupakan obat yang sangat efektif terhadap mycobacterium tuberculosis baik pada manusia maupun pada hewan. Penyebab tuberculosis (tbc) adalah suatu basil tahan asam berupa mycobacterium tuberculosis yang ditemukan oleh Dr Robert Koch pada tahun 1882. Etambutol hidrokiorida berupa serbuk hablur putih tidak berbau higroskopis rasanya pahit dan bubuk kristalnya cukup stabil. Penetapan kadar etambutol dalam obat jadi dilakukan dengan cara pembentukan larutan etambutol menjadi larutan berwarna yaitu kompleks etambutol dengan ion logam Cu 2+. Pentbentukan kompleks mi akan terjadm dalam suasana basa dan kompleks mm cukup stabil pada pH = 11 dalam waktu 24 jam. Metoda analisa kadar etambutol dengan menggunakan spektrofotometer smnar tampak diukur pada panjang gelombang maksimum 625 nm sedangkan untuk AAS pada panjang gelombang maksmmumnya 324,7 nm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>