Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Muhammad Fachmi Adi Pratama
"Minuman beralkohol adalah minuman yang diproduksi dengan cara memfermentasikan bahan yang mengandung gula menjadi etanol dan karbondioksida. Telah diketahui, tidak hanya etanol saja yang menjadi bahan utama dalam minuman beralkohol, seringkali ditemukan adanya metanol dalam minuman beralkohol. Untuk menganalisis kandungan etanol dan metanol tersebut digunakan metode kromatografi gas. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar etanol dan metanol pada minuman beralkohol dengan kondisi analisis optimum campuran etanol dan metanol pada tekanan gas pembawa 70 kPa, suhu injektor 100ºC, suhu detektor 100ºC, menggunakan pemrograman suhu dengan suhu awal 30ºC dipertahankan selama 10 menit sampai suhu 150ºC dipertahankan 5 menit dan menggunakan butanol sebagai pelarut. Dari 7 sampel yang diperiksa, satu sampel mengandung metanol yaitu pada sampel D dengan kadar (0,1037 ±0,0032)% v/v, lima sampel mengandung etanol dengan kadar berturut-turut sebesar (12.6217 ± 0.1546)% v/v, (3,5825 ± 0,0927)% v/v, (13,1819 ± 0,6154)% v/v, (3,1758 ± 0,0768)% v/v dan (17,6964 ± 0,1157)% v/v.dan dua sampel tidak mengandung etanol dan metanol yaitu pada sampel A dan B.

Alcoholic beverages are drinks that produced by fermented compound that contain sugar become ethanol and carbondioxyde. As know, etanol not only the main component in alcoholic beverages, mostly found methanol in alcoholic beverages too. To analyze the ethanol and methanol contents, the gas chromatography methods is used. This research is purposed to determine the ethanol and methanol contents in alcoholic beverages.with optimum analytical condition of ethanol and methanol, with 70 kPa carrier gas pressure, 100ºC injector temperature, 100ºC detector temperature within temperature programmed with beginning temperature is 30ºC which maintaining for 10 minutes until the temperature 150ºC that maintaining for 5 minutes and using butanol as a solvent. Out of the 7 tested samples, one sample contain methanol in sample D with content is (0,1037 ±0,0032)% v/v, five samples contain ethanol with contents are (12.6217 ± 0.1546)% v/v, (3,5825 ± 0,0927)% v/v, (13,1819 ± 0,6154)% v/v, (3,1758 ± 0,0768)% v/v and (17,6964 ± 0,1157)% v/v respectively, and two samples are not contain ethanol and methanol which are in sample A and B."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30735
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triisnaini Habibah
"Irbesartan adalah obat golongan penghambat reseptor angiotensin yang diperuntukkan pada pengobatan hipertensi. Irbesartan memiliki indeks terapi yang sempit sehingga kadarnya di dalam darah perlu dipantau. Pemisahan obat dari ikatannya dengan protein plasma merupakan hal yang penting pada analisis obat dalam plasma. Pengendapan protein dalam plasma harus optimum agar analisis berjalan dengan baik. Irbesartan dalam plasma dipisahkan dari ikatannya dengan protein salah satunya dapat dilakukan melalui metode pengendapan protein.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pengendap protein terbaik dan volume terbaik dengan digunakan beberapa pelarut organik yang dapat bercampur dengan air seperti metanol, etanol, asetonitril, dan aseton. Kondisi optimum dengan hasil area kromatogram paling besar ditunjukkan oleh pelarut etanol dengan penambahan etanol tiga kali dari volume plasma. Analisis irbesartan menggunakan KCKT dengan kolom Kromasil® C18 (5 m; 250 x 4,6 mm), komposisi fase gerak asetonitril-larutan asam format 0,85% pH 3,75 (46:54) (v/v), dan kecepatan alir 1,0 ml/menit. Linearitas yang baik dicapai pada konsentrasi 10,20-5100,00 ng/ml dengan koefisien korelasi (r) 0,9999. LLOQ dari metode yaitu 10,20 ng/ml dan koefesien variasi (KV) 4,47-6,51 %. Nilai % diff selektivitas -11,03-17,63%, uji perolehan kembali relatif 86,19-105,98 %, dan uji perolehan kembali absolut 91,07-118,61 %.

Irbesartan is an angiotensin receptor blocker intended for treatment of hypertension. Irbesartan has a narrow therapeutic index, so the concentration of irbesartan in human plasma must be monitored. Separation of the drug from its binding with plasma proteins is important in the analysis of drugs in plasma. For the ideal analysis, precipitation of proteins must be optimum. Irbesartan in plasma is separated from its binding with proteins can be done through the method of protein precipitation.
