Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Retno Lestari
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui waktu optimum pemajanan sinar ultraviolet (UV) yang menyebabkan mutasi pada bakteri penghasil vitamin BU Pseudomonas denitrificans BIOMCC B12 F942/288. Pemajanan sinar UV untuk perlakuan mutasi menggunakan illuminator UV pada panjang gelombang 254 nm dengan intensitas sebesar 590 uW/cm2. Waktu pemajanan optimum untuk perlakuan mutasi dengan sinar UV adalah yang menyebabkan rasio kematian 90?95%. Pengambilan data mutasi dengan variasi waktu pemajanan selama 30, 60, 90, dan 120 detik. Waktu pemajanan sinar UV yang menghasilkan rasio kematian 90-95% adalah 90 detik.

Optimal time in ultraviolet illumination as mutagen for bacteria vitamin BU producer Pseudomonas denitrificans Schlegel BioMCC BI2 F942/288 had been researched. Ultraviolet was illuminated at wavelength 254 nm with intensity 590 uW/cm2. Optimal time of illumination will make 90?95% death rate. Illumination was done in several variation time (30,60,90, and 120 second). Optimal time for make 90?95% death rate of bacteria vitamin 812 producer Pseudomonas denitrificans Schlegel BioMCC B!2 F942/288 is 90 second."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2006
SAIN-11-1-2006-32
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Marcel Antoni
"Latar belakang: Vitamin B12 merupakan kofaktor enzimmetionin sintase yang berperan pada
proses remetilasi homosistein menjadi metionin sehingga, mencegah akumulasi homosistein
(hiperhomosisteinemia). Defisiensi vitamin ini dapat menyebabkan terjadinya
hiperhomosisteinemia dan memicu stres oksidatif yang menyebabkan resistensi insulin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah resistensi insulin yang diinduksi restriksi
vitamin B12 dapat menurunkan kontrol insulin terhadap proses glukoneogenesis melalui
pensinyalan FOXO1 dan ekspresi gen targetnya, G6Pc.
Metode: Penelitian ini menggunakan 24 jaringan hati tersimpan tikus jantan Spraque-Dawley,
berusia 36-40 minggu; yang terbagi dalam 4 kelompok: kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan yang diberi pakan khusus restriksi vitamin B12 selama 4, 8, dan 12 minggu. Semua
sampel jaringan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel jaringan yang sama,
yang digunakan dalam penelitian oleh Sianipar, dkk, berjudul “Dampak Restriksi Vitamin B12
Terhadap Kadar Homosistein, HOMA-IR, dan Gambaran Histopatologi Perlemakan Hati Non-
Alkoholik Pada Tikus”. Terhadap 24 sampel jaringan hati tersebut dilakukan pemeriksaan
Western Blot untuk membandingkan aktivitas protein FOXO1 dan pemeriksaan real time-PCR
untuk membandingkan ekspresi gen G6Pc antar kelompok sampel.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna, baik aktivitas protein FOXO1 maupun ekspresi
gen G6Pc antara kelompok restriksi vitamin B12 dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Pada keadaan resistensi insulin yang dipicu oleh hiperhomosisteinemia, pada
kondisi restriksi vitamin B12, proses glukoneogenesis tergantung insulin melalui inhibisi jalur
pensinyalan FOXO1 dan G6Pc tidak berbeda dibandingkan kelompok kontrol. Penelitian lebih
lanjut dibutuhkan untuk melihat kemungkinan apakah hiperglikemia pada kondisi ini dapat
disebabkan melalui jalur lain atau adanya penurunan utilisasi glukosa dan proses glikogenesis

Background: Vitamin B12 is a cofactor of the enzyme methionine synthase which plays a role
in the remetilation process of homocysteine to methionine so as to prevent the accumulation of
homocysteine (hyperhomocysteinemia). Deficiency of this vitamin can cause
hyperhomocysteinemia and trigger oxidative stress which causes insulin resistance. This study
aims to determine whether insulin resistance induced restriction of vitamin B12 can reduce
insulin control of gluconeogenesis through FOXO1 signaling and the expression of its target
gene, G6Pc.
Methods: This study used 24 stored liver tissue of Spraque-Dawley male rats, aged 36-40
weeks; divided into 4 groups: the control group and the treatment group who were given special
food restriction of vitamin B12 for 4, 8, and 12 weeks. All tissue samples used in this study
were the same tissue samples, which were used in a study by Sianipar, et al., titled "The Impact
of Vitamin B12 Restriction on Homocysteine, HOMA-IR, and Histopathological Descriptions
of Non-Alcoholic Fatty Liver in Mice". Western Blot tests were performed on 24 liver tissue
samples to compare FOXO1 protein activity and real time-PCR examination to compare G6Pc
gene expression between sample groups.
Results: There was no significant difference, either the FOXO1 protein activity or G6Pc gene
expression between the vitamin B12 restriction group and the control group.