The aims of this study was to obtain optimum protein precipitation and optimum volume used organic solvent which can be mixed with water such as methanol, ethanol, acetonitrile, and acetone. Optimum condition was shown ethanol with the three times volume from plasma to give the large chromatogram?s area. Analysis of irbesartan was conducted by HPLC used Kromasil® C18 column (5 m; 250 x 4,6 mm), mobile phase composition of acetonitrile-formic acid 0,85% pH 3,75 (46:54)(v/v) and flow rate was 1,0 ml/min. Good linearity was obtain at concentrations of 10,20 to 5100,00 ng/ml with a correlation coefficient (r) was 0,9999. LLOQ was 10,20 ng/ml and coefficient variation (CV) was 4,47-6,51%. The value of %diff selectivity was -11,03-17,63%, the relative recovery test was 86,19-105,98%, and absolute recovery was 91,07-118,61%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 1996
S32047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Hasan
"Gliserol monostearat dan setil alkohol merupakan dua dari sekian banyak komponen basis krim. Kedua komponen ini mempengaruhi nilai efikasi, konsistensi dan stabilitas krim. Senyawa-senyawa tersebut tidak memiliki gugus kromofor dan berfungsi sebagai basis krim bersama komponen lainnya sehingga metode yang mungkin digunakan adalah kromatografi. Pada penelitian-penelitian sebelumnya , gliserol monostearat dan setil alkohol dapat dianalisis dengan metode kromatografi gas (KG), KCKT atau KLT. Analisis dengan kromatografi gas dari gliserol monostearat dan setil alkohol memerlukan instrumentasi yang berbeda-beda yang meliputi suhu, kolom, gas pembawa, detektor dan injektor. Oleh sebab itu diperlukan suatu metode yang dapat menetapkan kadar senyawa-senyawa tersebut dengan kromatografi gas secara serempak. Kadar gliserol monostearat dan setil alkohol perlu diketahui untuk mengetahui komposisinya dalam formula. Kondisi KG yang digunakan untuk penetapan kadar gliserol monostearat dan setil alkohol adalah suhu terprogram dengan suhu awal kolom 170oC, kenaikan suhu 2oC/menit sampai 220oC suhu dipertahankan selama 5 menit, menggunakan helium sebagai gas pembawa dengan laju alir 1,2 mL/menit. Metode ini linier dengan koefisien korelasi 0,9993 untuk gliserol monotearat dan 0,9994 untuk setil alkohol,dengan rentang 8040-18090 ppm. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) gliserol monostearat adalah 479,519 ppm dan 1598,398 ppm dan memiliki koefisien variasi (KV) 1,10-1,39%. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) setil alkohol adalah 426,244 ppm dan 1420,795 ppm dan memiliki koefisien variasi (KV) 1,09-1,79%. Penetapan metode ini pada sampel sunblock menunjukkan bahwa sampel mengandung gliserol monostearat dan setil alkohol. Kadar gliserol monostearat pada sampel (3,19 ± 0,02)%, kadar setil alkohol pada sampel (3,71 ± 0,07)%.

Glycerol monostearate and cetyl alcohol are two of the many component of the base cream. Both of these components affect the value of efficacy, consistency and stability of the cream. This compound has no chromophore and used as a cream base with other components therefore the method can be used is chromatography. A previous studies, glycerol monostearat and cetyl alcohol can be analyzed by gas chromatography (GC), HPLC or TLC. Analysis of glycerol monosterate and cetyl alcohol with gas chromatography require different instrumentation, including temperature, column, carrier gas, detector and injector. Therefore we need a method that can determine the level of compounds by gas chromatography simultaneously. Glycerol monostearat and cetyl alcohol concentration need to know to make the cream to resemble the desired cream and the same quality. GC condition for glycerol monostearate and cetyl alcohol determination used temperature programmed with an initial temperature 0f 170oC column, the temperature rise of 2oC/min to 220oC, using helium as the carrier gas flow rate of 1,2 mL/min. this method was linier with correlation coefficient of 0,9993 for glycerol monostearate and 0,9994 for cetyl alcohol, within the concentration range of 8040-18090 ppm. The limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) glycerol monostearate was 479,519 ppm and 1598,398 ppm and has a coefficient of variation (CV) from 1,10-1,39%. The limit of detection (LOD) and limit of quantitation (LOQ) cetyl alcohol was 426,244 ppm and 1420,795 ppm and has a coefficient of variation (CV) from 1,09-1,79%. Application of this method on sample showed that the samples contain glycerol monostearat and cetyl alcohol. Glycerol monostearat concentration in the sample (3.19 ± 0.02)%, cetyl alcohol concentration in the sample (3.71 ± 0.07)%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33188
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Parfum merupakan jenis kosmetika yang terdiri dari pelarut dan pewangi. Kadang-kadang dalam parfum digunakan pelarut yang tergolong bahan beracun dan berbahaya, seperti metil etil keton (MEK) dan etilen glikol. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan metil etil keton dan etilen glikol dalam parfum sekaligus menetapkan kadarnya. Analisis kedua zat tersebut dalam parfum dilakukan menggunakan metode kromatografi gas dengan pemrograman temperatur, yaitu temperatur awal 30oC yang dipertahankan selama 5 menit lalu temperatur dinaikkan hingga 170oC dengan kenaikan suhu 4oC/menit dan dipertahankan selama 10 menit. Temperatur injektor dan detektor FID 230oC dan tekanan gas pembawa yang digunakan adalah 50 kPa. Hasil uji akurasi menunjukkan persen perolehan kembali sebesar (96,88 ± 2,30)% untuk MEK dan (101,00 ± 1,66)% untuk etilen glikol. Dari 5 sampel yang diperiksa, semua sampel tidak mengandung metil etil keton dan 4 sampel mengandung etilen glikol dengan kadar (0,86 ± 0,05)%v/v, (0,43 ± 0,02)%v/v, (0,38 ± 0,01)%v/v, dan (0,50 ± 0,02)%v/v."