Conclusion: In a state of insulin resistance triggered by hyperhomocysteinemia, under
conditions of vitamin B12 restriction, gluconeogenesis depends on insulin through the
inhibition of the FOXO1 signaling pathway and G6Pc no different than the control group.
Further research is needed to see the possibility of whether hyperglycemia in this condition can
be caused by other pathways or by a decrease in glucose utilization and the process of
glycogenesis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mia Yusanti
"Telah dilakukan penelitian terhadap kestabilan
vitamin B12 dalam sediaan ohat suntik campuran vitamin Bi,
vitamin B6 dan vitamin B12 yang disimpan pada temperatur
kamar dan pada kondisi penyimpanan yang dipercepat pada
0 0
temperatur •di atas temperatur kamar yaitu 60 C, 70 C dan
0
80C.
Sediaari obat suntik mi dibuat dalam 4 macam formula
y a i tu
- Formula vitamin B12 tunggal
- Formula vitamin B12 dengan vitamin B6
-- Formula vitamin B12 derigan vitamin Bi
- Formula vitamin B12, vitamin B6 dan vitamin Bi
Untuk setiap formula, konsentrasi vitamin B12 0,333 mg/ml,
vitamin B6 33,33 mg/ml dan vitamin Bi 33,33 mg/mi. Bahan
pembantu yang digunakan untuk setiap formula juga sama
yaitu Kiorbutanol 0,5 % b/v, t'Ia2EDTA 0,01 % h/v.
Propilenglikol 5 % v/v, Dietanol amin / asarn asetat
secukupnya sampai PH 3,8 serta dialiri gas inert N2.
Sediaan mi diperiksa terhadap stabilitas kadar
vitamin B12 nya dengari menggunakan metoda spektrofotometrj
derivatjf. Ternyata vitamin Bi menurunkan stabilitas
vitamin B12 dan adanya vitamin B6 mempertinggi pengarub
buruk vitamin Bi terhadap stabilitas vitamin B12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Surjadjaja
"Tujuan: Mengetahui pengaruh suplementasi vitamin B12 400 µg/hari selama enam minggu terhadap kadar vitamin B12 dan homosistein serum pada adventis vegan dewasa.
Tempat: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Jakarta Barat.
Metadologi: Penelitian pro dan pasca perlakuan pada 27 orang subjek, berusia 20-60 tahun. Setiap subjek mengkonsumsi suplemen vitamin B12 400 µg/hari dosis tunggal selama 42 hari. Data yang dikumpulkan meliputi data demografi, antropometri pra dan pasca perlakuan, asupan nutrisi (energi, karbohidrat, protein, dan lemak) dengan metode recall 1 x 24 jam dua kali seminggu pra, pertengahan dan pasca perlakuan. Data asupan vitamin B6, B12 dan asam folat dengan FFQ semi kuantitatif serta data laboratorium meliputi kadar vitamin B12, asam folat, dan homosistein serum pra dan pasta perlakuan.
Hasil: Data demografi menunjukkan sebagian besar (81,5%) subjek berpendidikan tinggi dan semua subjek berpenghasilan di atas garis kemiskinan. Data antropometri pada pra dan pasca perlakuan menunjukkan seluruh subjek mempunyai IMT dalam batas normal. Asupan nutrisi selama perlakuan yang meliputi asupan energi, karbohidrat, lemak dan protein tidak mengalami perubahan. Bila dibandingkan dengan AKG tahun 1988 asupan energi, sebagian besar subjek termasuk cukup, asupan karbohidrat, dan protein termasuk kurang; asupan lemak termasuk lebih, Asupan vitamin B6 pada akhir perlakuan tidak menunjukkan penurunan secara signifikan (p=0,6874), sebaliknya dengan asupan vitamin B12 yang menunjukkan peningkatan signifikan (p = 0,021) dan asam folat yang menunjukkan penurunan signifikan (p = 0,0001). Hasil pemeriksaan laboratoriurn pada akhir perlakuan menunjukkan peningkatan signifikan pada kadar vitamin B12 (p = 0,0000) sebesar 202,6%, dari median 127 (58,0-193,0) pg/mL menjadi 376 (183,0-1168,0) pg/mL dan penurunan kadar homosistein yang signifikan (p = 0,0000) sebesar 39% dari median 14,50 (11,1-34,2) } µmol/L menjadi 9,50 (5,6-24,8) µmol/L. Kadar asam folat tidak mengalami penurunan bermakna (p = 0,2960).
Kesimpulan: Suplementasi vitamin B12 sebanyak 400 µg/hari selama 42 hari pada vegan terbukti meningkatkan kadar vitamin B12 dan menununkan kadar homosistein.

The Effect Of Vitamin B12 Supplementation On Homocysteine Level Of Adult VegansObjective: To investigate the effect of 400 µg /day vitamin B12 supplementation for 42 days on serum vitamin B12, and homocysteine levels of 27 adult vegan subjects.