Universitas Indonesia, 2006
S32539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Prakasa
"Sabun digunakan sebagai kosmetik pembersih kulit, memiliki keunggulan diantaranya daya pembersih yang kuat terutama dalam air, kurang berbahaya, dan harganya murah. Sabun mengandung zat berkhasiat salah satunya adalah senyawa asam alfa hidroksi (AHA). AHA berfungsi sebagai pelembab, exfoliant dan chemical peeling. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis asam glikolat dan asam laktat yang valid menggunakan kromatografi gas (KG), dan untuk mengetahui kadar asam glikolat dan asam laktat dalam sabun cair. Sebelum disuntikkan pada KG, derivatisasi metilasi dilakukan terhadap sabun cair menggunakan metanol dan asam sulfat. Kondisi optimal untuk analisis menggunakan detektor ionisasi nyala, kolom kapiler VB-Wax, suhu injektor 200°C, suhu detektor 200°C, suhu kolom terprogram dengan suhu awal kolom 100°C dengan kenaikan suhu 2°C/menit sampai 150°C dan dipertahankan selama 5 menit, dan laju alir gas pembawa (He) 0,8 mL/menit. Waktu retensi asam laktat pada menit ke 6,4 dan waktu retensi asam glikolat pada menit ke 7,1. Hasil validasi metode analisis asam laktat memiliki linearitas(r) sebesar 0,9997 dengan batas deteksi (LOD) sebesar 24,09 μg/mL dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 80,29 μg/mL. Hasil uji keterulangan asam laktat memberikan nilai koefisien variasi di bawah 2% dan hasil uji perolehan kembali asam laktat sebesar 99,76 ± 1,17%. Untuk asam glikolat memiliki linearitas (r) sebesar 0,9993 dengan batas deteksi (LOD) sebesar 27,01 μg/mL dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 90,04 μg/mL. Hasil uji keterulangan asam glikolat memberikan nilai koefisien variasi di bawah 2%. Kadar asam laktat dalam sampel A (0,09 ± 0,00%)%; sampel B (0,39 ± 0,01)%; dan sampel C (2,93 ± 0,14)%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Verra Watty
"Virgin Coconut Oil (VCO) diolah dengan pemanasan pada suhu rendah atau tanpa melalui proses pemanasan, sehingga produk yang dihasilkan murni, alami dan mempunyai stabilitas yang tinggi. VCO mengandung asam lemak jenuh, terutama asam lemak jenuh rantai sedang. Untuk menganalisis kandungan asam lemak tersebut digunakan metode kromatografi gas dengan terlebih dahulu diderivatisasi menggunakan reagen pemetilasi (metanol-toluen-asam sulfat pekat).
Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar asam laurat dan asam miristat pada VCO dengan kondisi analisis optimum campuran metil laurat dan metil miristat pada tekanan gas pembawa 80 kPa, suhu injektor 200ºC, suhu detektor 200ºC, menggunakan pemrograman suhu dengan suhu awal 80ºC dipertahankan selama 5 menit sampai suhu 150ºC dipertahankan selama 10 menit dan menggunakan heksan sebagai pelarut.
Dari 3 sampel yang diperiksa, kandungan asam laurat dan asam miristat pada sampel A berturut-turut sebesar (48,49 ±0,7134)%b/b dan (13,75 ±1,4971)%b/b, sampel B berturut-turut sebesar (43,91±0,2787)%b/b dan (12,19±0,9200)%b/b, dan sampel C berturut-turut sebesar (43,52±0,8944)%b/b dan (10,58±0,1626)%b/b.

Virgin Coconut Oil (VCO) is produced with heating by low temperature or without heat processing, this results in a pure, natural, and highly stable. VCO are contain of saturated fat with medium chain, also called mediumchain fatty acids. To analyze saturated fat contents, the gas chromatography methods is used by derivatization with methylating agent (methanol-toluensulfuric acid).
This research is purposed to determine the lauric acid and myristic acid contents in virgin coconut oil with optimum analytical condition of methyl laurate and methyl myristic with 80 kPa carrier gas pressure, 200ºC injector temperature, 200ºC detector temperature within temperature programmed with beginning temperature is 80ºC which maintaining for 5 minutes until the temperature 150ºC that maintaining for 10 minutes and using hexan as a solvent.
From the 3 samples, contain lauric acid and myristic acid in sample A with contents are (48,49 ±0,7134)%b/b and (13,75 ±1,4971)%b/b, in sample B with contents are (43,91±0,2787)%b/b dan (12,19±0,9200)%b/b and in sample C with contents are (43,52±0,8944)%b/b dan (10,58±0,1626)%b/b.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>