Location: Seventh Day Adventists Church, West Jakarta.
Method: A pre and post test design study was carried out on 27 subjects, aged 20-60 years, who fulfilled the criteria of the selection. Subjects were given 400 µg/day vitamin B12 single dose supplementation for 42 consecutive days. Data collected were demographic, anthropometric, nutritional, and laboratory. The data of energy, carbohydrate, protein, and fat intake were collected using 1 x 24 recall method twice a week at the beginning, within, and the end of the study; whilst vitamin B6, B12 and folk acid intake were obtained with FF0 semi-quantitative method at the beginning and the end of the study. Laboratory data were collected before and after study including serum vitamin B12, folk acid and homocysteine
Results: Demographic data showed that most of the subjects had high formal education level (81.5%) and all subjects had income above the poverty line. Anthropometric data showed that BMI at the beginning and in the end of the study were in normal range. Dietary intake estimation including energy, carbohydrate, protein, and fat, were not significantly changed. Compared to Indonesian RDA 1998, intake of energy was considered adequate, carbohydrate and protein were low, and fat was high. Vitamin B6 intake did not decrease significantly (p = 0.6874) However vitamin B12 intake increased (p = 0.021) and folic acid intake decreased significantly (p = 0.0001). Median value of serum vitamin B12 after supplementation increased significantly (p = 0,0000) by 202.6% from 127 (58.0-193.0) pg/mL to 376 (183.0-1168.0) pg/mL. There was no significant difference in the serum level of folic acid (p = 0.2960). Median value of homocysteine after supplementation decreased significantly (p = 0.0000) by 39% from 14.50 (3.8-34.2) man, to 9.50 (5.6-24.8) µmol/L.
Conclusion: Supplementation of single dose 400 µg vitamin B12 for 42 consecutive days on adult vegan subjects was proven to elevate the level of serum vitamin B12 and decrease the level of homocysteine.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T13675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Furqon
"Latar Belakang : Peningkatan kadar homosistein merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan trombogenesis. Baik faktor genetik maupun lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kadar plasma homosistein. Pada penelitian ini, kami meneliti gambaran dari homosistein pada populasi PJK di Jakarta dan Malang serta hubungannya dengan enzim MTHFR, Vit. B6, Vil. B12, dan asam folat.
Metode dan Hasil : Penelitian deskriptif ini melibatkan 30 pasien PJK di Jakarta dan 12 pasien di Malang. Subyek yang direkrut di Malang lebih muda, tetapi tidak ada perbedaan dalam jenis kelamin, 1MT, diabetes, dan merokok. Tidak ada perbedaan pada profil lipid diantara dua populasi. Subyek di Malang mempunyai kadar homosistein lebih tinggi (median 18 mmol/dL vs 9,1 mmol/dL; p < 0,001), kadar MTHFR yang lebih rendah (median 0,105 IU vs 0,157 IU; p = 0,019) kadar asam folat yang lebih rendah (median 7,1 vs 11,2 ng/mL; p = 0,005), kadar vit. B12 yang lebih rendah (median 273 ng/mL vs 429,5 ng/mL; p = 0,032). Tidak ada perbedaan pada kadar vit B6. Analisis dari hubungan menunjukkan hubungan yang terbalik antara homosistein dan pit. B12 (r = - 0,43, p = 0,004) dan asam folat (r = -0,39,p = 0,01).
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan kadar homosistein, MTHFR, asam folat, dan vitamin B12 pada populasi PJK (Jakarta dan Malang). Terdapat hubungan yang terbalik antara homosistein dan vit. B12 serta asam folat.

Background : Increased homocysleine level is a risk factor for atherosclerosis and thrombogenesis_ Both genetic and environmental factors influence plasma level of homocysteine. In this study, we examine the distribution of homocysteine in population of CAD in Malang and Jakarta and the association between homocysteine, enzyme MTHFR, Vit. B6, Vii. B12, and folic acid.
Methods and Results : This is a descriptive study including 30 CAD patients in Jakarta and 12 in Malang. Subjects recruited in Malang is younger, but no difference in gender, BMI, smoking and diabetes. No difference in lipid profile between both populations. Subjects in Malang have higher level of homocysteine (median 18 mmol/dL vs 9.1 mmol/dL; p <0.001), lower level of MTHFR (median 0.105 IU vs 0.157 IU; p = 0.019), lower level of Folic acid (median 7.1 vs 11.2 ng/mL; p = 0.005), lower level of Vit. B12 (median 273 ng/mL vs 429.5 ng/mL; p = 0.032). There is no difference in level of Vit. B6. Analysis of association showed inverse relationship between homocysteine and vit B12(r - -0.43, p = 0.004) and folic acid (r = -0.39,p =0.01).
Conclusion : There is difference in level of homocysteine, MTHFR, folic acid and vii. B12 between populations coronary artery disease ( Jakarta and Malang). There is inverse relationship between homocysteine and vit B12 and folic acid."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>